Anda di halaman 1dari 33

AGROSTOLOGI

PENGAWETAN TANAMAN MAKANAN


TERNAK
KELOMPOK 4:
REGINO RAHMAD 1610622008
TITI ANDIKA PUTRI 1610622036
LENNI FEBTRIANI 1610622037
PATRIA PRADANA 1610622038
ALIFMAN YUZIM 1610622039
ROVINA SATRIYEN 1610622042
DIHYATUL MISSQON 1610622043
RETNO ANGGRIANI 1610622044
ERLIN OKTAVIA 1610622047
DZAKI SULAIMAN 1610622048
IRNA MARTASARI 1610622051
DANDI PUTRA 1610622053
PENGAWETAN TANAMAN MAKANAN
TERNAK
 Beberapa permasalahan yang melatarbelakangi upaya
pengawetan hijauan makanan ternak:
a. terjadinya fluktuasi produksi hijauan makanan ternak
berdasarkan musim
b. Produksi hijauan makanan ternak bersifat akumulatif
sepanjang tahun
c. Kualitas hijauan makanan ternak semakin menurun
dengan semakintua umur tanaman
 Keuntungan yang dapat diperoleh dari
pengawetanhijauan makanan ternak:
a. Menyediakan hijauan makanan ternak pada musim
peceklik
b. Mempertahankan produksi ternak dan kondisi serta
kesehatan ternak
c. Populasi ternak dapat dipertahankan dan ternak dapat
dijual pada puncak produksi yang diharapkan
d. Memanfaatkan hijauan makanan ternak, pada saat
kualitas yang optimal
CARA PENGAWETAN HIJAUAN MAKANAN
TERNAK

1. Pengawetan kering
2. Pengawetan basah
1. PENGAWETAN KERING
 Pengawetan keringadalah pengeringan hijauan makanan
ternak dengan cara mengurangi kadar air seoptimal mungkin
sehingga bahan menjadi lebih tahan lama disimpan.
 Contoh produk dari proses pengeringan yang berasal dari
hijauan makanan ternak adalah hay.
HAY
• Hay adalah hijauan makanan ternak yang dikeringkan
sedemikian rupa sehingga kadar airnya berkisar antara 15-
18%.
• Tujuan pembuatan hay:
- mengeringkan hijauan segar yang berkualitas tinggidan
dapat disimpan lama dengan kerusakan fisik dan kimia yang
sekecil mungkin
•Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
hijauan makanan ternak:

1. iklim lingkungan
 suhu
 Intensitas penyinaran matahari dan kelembapan
2. Umur hijauan makanan ternak
 Umur pemotongan yang terbaik adalah sebelum tanaman
hijauan makanan ternak atau rumput hampir berbunga.
3. Jenis hijauan makanan ternak
 Penguapan dan proses pengeringan hijauan makanan
ternak juga dipengaruhi oleh jenis hijauan makanan
ternak yang dikeringkan.
•Hubungan antara fase-fase pertumbuhan
dengan kualitas hijauan makanan ternak yang
dikeringkan

Fase pertumbuhan Protein kasar Kecernaan bahan Produksi susu


(%) kering(%) (kg/ha)
Sebelum berbunga 21.1 62.7 43.0

Awal berbunga 18.9 61.6 34.1

Pertengahan berbunga 14.7 54.8 28.7

Berbunga penuh 13.6 52.9 26.1


4. Metode pengeringan
A.Pengeringan secara alami
• adalah pengeringan dengan menggunakan penyinaran
matahari.
• Pengeringan alami dilakukan dengan 2 cara:
-HMT dipotong terlebih dahulu dan dijemur dengan memakai cahaya
matahari
-HMT dibiarkan tua dilapangan tanpa dipotong hingga kering dengan
sendirinya.
B. Pengeringan dengan alat pengering atau pengering
buatan
• Alat yang digunakan disebut forage dryer
• Caranya dengan mengalirkan udara panas dari sumber
kepada bahan yang dikeringkan pada ruang tertutup.
•Langkah-langkah proses pembuatan Hay:

