DISUSUN OLEH :
Viska Meidy Anggreni
201705053
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha
penyayang atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada dosen pengampu. Karena dengan ilmu
yang telah mereka berikan, saya mampu menyusun makalah ini dengan baik. Juga kepada
semua pihak yang telah membantu saya dalam menyusun makalah ini.
Kami berupaya semaksimal mungkin menyelesaikan makalah ini menjadi singkat
dan mudah dipahami. Namun, sebagai manusia, kami tidak luput dari kesalahan. Maka
kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan guna penyusunan makalah yang
lebih baik dikemudian hari nanti.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi
penyusun sendiri yang masih dalam tahap belajar. Akhir3 kata, saya mohon maaf atas
segala kekurangan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Pengertian .................................................................................. . 3
B. Jenis dan sumber obat tradisional ............................................... 3
C. Persyaratan obat tradisional ........................................................ 9
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 13
A. Kesimpulan.................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kedua terkaya di dunia dalam hal
keanekaragaman hayati. Terdapat sekitar 30.000 jenis (spesies) yang telah
diidentifikasi dan 950 spesies diantaranya diketahui memiliki fungsi biofarmaka
yaitu tumbuhan, hewan, maupun mikroba yang memiliki potensi sebagai obat,
makanan kesehatan, nutraceuticals, baik untuk manusia, hewan maupun tanaman.
Dengan kekayaan tersebut Indonesia berpeluang besar untuk menjadi salah
satu negara terbesar dalam industri obat tradisional dan kosmetika alami berbahan
baku tumbuh-tumbuhan yang peluang pasarnya pun cukup besar.
Sebagai salah satu alternatif pengembangan biofarmaka, fitofarmaka atau
lebih dikenal dengan tanaman obat, sangat berpotensi dalam pengembangan
industri obat tradisional dan kosmetika Indonesia. Selama ini, industri tersebut
berkembang dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang diperoleh dari hutan
alam dan sangat sedikit yang telah dibudidayakan petani. Bila adapun, teknik
budidaya dan pengolahan bahan baku belum menerapkan persyaratan bahan baku
yang diinginkan industri, yaitu bebas bahan kimia dan tidak terkontaminasi jamur
ataupun kotoran lainnya.
Dalam memacu pengembangan agribisnis berbasis fitofarmaka di tingkat
petani, sangatlah penting peningkatan kemampuan petani dalam hal budidaya
tanaman obat. Di samping hal budidaya, segi pasca panen dan pemasaran juga
perlu ditingkatkan dalam upaya memacu pengembangan industri obat tradisional
dan kosmetika Indonesia.
Obat bahan alam yang semula banyak dimanfaatkan oleh negara-negara di
Asia, Amerika Selatan dan Afrika, sekarang meluas sampai ke negara-negara maju
di Australia dan Amerika Utara. Awalnya obat bahan alami digunakan sebagai
tradisi turun-temurun. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan
berkembangnya teknologi, baik produksi maupun informasi, uji praklinik dan
klinik dilakukan untuk memperoleh keyakinan khasiat obat bahan alam.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian obat tradisional?
2. Jenis dan sumber obat tradisional?
3. Bagaimana persyaratan obat tradisional
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian obat tradisional.
2. Mengetahui jenis dan sumber obat tradisional.
3. Mengetahui bagaimana persyaratan obat tradisional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan
tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman. Pengobatan tradisional. (Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992
tentang kesehatan)
Adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara, obat dan
pengobatannya yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun
dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Obat tradisional Peraturan menurut Menteri Kesehatan RI.No.
