Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2020) Volume 7, No.

1:14-22 pISSN : 2355-9942, eISSN:2656-792X


Hae et al : Produksi, Komposisi........................

PRODUKSI, KOMPOSISI BOTANI DAN KAPASITAS TAMPUNG HIJAUAN


PADA PADANG PENGGEMBALAAN ALAM AWAL MUSIM KEMARAU

(PRODUCTION, BOTANICAL COMPOSITION AND CARRYING CAPACITY OF FORAGE


IN NATIVE GRASSLAND AT EARLY DRY SEASON)

Ventryan Haryanto Hae, Markus M. Kleden*, Stefanus Tany Temu


Fakultas Peternakan, Universitas Nusa Cendana Jalan Adi Sucipto Penfui kode pos 104
Kupang 85001 NTT Telp (0380) 881580 fax (0380) 881674
*
Correspondent author email: mkleden21@gmail.com

ABSTRAK

Padang penggembalaan perlu dikelola dan didata keberdaannya karena sebagai sumber pakan yang
murah dan mudah diperoleh. Penelitian ini telah dilaksanakan di padang penggembalaan alam di Desa
Maubokul, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur. Tujuan penelitian untuk mengetahui
produksi, komposisi botani dan kapasitas tampung hijauan pada awal musim kemarau. Metode yang
digunakan dalam penelitian adalah metode survei dan pengukuran serta pengamatan langsung di
lapangan. Pengukuran produksi hijauan menggunakan metode “Actual Weight Estimate” dengan
menggunakan kuadran ukur 1 m x 1 m. Data yang diperoleh ditabulasi dan dihitung untuk
mendapatkan total produksi hijauan pakan, komposisi botani serta kapasitas tampung. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa padang penggembalaan Desa Maubokul, Kecamatan Pandawai, Kabupaten
Sumba Timur memiliki produksi bahan kering sebesar 1866,8 kg/ha, nilai Summed Dominance Ratio
(SDR) rumput 84,4%, dan legum 15,6%. Padang penggembalaan ini juga memiliki kapasisitas
tampung sebesar 1,001 ST/ha/tahun. Kesimpulan yang dapat dirumuskan bahwa areal padang padang
rumput alam di Desa Maubokul didominasi oleh rumput alam dengan kapasitas tampung yang cukup
tinggi.

Kata Kunci: komposisi botani, kapasitas tampung, padang penggembalaan alam

ABSTRACT

Grassland area must be managed and record existing condition doe to as a source of cheapest feed and
easy to find out. The aim of this study was to measure production, botanical composition and carrying
capacity of forage in native grassland area at early dry season. This study was carried out in
Maubokul village, Pandawai sub district, district of East Sumba. Forage production measured by
actual weight estimate method with 1m x 1m of frame as tool utilization. Data collected than analyzed
to find out production, botanical composition and carrying capacity of forage in native grassland.
Statistical analysis showed that the value of Summed Dominance Ratio (SDR) was 84.4% for grass,
15.6% for legume and 0% for weeds. Dry matter production was 1.866,8 kg/ha with carrying capacity
value was 1.05AU/Ha/year. As a conclusion that grassland area at Maubokul village was dominated of
grass and carrying capacity was high.

Key words: forage production, botanical composition, carrying capacity, native grassland.

14
Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2020) Volume 7, No. 1:14-22 pISSN : 2355-9942, eISSN:2656-792X
Hae et al : Produksi, Komposisi........................

PENDAHULUAN

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) padang rumput alam yang ada. Oleh karena
sebagai pemasok ternak keluar pulau itu potensi sumberdaya padang rumput
khususnya pulau Jawa di era tahun 1980-an menjadi hal yang urgen untuk dipertahankan
cukup tinggi dengan berat badan ternak dan ditingkatkan produktivitasnya.
minimal yang diantarpulaukan sebesar 250 Kecamatan Pandawai merupakan salah
kg/ekor (Priyanto., 2016). Seiring dengan satu kecamatan yang memiliki padang
berjalan waktu telah terjadi penurunan penggembalaan alam yang cukup besar di
secara signifikan. Terjadi alih fungsi lahan Sumba Timur. Jumlah populasi ternak di
untuk areal pertanian telah berdampak pada Kecamatan ini sapi 9.189 ekor, kerbau 184
menurunnya luasan areal padang ekor dan kuda 4.985 ekor dengan luas
penggembalaan di NTT sebagai salah satu wilayah ± 41.260 Ha, sedangkan luas
keunggulan komparatif. Untuk wilayah khususnya Desa Maubokul di
mengembalikan NTT sebagai pamasok Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba
ternak bagi kebutuhan nasional, maka Timur adalah ± 10.160 Ha (Sumba Timur
perbaikan dan pengelolaan padang menjadi dalam angka 2020). Sebagian besar
hal yang penting untuk dilakukan. penduduk di Kecamatan Pandawai
Disamping itu, pengelolaan secara Kabupaten Sumba Timur memiliki
terintegrasi pertanian tanaman padi-sapi pekerjaan sebagai petani dan peternak.
atau jagung-sapi dalam menjaga Dalam mengelola usahaternak yang
kesinambungan dan menjaga daya dukung dimiliki, umumnya diusahakan dalam areal
pakan. padang penggembalaan yang ada di wilayah
Ketersedian pakan yang tersebar dalam tersebut.
areal padang penggembalaan alam Seperti halnya daerah tropis secara
berhubungan erat dengan sistem keseluruhan, Desa Maubokul Kecamatan
pemeliharaan ternak oleh masyarakat yang Pandawai Kabupaten Sumba Timur juga
hampir sebagian besar dilepaskan dalam memiliki produksi hijaun makanan ternak
areal padang. Untuk itu perlu di ketahui dalan areal padang penggembalaan
secara pasti potensi pakan dalam areal berfluktuasi menurut musim. Umumnya
padang baik menyangkut produksi hijauan, produksi melimpah saat musim kemarau
komposisi botani dan kapasitas tampung. dan menurun secara tajam saat memasuki
Sumba Timur merupakan salah satu musim kemarau. Fluktuasi yang ada akan
tempat konsentrasi ternak ruminansia di mempengaruhi perubahan pertumbuhan
Provinsi NTT memiliki luas wilayah daratan ternak yang digembalakan.
sebesar 7000,50 ha yang tersebar pada 1 Dalam menjaga dan mengelola padang
pulau utama yakni Pulau Sumba dan 3 pulau penggembalaan, maka semua sumberdaya
kecil yaitu Pulau Prai Salura, Pulau hijauan pakan yang tersedia perlu dikaji dan
Mengkudu dan Pulau Nuha yang tidak dievaluasi sehingga dapat digunakan
berpenghuni. Wilayah Kabupaten Sumba sebagai acuan dalam pengelolaannya.
Timur memiliki populasi ternak sapi, kuda Kajian secara ilmiah dalam suatu areal
dan kerbau masing-masing sebanyak 51.811 padang penggembalaan dapat dilaksakan
ekor, 32.963 ekor dan 39.737 ekor terutama dalam mengukur produksi,
(Kabupaten Sumba Timur dalam angka, komposisi botani serta kapasitas tampung
2020). Populasi ini sebagian besar akibat adanya perubahan musim.
memanfaatkan hijauan yang berasal dari

15
Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2020) Volume 7, No. 1:14-22 pISSN : 2355-9942, eISSN:2656-792X
Hae et al : Produksi, Komposisi........................

