Dosen Pembimbing :
OLEH :
(193110144)
KELAS 2A
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesainkan makalah “Pemanfaatan Obat
Trdisional Dalam Penatalaksanaan Masalah Kardiovaskuler” dengan tepat pada waktumya.
Banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun
berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari Dosen sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan
doa.Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah kami ini,
di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.
Penyusun
(Nurul Fatiha
Sari )
2
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 5
.................................................................................................................................
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan.............................................................................................................
.............................................................................................................................20
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
kelainan miokardium akibat insufisiensi aliran darah koroner karena aterosklerosis yang
merupakan proses degeneratif, disamping faktor-faktor lainnya(Handajani, 2009).
Kelebihan jumlah kolesterol dalam darah (hiperkolesterolemia)sangat berperan terhadap
gangguan kardiovaskuler, terutama terjadinya aterosklerosis(penumpukan lemak pada
pembuluh darah). Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan
kardiovaskular pada manusia dan keparahan aterosklerosis pada hewan coba berhubungan
dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah (Miller, 1990).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Defenisi Dari Obat Tradisional ?
2. Bagaimana Program Pemerintah Mengenai Tanaman Obat Tradisional ?
3. Bagaimana Hasil Riskesdas Tentang Pemanfaatan Obat Keluarga ?
4. Bagaimana Pemanfaatan Obat Tradisional Oleh Masyarakat Indonesia ?
5. Apa Saja Obat Tradsional Yang Berguna Dalam Penatalaksanaan Masalah
Kardiovaskuler ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Defenisi Dari Obat Tradisional
2. Untuk Mengetahui Program Pemerintah Mengenai Tanaman Obat Tradisional
3. Untuk Mengetahui Hasil Riskesdas Tentang Pemanfaatan Obat Keluarga
4. Untuk Mengetahui Pemanfaatan Obat Tradisional Oleh Masyarakat Indonesia
5. Untuk Mengatahui Obat Tradsional Yang Berguna Dalam Penatalaksanaan
Masalah Kardiovaskuler
5
BAB II
PEMBAHASAN
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun
zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mencegah, mengurangi rasa sakit,
memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Obat harus sesuai
dosis agar efek terapi atau khasiatnya bisa kita dapatkan.
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut,
yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman Hal
ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor246/Menkes/Per/V/1990, tentang
Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional
6
B. Program Pemerintah Mengenai Tanaman Obat
7
obat keluarga dan keterampilan dalam mengelolannya. Pemanfaatan tanaman obat dalam
keluarga di masyarakat Indonesia diharapkan dapat membantu pemerintah dalam
meningkatkan kesehatan.
C. Pemanfaatan Tanaman Obat Oleh Masyarakat Indonesia
Pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan tanaman sebagai obat sebagian besar
hanya sebatas pengetahuan turun temurun sebagai bentuk interaksi antara masyarakat
dengan lingkungannya khususnya tumbuhan (etnobotani) (Atmojo, 2015). Saat ini
tanaman obat atau tanaman herbal telah banyak digunakan dalam bidang medis atau
kesehatan. Masyarakat sekarang ini lebih memilih untuk menggunakan produk yang
berasal dari alam dengan alasan keamanan. Tanaman obat atau yang dikenal dengan
tanaman herbal secara umum dapat diartikan semua jenis tanaman yang mengandung
senyawa kimia alami yang memiliki efek farmakologis dan bioaktivitas penting terhadap
penyakit infeksi sampai penyakit degeneratif(Suryanto & Setiawan, 2013).
Bangsa Indonesia mengenal jamu dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)(Suryanto &
Setiawan, 2013). Setiap daerah memiliki sistem pemanfaatan tumbuhan yang khas dan
berbeda dengan daerah lainnya. Sistem pemanfaatan ini berkaitan dengan
keanekaragaman tumbuhan di masing-masing daerah. Pemanfaatan tanaman obat di kota
Bogor sudah dimasukan dalam program pembinaan kesejahteraan keluarga, sedangkan di
kota Karang Anyar, Gianyar, dan Sumenep dimasukan dalam program ekonomi dan
program tanaman obat yang berasal dari tanaman hias(Sariet al., 2015). Pendekatan
penduduk lokal terhadap manajemen pemanfaatan ekosistem alam merupakan model
jangka panjang dalam menopang kebutuhan hidup manusia. Selain itu, manajemen
sumber daya alam tradisional mampu mempertegas hubungan antara sistem konservasi
dengan pemanfaatan keanekaragaman hayati (Kandowangko et al., 2011).