179/Men.Kes/Per/VII/1976 Tentang Produksi dan Distribusi Obat Tradisionil
adalah obat jadi atau obat berbungkus yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan,
hewan, mineral dan atau sediaan galeniknya atau campuran bahan-bahan tersebut
yang belum mempunyai data klinis dan dipergunakan dalam usaha pengobatan
berdasarkan pengalaman :
- bahan alam
- bedasarkan pengalaman
Obat tradisional menurut Peraturan Menteri Kesehatan
RI.No.246/Men.Kes/Per/V/1990 Tentang Izin Usaha IOT dan Pendaftaran O.T Dan
Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan Adalah bahan atau
ramuan bahan, yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
sarian (galenik) atau campuran bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
3
Indonesia semula hanya dibedakan menjadi 2 kelompok,yaitu obat tradisional atau
jamu dan fitofarmaka. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi,telah
diciptakan peralatan berteknologi tinggi yang membantu proses produksi sehingga
industri jamu maupun industri farmasi mampu membuat jamu dalam bentuk
ekstrak. Namun, sayang pembuatan sediaan yang lebih praktis ini belum diiringi
dengan penelitian sampai dengan uji klinik. Dengan keadaan tersebut maka obat
tradisional sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi 3 , yaitu jamu, obat ekstrak
alam dan fitofarmaka.
Suatu zat merupakan obat bila dalam pengobatan atau eksperimen sudah diperoleh
informasi,di antaranya tentang ( B.Zulkarnaen,1999) :
a. Hubungan dosis dan efek (dose effect relationship), selain dari hanya
diketahui adanya suatu efek.
b. Absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi zat tersebut
c. Tempat zat tersebut bekerja (site of action)
d. Cara bekerja at (mechanism of action)
e. Hubungan struktur dan respon ( structure respons relationship).
Informasi tentang lima hal di atas diperlukan dan dievaluasi dalam menilai
suatu obat. Penisilin umpamanya sudah diketahui bahwa besar responsnya
berkaitan erat dengan besar dosis, ia diketahui kapan mencapai kadar efektif dalam
darah manusia dan dalam bentuk apa sisa penisilin diekskresi. Diketahui pula pada
bagian apa dari kuman penisilin bekerja, serta bagaimana bekerjanya dan diketahui
pula hubungan kerja dengan struktur molekul penisilin. Informasi seperti imi
dipunyai obat modern yang dipasarkan, sementara kurangnya informasi
menyebabkan suatu obat tidak dapat diedarkan sebagai obat.
Untuk memperoleh informasi di atas, diperlukan penelitian, tenaga, dana
dan waktu yang sangat banyak. Diperkirakan dari ditemukannya suatu
obat,dibutuhkan sekitar 25 tahun,sebelum suatu zat diperbolehkan beredar sebagai
obat. Penelitian berkenaan dengan hal di atas dimulai dari penapisan tahap pertama,
yaitu :
a. Penentuan toksitas dan pengaruh terhadap gelagat (behavior)
b. Pengaruh zat terhadap tekanan darah dan semua percobaan yang ada kaitannya
dengan tekanan darah.
c. Pengaruh zat terhadap organ-organ terisolasi yang kemudian diikuti dengan
ratusan percobaan untuk melengkapi informasi yang diperlukan.
6
Tiga jenis penapisan ini banyak memberikan arah penelitian dan sifat
bahan yang diteliti,mulai dari pengaruh terhadap Susunan Saraf Pusat (SSP),
Susunan Saraf Otonom(SSO), respirasi , relaksan otot, dan sebagainya.
Pada table di bawah ini dapat dilihat daftar beberapa tanaman obat yang
mempunyai prospek pengembangan yang potensial.
Tabel 1.
Tanaman Obat Fitofarmaka yang Prospektif
4. Mikroba patogen
Yang dimaksud dengan mikroba patogen ialah adalah semua mikroba yang
dapat menyebabkan orang menjadi sakit. bila kemasukan mikroba tersebut. Obat
tradisional untuk penggunaan obat dalam perlu diwaspadai adanya mikroba seperti.
Salmonella, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonasaeruginosa.
ObatTradisional untuk penggunaan obat luar perlu diwaspadai adanya mikroba
seperti: Staphylococcus aureus, Pieudomonas aeruginosa, Candida albicans,
Clostridium pertingens, Bacillus antracis.
5. Angka Lempeng Total
Angka lempeng total harus ditekan sekecil mungkin. Meskipun mikroba
tersebut tidak membahayakan bagi kesehatan, tetapi kadang-kadang karena
pengaruh sesuatu dapat menjadi mikroba yang membahayakan. Yang jelas angka
9
lempeng total tersebut dapat digunakan sebagai petunluk sampai tingkat berapa
industri tersebut melaksanakan Cara pembuatan obat Tradisional yang Baik. Makin
kecil angka lempeng total bagi setiapp roduk, makint inggin ilaip engetrapan
CPOTB di Industri tersebut.