1. Hijauan dipanen saat sebelum berbunga


2. Hijauan dibersihkan dari kotoran termasuk pelepah dan
daun yang sudah kering
3. Pengeringan pakai rak atau alas dan dibalik-balik setiap 1
jam
4. Hay yang sudah dijemur diletakkan pada rak yang tersedia.
•Pengeringan dalam musim hujan
1. Rumput dipotong bilamana sudah tidak berembun
2. Setelah dipotong dibiarkan sebentar dilapangan, supaya
tidak menjadi layu
3. Diangkut ke gudang terbuka sisi-sisinya, disusun pada rak
yang disusun supaya jangan busuk disusun tidak tebal-tebal
4. Dilengkapi aliran listrik untuk kipas angin yang disesuaikan
dengan besar gudang
•Proses kimia dan biologis yang terjadi selama
pengeringan:
1. Respirasi
2. Perombakan mikroorganisme
3. Oksidasi pada HMT saat pengeringan
4. Pencucian
5. Kerusakan mekanis
•Ciri-ciri hay yang baik kualitasnya:
1. Warnanya hijau mengkilau
2. Daun-daunnya masih utuh dan lentur
3. Baunya harum khas bau hay
4. Nilai gizinya tetap tinggi
5. Mudah dicerna
6. Tidak mengandung bahan mengayu
7. Tidak mengandung bahan lain atau kontaminasi
8. Bebas dari lapuk
•Evaluasi kualitas hay:
1. Warna
2. Aroma
3. Tekstur
4. kontaminasi
2. PENGAWETAN BASAH
 Silase adalah hasil fermentasi dari tanaman hijauan yang
masih berbentuk segar pada kondisi anaerob pada suatu
tempat (silo)
 Silo adalah tempat yang dirancang sedemikian rupa untuk
menyimpan hijauan dengan kadar air yang masih tinggi pada
kondisi anaerob
Keuntungan Silase:
1. Lebih banyak TDN didapatkan /diperolehperlahan /tanah
2. Bahan makanan tetap dalam keadaan segar dengan kadar airnya 65-70%
3. Silase dapat dibuat sepanjang tahun walaupun hari musim hujan
4. Tidak ada sisa apabila diberikan pada ternak walaupun dalam bentuk batang dan ranting
5. Setiap tanaman bisa dijadikan silase
6. Kurangnya bahaya kebakaran dibanding dengan hay
7. Kurangnya parasit menyerang ternak dibanding dengan ternak yang dilepas dilapangan
8. Memungkinkan penggunaan mesin-mesin pada waktu panen atau pemotongan HMT pada waktu
pemberian makan
9. Tanaman dapat dipanen pada saat nilai gizi tinggi
10. Dapat dicampur dengan bahan-bahan lain dalam ransum
11. Membutuhkan tempat yang sedikit untuk penyimpanannnya
Kerugian Silase
1. Tambahan biaya atau tenaga kerja untuk
memotong hijauan dan mengisi silo
2. Tambahan biaya untuk membikin silo
3. Tambahan biaya untuk pembelian mesin
Keadaan tanaman yang dijadikan
silase
o Kadar air tanaman harus 65-75%
o Apabila kandungan air besar, akan menghasilkan silase
yang asam, banyak cairan yang dihasilkan dan akan
kehilangan gizi
o Apabila kandungan air tanaman kecil, pemadatan
dalam silo susah dilakukan sehingga O2 banyak
terdapat dalam silo
Prosedur pembuatan silase
1. Hijauan yang akan dibuat silase hendaknya dipilih yang berkualitas
baik, yakni menjelang berbunga
2. Hijauan dipotong kemudian dicacah, pada umumnya berukuran 2-
5 cm
3. Hijauan hasil cacahan dilayukan selama sekitar 6-10 jam, sampai
kadar air 65-70%
4. Ditambahkan bahan pengawet yang tersedia didaerah masing-
masing
5. Silo disiapkan dan bisa dipakai tong plastik atau kantong plastik
6. Adk bahan pengawet dengan hijauan sampai merata sebelum
dimasukkan kedalam silo
Proses pembuatan silo
1. Phase I
2. Phase II
3. Phase III
4. Phase IV
5. Phase V
1. Phase I
• Dimulai dengan dimasukkan hijauan kedalam silo pada phase
ono sel-sel tanaman akan terus menghasilkan energi, air, dan
CO2 sampai berakhirnya proses pernapasan dan sel-sel
tanaman mati.
2. Phase II
• Asam asetat akan diproduksi lebih banyak
oleh bakteri Lactobacillus dan bakteri
streptococcus.
3. Phase III
• Meningkatnya jumlah bakteri pembentuk asam laktat dan
berkurang jumlah bakteri yang membentuk asam butirat,
karena bakteri ini tidak tahan terhadap kondisi asam atau ph
rendah, ph mencapai 3,5-4,5.
4. Phase IV
• Pada phase ini dihasilkan asam laktat selama 15-20 hari. Bila
keasaman telah mencapai yang diinginkan maka kegiatan
bakteri akan berhenti dan silase boleh disimpan sampai
bertahun-tahun.
5. Phase V
• Phase ini tergantung pada phase IV. Seandainya asam asetat
dan laktat yang dihasilkan ckup untuk mencegah kegiatan
bakteri selanjutnya dan silo ditutup, maka tidak akan ada
perobahan yang akan terjadi. Silase yang dihasilkan dpaat
disimpan lama.
Perombakan zat makanan selama
proses ensilase
1. Perombakan karbhidrat
- karbohidrat adalah yang terbesar mengalami perombakan
selama proses ensilase (sekitar 80%). Sisanya adalah protein
dan zat-zat makanan lain.
2. Perombakan protein
• Protein juga mengalami perombakan. Perombakan protein
terjadi selama fermentasi terutama dilakukan oleh bakteri
butirat(clostiridium).
• Protein dirombak oleh bakteri butirat menjadi asam – asam
amino,amida-amida, ammonia, air dan karbondioksida.
• Proses perombakan protein disebut juga proteolisis.
3. Perombakan pada zat-zat lainnya
• Kadar abu total hijauan silase menurun sekitar 4,3 % lebih rendah,
kalsium dan pospor bervariasi
• Perubahan warna menjadi coklat dapat terjadi akibat perubahan
komposisi klorofil selama difermentasi
• Kehilangan Mg oleh aktivitas asam organik disaat perombakan
karbohidrat menyebabkan silase menjadi berwarna coklat
• Terjadi perombakan karoten yang hilang akibat peningkatan suhu
selama respirasi berlangsung dan proses fermentasi
Bahan pengawet pada pembuatan
silase
• Memberikan bahan yang megandung karbohidrat yang
mudah dicerna.
Ex: dedak padi, dedak jagung, tepung tapioka, tetes tebu dll
• Menambahkan asam-asam organik, asam sulfat,hcl, sulfur
dioksida dll
Macam-macam silo
1. Stack silo
2. Trench silo
3. Tower silo
4. Bunker silo
5. Silo dari kantong plastik
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai