Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAHASA INDONESIA KEAHLIAN DALAM FARMASI


‘PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL’

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengempu : Budi Riswandi, M.pd

DISUSUN OLEH :

GAN GAN KURNIAWAN


NIM : (P20630120053)
No. Absen : 13

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA 2020/2021
Jl. Babakan Siliwangi No.35, Kahuripan, Kec. Tawang
Tasikmalaya Jawa Barat 4611

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufik,
dan inayahnya kepada kita semua. Sehingga kami bisa menjalani kehidupan ini
sesuai dengan ridhonya. Syukur Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan makalah
ini sesuai dengan rencana. Makalah ini saya beri judul Resep Obat dengan tujuan
untuk mengetahui definisi dan bagian resep.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita


Revolusi Akbar Nabi Muhammad SAW. Karena beliau adalah salah satu figur umat
yang mampu memberikan syafa’at kelak di hari kiamat.

Selanjutnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Budi


Riswandi, M.Pd selaku dosen pengajar mata kuliah Bahasa Indonesia, yang telah
membimbing saya dalam pembuatan makalah ini hingga selesai.

Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah


ini terdapat banyak kesalahan didalamnya.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan


tentang obat tradisional ini, baik bagi para pembaca pada umumnya maupun bagi
para penyusun khususnya

Saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi tercapainya


kesempurnaan makalah selanjutnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.Aamiin.

Tasikmalaya, 19 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
1. Defisnisi Obat Tradisonal......................................................................3
2. Penggolongan Obat Tradisional.............................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................10
1. Simpulan................................................................................................10
2. Saran......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut UU Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dan
Sediaan Farmasi. Dalam Undang Undang ini yang dimaksud Sediaan Farmasi adalah
obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. Dalam Undang-undang ini juga
disebutkan bahwa hakekat obat atau pengertian obat adalah bahan atau campuran
yang dipergunakan untuk diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan atau
menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badaniah dan mental pada manusia atau
hewan, mempercantik badan atau bagian badan manusia.
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-
bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
246/Menkes/Per/V/1990, tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan
Pendaftaran Obat Tradisional.
Obat tradisional di Indonesia sangat besar perananya dalam pelayanan
kesehatanmasyarkat di Indonesia dan sangat potensial untuk dikembangkan. Karena
memang Negara kitakaya akan tanaman obat-obatan . Namun, sayang kekayaan alam
tersebuttampaknyamasih belum dimanfaatkansecara optimaluntuk kesehatan. Padaha
l saat ini biaya pengobatan moderncukup mahal ditambah lagi dengan krisis ekonomi
yang melanda bangsa ini belum sepenuhnya beakhir. Hal tersebut di khawatirkan
dapat membuat kemampuan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang optimal semakin menurun.
Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa yang perlu terus
dilestarikan dandikembangkan untuk menunjang pembangunan kesehatan sekaligus
untukmeningkatkan perekonomian rakyat. Untuk dapat ikut meningkatkan pelayanan
dan meningkatkan pemerintahdan masyarakat itu sendiri. Selama ini industri jamu
ataupun obat-obat tradisional bertahan tanpadukungan yang memadai dari
pemerintah maupun industri farmasi. Sementara iu tantangan daridalam negeri
sendiri adalah sikap dari dunia medis yang belum sepenuhnya menerima jamu

1
danobat tradisional. Merebaknya jamu palsu maupun jamu yang bercampur bahan
kimia beberapawaktu lalu, semakin menambah keraguan masyarakat akan khasiat
dan keamanan mengkonsumsi jamu dan obat tradisional sudah lama dilakukan oleh
masyarakat. Onat tradisional ini tentunya sudah uji bertahun-tahun bahkan berabad-
abad sesuai dengan perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisidan penjelasan dari Obat Tradisional?
2. Apa saja penggolongan Obat Tradisional?
3. Apa saja contoh Obat Tradisional yang beredar di indosedia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dan penjelasan Obat Tradisional.
2. Untuk mengetahui penggolongan Obat Tradisional.
3. Untuk mengetahui obat Tradisional yang beredar di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Obat Tradisional


Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik
Indosesia Nomor 12 Tahun 2014, Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tmbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik), atu campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pegobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku
di masyarakat.
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-
bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 246/Menkes/Per/V/1990, tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional
dan Pendaftaran Obat Tradisional.
Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi
kesehatan dan saat ini penggunaannya cukup gencar dilakukan karena lebih mudah
dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada
saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu
menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Bagian dari obat
tradisional yang banyak digunakan atau dimanfaatkan di masyarakat adalah akar,
rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Seperti misalnya akar alang-alang
dipergunakan untuk obat penurun panas. Rimpang temulawak dan rimpang kunyit
banyak dipergunakan untuk obat hepatitis. Batang kina dipergunakan untuk obat
malaria. Kulit batang kayu manis banyak dipergunakan untuk obat tekanan darah
tinggi. Buah mengkudu banyak dipergunakan untuk obat kanker. Buah belimbing
banyak dipergunakan untuk obat tekanan darah tinggi, Daun bluntas untuk obat
menghilangkan bau badan, Bunga belimbing Wuluh untuk obat batuk.
Obat yang beredar sekarang ini tak lepas dari perkembangan obat di masa
lalu. Perlu kita ketahui bahwa penemuan obat jaman dahulu berawal dari coba-
mencoba yang dilakukan oleh manusia purba. Biasanya di sebut, “EMPIRIS”.

3
Empiris berarti berdasarkan pengalaman dan disimpan serta dikembangkan secara
turun-temurun hingga muncul apa yang disebut Ilmu Pengobatan Rakyat atau yang
lazimnya disebut Pengobatan Tradisional Jamu.
Yang dimaksud dengan Obat Bahan Alam Indonesia adalah Obat Bahan
Alam yang diproduksi di Indonesia. Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim
penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, Obat Bahan Alam Indonesia
dikelompokkan menjadi Jamu, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka.
2. Penggolongan Obat Tradisional
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kesehatan dan Instansi terkait
mengupayakan pembangunan berkelanjutan di bidang kesehatan khususnya dalam
hal obat tradisional atau obat bahan alam Indonesia perlu dikembangkan secara tepat
sehingga dapat dimanfaatkan pada pelayanan kesehatan masyarakat yang baik dan
benar. Hal tersebut menjadi dasar pertimbangan dikeluarkannya Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990, tentang Izin Usaha Industri Obat
Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional, Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.760/MENKES/PER/IX/1992 tentang Fitofar-maka, UU RI
No. 23 tahun 1992, pengamanan terhadap obat tradisional dimana penjabaran dan
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
nomor: HK.00.05.4-2411 tang-gal 17 Mei 2004 tentang ketentuan pokok
pengelompokan dan penandaan obat bahan alam Indonesia. Dalam Keputusan
Kepala Badan POM yang dimaksud dengan Obat Bahan Alam Indonesia adalah Obat
Bahan Alam yang diproduksi di Indonesia. Selanjutnya disebutkan dalam Keputusan
Kepala Badan POM tersebut, berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim
penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, Obat Bahan Alam Indonesia
dikelompokkan secara berjenjang menjadi 3 kelompok yaitu :
1. JAMU
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam
bentuk serbuk seduhan atau cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi
penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini
dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai
tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 – 10 macam bahkan
lebih.

4
Golongan ini tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi
cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun
selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan
keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.
Lain dari fitofarmaka, Jamu bisa diartikan sebagai obat tradisional yang
disediakan secara tradisional, tersedia dalam bentuk seduhan, pil maupun larutan.
Pada umumnya, jamu dibuat berdasarkan resep turun temurund dan tidak melalui
proses seperti fitofarmaka. Jamu harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:
 Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
 Klaim khasiat berdasarkan data empiris (pengalaman)
 Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Sebuah ramuan disebut jamu jika telah digunakan masyarakat melewati 3
generasi. Artinya bila umur satu generasi rata-rata 60 tahun, sebuah ramuan, disebut
jamu jika bertahan minimal 180 tahun. Inilah yang membedakan dengan fitofarmaka,
dimana pembuktian khasiat tersebut baru sebatas pengalaman, selama belum ada
penelitian ilmiah. Jamu dapat dinaikkan kelasnya menjadi herbal terstandar atau
fitofarmaka dengan syarat bentuk sediaannya berupa ekstrak dengan bahan dan
proses pembuatan yang terstandarisasi.

Kelompok jamu sebagaimana dimaksud dalam untuk pendaftaran baru harus


mencantumkan logo dan tulisan “JAMU” sebagaimana contoh terlampir. Logo
dimaksud berupa “RANTING DAUN TERLETAK DALAM LINGKARAN”, dan
ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah/ pembungkus/ brosur. Logo
(ranting daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau di atas dasar warna putih
atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo. Tulisan “JAMU” harus
jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam di atas dasar warna putih atau
warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan “JAMU

5
Contoh kemasan jamu yang beredar di Indonesia :

Gambar : Produk jamu yang beredar di masyarakat


 Obat Herbal Terstandar (OHT)
Obat Herbal Terstandar (OHT) juga tidak sama dengan fitofarmaka. Obat
Herbal Terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang berasal dari ekstrak bahan
tumbuhan, hewan maupun mineral. Perlu dilakukan uji pra-klinik untuk pembuktian
ilmiah mengenai standar kandungan bahan yang berkhasiat, standar pembuatan
ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat yang higienis dan uji toksisitas akut
maupun kronis seperti halnya fitofarmaka. Dalam proses pembuatannya, OHT
memerlukan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal serta memerlukan
tenaga kerja dengan pengetahuan dan keterampilan pembuatan ekstrak, yang hal
tersebut juga diberlakukan sama pada fitofarmaka.
Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria menurut keputusan kepala BPOM
RI Nomor HK.00.05.4.2411 :
 Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
 Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/ pra klinik (Jenis klaim penggunaan
sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan medium)
 Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk
jadi
 Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

6
Obat herbal terstandar harus mencantumkan logo dan tulisan “OBAT
HERBAL TERSTANDAR” , logo berupa ” JARI-JARI DAUN (3 PASANG)
TERLETAK DALAM LINGKARAN”, dan ditempatkan pada bagian atas sebelah
kiri dari wadah/ pembungkus/ brosur. Logo (jari-jari daun dalam lingkaran) dicetak
dengan warna hijau di atas warna putih atau warna lain yang menyolok kontras
dengan warna logo. Tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” harus jelas dan
mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam di atas dasar warna putih atau warna lain
yang mencolok kontras dengan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR”.