MATERI DAN METODE PENELITIAN


Metode Pengambilan Data jumlah total individu suatu jenis dibagi
Metode yang digunakan dalam jumlah individu seluruh jenis x 100%
penelitian ini adalah metode survey, diikuti Frekuensi mutlak (Fm) :
dengan pengukuran dan pengamatan di Jumlah sampling plot yang ditempati oleh
lapangan. suatu jenis tertentu
Data yang diambil dalam penelitian ini Frekuensi nisbi (Fn) :
adalah data primer dan data sekunder. Data jumlah total frekuensi suatu jenis dibagi
primer diperoleh dari hasil pengukuran jumlah nilai frekuensi seluruh jenis x 100%
langsung di lapangan, sedangkan data Summed Dominance Ratio (SDR) =
sekunder bersumber dari literatur dan (Kn + Fn ) / 2
instansi terkait. Jenis data primer yang
diambil adalah produksi hijauan (g/m2), c. Kapasitas Tampung
komposisi botani, dan kapasitas tampung Untuk mengukur kapasitas tampung
berdasarkan data produksi yang ada. ternak pada suatu areal padang
Materi dan Alat-alat Penelitian penggembalaan dihitung menggunakan
Materi penelitian adalah hijauan rumus voisin: (y-1) s = r
rumput dan legum yang tumbuh di atas Dimana :
areal padang penggembalaan alam di lokasi y : Perbandingan luas lahan yang
penelitian dan alat-alat yang digunakan dibutuhkan 1 ekor sapi per tahun
berupa bingkai kuadran 1 m x 1 m, sabit, dibandingkan per bulan
gunting, kantong plastik, timbangan o-haus s : stay/periode merumput = 30 hari
dan timbangan duduk kapasitas 5-10 kg, r : rest/ periode istirahat = 70 hari
kalkulator, camera, dan GPS ( Global Prosedur Penelitian
Position System). Prosedur Pengambilan Data untuk
Variabel Penelitian Produksi Hijauan Makanan Ternak
A. Produksi bahan segar hijauan Metode yang digunakan dalam
Produksi bahan segar hijauan dihitung pengambilan data produksi hijauan makanan
menggunakan rumus : = ternak adalah metode survei serta
pengukuran dan pengamatan langsung di
Dimana :
lapangan. Pengukuran produksi hijauan
∑xi : jumlah produksi pada setiap
dilakukan dengan menggunakan metode
pengamatan ( i=1,2,3,...,n )
“Actual Weight Estimate”, Halls et al.,
: rata-rata produksi yang ada (1964) dalam Susetyo (1980) yaitu dengan
n : jumlah pengamatan ( 80 ) menggunakan frame berukuran 1 m x 1 m.
B. Komposisi botani Penempatan frame dalam padang rumput
Untuk memperoleh gambaran secara detail dilakukan secara acak sistematis, setelah itu
jenis vegetasi, dan persebaran jenis yang dilakukan pemotongan vegetasi atau metode
ada pada padang penggembalaan dengan destruksi ( kemudian dimasukkan ke dalam
indikator (Tjitrosoedirdjo, dkk 1984, kantong plastik untuk segera ditimbang.
Novalinda dkk. 2014) : Prosedur Pengambilan Data untuk
Kerapatan mutlak (Km) : Jumlah individu Komposisi Botani
semua spesies dalam suatu plot pengamatan Metode yang digunakan dalam
Kerapatan nisbi (Kn) : pengambilan data komposisi botani yaitu

16
Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2020) Volume 7, No. 1:14-22 pISSN : 2355-9942, eISSN:2656-792X
Hae et al : Produksi, Komposisi........................

metode pengukuran secara langsung yang pertama keempat arah mata angin
dibagi beberapa metode, diantaranya dengan Timur, Barat, Utara, Selatan dengan
metode pengukuran Summed Dominance metode yang sama dan masing-
Ratio (SDR) berdasarkan frekuensi masing arah sebanyak 20 plot.
(keseringan), density (kepadatan). d. Melakukan observasi jenis vegetasi,
Prosedur kerjanya sebagai berikut : dan penyebaran jenis yang ada pada
a. Menggunakan bingkai kuadrat setiap plot dan menentukan besar
untuk pengambilan sampling plot. frekuensi, kerapatan dan dominansi
Bingkai kuadran yang digunakan setiap jenis dengan cara menghitung
berukuran 1 m x 1 m. setiap vegetasi yang ada dalam
b. Melakukan pelemparan bingkai setiap plot pengamatan.
kuadran secara acak pada daerah Analisis Data
pengamatan dengan tujuan untuk Semua data primer yang diperoleh
penentuan titik awal atau titik pusat. ditabulasi dan dihitung untuk mendapatkan
c. Pada daerah pengamatan dilakukan persentase komposisi botani dan rata-rata
penempatan plot pertama untuk titik produksi bahan segar dan bahan kering
awal dilakukan pelemparan, dari hijauan serta kapasitas tampung, selanjutnya
titik awal tersebut penempatan plot dianalisisi menggunakan metode deskriptif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Produksi bahan segar dan bahan kering dari segi kuantitas, kualitas dan secara
Hijauan Pakan berkesinambungan sepanjang tahun perlu
Produksi bahan segar dan bahan kering diperhatikan. Dari hasil penelitian dapat
hijauan pakan merupakan fungsi dari faktor diketahui bahwa pada padang
internal spesies tanaman dan faktor penggembalaan di Desa Maubokul,
eksternal berupa tanah dan iklim dan Kecamatan Pandawai Kabupaten Sumba
merupakan sumber pakan utama ternak Timur memiliki produksi bahan segar dan
ruminansia. 70% dari makanan ternak bahan kering hijauan pakan awal musim
ruminansia berasal dari hijauan ( Nitis, et kemarau dapat dilihat pada Tabel 1.
al, 1992), sehingga ketersediaan pakan baik

