Anda di halaman 1dari 2

PEMBUATAN MIKROPARTIKEL KOMPOSIT ACTIVE

PHARMACEUTICAL INGREDIENTS (API)-POLIMER


MENGGUNAKAN KARBONDIOKSIDA SUPERKRITIS
Warlinda Eka Triastuti, Sumarno*
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia

Secara umum, bioaktif/obat yang telah dimikronisasi mengalami peningkatan kelarutan


saat diekspos di media air (aqueous solution) karena naiknya luas permukaan. Ukuran partikel
obat yang kecil dapat pula mengurangi jumlah obat yang harus dihantarkan ke tempat sakit
(illness location) karena naiknya daya serap tubuh. Naiknya daya serap tubuh dapat menurunkan
dosis obat dalam penghantaran, sehingga menurunkan pula kemungkinan timbulnya efek
samping.
Suatu obat dikatakan mempunyai penghantaran yang unggul jika obat tersebut
mempunyai laju pelepasan yang terkontrol (controlled release drug) (Wang dkk., 2006).
Controlled release system mampu mengontrol pelepasan obat dalam tubuh pada laju yang
diinginkan ke bagian tubuh yang diinginkan. Controlled release system dapat dilakukan dengan
memformulasikan active pharmaceutical ingredients (API) dengan polimer sebagai drug
excipients, dimana API akan terdistribusi dalam matriks polimer (Yeo - Kiran, 2005 dan Tandya
dkk., 2007).
Pembuatan mikropartikel dapat dilakukan dengan teknik konvensional seperti teknik
penghancuran secara mekanis (crusher, grinder, dll), teknik presipitasi larutan organik
(pemisahan fasa polimer, penguapan atau ekstraksi pelarut), dan teknik spray drying.

Ketoprofen, asam 2-(3-benzoylphenyl)-propionat termasuk jenis non-steroidal anti-


inflammatory drug (NSAID) yang dikenal sebagai anti inflammasi, antipiretik dan analgesik.
Ketoprofen memiliki kelarutan yang rendah dalam air (Choi dkk., 2007). Upaya untuk
meningkatkan kelarutan dan laju peluruhan obat (drug release) dilakukan dengan mikronisasi
dan pembuatan komposit obat-polimer. Pada penelitian ini menggunakan PEG sebagai carrier
atau drug excipients pada ketoprofen, karena PEG merupakan polimer semikristalin sehingga
cenderung membentuk partikel sphere setelah dilakukan mikronisasi (Tandya dkk., 2007). Selain
itu, PEG bersifat aman, hidrofilik, biocompatible dan tidak beracun (Choi dkk., 2007). Gambar 3
merupakan foto SEM dari ketoprofen dan PEG sebelum proses mikronisasi, ketoprofen dan PEG
berukuran masing-masing sekitar 850 m dan 2150 m.

Pembuatan Mikropartikel dengan Teknik SAS


A. Pengaruh Tekanan Pada Morfologi, Ukuran dan Distribusi Ukuran Komposit

Peningkatan tekanan pada tangki presipitator menyebabkan densitas dari CO2 superkritis di
dalamnya meningkat. Peningkatan densitas ini menghasilkan gaya eksternal yang besar untuk
melakukan pemecahan droplet sehingga partikel yang dihasilkan menjadi semakin kecil.
B. Pengaruh Temperatur Pada Morfologi, ukuran dan Distribusi ukuran pada Komposit
Peningkatan temperatur pada tangki presipitator akan mengakibatkan pembentukan initial
droplet yang semakin kecil, dimana initial droplet ini akan mempengaruhi pembentukan
ukuran akhir dari mikropartikel. Semakin kecil initial droplet yang terbentuk di tangki
presipitator maka akan semakin kecil pula ukuran mikropartikel yang dihasilkan.
C. Pengaruh Konsentrasi Awal Larutan Pada Morfologi, Ukuran dan Distribusi ukuran pada
Komposit
Pada konsentrasi larutan tinggi, larutan mempunyai viskositas yang tinggi, sehingga
mikropartikel yang terbentuk lebih besar. Meningkatnya konsentrasi larutan akan
meningkatkan tegangan permukaan antara larutan yang diekspansikan dan CO2 superkritis,
sehingga Weber number semakin kecil.

Pembentukan Mikropartikel Komposit Obat-Polimer dengan Teknik PGSS


A. Pengaruh Tekanan Saturation Chamber Pada Morfologi, ukuran dan Distribusi ukuran pada
Komposit
Pada tekanan rendah, konsentrasi CO2 superkritis yang terlarut di dalam PEG hanya sedikit.
Hal ini menyebabkan viskositas larutan tinggi, sehingga menghasilkan mikropartikel
berukuran besar dan cenderung terjadi aglomerasi.
B. Pengaruh Temperatur Saturation Chamber Pada Morfologi, ukuran dan Distribusi ukuran
pada Komposit
Pada temperatur rendah, yaitu 50C densitas CO2 superkritis besar sehingga jumlah CO2
superkritis yang terlarut dalam polimer makin banyak. Semakin banyaknya CO2 superkritis
yang terlarut, maka viskositas larutan makin rendah. Semakin rendah viskositas larutan,
akan menghasilkan mikropartikel yang berukuran kecil ketika larutan diekspansikan melalui
nozzle karena atomisasi lebih mudah terjadi.
C. Pengaruh Komposisi Obat-Polimer Pada Morfologi, ukuran dan Distribusi ukuran pada
Komposit
Meningkatnya jumlah PEG akan meningkatkan viskositas larutan sehingga saat larutan
diekspansikan melalui nozzle atomisasi sulit terjadi dan menghasilkan droplet yang besar.
Ini menyebabkan proses solidifikasi semakin lama dan mikropartikel yang dihasilkan juga
semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai