10100116191
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Tidur sangat penting untuk menjaga baik kesehataan fisik, mental, dan
kesehatan emosional (Colten & Altevogt, 2006). Durasi tidur yang pendek
(kurang dari 7 jam) dapat meningkatkan risiko kematian dan telah dilaporkan
sebagai faktor risiko penting yang dapat merugikan sistem kardiovaskular,
endokrin, sistem imun, dan sistem saraf, seperti obesitas pada dewasa dan anak-
anak, diabetes dan toleransi glukosa yang lemah, penyakit kardiovaskular dan
hipertensi, gangguan mood dan kecemasan yang berlebihan, serta penyalahgunaan
obat (Johnson et al., 2008; Knutson et al., 2009; Suchecki et al., 2008). Faktor-
faktor yang mempengaruhi durasi tidur dan kualitas tidur pada orang dewasa dan
anakanak, di antaranya adalah pengaruh penggunaan kafein dan substansi
simultan lainnya.
Kafein yang banyak terdapat dalam minuman seperti kopi, obat, suplemen,
dan permen adalah stimulan yang paling banyak digunakan di dunia (Snel &
Lorist, 2011). Orang Indonesia sendiri memiliki kebiasaan minum kopi sejak dari
zaman pra kemerdekaan (Kompas, 2012). Kafein ini tersedia secara luas, banyak
dipasarkan, dan dapat diterima secara sosial, bahkan di kalangan anak dan
populasi remaja karena dipercaya dapat mempengaruhi performa atau kinerja dan
keadaan mental dengan mengurangi atau menghilangkan tidur (James & Keane,
2007; James & Rogers, 2005).
Kopi merupakan salah satu produk perkebunan terbaik dari daerah tropis
yang telah diperdagangkan di seluruh dunia. Popularitas serta daya tarik dunia
terhadap kopi dikarenakan rasanya yg unik serta didukung oleh faktor sejarah,
tradisi, sosial dan kepentingan ekonomi. Kopi yang merupakan minuman dengan
bahan dasar ekstrak biji, dikonsumsi sekitar 2,25 milyar gelas setiap harinya di
seluruh dunia (Outlook Kopi, 2016).
Berdasarkan hasil Survei Konsumsi Makanan Indonesia (SKMI) pada
tahun 2014, didapatkan bahwa kopi merupakan jenis minuman dengan angka
konsumsi tertinggi kedua setelah teh (31,2%) dengan presentase 25,1%. Konsumsi
kopi di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2013 konsumsi
kopi di Indonesia mencapai 1,0 kg per kapita dan terus meningkat tiap tahunnya
menjadi 1,03 kg per kapita pada tahun 2014, 1,09 per kapita pada tahun 2015 dan
1,15 kg per kapita pada tahun 2016. Untuk daerah Provinsi Aceh tahun 2014
menunjukkan bahwa Konsumsi kelompok minuman jenis serbuk, kopi bubuk
merupakan jenis yang dikonsumsi tertinggi yaitu 3,3 gram perorang perhari dan
dikonsumsi oleh 26,1 persen penduduk. Sedangkan pada kelompok minuman
jenis cair, minuman kemasan cairan merupakan yang tertinggi dikonsumsi yaitu
8,1 ml dan dikonsumsi oleh 4,8 persen penduduk (Litbangkes, 2014).
Konsumsi kopi juga nampaknya menjadi tren di kalangan pelajar dan
mahasiswa Indonesia untuk memberikan stimulasi, menambah energi dan
menghilangkan kantuk saat menjelang ujian. Dimana masih banyak yang berpikir
bahwa mengkonsumsi kopi dapat meningkatkan performa dalam beraktivitas,
salah satunya dalam hal konsentrasi.
BAB II
2.3 Hipotesis