Tabel 1. Rerata Produksi Bahan Segar dan Bahan Kering Hijauan Pakan Padang
Penggembalaan (Kg/Ha)

Komposisi Botani Produksi Hijauan Segar Produksi Bahan Kering


Rumput 2.786,8 kg 1.575,6 kg
Legum 515,1 kg 291,2 kg
Total 3.302 kg/ha 1.866,8 kg/ha
Sumber : Data Primer Hasil Olahan

Dari Tabel 1 menggambarkan bahwa yaitu 3.302 kg/ha atau 3,3 ton/ha
produksi bahan segar hijauan pakan pada sedangkan produksi bahan kering 1.866,8
awal musim kemarau di kawasan penelitian kg/ha atau 1,86 ton/ha. Angka ini cukup

17
Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2020) Volume 7, No. 1:14-22 pISSN : 2355-9942, eISSN:2656-792X
Hae et al : Produksi, Komposisi........................

tinggi dibandingkan dengan produksi terhadap kualitas dan kuantitas hijauan


hijauan pakan pada musim kemarau Desa pakan yang tersedia di padang
Oesao, Kecamatan Kupang Timur, penggembalaan alam (Manu 2013).
Kabupaten Kupang sebesar 1.029,44 kg atau Produksi hijauan padang penggembalaan
1,03 ton/Ha bahan segar sedangkan bahan alam dapat mencapai tiga kali lipat pada
kering sebesar 960,52 kg atau 0,96 ton/Ha musim hujan dibandingkan dengan musim
(Wolutana, 2015). Banyak faktor yang kemarau tetapi memiliki mutu yang rendah
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi (Muhajirin dkk. 2017).
tanaman pakan selain faktor tanaman itu Komposisi Botani
sendiri. Faktor eksternal yang berhubungan Komposisi botani adalah angka yang
langsung dengan pertumbuhan dan produksi digunakan untuk menentukan peniliaian
adalah curah hujan dan suhu. Curah hujan secara kualitatif terhadap padang
yang cukup akan menjamin ketersediaan air penggembalaan alam yang dapat
yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman mempengaruhi aktivitas ternak (Farizaldi,
dalam proses fisiologis. Faktor suhu juga 2011). Metode peningkatan dan manajemen
berpengaruh langsung dan berkaitan erat praktis dalam rangka menjaga kesehatan
dengan laju transpirasi. Pada suhu ekositim padang penggembalaan antara lain
melampaui kebutuhan dalam proses melalui pemupukan dan pemotongan secara
fotosintesis, maka kecepatan fotosintesis berkala. Pemupukan seperti penggunaan
neto akan berkurang yang akan pupuk komerisial dapat meningkatkan
mempengaruhi produksi dan kualitas produksi padang penggembalaan (Mut et al.,
tanaman pakan. Umumnya akan terjadi 2010). Hasil penelitian memperlihatkan
penurunan nilai cerna karena kecepatan bahwa komposisi botani dalam areal
proses lignifikasi pada dinding sel ketika padang penggembalaan seperti tertera dalam
temperatur meningkat. Tabel 2.
Pergantian musim hujan dan musim
kemarau memberikan pengaruh yang negatif

Tabel 2. Nilai SDR Pada Padang Penggembalaan Awal Musim Kemarau

Kn Fn SDR
No. Jenis/Spesies ∑Km ∑Fm
(%) (%) (%)
1 Rumput 7.290 99,2 80 69,6 84,4
2 Leguminosa 66 0,8 35 30,4 15,6
Total 7.356 100 115 100 100
Sumber: Data Primer Hasil Olahan

