OLEH
KELOMPOK CHLORPHENIRAMINE MALEATE
AIDA MISTAWATI (1501001)
ANDITA DWI PRAMESTI (1001013)
EMNOVERICI UMAR ( 1501013 )
FIRDA RITRI (1501017)
GISDA AMARINA (1501019)
SITI NURJANAH (1501046)
VANY RAHMAYANI (1501048)
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT , karena berkat karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah yang berjudul RUANG LINGKUP
FARMASI tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata kuliah
Pengantar Ilmu Farmasi,pada semester I ,di tahun ajaran 2015 . Makalah ini berisikan tentang
sejarah perkembangan farmasi dari masa ke masa, dari zaman yunani hingga zaman modern.
Dan di dalamnya membahas tentang obat, tokoh-tokoh, perkermbangan farmasi di indonesia.
Kami menyadari bahwa dalam karya ilmiah ini masih banyak kekurangan , untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca . Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
1
1
Bab II Pembahasan
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Pengetian obat
Sejarah Penggunaan Obat
Pengertian Farmasi
Sejarah Kefarmasian
Perkembangan Profesi Kefarmasian
Karir dalam Bidang Farmsi
Pendidikan dalam Bidang Farmasi
2
2
2
2
3
7
Kesimpulan
Saran
12
12
Daftar Pustaka
13
BAB 1 PENDAHULUAN
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menetapkan, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan.
Kata farmasi diturunkan dari bahasa Yunani pharmakon, yang berarti cantik atau
elok, yang kemudian berubah artinya menjadi racun, dan selanjutnya berubah lagi menjadi
obat atau bahan obat. Oleh karena itu seorang ahli farmasi (Pharmacist) ialah orang yang
paling mengetahui hal obat. Ia satu-satunya ahli mengenai obat, karena pengetahuan
keahlian mengenai obat memerlukan pengetahuan yang mendalam mengenai semua aspek
kefarmasian seperti yang tercantum pada definisi di atas.
Pengetahuan kefarmasian mencakup pula penyaluran dan penggunaan obat yang
sesuai dan aman.Tulisan ini membicarakan ruang lingkup farmasi meliputi pengertian
farmasi , sejarah kefarmasian , perkembangan pelayanan farmasi ,karir dalam bidang
farmasi dan pendidikan farmasi.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengetian obat?
1.2.2 Siapa tokoh-tokoh dalam sejarah obat dan kefarmasian?
1.2.3 Apa pengertian farmasi ?
1.2.4 Bagaimanakah sejarah kefarmasian?
1.2.5 Apa saja ruang lingkup farmasi?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1 untuk memberi informasi pengertian obat dan farmasi
1.3.2 untuk memberikan informasi tentang sejarah pengenalan obat dan kefarmasian
1.3.3 untuk meningkatkan pengetahuan tentang ruang lingkup farmasi
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Obat
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menetapkan, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan.
2.1.1 Sejarah penggunaan Obat
Galen ( 130- 200 M ),adalah seorang dokter dan ahli farmasi dari Yunani . karyanya
dalam ilmu kedokteran dan obat- obatan berasal dari alam, formula dan sediaan
pengobatan dengan menggunakan obat-obatan. Selain itu, dokter dan ahli farmasi
Abu al-Qasim al-Zahrawi alias Abulcasis (936-1013 M) juga tercatat sebagai saintis
penyakit.
al-Biruni (973-1050 M). Sang ilmuwan legendaris Islam itu telah menulis buku
farmakologi yang sangat berharga bertajuk Kitab al-Saydalah( Buku tentang Obatobatan). Dalam kitabnya itu, al-Biruni menjelaskan secara detail pengetahuan mengenai
peralatan untuk pembuatan oba-obatan, peran farmasi, fungsi serta tugas apoteker.Ia juga
Pada tahun 1240 raja jerman frederick II secara resmi memisahkan ilmu farmasi dari
laktat, asam sitrat, asam oksalat, asam tartrat dan asam arsenat.
Scheele juga berhasil mengidentifikasi gliserin, menemukan cara baru membuat calomel,
Sejak saat itulah, dunia farmasi (industri & pendidikannya) terus berkembang dengan
didukung oleh berbagai penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi.
Sekolah-sekolah farmasi saat ini hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan
ilmu, kalau bolehh kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di sanalah
industri obat pertama berdiri).
Ilmu farmasi baru menjadi ilmu pengetahuan yang sesungguhnya pada abad XVII di
Perancis. Pada tahun 1797 telah berdiri sekolah farmasi pertama di perancis dan buku tentang
farmasi telah diterbitkan dalam beberapa bentuk ,antara lain buku pelajaran, majalah,
farmakope ,dan komentar. Perkembangan ini diikuti oleh negara eropa yang lain misalnya
Italia, Inggris ,Jerman ,dan lain- lain. Di Amerika sekolah farmasi pertama berdiri tahun 1821
di Philadelphia.
produk sediaan farmasi.pada periode ini seorang apoteker bekerja terus di apotik ,
karena dia harus meracik obat yang diresepkan oleh dokter.