Masyarakat mengenal jamu sebagai bentuk pemanfaatan tanaman obat. Jamu meliputi
segala bahan alam yang diolah atau diracik, menurut cara tradisional manfaat dari jamu
sendiri adalah untuk memperkuat badan manusia, mencegah penyakit atau
menyembuhkan manusia yang menderita penyakit. Biasanya jamu digunakan dalam
pengobatan komplementer alternatif yaitu pengobatan non konvensional yang bertujuan
untuk upaya preventif, promotif, dan kuratif dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat perkotaan dan pedesaan (Ahmad,2012). Ada beberapa cara pengunaan
tanaman obat. Tanaman obat yang diolah dengan direbus (jamu godok) telah banyak
digunakan untuk pengobatan, karena manfaatnya sudah dirasakan dan efek samping yang
ringan, serta mudah didapatkan. Cara pemanfaatan lainnya secara turun temurun yang
8
dilakukan oleh masyarakat dengan dimakan langsung (dilalap), direbus, dibuatteh, di
jus(Hadiet al., 2015). Hal ini karena masyarakat meyakini bahwa tanaman obat yang
mengandung senyawa kimia alami, memiliki efek farmakologis dan bioaktivitas yang
penting terhadap penyakit infeksi sampai penyakit degeneratif. Saat ini informasi
mengenai klinik dan fasilitas pelayanan kesehatan menyediakan tanaman obat sudah
banyak terutama di puskesmas (Ahmad, 2012).
D. Hasil Riskesdas Tentang Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga
Hipertensi adalah salah satu masalah kardovaskuler yang paling tinggi terjadi
Berdasarkan data dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) (2018), diketahui bahwa 8,8%
penduduk di Indonesia terdiagnosa hipertensi. Penderita hipertensi di Indonesia
mengalami peningkatan sebanyak 8,3% dari tahun 2007-2018. Pada tahun 2018,
prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis dokter di provinsi Jateng sebesar 8,4%.
Menurut data SRS (Sample Registration System) Indonesia tahun 2014, hipertensi dengan
komplikasi merupakan penyebab kematian nomor 5 pada semua umur. Data BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) kesehatan menyebutkan bahwa biaya pelayanan hipertensi
pada tahun 2018 mencapai 3 triliun rupiah (Kemenkes, 2019). Sebanyak 611.358 orang
dari 5.292.052 (11,55%) penduduk berisiko (> 18 tahun) dinyatakan hipertensi/tekanan
darah tinggi setelah dilakukan pengukuran tekanan darah (Dinas Kesehatan Jawa Tengah,
2016).
Salah satu upaya untuk mengendalikan tekanan darah dapat dilakukan baik dengan
terapi modern maupun tradisional salah satunya menggunakan obat herbal.Obat herbal
dapat digunakan untuk terapi komplementer di fasilitas pelayanan kesehatan dan
dijadikan pilihan masyarakat jika mereka menginginkan untuk mengonsumsi jamu saja
sebagai subyek dalam upaya preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif
(Aditama, 2014). Terapi komplementer adalah terapi pelengkap dari terapi konvensional
untuk penyembuhan (Martin dan Ponia, 2016). Menurut Riskesdas (Riset Kesehatan
Dasar) (2010), sebanyak 59,12% penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas pernah
minum jamu dan 95,6% di antaranya merasakan manfaat minum jamu. Hasil Susenas
(Survei Sosial Ekonomi Nasional) (2008) menunjukkan penduduk Indonesia yang
mengeluh sakit dalam kurun waktu sebulan sebelum survey sebanyak 30,0% dimana
65,01% diantaranya memilih pengobatan sendiri menggunakan obat dan atau obat
tradisional. Hasil Riskesdas (2013) yang menunjukkan bahwa sejumlah 89.753 dari
294.962 (30,4%) rumah tangga di Indonesia memanfaatkan yankestrad (pelayanan
kesehatan tradisional) dalam satu tahun terakhir. Riset Tumbuhan Obat dan Jamu I
9
(RISTOJA) Kementerian Kesehatan tahun 2012 berhasil memperoleh data 1.889 spesies
tumbuhan obat, 15.671 ramuan untuk kesehatan dan 1.183 penyembuh/pengobat
tradisional dari 20% etnis (209 dari total 1.128 etnis) Indonesia non Jawa dan Bali. Untuk
menjamin tersedianya jamu yang aman, berkhasiat dan bermutu, Pemerintah Indonesia
melakukan langkah dan upaya untuk menjamin keamanan jamu. Pemerintah Indonesia
melaksanakan program saintifikasi jamu, yaitu penelitian berbasis pelayanan yang
mencakup pengembangan tanaman obat menjadi jamu saintifik. Dewasa ini sudah
tersedia dua jamu saintifik, yaitu untuk hipertensi ringan dan untuk hiperurisemia.