Dari Tabel 2 nampak bahwa nilai SDR menyebabkan rendahnya kualitas hijauan, karena
rumput yang ada di padang penggembalaan alam selain kandungan nutrisi yang lebih tinggi dalam
sangat dominan dengan rataan 84,4%, sedangkan leguminosa dibandingkan rumput, namun
leguminosa sebesar 15,6%. Hal ini tanaman leguminosa juga memberikan kontribusi
menunjukkan bahwa padang penggembalaan di terhadap penyediaan nitrogen melalui fiksasi N.
Desa Maubokul Kecamatan Pandawai Hal ini penting dalam mengelola padang
didominasi oleh rumput. Kurangnya tanaman penggembalaan sehingga menjaga kualitas
leguminosa di padang rumput alam padang secara berkelanjutan. Whiteman (1980),

18
Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2020) Volume 7, No. 1:14-22 pISSN : 2355-9942, eISSN:2656-792X
Hae et al : Produksi, Komposisi........................

padang penggembalaan yang ideal adalah utama hijauan makanan ternak, karena mampu
proporsi rumput dan legum adalah 60 :40 %. meningkatkan nilai gizi hijauan padang
Sanchez (1993) menyatakan bahwa salah satu penggembalaan, menaikkan produksi per satuan
penyebab rendahnya presentase leguminosa luas tanah dan dapat meningkatkan derajat
adalah karena agak alkalisnya tanah, sehingga kesuburan tanah lewat fiksasi nitrogen bebas dari
menyebabkan tanaman sulit menyerap ion-ion udara oleh bakteri rhyzobium yang ada pada
unsur hara tanah. nodule akar legum tersebut. Gulma merupakan
Komposisi botani dalam padang salah satu tumbuhan yang kurang di sukai oleh
penggembalaan dipengaruhi oleh beberapa ternak dan hanya berfungsi sebagai pengganggu
faktor. Harris and Brogham (1967) menyatakan atau predator dari pertumbuhan rumput dan
bahwa komposisi botani dipengaruhi oleh leguminosa yang ada pada padang
penaburan benih, tipe dan karakteristik tanah, penggembalaan, namun dilokasi penelitian tidak
penggunaan pemupukan, dan ukuran paddock. ditemukan gulma.
Secara umum, komposisi botani akan Berdasarkan Komposisi Botani pada padang
menentukan kualitas padang penggembalaan, penggembalaan di Desa Maubokul, Kecamatan
namun kandungan nutrisi tanaman pakan dalam Pandawai Kabupaten Sumba Timur memiliki
areal padang penggembalaan dipengaruhi oleh komposisi botani yang cenderung rendah. Tinggi
faktor-faktor antara lain tingkat kedewasaan rendahnya keragaman spesies tanaman,
tanaman, faktor tanah, species tanaman, iklim, khususnya spesies yang tergolong palatabel
kelas ternak dan kondisi padang (Oelberg, 1956). (rumput maupun leguminosa) dapat dijadikan
Faktor iklim seperti temperatur, indikator kualitas suatu padang penggembalaan.
kelembaban, curah hujan, intensitas cahaya dan Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa semakin
ketinggian tempat merupakan faktor utama beragam hijauan pakan yang dikonsumsi, maka
dalam mempengaruhi nilai nutrisi dan produksi semakin kecil peluang ternak kekurangan zat
tanaman pakan. Curah hujan secara langsung gizi.
maupun tidak langsung akan mempengaruhi
kualitas tanaman pakan. Curah hujan secara Kapasitas Tampung
umum meningkatkan kandungan nitrogen, Kapasitas tampung (Carrying Capacity)
pospor dan lemak kasar tanaman pakan. Sebaran adalah kemampuan padang penggembalaan
tanaman pakan dalam padang penggembalaan untuk menghasilkan hijauan makanan ternak
dipengaruhi oleh kemiringan lereng, ketinggian yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang
tempat, penutupan permukaan, total bahan digembalakan dalam satuan luasan tertentu
organik, total nitrogen dan intensitas kemampuan padang penggembalaan untuk
penggembalaan ternak. Dari semua faktor menampung ternak per hektar (Kencana, 2000).
tersebut, faktor ketinggian tempat yang Kapasitas tampung merupakan kemampuan
berpengaruh banyak terhadap penyebaran dalam menganalisis suatu areal lahan pasture
kelompok tanaman, sedangkan penggembalaan dalam menampung sejumlah ternak, sehingga
ternak merupakan faktor utama terjadi degradasi kebutuhan hijauan terpenuhi dengan cukup
padang (Kagar-Chigani et al., 2017). dalam satu tahun (Rinaldi et al. 2012; Rusnan et
Leguminosa dapat dijadikan sebagai al. 2015).
indikator dalam menentukan keadaan kualitas Daya tampung (carrying capacity)
hijauan pada suatu padang penggembalaan. penggembalaan mencerminkan keseimbangan
Persentase leguminosa pada Tabel 2 antara hijauan yang tersedia dengan jumlah
menunjukkan bahwa kualitas padang satuan ternak yang digembalakan di dalam per
penggembalaan di Desa Maubokul, Kecamatan satuan waktu (Rusdin et al. 2009). Kapasitas
Pandawai Kabupaten Sumba Timur masih tampung berhubungan erat dengan produktivitas
rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat hijauan pakan pada suatu areal penggembalaan
Whiteman (1980) bahwa leguminosa juga ternak. Makin tinggi produktivitas hijauan pada
mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu areal padang penggembalaan, makin tinggi
penggunaan padang rumput sebagai sumber pula kapasitas tampung ternak yang ditunjukkan

