Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PENELITIAN KUALITATIF

Rendahnya Perilaku Penerapan Pesan Gizi Seimbang pada Mahasiswa Jurusan Gizi
FK Universitas Brawijaya

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1 / 4A2

Tsani Farhanah H 175070300111021


Pravita Ayu Yuniar 175070300111028
Zain Agung S 175070307111018
Afida Nadhira M 175070300111034

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
MEI, 2019
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………….. 1

Daftar Isi……………………………………………………………………. 2

I. Pendahuluan
1.1 Gambaran Teoritis…………………………………………….. 3
1.2 Gambaran Empiris……………………………………………..
1.3 Rumusan Masalah………………………………………………
1.4 Tujuan…………………………………………………………..
II. Studi Pustaka
2.1 Tinjauan Pustaka……………………………………………….
2.2 Landasan Teoritis dan Konseptual……………………………
2.3 Alur/ Desain Penelitian…………………………………………
III. Metode
3.1 Pendekatan Penelitian………………………………………….
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………
3.3 Teknik Penentuan Informan…………………………………..
3.4 Teknik Pengumpulan Data…………………………………….
3.5 Teknik Analisa Data…………………………………………….
IV. Hasil
4.1 Gambaran Umum………………………………………………
4.2 Hasil……………………………………………………………..
V. Pembahasan
5.1 (berdasarkan hasil)
5.2 Wew
VI. Penutup………………………………………………………………

Daftar Pustaka……………………………………………………………….

Lampiran…………………………………………………………………….

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Teoritis


Indonesia pada masa globalisasi seperti ini mengalami masalah gizi ganda. Masalah
gizi ganda adalah masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih masih dialami penduduk
Indonesia. Kekurangan gizi selain dapat menimbulkan masalah kesehatan (morbiditas,
mortalitas dan disabilitas), juga menurunkan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu
bangsa. Dalam skala yang lebih luas, kekurangan gizi dapat menjadi ancaman bagi
ketahanan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Rendahnya kualitas SDM merupakan
tantangan berat dalam menghadapi persaingan bebas di era globalisasi. Oleh karena itu,
pemerintah perlu meningkatkan upaya dalam pembangunan melalui peningkatan kualitas
SDM. Hal ini harus dilakukan secara berkelanjutan agar dapat mencapai perkembangan
gizi masyarakat yang baik serta dapat mencapai tujuan globalisasi.
Pada dasarnya, masalah gizi ganda ini merupakan masalah perilaku. Oleh sebab itu,
diperlukan suatu tindakan pemerintah untuk memperbaiki perilaku tersebut. Hal ini dapat
dilakukan dengan pendekatan melalui pemberian informasi tentang perilaku gizi yang
baik dan benar. Permasalahan gizi tersebut disebabkan oleh masih belum sesuainya
perilaku masyarakat dengan pedoman yang dianjurkan. Perilaku masyarakat menjadi poin
penting karena merupakan faktor pokok yang dapat mempengaruhi kesehatan
masyarakat, yang kemudian berpengaruh pula terhadap kondisi gizinya (Green dalam
Notoatmodjo 2010). Dahulu, pada tahun 1952, Indonesia memiliki pedoman 4 sehat 5
sempurna yang berarti bahwa dalam satu kali makan harus terdiri dari makanan pokok,
lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan susu. Kelemahan dari pedoman 4 sehat 5 sempurna,
yaitu masih belum adanya keterangan kuantitas porsi yang dianjurkan. Kemudian
pemerintah melakukan usaha perbaikan dengan meluncurkan Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS) dan disempurnakan dengan Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
Pesan Gizi Seimbang berisi 10 poin, yaitu (1) syukuri dan nikmati anekaragaman
jenis makanan, (2) banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan, (3) konsumsi lauk-
pauk berprotein tinggi, (4) konsumsi aneka ragam makanan pokok, (5) batasi konsumsi
makanan manis, asin, dan berlemak, (6) biasakan sarapan pagi sebelum beraktivitas, (7)