Contoh obat herbal terstandar (OHT) yang beredar di indonesia sebagai berikut:

Gambar : Produk Obat Herbal Terstandar beredar di masyarakat


 Fitofarmaka
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
760/MENKES/PER/IX/1992, Fitofarmaka adalah sediaan obat dan obat tradisional
yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya bahan bakunya terdiri dari simplisia
atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku

7
Fitofarmaka merupakan jenis obat tradisionalyang dapat disejajarkan dengan
obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar dan khasiatnya telah
dibuktikan melalui uji klinis. Fitofarmaka dapat diartikan sebagai sediaan obat bahan
alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji
praklinis dan uji klinis bahan baku serta produk jadinya telah di standarisir (BPOM.
RI., 2004 ).
Obat Herbal dapat dikatakan sebagai fitofarmaka apabila obat herbal tersebut telah
memenuhi kriteria sebagai berikut :
 Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
 Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/ pra klinik (Jenis klaim
penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian medium dan tinggi )
 Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam
produk jadi
 Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

Kelompok Fitofarmaka harus mencantumkan logo dan tulisan


“FITOFARMAK”. Logo berupa “JARI-JARI DAUN (YANG KEMUDIAN
MEMBENTUK BINTANG) TERLETAK DALAM LINGKARAN”, dan
ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah/ pembungkus/ brosur . Logo
(jari-jari daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau di atas dasar putih atau
warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo. Tulisan “FITOFARMAKA”
harus jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam di atas dasar warna putih
atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan “FITOFARMAKA”.

8
Contoh obat Fitofarmaka yang beredar di indonesia sebagai berikut:

Gambar : Produk Fitofarmaka beredar di masyarakat

Fitofarmaka telah melewati beberapa proses yang panjang yang setara dengan
obat-obatan modern yang beredar di masyarakat, diantaranya Fitofarmaka telah
melewati standarisasi mutu, baik dalam proses penanaman tanaman obat, panen,
pembuatan simplisis, ekstrak hingga pengemasan produk, sehingga dapat digunakan
sesuai dengan dosis yang efektif dan tepat. Selain itu sediaan fitofarmaka juga telah
melewati beragam pengujian yaitu uji preklinis seperti uji toksisitas, uji efektivitas,
dengan menggunakan hewan percobaan dan pengujian klinis yang dilakukan
terhadap manusia.

9
BAB III
PENUTUPAN

1. Kesimpulan
Menurut permenkes nomor 246/Menkes/Per/V/1990, Obat tradisional adalah
bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara
traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Sedangkan menurut Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat Dan Makanan
Republik Indosesia Nomor 12 Tahun 2014, Obat Tradisional adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tmbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
sarian (galenik), atu campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pegobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku
di masyarakat
Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian
khasiat, Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan secara berjenjang menjadi 3
kelompok yaitu :
1. Jamu
2. Obat Herbat Terstandar
3. Fitofarmaka
Contoh beberapa obat tradisional yang beredar diindonesia yaitu tolak angin,
stimuno, lelap, kuku bima, dan lain-lain.
2. Saran
Seharusnya kita dapat lebih bijak untuk memanfaatkan tanaman herbal yang
ada di sekitar kita dengan sebaik mungkin
. serta tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup disekitar kita agar tercipta
lingkungan hidup yang sehat.
Saran yang terbaik untuk kesehatan, yaitu mengikuti anjuran dari pepatah yang
berbunyi “Lebih baik mencegah daripada mengobati”, dari pada kita berjuang mati –
matian untuk mengobati penyakit kita, lebih baik kita berjuang mati – matian untuk
menjaga kesehatan kita sebelum terserang penyakit.

1
DAFTAR PUSTAKA

 Abidin, yunus dan B. Fariz J. M Misbah dkk,. 2018.kemahiran berbahasa


Indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

 Tanaman Obat Indonesia Jilid 1, Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia,


1985.
 Pusat Penelitian Obat Tradisional, Unika Widya Mandala, 2011.
 Syamsuni, H.A. (2006). Ilmu Resep, Kedokteran EGC, Jakarta.
 Syamsuni, H.A. (2007). Ilmu Resep, Kedokteran EGC, Jakarta.
 Inventaris Tanaman Obat Indonesia Depkes Dan Kesejahteraan Sosial R.I.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2000.

Anda mungkin juga menyukai