BAB I
PENDAHULUAN
Berbagai reaksi kimia dalam tubuh dapat dipercepat lajunya dengan enzim. Fungsi enzim
sebagai biokatalisator mampu menurunkan energy aktivasi sehingga dapat meningkatkan laju
reaksi. Akan tetapi tidak selamanya enzim dapat bekerja optimal atau bahkan tidak dapat bekerja
sama sekali. Ada beberapa molekul yang dapat mempengaruhi kerja enzim, salah satunya adalah
inhibitor. Inhibitor merupakan suatu senyawa yang dapat menurunkan atau menghambat laju
rekasiyang dikatalisis enzim.
Berdasarkan reaksi kimianya, ada dua macam inhibitor, yaitu inhibitor irreversible dan inhibitor
reversible. Inhibitor irreversible merupakan inhibitor yang tidak dapat balik. Artinya, setelah
berikatan dengan enzim, inhibitor ini tidak dapat dipisahkan lagi dari enzim. Dengan adanya
inhibitor ini enzim tidak dapat bekerja lagi karena inhibitor ini bersifat merusak enzim.
Sedangkan inhibitor reversible adalah inhibitor yang dapat balik. Artinya, setelah berikatan
dengan enzim, inhibitor ini masih dapat dipisahkan lagi. Ada 3 macam jenis inhibitor reversible,
yaitu inhibitor yang bekerja secara kompetitif, non kompetitif, dan unkompetitif
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
Beberapa jenis molekul dapat mempengaruhi aktivitas enzim. Aktivitas dari enzim dapat
dipengaruhi oleh beberapa jenis molekul, salah satunya adalah inhibitor. Inhibitor merupakan
suatu senyawa yang dapat menghambat atau menurunkan laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim.
Berdasarkan reaksi kimianya, inhbitor dapat dibedakan menjadi 2, yaitu inhibitor irreversibel dan
inhbitor reversibel.
Inhibitor irreversibel adalah inhibitor yang reaksi kimianya berjalan satu arah atau tidak dapat
balik, dimana setelah inhibitor mengikat enzim, inhibitor tidak dapat dipisahkan dari sisi aktif
enzim. Keadaan ini menyebabkan enzim tidak dapat mengikat substrat atau inhibitor merusa k
beberapa komponen (gugus fungsi) pada sisi katalitik molekul enzim.
Inhibitor reversibel adalah inhibitor yang reaksi kimianya berjalan dua arah atau dapat balik,
bekerja dengan mengikat sisi aktif enzim melalui reaksi reversibel dan inhibitor ini dapat
dipisahkan atau dilepaskan kembali dari ikatannya.
Enzim + Inhibitor EI
Inhibitor reversibel terdiri dari tiga jenis, yaitu inhibitor yang bekerja secara kompetitif, non-
kompetitif, dan un-kompetitif
1. Inhibitor Kompetitif
Pada inihibitor kompetitif, inhibitor dan substrat berkompetisi
untuk berikatan dengan enzim. Seringkali inhibitor kompetitif memiliki
struktur yang sangat mirip dengan substrat asli enzim. Sebagai
contoh, metotreksat adalah inihibitor kompetitif untuk enzimdihidrofolat
reduktase. Kemiripan antara struktur asam folat dengan obat ini
ditunjukkan oleh gambar di samping bawah. Perhatikan bahwa
pengikatan inhibitor tidaklah perlu terjadi pada tapak pengikatan substrat
apabila pengikatan inihibitor mengubah konformasi enzim, sehingga
menghalangi pengikatan substrat. Pada inhibitor kompetitif, kelajuan
maksimal reaksi tidak berubah, namun memerlukan konsentrasi substrat
yang lebih tinggi untuk mencapai kelajuan maksimal tersebut, sehingga
meningkatkan Km
Inhibitor jenis ini mirip dengan inhibitor non-kompetitif, kecuali kompleks EIS memiliki
aktivitas enzimatik residual.Pada banyak organisme, inhibitor dapat merupakan bagian dari
mekanisme umpan balik. Jika enzim memproduksi terlalu banyak produk, produk tersebut dapat
berperan sebagai inhibitor bagi enzim tersebut. Hal ini akan menyebabkan produksi produk
melambat atau berhenti. Bentuk umpan balik ini adalah umpan balik negatif. Enzim memiliki
bentuk regulasi seperti ini sering kali multimerik dan mempunyai tapak ikat alosterik. Kurva
substrat/kelajuan enzim ini tidak berbentuk hiperbola melainkanberbentuk S.Koenzim asam folat
dan obat anti kanker metotreksat memiliki struktur yang sangat mirip. Oleh sebab itu,
metotreksat adalah inhibitor kompetitif bagi enzim yang menggunukan folat.Inhibitor ireversibel
bereaksi dengan enzim dan membentuk aduk dengan protein. Inaktivasi ini bersifat ireversible.
Inhibitor seperti ini contohnya efloritina, obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh protozoa African trypanosomiasis. Penisilindan Aspirin juga bekerja dengan
cara yang sama. Senyawa obat ini terikat pada tapak aktif, dan enzim kemudian mengubah
inhibitor menjadi bentuk aktif yang bereaksi secara ireversibel dengan satu atau lebih residu
asam amino
Oleh karena inhibitor menghambat fungsi enzim, inhibitor sering digunakan sebagai obat.
Contohnya adalah inhibitor yang digunakan sebagai obat aspirin. Aspirin menginhibisi
enzim COX-1dan COX-2 yang memproduksi pembawa pesan peradanganprostaglandin,
sehingga ia dapat menekan peradangan dan rasa sakit. Namun, banyak pula inhibitor enzim
lainnya yang beracun. Sebagai contohnya, sianida yang merupakan inhibitor enzim ireversibel,
akan bergabung dengan tembaga dan besi pada tapak aktif enzim sitokrom c-oksidase dan
memblok pernafasan sel
http://ipulsv.blogspot.com/2010/10/struktur-dan-fungsi-enzim.html
Salah satu contoh dari reaksi kimia inhibitor irreversibel adalah reaksi diisopropyl
fluorophosphates dengan serine proteases, chymotrypsin and iodoacetate yang bereaksi dengan
essential sulfhydryl yang merupakan salah satu bagian dari kelompok enzim triose phosphate
dehydrogenase
E-SH+ICH2COOH E-SCH2COOH+HI
Sedangkan contoh dari inhibitor reversible terdapat dalam reaksi succinic acid dan FAD
BAB III
KESIMPULAN
Inhibitor merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat laju reaksi suatu enzim. Inhibitor
bekerja dengan cara berikatan dengan enzim sehingga membuat enzim menjadi rusak atau tidak
cocok dengan substratnya.
Berdasarkan reaksi kimianya, ada dua macam inhibitor, yaitu inhibitor irreversible dan inhibitor
reversible. Ada 3 macam jenis inhibitor reversible, yaitu inhibitor yang bekerja secara kompetitif,
non kompetitif, dan unkompetitif
ACARBOSE SEBAGAI OBAT DIABETES
9:26 PM Interna, kedokteran 1 comment
Sumber Pustaka
Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi 8 buku 2. Penerbit Salemba
Medika : Jakarta.