3
minum air putih yang cukup dan aman, (8) biasakan baca label pada kemasan makanan,
(9) biasakan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, (10) berolahraga secara teratur
dan jaga berat badan normal.
Pesan gizi seimbang tersebut masih belum diterapkan secara keseluruhan oleh
masyarakat. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang adanya Pedoman
Gizi Seimbang dan masih memegang prinsip 4 sehat 5 sempurna. Hal ini menandakan
informasi terkait Pesan Gizi Seimbang masih belum tersebar luas di masyarakat sehingga
pengetahuan masyarakat terkait Pesan Gizi Seimbang masih rendah. Pendidikan gizi
merupakan salah satu upaya penting yang dapat dilakukan dalam meningkatkan status
gizi masyarakat. Oleh karena itu, materi mengenai pesan gizi seimbang penting
dimasukkan dalam kurikulum pada suatu perguruan tinggi khususnya di bidang ilmu gizi.
Disamping itu, kegiatan edukasi dan kampanye gizi seimbang belum menjadi program
prioritas serta kegiatan sosialisasi pesan gizi seimbang belum dilaksanakan secara intensif
dan berkesinambungan.
Pendidikan gizi yang diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa khusunya di bidang
gizi itulah yang menjadi bekal untuk menyebarkan informasi ke masyarakat luas. Maka
dari itu, mahasiswa jurusan gizi diharapkan mengetahui, dapat mengimplementasikan,
serta memberi contoh yang baik kepada masyarakat luas mengenai perilaku gizi
seimbang. Hal itu pula yang menjadi suatu indikator keberhasilan dari kegiatan proses
belajar di perguruan tinggi, yakni meningkatnya pengetahuan gizi dan terwujudnya
perilaku mahasiswa yang sesuai dengan pesan gizi seimbang. Namun banyak faktor yang
mempengaruhi perilaku gizi sesuai pesan gizi seimbang. Penelitian ini ingin melihat
apakah mahasiswa jurusan gizi di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya telah
mengetahu dan menerapkan perilaku hidup sesuai dengan pesan gizi seimbang dalam
kehidupan sehari-hari.

1.2 Gambaran Empiris


Berdasarkan gambaran teoritis yang ada, kita dapat membandingkan antara teori
dengan kenyataan yang ada di lingkungan yang akan dilakukan penelitian. Lingkungan
yang dilihat dan diteliti merupakan lingkungan mahasiswa jurusan gizi di Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya.

4
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah duraikan, maka rumusan pokok masalah yang
dijadikan fokus penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik mahasiswa gizi FKUB.
2. Apa makna pesan gizi seimbang bagi mahasiswa gizi FKUB.
3. Bagaimana gambaran perilaku penerapan pesan gizi seimbang pada mahasiswa
gizi FKUB.
4. Faktor apa yang menjadikan mahasiswa gizi FKUB belum menerapkan perilaku
pesan gizi seimbang.

1.4 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penyebab rendahnya penerapan perilaku pesan
gizi seimbang pada kalangan mahasiswa progran studi gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya.

5
BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka


Penilaian perilaku gizi pada mahasiswa diperlukan untuk mengetahui
pengetahuan, sikap, dan praktek gizi seimbang saat ini dan mengubah perilaku gizi ke
arah yang lebih baik serta dapat mencegah penyebab penyakit degeneratif. Penilaian
perilaku gizi seimbang ini memberikan informasi penting tentang perilaku gizi seimbang
pada mahasiswa dan inplikasinya untuk kesehatan, sehingga diharapkan berperan dalam
upaya memperbaiki pola hidup mereka.
Pada penelitian terhadap perilaku gizi seimbang pada remaja di daerah kota dan
Kabupaten Bogor, lebih dari setengahnya memiliki tingkat pengetahuan sedang terkait
gizi seimbang, dan presentase pengetahun gizi seimbang yang kurang ada pada remaja
yang putus sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan berhubungan
dengan tingkat pengetahuan serta pola perilaku.

2.2. Landasan Teoritis dan Konseptual


2.3. Alur/ Desain Penelitian

6
BAB III
METODE

3.1 Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian
kualitatif dapat menjelaskan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap
kepercayaan, persepsi seseorang atau kelompok terhadap sesuatu. Penelitian kualitatif
bersifat induktif dimaksudkan peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul
dari data untuk interpretasi. Pada penelitian kualitatif ini dapat dicirikan pada beberapa
hal yaitu, mempelajari makna kehidupan manusia langsung melihat kondisi dunia nyata.
Interaksi sosial akan terjadi terganggu minimal oleh prosedur-prosedur penelitian
artifisial dan orang bebas untuk memberikan opini mereka dengan tanpa batasan apapun
untuk merespon kuisioner yang telah dirancang oleh peneliti.
Pada penelitian ini dipilih metode kualitatif karena dapat lebih menjelaskan
mengenai permasalahan yang diteliti yaitu pengkajian terhadap rendahnya penerapan
perilaku pesan gizi seimbang pada mahasiswa jurusan gizi FKUB.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Lokasi yang digunakan untuk wawancara mendalam (in-depth interview) pada
pengambilan data dilakukan sesuai di lingkup internal Fakultas Kedokteran khususnya
hanya di sekitaran mahasiswa program gizi selain tahun 2017. Waktu penelitian diberikan
dari tanggal 19 april – 2 mei. Untuk mewawancara 3 orang mahasiswa program studi
ilmu gizi fakultas kedokteran universitas brawijaya, waktu penelitian untuk menggali
data menyesuaikan dengan informan, biasanya diambil setiap ada waktu kosong ataupun
waktu istirahat jeda pergantian kelas.

3.3 Teknik Penentuan Informan


Kriteria Informan
Informan pada penelitian ini adalah 3 informan untuk melakukan in-depth interview.
Pertimbangan dalam penentuan informan yaitu mahasiswa jurusan gizi di FKUB yang
memiliki pengetahuan mengenai pesan gizi seimbang secara umum.

7
Kriteria Inklusi Informan
a. Berusia 19- 22 tahun
b. Merupakan mahasiswa gizi yang tidak seangkatan dengan peneliti
c. Memiliki pengetahuan mengenai gizi seimbang
Kriteria Ekslusi Informan
a. Mahasiswa gizi yang seangkatan dengan peneliti
b. Mahasiswa gizi di luar FKUB
c. Mahasiswa selain jurusan gizi di FKUB

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data merupakan langkah penting dalam melakukan
penelitian karena data yang terkumpul akan dijadikan dasar bahan utama analisis
dalam penelitian. Pada penelitian kualitatif, data dihimpun dengan pengamatan seksama,
mencakup deskripsi dalam konteks mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara
yang mendalam serta hasil analisis. Beberapa contoh metode yang dapat digunakan
dalam penelitian kualitatif ini yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode
yang diambil untuk tugas ini adalah In-depth interview.
In-depth interview adalah salah satu teknik penelitian kualitatif yang melibatkan
wawancara individu secara intensif dengan jumlah responden yang sedikit untuk
mengeksplorasi perspektif responden pada suatu ide, program atau situasi tertentu Pada
saat melakukan in-depth interview, pertanyaan yang diajukan menggunakan teknik semi-
structured interview yang merupakan salah satu metode wawancara dengan pedoman
(guideline) yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai topik yang diangkat. Pertanyaan
yang ada pada guideline hanya merupakan pertanyaan terstandar dan peneliti dapat
mengembangkan pertanyaan tersebut (probing) untuk menggali informasi lebih dalam
terkait topik yang diangkat dan memahami secara sepenuhnya jawaban dari informan.

3.5 Teknik Analisa Data


Analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan data yaitu
mengorganisasikan data, memilah- milah data menjadi menjadi satuan yang dapat

8
dikelola, mensitesiskan data, mencari dan menemukan pola, menemukan sesuatu yang
penting dan dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

9
BAB IV
HASIL

4.1 Gambaran Umum


Penelitian dilakukan kepada mahasiswa jurusan gizi FKUB yang memahami
pesan gizi seimbang. Penilitian dilaksanakan dari 29 April 2019 hingga 2 Mei 2019.
Proses pengambilan data menggunakan metode in-depth interview dengan pemilihan
informan secara purposive sampling atau pemilihan secara spesifik/ non random. Proses
pengambilan data dilakukan di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
dalam beberapa hari mulai 29 April hingga 2 Mei 2019. Durasi proses in-depth interview
yang dilakukan berjalan selama 3 hingga 10 menit. Selama proses wawancara berjalan
lancar dan tidak ada hambatan, sehingga wawancara dapat berjalan dan mendapatkan
informasi yang diperlukan.

4.2 Karakteristik Informan


Dari penelitian yang dilakukan hanya diambil informan utama tanpa informan
pendukung. Informan utama yang diambil sebanyak 3 orang. Dari 3 orang tersebut, 2
orang diantaranya adalah mahasiswa gizi FKUB semester 2 (66,6%), dan 1 orang lainnya
adalah mahasiswa gizi FKUB semester 6 (33,3%). Informan (100%) berjenis kelamin
perempuan dan tinggal di kos/ tidak bersama orang tua. Karakteristik informan (100%)
juga memiliki pengetahuan terkait gizi seimbang secara umum.