2.4.2
periode transisisi
Periode transisis merupakan periode dimana telah terjadi perkembangan yang
pesat dalam dunia industri obat.obat-obat jadi yang sudah siap pakai beredar di
pasaran. Harga obatpun menjadi mahal dan informasi mengenai obat sangat banyak,
karena masing-masing industri obat memproduksi obat dengan rahasia formulasinya
masing-masing. Pada periode ini seorang apoteker kehilangan menjadi kehilangan
pekerjaan tradisionalnya, yaitu meracik obat di apotek .
2.4.3
penekanan pada fungsi farmasis yang bekerja langsung bersentuhan dengan pasien.
Berawal dari ketidakpuasan atas norma praktek pelayanan kesehatan pada saat itu dan
adanya kebutuhan yang meningkat terhadap tenaga kesehatan profesional yang
memiliki pengetahuan komprehensif mengenai pengobatan. Gerakan munculnya
farmasi klinik dimulai dari University of Michigan dan University of Kentucky pada
tahun 1960-an (Miller,1981).
Dalam sistem pelayanan kesehatan, farmasis klinik adalah ahli pengobatan
dalam terapi. Mereka bertugas melakukan evaluasi pengobatan dan memberikan
rekomendasi pengobatan, baik kepada pasien maupun tenaga kesehatan lain. Farmasis
klinik merupakan sumber utama informasi ilmiah yang dapat dipercaya tentang obat
dan penggunaannya, memberikan informasi terkait dengan penggunaan obat yang
aman, tepat, dan efektif.
2.4.4
timbul pada pertengahan tahun 1970-an. Yang mengisyaratkan bahwa semua praktisi
kesehatan harus memberikan tanggung jawab atas dampak pemberian obat pada
pasien.
Pekerjaan ini diperlukan oleh instansi pemerintah atau industri farmasi untuk
publikasi, mengedit atau menulis tulisan yang berlatar belakang kefarmasian.
2.6 Pendidikan dalam Bidang Farmasi
Pendidikan Farmasi, khususnya pendidikan tinggi sering berubah dengan
perubahan tuntutan zaman. Pendidikan tinggi secara umum dituntut untuk menghasilkan
lulusan yang lebih berkualitas dan lebih relevan terhadap kebutuhan masyarakat.
Khususnya bidang Farmasi semakin banyak didirikan perguruan tinggi swasta yang
menyelenggarakan pendidikan Farmasi. Demikian pula terjadi pada pendidikan program
profesional di bidang kesehatan, yang semakin dituntut mutu lulusan yang tinggi,
sehingga Sekolah Perawat, Sekolah Menengah Farmasi, dan lain-lain ditingkatkan
menjadi setingkat Akademi (Program D-3 atau D-4), yang dikelola oleh Dinas Kesehatan
Propinsi, dan dikelompokkan dalam Politeknik Kesehatan (POLTEKKES).
2.6.1 Sekolah Menengah Farmasi
Dari sejarah perkembangan kefarmasiaan di Indonesia tampak besarnya peranan
pendidikan menengah farmasi (Sekolah Asisten Apoteker), khususnya pada saat
langkanya tenaga kefarmasian berpendidikan tinggi . Tenaga menengah farmasi ini
masih sangat diperlukan dan berperanan, khususnya pada Farmasi Komunitas, baik di
Apotik maupun di Rumah Sakit. Dengan bertambahnya tenaga farmasi berpendidikan
tinggi, peranan ini akan semakin kecil, sehingga perlu dipikirkan untuk meningkatkan
pendidikan AA ini setingkat akademi (lulusan SMA).
2.6.2
Sejak 1991 telah dirintis pembukaan pendidikan tenaga farmasi ahli madya dalam
bentuk Program Diploma (D-III) oleh Departemen Kesehatan, yaitu Program Studi
Analis Farmasi. Kebutuhan ini merupakan konsekuensi perkembangan di bidang
kesehatan yang semakin memerluka tenaga ahli, baik dalam jumlah maupun kualitas,
dan semakin memerlukan diversifikasi tenaga keahlian. Tujuan utama program studi
ini ialah menghasilkan tenaga ahli madya farmasi yang berkompetensi untuk
pelaksanaan pekerjaan di bidang pengendalian kualitas (quality control).
2.6.3
Sarjana atau strata-1(S1) dirancang selesai dalam 4 tahun dengan gelar sarjana
Dengan adanya karya tulis ini penulis berharap seorang apoteker setidaknya mampu
menjadi sumber informasi bagi masyarakat maupun profesi kesehatan lain,baik di rumah
sakit , di apotek dimanapun apoteker berada.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganiswarna , Sulistia G,dkk .2001 . Farmakologi dan Terapi edisi 4 . Jakarta. Gaya
2.
3.
4.
5.
Baru
Syamsuni ,H.A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta :EGC
http://wahyudinstr.blogspot.co.id
http://Ismafarsikomsatunsoed.blogspot.com
www.fa.itb.ac.id