19
Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2020) Volume 7, No. 1:14-22 pISSN : 2355-9942, eISSN:2656-792X
Hae et al : Produksi, Komposisi........................

dengan banyaknya ternak yang dapat pelaksanaan penelitian. Seperti diketahui setiap
digembalakan (Reksohadiprodjo, 1994) lokasi memiliki sifat fisik dan kimia tanah yang
Kapasitas tampung atau kapasitas mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
penggembalaan menggambarkan tentang jumlah tanaman pakan dalam areal padang
maksimum ternak dalam padang yang dapat penggembalaan. Waktu pelaksanaan juga
ditopang tanpa mengurangi sumberdaya yang berhubungan erat dengan musim hujan atau
tersedia seperti tanaman dan tanah. Kapasitas kemarau yang mempengaruhi ketersediaan air
penggembalaan sangat dipengaruhi oleh dalam mendukung proses fisiologi tanaman.
beberapa faktor seperti kemiringan lereng, jarak Upaya yang dapat dilakukan untuk
ke sumber air dan naungan. Kapasitas meningkatkan kapasitas tampung padang
penggembalaan akan semakin menurun seiring penggembalaan alam di kawasan penelitian yaitu
dengan semakin jauhnya sumber air, semakin melalui introduksi legum ramban seperti Siratro,
tinggi kemiringan lereng dan semakin banyak Clitoria dan leguminosa pohon lainnya untuk
canopy tanaman dalam padang penggembalaan meningkatkan komposisi botani dan juga
(George et al., 2020). Lebih lanjut dinyatakan produksi bahan segar atau bahan kering dengan
bahwa jika kemiringan lereng 30-60%, maka cara mengganti jenis hijauan pakan (palatabel),
kapasitas penggembalaan menuruan hingga 60 % seperti legum dengan komposisi yang ideal. Di
sedangkan jika kemirngan lereng > 60 % sisi lain, untuk mempertahankan produktivitas
kapasitas penggembalaan turun hingga 100%. hijauan pada padang penggembalaan adalah
Hasil yang dperoleh dalama penelitian ini mengendalikan jumlah ternak yang
menunjukkan bahwa kapasitas tampung atau digembalakan pada padang penggembalaan
kapasitas penggembalaan di areal padang tersebut.
penggembalaan Hamming Desa Maubokul, Program pengembangan produktivitas
Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur padang penggembalaan di NTT secara umum
sebesar 1,01 UT/Ha. Angka yang diperoleh masih terkendala pada beberapa hal antara lain 1)
dalam penelitian diestimasi berdasarkan hasil keterbatasan area karena kompetisi pemanfaatan
pengukuran berat dari tanaman pakan yang lahan dengan pengembangan tanaman
diperoleh selama pengumpulan data yang perkebunan, kehutanan, maupun tanaman pangan
diestimasi dengan menggunakan rumus Voison yang lebih diprioritaskan dibandingkan padang
(Y-1)s = r dimana Y = kebutuhan luas tanah per penggembalaan untuk pengembangan
tahun terhadap kebutuhan per bulan sedangkan s peternakan, 2) berkurangnya area padang
= periode merumput (30 Hari) dan r = periode penggembalaan akibat dimanfaatkan untuk
istirahat (70 hari). Data yang diperoleh dalam pengembangan kawasan industri dan perumahan,
penelitian berbeda dan lebih tinggi dari pada 3) rendahnya dinamika bisnis hijauan pakan
yang dilaporkan Kleden dkk. (2012) yang sehingga tidak mendorong pengembangan
menyatakan bahwa kapasitas tampung padang sentra-sentra produksi hijauan dan terbatasnya
penggembalaan sebesar 0,38 ST/Ha/thn. Hasil ketersediaan hijauan, 4) rendahnya kepedulian
yang diperoleh dalam penelitian ini lebih rendah terhadap kualitas hijauan pakan, dan adanya
dari yang dilaporkan Yoku dkk. (2014) yang anggapan tanaman pakan ternak kurang penting
melaporkan bahwa kapasitas tampung padang sehingga bibit hijauan tidak tersedia, dan 5)
penggembalaan di kawasan Bitawi kampung sulitnya memperoleh jenis dan benih tanaman
Inam Papua Barat sebesar 1,77 ST/ha/thn. pakan unggul yang adaptif terhadap lingkungan
Adanya perbedaan ini disebabkan oleh untuk pengembangan skala besar (Abdullah dkk.
perbedaan lokasi penelitian dan waktu 2005).
.