Kategori Jumlah

n %

Jenis Kelamin
Perempuan 3 100
Laki- laki 0 0

Tahun kuliah
Semester 2 2 66,6%

10
Semester 6 1 33,3%

Tinggal dengan orang tua


Tidak 3 100

Pengetahuan gizi
Ya 3 100

Kesan Umum Informan


Informan Jenis Tahun Tinggal Pengetahuan Kesan Umum
Kelamin Kuliah dengan Gizi
Orang Tua
Informan Perempuan Semester Tidak Iya - Sedang sibuk kuliah dan
01 (ENS) 2 kepanitiaan
- Mengetahui terkait pesan gizi
seimbang
- Mengetahui terkait tujuan
penerapan gizi seimbang
- Melaksanakan beberapa pesan gizi
seimbang
- Mengetahui terkait pentingnya
pesan gizi seimbang
- Memahami terkait pentingnya
pengetahuan tentang pesan gizi
seimbang bagi mahasiswa gizi
- Menurutnya sebagian teman-
teman gizi mengetahui terkait
pesan gizi seimbang
- Menurutnya sebagaian teman-
teman gizi belum menerapkan
terkait pesan gizi seimbang
Informan Perempuan Semester Tidak Iya - Sedang sibuk kuliah dan
02 (S) 2 kepanitiaan
- Belum mengetahui terkait pesan
gizi seimbang
- Mengetahui terkait gizi seimbang
secara umum
- Mengetahui terkait apa saja yang
dapat dilakukan untuk mencapai

11
gizi seimbang
- Mengetahui terkait pentingnya
pesan gizi seimbang
- Melaksanakan beberapa pesan gizi
seimbang
- Menurutnya sebagian teman-
teman gizi belum mengetahui
terkait pesan gizi seimbang
- Memahami terkait pentingnya
pengetahuan tentang pesan gizi
seimbang bagi mahasiswa gizi
- Menurutnya sebagaian teman-
teman gizi belum menerapkan
terkait pesan gizi seimbang
Informan Perempuan Semester Tidak Iya - Sedang sibuk kuliah, organisasi
03 (APR) 6 dan kepanitiaan
- Mengetahui terkait pesan gizi
seimbang
- Mengetahui tentang tujuan pesan
gizi seimbang
- Mengetahui terkait pentingnya
pesan gizi seimbang
- Melaksanakan beberapa pesan gizi
seimbang
- Menurutnya sebagian teman-
teman gizi sudah mengetahui
terkait pesan gizi seimbang
- Menurutnya sebagaian teman-
teman gizi sudah menerapkan
beberapa pesan gizi seimbang
- Mengetahui pentingnya sosialisasi
terkait pesan gizi seimbang

4.3 Hasil Data


Hasil in-depth interview atau wawancara mendalam pada informan yang telah
dilakukan harus diolah untuk menjadi sebuah transkrip wawancara. Setiap kata yang
diucapkan oleh informan harus dituliskan secara lengkap untuk menjadi transkrip in-
depth interview. Setelah transkrip dari 3 informan dituliskan secara lengkap, maka
langkah selanjutnya adalah menandai semua kalimat penting yang ada. Setiap pernyataan

12
penting yang telah ditandai memiliki makna masing- masing sehingga membentuk kode.
Setiap kode yang memiliki makna sama dikelompokkan menjadi satu kategori awal. Pada
hasil pengolahan data ini terdapat 1 tingkat kategori yaitu kategori awal. Setelah kategori
awal terbentuk maka dapat disederhanakan menjadi tema- tema besar pada penelitian.
berikut adalah pengelompokkan dari kode hingga membentuk tema- tema penelitian.

Kode Kategori Tema


Olahraga yang cukup Pesan gizi seimbang Pengetahuan terkait pesan gizi
Makan beragam seimbang
Menjaga pola makan
Makan sayur dan buah
Membaca label produk
makanan
Kadang- kadang makan tidak Keragaman makan Kurangnya implementasi
beragam pesan gizi seimbang
Jarang makan yang beragam
Jarang makan sayur dan buah
Jarang olahraga Aktifitas fisik
Malas beraktifitas
Malas melaksanakan gizi Alasan tidak melaksanakan Hambatan Implementasi pesan
seimbang gizi seimbang gizi seimbang
Kesibukan kegiatan di kampus
Belum termotivasi

Tema Hasil Kegiatan


Kategori awal Kategori Makna Sub Esensi Makna Esensi Makna
Pesan Gizi Dari 10 pesan gizi seimbang, terdapat 4 Pengetahuan terkait Pengetahuan terkait
Seimbang poin yang disebutkan oleh informan gizi seimbang pesan gizi seimbang
(bercetak tebal):
- Nikmati keanekaragaman makanan

13
dan perhatikan keamanan
- Banyak makan sayuran dan
cukup buah- buahan
- Biasakan mengonsumsi laku- pauk
yang mengandung protein tinggi
- Biasakan mengomsumsi
anekaragam makanan pokok
- Batasi konsumsi pangan manis, asin,
berlemak
- Biasakan sarapan
- Biasakan minum air putih yang
cukup dan aman
- Biasakan membaca label pada
kemasan pangan
- Cuci tangan dengan sabun dan air
yang mengalir
- Lakukan aktifitas fisik yang
cukup dan pertahankan berat badan
normal
Keragaman Dari pernyataan ketiga informan dapat Kurang konsumsi Implementasi pesan
Makan disimpulkan bahwa keragaman makan beragam gizi seimbang
merupakan hal yang cukup sulit untuk
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-
hari sebagai mahasiswa
Aktifitas Fisik Dari pernyataan ketiga informan dapat Kurang aktifitas
disimpulkan bahwa aktifitas fisik fisik
merupakan salah satu pesan gizi
seimbang yang paling sulit untuk
dilaksanakan karena beberapa
hambatan
Alasan tidak Terdapat beberapa hambatan yang Kesulitan Hambatan

14
malakukan dirasakan oleh informan terkait dengan melaksanakan pesan implementasi pesan
Gizi Seimbang pelaksanaan pesan gizi seimbang yang gizi seimbang gizi seimbang
sebenarnya telah mereka ketahui tujuan
dan manfaatnya secara langsung

15
BAB V
PEMBAHASAN

Interpretasi Hasil Penelitian

Pada penelitian ini didapatkan … tema yang terdiri dari sub tema dan kategori yang bervariasi
dan memiliki makna tertentu. …. Tema tersebut diperoleh dari pengelompokam sub tema dan
kategori yang miliki peran yang sama. … tema yang diperoleh adalah tema 1 isi dari pesan gizi
seimbang, tema 2 ……(bla..bla). Tema yang didapatkan kemudian disusun dalam bentuk
kerangka konsep yang berisi landasan teori pada penelitian sebelumnya (seperti pada bab 3) dan
temuan pada penelitian yang dilakukan di wilayah Fakultas Kedoteran Universitas Brawijaya.
Berikut adalah kerangka konsep berdasarkan temuan pada penelitian ini :

Dalam penerapan pesan gizi seimbang dapat dilihat terdapat 10 pesan gizi seimbang. Dalam
prinsip gizi seimbang terdapat 4 pilar gizi seimbang. Pedoman gizi seimbang yang telah
diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1955 merupakan realisasi dari rekomendasi
Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun 1992. Pedoman tersebut menggantikan slogan “4
Sehat 5 Sempurna” yang telah diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi serta masalah
dan tantangan yang dihadapi. Dengan mengimplementasikan pedoman tersebut diyakini bahwa
masalah gizi beban ganda dapat teratasi.

Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian
upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan
memonitor berat badan secara teratur. Empat pilar tersebut adalah pertama mengkonsumsi
makanan beragam, kedua membiasakan perilaku hidup bersih, ketiga melakukan aktifitas fisik,
dan keempat adalah mempertahankan dan memantau berat badan (BB) normal. Untuk 10 pesan
gizi seimbang sendiri , antara lain :

1. Syukuri dan dan nikmati anekaragaman jenis makanan


2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3. Konsumsi lauk-pauk berprotein tinggi
4. Konsumsi aneka ragam makanan pokok

16
5. Batasi konsumsi makanan manis, asin dan berlemak
6. Biasakan sarapan pagi sebelum beraktivitas
7. Minum air putih yang cukup dan aman
8. Biasakan baca label pada kemasan makanan
9. Biasakan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
10. Berolahraga secara teratur dan jaga berat badan normal.

Gambaran Tingkat Penerapan Mahasiswa Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas


Brawijaya tentang Pesan Gizi Seimbang Pesan Ke-1, 8 dan 10 Dari Pesan Gizi Seimbang
(PGS)

A. Konsumsi makanan beragam ( Syukuri dan Nikmati Anekaragam Jenis Makanan)

Keanekaragaman pangan adalah anekaragam kelompok pangan yang terdiri dari makanan
pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan air serta beranekaragam dalam setiap
kelompok pangan. Dari hasil transkripsi, penerapan informan tentang konsumsi makanan
beragam masih sangat kurang dimana sebagian besar informan belum dapat menerapkan
konsumsi makanan yang beragam dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan oleh
berbagai factor yang menghambat penerapan pesan gizi seimbang terutama hambatan yang
berasal baik dari internal dalam diri individu ataupun dari faktor external luar dari individu.