Formula jamu saintifik untuk hipertensi ringan adalah herba seledri, daun kumis kucing,
herba pegagan, rimpang temulawak, rimpang kunyit dan herba meniran (Aditama, 2014).
Pegagan, seledri, kumis kucing merupakan tanaman obat yang sering digunakan oleh
masyarakat (Triyono dkk, 2018). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
jenis obat herbal yang digunakan dan alasan penggunaanya oleh pasien hipertensi.
Hasil Riskesdas Tahun 2018 Tentang Proposi Pemanfaatan Tanaman Obat
keluarga
10
E. Obat Tradisional Dalam Penatalaksanaan Masalah Kardiovaskuler
1. Kunyit
Kurkumin merupakan senyawa utama yang ada pada kunyit dan bertanggung
jawab atas warna kuning kunyit.10-11Kunyit mengandung 28% glukosa, 12%
fruktosa, 8% protein, 52% minyak atsiri yang terdiri 25% keton seskuiterpen, 25%
zingiberina dan 50% kurkumin berserta turunannya. Berikut disajikan struktur kimia
dari kurkumin. Kunyit sudah digunakan selama berabad-abad dalam pengobatan
berbagai penyakit seperti batuk, ulkus diabetes, penyakit hati, gangguan empedu,
rematik, sinusitis dan anoreksia.Saat ini, kurkumintelah dipelajari karena manfaatnya
bagi kesehatan, yaitu penyembuhan luka, kanker, penyakit neurodegeneratif, penyakit
artritis dan penyakit jantung.Studi menunjukkan bahwa kurkuminmemiliki peran
protektif dalam menekan perkembangan hipertrofijantung, gagal jantung,
11
kardiotoksisitas yang diinduksi obat, infark miokard, aterosklerosis, aneurisma aorta,
stroke dan komplikasi kardiovaskular
12
Pemberiankurkumin (500, 1000 dan 1500 mg/kg) selama 16 minggu
memberikan efek antiinflamasi yang signifikan dan juga menekan protein adiposit 2
(aP2) dan klaster diferensiasi 36 (CD36) level dalam makrofag yang merupakan
faktor sentral dalam pengendapan lipid sertapembentukan sel busa
13
Semangka merupakan tanaman men-jalar yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan tubuh kita. Buah yang bernama lain Citrul-lus lanatus merupakan
tanaman yang berasal dari daerah setengah gurun di Afrika Selatan. Buah semangka
memiliki kulit yang keras semangka juga mengandung 6% gula alami dan 92% air.
Selain itu, buah semangka kaya akan vitamin A, C, B6, B12 sumber senyawa
thiamin, kalium, magnesium, lemak, sodium, kalium, zeaxanthin, protein 30-40%,
kalori yang bermanfaar bagi kesehatan, enzim ure-ase dan sejumlah citrulline atau
asam amino yang sangat baik untuk tubuh kita. Tidak hanya itu saja, biji buah
semangka juga dapat dimanfaatkan sebagai obat. Khasiatnya dapat dijadikan
penyembuh penyakit jantung. Zat yang terkandung dalam biji semangka mam-pu
membantu megatur tekanan darah. Se-lain itu juga dapat dijadikan sebagai peluruh
kencing, menyejukan radang kandung ke-mih, melembabkan usus, dan
menyehatkan ginjal dan anti kanker. Lycopene merupakan suatu zat yang terdapat
didalam semangka dan biji se-mangka, yang berfungsi sebagai obat zat anti kanker.
Artinya, zat lycopene dapat membas-mi bibit kanker dan memperbaharui jaringan
yang rusak sel kanker dalam tubuh.
Selain bagi penderita tersebut, biji semangka juga bermanfat bagi para lansia
yaitu dapat memu-lihkan kesehatan setelah sakit dan berkhasiat menajamkan daya
ingat. Bahkan menurut se-buah penelitian, biji semangka mempunyai protein yang
setara dengan kedelai.
Bahan yang digunakan adalah biji semangka dari buah semangka (Citrullus
lanatus) yang ditanam secara men-jalar. Alat yang digunakan pada percobaan ini
adalah loyang, pisau, oven. Proses Pembuatan Teh Biji Semangka :
15
tinggi dan salah satunya adalah seledri.Seledri memiliki efek yang baik untuk
menurunkan tekanan darah pada penderita tekanan darah tinggi
(hipertensi).Tekanan darah umumnya mulai turun sehari setelah pengobatan yang
diikuti dengan membaiknya subjektif seperti tidur terasa nyaman, dan jumlah urin
yang dikeluarkan meningkat.
Dalam ilmu botani, daun seledri dikatakan memiliki kandungan Apigenin
yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah dan Phthalides yang dapat
mengendurkan otot-otot arteri atau merelaksasi pembuluh darah. Zat tersebut yang
mengatur aliran darah sehingga memungkinkan pembuluh darah membesar dan
mengurangi tekanan darah. Pada pemberian jus seledri dengan cara peras atau di
rebus.