20
Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2020) Volume 7, No. 1:14-22 pISSN : 2355-9942, eISSN:2656-792X
Hae et al : Produksi, Komposisi........................

SIMPULAN

1. Produksi bahan kering hijauan pakan 2. Komposisi botani rumput, leguminosa


pada padang penggembalaan alam awal dan gulma pada kawasan penelitian di
musim kemarau di kawasan penelitian awal musim kemarau, lebih didominasi
sebesar 1.866,8 kg/Ha atau 1,86 ton/Ha oleh rumput 84,4% sedangkan
dengan kapasitas tampung sebesar 1,001 leguminosa sebesar 15,6%.
ST/Ha/tahun.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, L., P. Dewi, dan H. Soedarmadi. Grazing. New Zealand Journal of
2005. Reposisi tanaman pakan dalam Agricultural Research 11(1):15-38
kurikulum Fakultas Peternakan. Kargar-Chigani H, Seyed Akbar Javadi SA,
Prosiding Lokakarya Nasional Ghavamodin Zahedi-Amiri G,
Tanaman Pakan Ternak. Bogor, 16 Khajeddin SJ, Jafari M. 2017.
September 2005. Pusat Penelitian dan Vegetation composition differentiation
Pengembangan Peternakan, Bogor. and species-environment relationships
ACIAR. 2008. Improving smallholder crop- in the northern part of Isfahan
livestock system in eastern Indonesia. Province, Iran. Journal of Arid Land
Project Final Report. Published ACIAr 9(2017):161-175
Project No. AS2/2004/2005. Kencana S. 2000. Habitat Rusa Timor
Badan Pusat Statistik.2020. Sumba Timur (Cervus timorensis) dan kapasitas
Dalam Angka tampung padang alam Taman Buru
Farizaldi. 2011. Produktivitas hijauan Rumberpon. Manokwari [Internet].
makanan ternak pada lahan perkebunan [diunduh 2014 Mei 5]. Tersedia pada:
kelapa sawit berbagai kelompok umur http://papuaweb.org/unipa/dlib-
di PTPN 6 Kabupaten Batanghari s123/kencana.
Provinsi jambi. Jurnal Ilmiah Ilmu- Kleden MM, Ratu MRD, Randu MDS.
Ilmu Peternakan. 14: 68-73. 2015. Kapasitas Tampung Hijauan
George MR, William F, McDougald N. Pakan dalam Areal Perkebunan kopi
2020. Chapter 8 Grazing Management dan Padang Rumput Alam di
in: Ecology and Management of Kabupaten Flores Timur NTT. Jurnal
Annual Rangelands Zootek(“Zootrek”Journal). 35 (2): 340-
http://rangelandarchive.ucdavis.edu/file 350
s/252897.pdf Tanggal unduh 19 Juni Manu AE. 2013. Produksi padang
2020 penggembalaan sabana Timor Barat.
Hartanto, D. 2007. Kontribusi akar tanaman Pastura.3(1): 25-29
rumput dan bambu terhadap Muhajirin, Despal, Khalil. 2017.
peningkatan kuat geser tanah pada Pemenuhan Kebutuhan Nutrien Sapi
lerengan. Jurnal Teknik Sipil, 3(1): 39- Potong Bibit Yang Digembalakan di
49 Padang mengatas. Buletin Makanan
Harris W, Brougham RW. 1967. Some ternak, 104(1): 9-20. ISSN: 0216-065X
Factors Affecting Change In Botanical Nitis IM, Lana K, Sudana IB, Sutji N. 1992.
Composition In A Rye Grass-White Pengaruh Klasifikasi wilayah terhadap
Clover Pasture Under Continuous komposisi botani hijauan yang