“insyaallah sudah, cuman yang makan beragam itu kadang-kadang enggak”


“Eeee kalo saya jarang sih kak melakukannya. Paling juga kalo lagi pengen, terus lagi…
kayak apa ya… eee baru dapet pelajarannya gitu, saya termotivasi untuk melakukannya.
Tapi kalo lama- kelamaan juga, hilang kebiasaan itu, jadi balik ke kebiasaan yang lama,
makannya asal- asalan, gitu. Jadi gak, gak sesuai dengan… eee gizi seimbang. Terus kalo
emang lagi niat, eee masak gitu, saya di kosan, itu bisa juga menerapkan seperti itu, cuman
kalo misalkan lagi sibuk, gak sempet masak, cuman bisa beli, itu jarang banget menerapkan
gizi seimbang”
“insyaallah sudah ,dari 10 mungkin beberapa yang sangat rutin ya, terkait misalnya makan
buah dan sayur terus aktivitas fisik sudah lumayan lebih teraktur dibandingkan dengan yang

17
sebelum-sebelumnya terus untuk membaca label makanan dan segala macem itu lebih saya
perhatikan lagi”

Dari beberapa informasi dan hasil transkrip dari informan beberapa masih belum bisa
menerapkan konsumsi makanan beragam. Dua dari 3 informan mengaku belum bisa
menerapkan konsumsi beragam dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa
perilaku konsumsi makanan beragam sangat rendah dikalangan mahasiswa Ilmu Gizi
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Makin beragam pola hidangan makanan, makin
mudah terpenuhi kebutuhan akan berbagai zat gizi. Apabila konsumsi makanan sehari–hari
kurang beranekaragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan
zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengkonsumsi makanan
sehari–hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan
dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain sehingga diperoleh masukan
zat gizi yang seimbang. Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin
dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka ragam
bahan makanan (Suhardjo. Berbagai cara pendidikan gizi. Jakarta :Bumi Aksara; 2003).

Dari hasil transkripsi wawancara dengan 3 informan, didapatkan bahwa semua informan
memiliki kesibukan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini lah yang membuat
masing-masing informan memiliki waktu luang yang berbeda pula. Dua diantara informan
mengaku bahwa memiliki waktu yang lebih sedikit dartipada informan yang lainnya. Hal ini
juga yang mempengaruhi asupan dari masing-masing informan berbeda pula. Dua dari tiga
informan mengaku bahwa membeli makanan yang cepat saji dan tidak memerlukan waktu
pengolahan lebih praktis daripada harus memasak dan menyiapkan untuk makanan sehari-
hari. Hal lain yang dapat menjadi pengaruh penting adalah faktor menjadi anak kos yang
kebanyakan malas untuk memasak dan keterbatasan waktu untuk melakukan hal tersebut.

B. Membaca Label pada Kemasan Makanan


Label adalah keterangan tentang isi, jenis, komposisi zat gizi, tanggal kadaluarsa dan
keterangan penting lain yang dicantumkan pada kemasan (Depkes, 1995). Semua keterangan
yang rinci pada label makanan yang dikemas sangat membantu konsumen untuk mengetahui
bahan-bahan yang terkandung dalam makanan tersebut. Selain itu dapat memperkirakan
bahaya yang mungkin terjadi pada konsumen yang berisiko tinggi karena punya penyakit

18
tertentu. Oleh karena itu dianjurkan untuk membaca label pangan yang dikemas terutama
keterangan tentang informasi kandungan zat gizi dan tanggal kadaluarsa sebelum membeli
atau mengonsumsi makanan tersebut.
Dari hasil transkripsi, penerapan informan tentang membaca label kemasan makanan
masih sangat kurang dimana sebagian besar informan belum dapat melakukan baca label
pada kemasan makanan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terkait pengetahuan masing-
masing informan itu sendiri.
“Dari 10 mungkin beberapa yang sangat rutin ya, terkait misalnya makan buah dan sayur
terus aktivitas fisik sudah lumayan lebih teraktur dibandingkan dengan yang sebelum-
sebelumnya terus untuk membaca label makanan dan segala macem itu lebih saya
perhatikan lagi”
Namun dua dari 3 informan tidak menyebutkan adanya membaca label dalam pesan
gizi seimbang. Dapat disimpulkan bahwa dua dari tiga informan tidak mengetahui hal
tersebut. Menurut Drichoutis, Lazaridis, dan Nayga,9 faktor- faktor yang diduga dapat
mempengaruhi penggunaan label informasi zat gizi dapat dikelompokan menjadi beberapa
kategori, meliputi karakteristik individu seperti: umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan,
situasi, sikap dan perilaku. Faktor yang berpengaruh meliputi pendapatan, status bekerja,
status diet, sikap terhadap pola makan, perencana dan pembelanja makanan, persepsi
terhadap rasa, zat gizi, serta harga produk makanan, pengetahuan dan motivasi.
Perilaku membaca label dapat digunakan sebagai salah satu tindakan preventif dan
promotif upaya memelihara kesehatan. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan
bahwa penerapan membaca labek kemasan makanan tersebut masih rendah karena hambatan
kurangnya pengetahuan di kalangan mahasiswa Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya. Disini sangat terlihat antara informan pertama, kedua dan ketiga yang memiliki
tingkat pengetahuan yang sangat berbeda. Informan pertama dan kedua diketahui adalah
seorang mahasiswi tingkat pertama, sedangkan informans ketiga adalah seorang mahasiswi
tingkat 3. Dari sinilah terlihat bahwa mahasiswa tingkat 3 memiliki pengetahuan yang lebih
dari pada tingkat 1 karena pada proses pembelajaran akademik, mahasiswa tingkat 3 sudah
sering mendapat ilmu tentang hal tersebut lebih banyak.

C. Berolahraga Secara Rutin dan Jaga Berat Badan Normal

19
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran
tenaga/energi dan pembakaran energi. Aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila seseorang
melakukan latihan fisik atau olah raga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari
dalam seminggu. Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain aktivitas fisik
sehari-hari seperti berjalan kaki, berkebun, menyapu, mencuci, mengepel, naik turun tangga
dan lain-lain. Latihan fisik adalah semua bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara
terstruktur dan terencana, dengan tujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Beberapa
latihan fisik yang dapat dilakukan seperti berlari, joging, bermain bola, berenang, senam,
bersepeda dan lain-lain. Lebih baik jika melakukan olah raga yaitu latihan fisik yang
dilakukan berkesinambungan dengan mengikuti aturan tertentu dan bertujuan juga untuk
meningkatkan prestasi. Jenis olahraga dapat dipilih sesuai hobinya. Beberapa aktivitas olah
raga yang dapat dilakukan seperti sepak bola, bulutangkis, bola basket, tenis meja, voli, futsal
dan lain-lain. Untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran dikembangkan juga olah raga
rekreasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran sesuai dengan kondisi dan nilai
budaya masyarakat sehingga menimbulkan kegembiraan. (Strategi Nasional Penerapan Pola
Konsumsi Makanan dan Aktivitas Fisik, Kementerian Kesehatan RI, 2012)
Dari hasil transkripsi, penerapan informan tentang melakukan aktifitas fisik
(Berolahraga secara teratur dan jaga berat badan normal) masih sangat kurang dimana
sebagian besar informan belum dapat melakukan aktifitas fisik dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Nina (2007) , secara fisiologis , olahraga dapat meningkatkan kapasitas aerobic ,
kekuatan , fleksibilitas dan keseimbangan. Secara psikologis, olahraga dapat meningkatkan
mood, mengurangi risiko pikun, dan mencegah depresi. Secara social , olahraga dapat
mengurangi ketergantungan pada orang lain, mendapat banyak teman dan meningkatkan
produktivitas. Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi adalah padatnya jadwal dari
masing-masing informan yang dapat kita ketahui sendiri bahwa disamping sibuk terkait
jadwal akedemik menjadi mahasiswa Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universutas Brawijaya.
Para informan juga memiliki kesibukan di sebuah organisasi dan kepanitiaan dengan intesitas
kesibukan yang berbeda pula. Hal inilah yang membuat intensitas waktu untuk berolahraga
dan beristirahat sangat kurang.
“I: terus menurut kamu ya, apakah mereka sudah ikut melaksanakan apa yang ada pada
pesan gizi seimbang?

20
A: kayaknya sih engga kak, keliatannya kan makannya tu gak teratur terus kurang beragam
juga. Kadang aktivitas fisiknya tu juga kurang
I: mungkin menurut kamu kenapa mereka bisa belum mengimplementasikan PSG ?
A: mungkin karena aktivitas kesibukannya juga terus bisa juga dari segi materi”
“I: Lalu, eee yang untuk yang adek amati sendiri, apakah teman- teman adek yang lain udah
menerapkan pesan gizi seimbang ini?
A: Eee sejauh ini, mungkin hanya beberapa dan jarang- jarang gitu, jadi gak tiap hari. Ya
kayak, mungkin kayak aku tadi. Karena kan kita juga sama- sama anak kos, terus
kegiatannya juga hampir sama, ya gitu- gitu, jadi mungkin sejauh yang saya tau temen-
temen saya itu juga seperti saya, jadi kalo lagi pengen atau eee emang ada kesempatan
menerapkan gizi seimbang itu, mereka ya menerapkan, kalo engga ya yaudah engga hehe”
“A: ohh bisa, jadi salah satunya adalah jangan lupa aktivitas fisik”
Dari hasil transkrip juga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan terkait aktivitas fisik
sangat penting bagi seorang mahasiswa sudah tidak diragukan lagi. Rata-rata dari mereka
sudah mengetahui pentingnya aktivitas fisik tersebut. Namun, untuk penerapan masih sangat
kurang, karena hambatan-hambatan seperti yang sudah disebutkan diatas.
D. Pengetahuan gizi dan penerapan perilaku terkait Pedoman Gizi Seimbang
Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang
dalam memilih makanan yang akan mempengaruhi status gizinya. Dengan demikian,
semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan semakin baik status gizinya
(Irawati, Damanhuri & Fahrurozi 1992 diacu dalam Khomsan et al 2007). Pengetahuan gizi
dapat diukur dengan cara wawancara atau angket yang mencakup materi yang ingin diukur
dari responden (Notoatmodjo 2003).
Dari hasil wawancara, didapat dua dari 3 informan menyatakan bahwa mereka
mengetahui dan dapat menyebutkan isi-isi dari pesan gizi seimbang. Sedangkan dalam aspek
penerapan, ketiganya mengaku sudah melakukan beberapa poin dari pesan gizi seiimbang
tersebut, meskipun belum maksimal. Informan ke-3 menyatakan bahwa beliau sangat yakin
bahwa mahasiswa gizi mengetahui isi dari pesan gizi seimbang, tetapi beliau meragukan
pada kategori mahasiswa yang bukan dari jurusan gizi, karena tidak semua orang
mendapatkan materi terkait hal tersebut.