6. Angka kapang dan Khamir
Jumlah kapang (jamur) dan khamir yang besar, menunjukkan kemunduran
dari mutu obat tradisional. Kapang dan khamir akan berkembang biak bila tempat
tumbuhya cocok untuk pertumbuhan. Disamping itu kapang tertentu ada yang
menghasilkan zat racun (toksin) seperti jamur Aspergilus flavus dapat
menghasilkan
7. aflatoksin.
Aflatoksin Tidak boleh lebih dari persyaratan yang ditetapkan Aflatoksin
selain meracuni organ tubuh bersifat karsinogenik.
8. Bahan tambahan
Bahan tambahan dapat dibedakan menjadi bahan tambahan alami dan bahan
tambahan kimia. Bahan tambahan kimia pada umumnya bersifat racun karena itu
perlu ada pembatasan penggunaannya. oleh karena itu pemakaian bahan tambanan
jika tidak diperlukan agar dihindari.
9. Pengawet
Cukup jelas.
10. Pewarna
Cukup jelas.
11. Pengisi
Cukup jelas.
12. Wadah dan penyimpanan.
Dalam wadah tertutup baik; disimpan pada suhu kamar, ditempat kering
dan terlindung dari sinar matahari. yang diproduksi oleh Industri obat tradisional
dapat tetap memenuhi persyaratan obat tradisional meskipun sudah diedarkan
dalam waktu lama.
Wadah
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi obat tradisional yang disimpan
di dalamnya baik secara kimia maupun secara fisika, yang dapat
10
mengakibatkan perubahan keamanan, kemanfaatan dan mutu. Wadah tertutup
baik harus melindungi isinya terhadap masuknya bahan padat dari luar dan
mencegah kehilangan waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan dan
penjualan dalam keadaan dan dengan cara biasa. Wadah tertutup.rapat harus
melindungi isinya terhadap masuknya bahan padat atau lengas dari luar dan
mencegah kehilangan, pelapukan, pencairan dan penguapan pada waktu
pengurusan, pengangkutan, penyimpanan dan penjualan dalam keadaan dan
dengan cara biasa.
Penyimpanan.
obat tradisional harus disimpan sedemikian rupa sehingga mencegah
cemaran mikroba dari luar dan terjadinya peruraian, terhindar dari pengaruh
udara, kelembaban, panas dan cahaya. Disimpan pada suhu kamar adalah
disimpan pada suhu 150 C sampai 30oC Disimpan ditempat kering adalah
disimpan ditempat yang terhindar dari kelembaban. Disimpan terlindung dari
sinar matahari adalah disimpan ditempat yang terhindar dari sinar matahari
langsung. Air Panas adalah air matang (telah didihkan) dan suhunya masih
berada antara 60o c sampai 70o C.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhir-akhir ini perhatian terhadap obat alami meningkat dengan tajam.
Penelitian mengenai potensi dan khasiat obat alami pun mengalami
peningkatan. Hal ini merupakan sesuatu yang menggembirakan, mengingat
potensi kekayaan alam Indonesia sangat berlimpah. Oleh sebab itu,kita hanya
menunggu kemauan pemerintah dan berbagai pihak yang berkepentingan
untuk mengembangkannya agar pelayanan kesehatan tidak semata-mata
tergantung pada obat-obat modern.
Secara singkat, sistem medis merupakan organisasi yang kaya dan
kompleks yang memberikan banyak peranan dan tujuan. Rupanya perhatian
yang diberikan hanyalah pada masalah-masalah penyakit (disease) dan
penyakit (illness) yang didefinisikan secara sempit, padahal dalam
kenyataannya mereka mencerminkan pola-pola dan nilai-nilai dasar dari
kebudayaan, di mana mereka merupakan salah satu bagiannya. Hanya apabila
dipandang dari konteks yang luas dalam suatu lingkungan sosial-budaya yang
menyeluruh, barulah tingkah laku sehat dari anggota-anggota kelompok mana
pun dapat dipahami sepenuhnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13