Apigenin dalam daun seledri berfungsi sebagai beta blocker yang dapat
memperlambat detak jantung dan menurunkan kekuatan kontraksi jantung sehingga
aliran darah yang terpompa lebih sedikit dan tekanan darah menjadi berkurang.
Manitol dan apiin,bersifat diuretik yaitu membantu ginjal mengeluarkan kelebihan
cairan dan garam dari dalam tubuh, sehingga berkurangnya cairan dalam darah akan
menurunkan tekanan darah
Potasium (kalium) yang terkandung dalam seledri akan bermanfaat
meningkatkan cairan intraseluler dengan menarik cairan ekstraseluler, sehingga
terjadi perubahan keseimbangan pompa natrium–kalium yang akan menyebabkan
penurunan tekanan darah. Salah satu strategi dalam penanganan hipertensi adalah
mengubah keseimbangan Na+.Perubahan keseimbangan Na+biasanya dilakukan
dengan pemberian diuretik secara oral.
Magnesium dan zat besi yang terkandung dalam seledri bermanfaat memberi
gizi pada sel darah, membersihkan dan membuang simpanan lemak yang berlebih,
dan membuang sisa metabolisme yang menumpuk, sehingga mencegah terjadinya
aterosklerosis yang dapat menyebabkan kekakuan pada pembuluh darah yang akan
mempengaruhi resistensi vaskuler. Salah satu senyawa flavonoid yang turut
berperan sebagai kandungan aktif antihipertensi adalah apigenin, suatu flavon
dengan gugus hidroksi bebas pada atom karbon nomor 5,7 dan 4’8.
Apigenin yang terkandung dalam seledri bersifat vasorelaksatoratau
vasodilator (melebarkan pembuluh darah) dengan mekanisme penghambatan
kontraksi yang disebabkan oleh pelepasan kalsium (mekanisme kerja seperti
kalsium antagonis).Antagonis kalsium bekerja dengan menurunkan tekanan darah
16
dengan memblokade masuknya kalsium ke dalam darah. Jika kalsium memasuki sel
otot, maka akan berkontraksi. Dengan menghambat kontraksi otot yang melingkari
pembuluh darah, pembuluh darah akan melebar sehingga darah mengalir dengan
lancar dan tekanan darah akan menurun.
Seledri juga memiliki kandungan vitamin C. Vitamin C memegang peranan
penting dalam mencegah terjadinya aterosklerosisyaitu mempunyai hubungan
dengan metabolisme kolesterol.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah merupakan salah
satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini menjadi
penyebab nomor satu kematian di dunia setiap tahunnya. Sejaktahun 2008 diperkirakan
sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Lebih dari 3 juta
kematian tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun
Penggunaan obat tradisional dalam pengobatan telah diupayakan sebagai alternatif
untuk penyembuhan penyakit. Namun demikian penelitian dan pengembangan obat
tradisionaldirasakan belum maksimal. Dalam upaya pengembangan tanaman obat
tradisional diperlukan penelitian mengenai kandungan kimia dan efek farmakologisnya.
Dengan adanya penelitian tersebut akan didapatkan data ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan dari penggunaan tumbuhan tersebut (Azwar, 1992).
20
DAFTAR PUSTAKA
Harijati, S., Sadjati, I. M., Handayani, S. K., &Dkk. (2017).Optimalisasi Peran Sains&
Teknologi untuk Mewujudkan Smart City.In Universitas Terbuka (Issue June).
http://repository.ut.ac.id/7068/1/UTFMIPA2017-ALL.pdf#page=226
Wardhani, R. P., Ningsih, R. R., Ramadhona, R., Astuti, H. P., &Fitriyani, N. (2013).Teh Biji
Semangka (CitrullusLanatus) Sebagai Obat Herbal Alternatif Jantung Dan Anti
Kanker.Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, Vol. 4 No. 2, Juli 2013. http://jurnal.stikes
kusuma husada.ac.id/index.php/JK/article/view/65
Elidiya, A., Ayu, P. R., Graharti, R., Kedokteran, F., & Lampung, U. (2019).Efek Curcumin
Sebagai Pengobatan Penyakit Jantung Koroner. JurnalMedula, 9(1), 244–248.
21
Riskesdas, K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Journal of
Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–200. https://doi.org/10.1088/1751-
8113/44/8/085201
Kementrian Pertanian. (2019). Tanaman obat warisan tradisi nusantara untuk kesejahteraan
rakyat. Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Obat, 1–112.
http://balittro.litbang.pertanian.go.id
22
Lampiran
23
24