21
Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2020) Volume 7, No. 1:14-22 pISSN : 2355-9942, eISSN:2656-792X
Hae et al : Produksi, Komposisi........................

diberikan pada kambing di Bali di Pengembangan Sapi Potong. Media


waktu musim kemarau. Pro. Seminar Litbang Sultel
Penelitian peternakan, Bogor. Rusnan H, Kaunang CL, Tulung YLR.
Novalinda R, Zuhri S, Solfiyeni. 2014. 2015. Analisis potensi dan strategi
Analisis Vegetasi Gulma Pada pengembangan sapi potong dengan
Perkebunan Karet (Hevea brasiliensis pola integrasi kelapa-sapi di Kabupaten
Mull.Arg.) di Kecamatan Batang Halmahera Selatan Provinsi Maluku
Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Utara. Jurnal Zootek. 35(2): 187-200
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Sanchez, P. A. 1993. Sifat Dan Pengelolaan
Bio. UA.) 3(2):129-134 Tanah Tropika. Jilid 2 (Terjemahan).
Oelberg K. 1956. Factor Affecting the Institut Teknologi Bandung. Bandun
Nutritive Value of Range Forage. Skerman PJ, Riveros F. 1990. Tropical
https://journals.uair.arizona.edu/index.p Grasses. Food and Agriculture
hp/jrm/article/view/4742/4353 Tanggal Organization of the United Nation.
unduh 19 Juni 2020 Roma.
Prawiradiputra BR, Endang S, Sajimin, Susetyo S. 1980. Padang Penggembalaan.
Achmad F. 2012. Hijauan Pakan Departemen Ilmu Makanan Ternak.
Ternak Untuk lahan Sub-Optimal. Fakultas Peternakan, IPB. Bogor.
Badan Penelitian dan Pengembangan Tjitrosoedirdjo S, Utomo IH, Wiroatmodjo
Pertanian. Kementerian Pertanian J. 1984. Pengelolaan Gulma di
2012. ISBN: 978-602-8475-68-6. Perkebunan. Jakarta (ID): PT
IAARD Press. Bogor. Gramedia.
Priyanto D. 2016. Strategi Pengembalian Whiteman, P.C 1980. Tropical Pasture
Wilayah Nusa Tenggara Timur Sebagai Sience. Oxford University Press.
Sumber Ternak Sapi Potong. Jurnal Wolutana A.H., 2015. Komposisi Botani
Litbang Pertanian 35(4):167-178 dan Produksi Hijauan Makanan Ternak
Reksohadiprodjo S. 1985. Produksi Musim Kemarau Pada Padang
Tanaman Hijauan Makanan Ternak Penggembalaan di Kecamatan Kupang
Tropik. BPFE. Yogyakarta. Timur Kabupaten Kupang. Skripsi.
Rinaldi R, Hairul B, Manfarizah. 2012. Fakultas Peternakan. Universitas Nusa
Bahaya erosi dan upaya konservasi Cendana. Kupang.
padang penggembalaan sapi di Aceh Yoku O, Andoyo S, Trisiwi W, Iriani S.
Besar. Jurnal Manajemen Sumber Daya 2014. Produksi Padang Penggembalaan
Lahan. 1 (2): 136-145. Alam Dan Potensi Pengembangan Sapi
Rusdin, Ismail M, Purwaningsih S, Bali Dalam Mendukung Program
Andriana A, Dewi SU. 2009. Studi Kecukupan Daging Di Papua Barat.
Potensi Kawasan Lore Tengah Untuk Pastura 3(2):102-105.

22

Anda mungkin juga menyukai