21
I: “Oke, kalo penting kira-kira kakak udah ngeimplementasikan dalam kehdupan sehari-hari
belum?”
A: “Insyaallah sudah”
I: “Apa aja tuh kak, kira-kira yang udah dilakukan?”
A: “Dari 10 mungkin beberapa yang sangat rutin ya, terkait misalnya makan buah dan sayur
terus aktivitas fisik sudah lumayan lebih teraktur dibandingkan dengan yang sebelum-
sebelumnya terus untuk membaca label makanan dan segala macem itu lebih saya
perhatikan lagi”
…....
I: “Menurut kakak kira-kira temen-temen kakak ini juga udah pada tau belum sih tentang
PGS?”
A: “Untuk temen-temen dari gizi saya 90% yakin mereka tau tapi untuk temen-temen dari
satu fakultas kedokteran UB ini saya masih meragukan sih.”
I: “Jadi, berarti mungkin pengetahuan tentang PGS sejauh mana sih dari temen-temen
kakak?”
A: “Nah untuk temen-temen di kategori gizi ini sudah cukup baik, sudah, saya yakin mereka
sudah pasti tau karena inipun sudah masuk ke dalam kurikulum jadi mereka sudah sangat,
mungkin sudah sangat mengerti mulai dari dasar-dasarnya hingga manfaatnya nanti tapi
untuk yang temen-temen di kategori satu fakultas, tidak semua orang mendapatkan materi
ini, jadi saya masih belum yakin apakah mereka tahu.”
Sedangkan pada wawancara dengan informan pertama adalah, sebagai berikut:
I : “Terus menurut kamu kira-kira temen-temen ini juga udah pada tau belum sih tentang
PGS”
A:”Uudah kak”
I: “Terus menurut kamu ya, apakah mereka sudah ikut melaksanakan apa yang ada pada
pesan gizi seimbang?”
A: “Kayaknya sih engga kak, keliatannya kan makannya tu gak teratur terus kurang
beragam juga. Kadang aktivitas fisiknya tu juga kurang”
I: “Mungkin menurut kamu kenapa mereka bisa belum mengimplementasikan PGS?”
A: “Mungkin karena aktivitas kesibukannya juga terus bisa juga dari segi materi”

22
Dari kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kedua informan yakin
bahwa mahasiswa gizi yang lain juga mengetahui apa itu PGS. Perbedaannya terdapat pada
informan ke-3 menyatakan bahwa sudah mengimplementasikan isi-isi PGS sedangkan
informan pertama mengaku bahwa teman-teman mahasiswa gizi yang lain belum
menerapkan PGS karena kesibukan dan aspek materi.

23
BAB VI
PENUTUP

Dari 10 pesan gizi seimbang, kebanyakan poin yang diingat oleh informan adalah poin ke
1,8, dan 10, yaitu syukuri dan nikmati anekaragaman jenis makanan, biasakan baca label pada
kemasan makanan, dan berolahragalah secara teratur dan jaga berat badan normal. Ketiga
informan juga mengaku sudah menerapkan ketiga poin tersebut. Dapat disimpulkan bahwa,
pengetahuan dapat mempengaruhi penerapan perilaku terkait pesan gizi seimbang.

24
DAFTAR PUSTAKA

Hamdi, A.S.,& Bahruddin, E. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Apikasi dalam Pendidikan.
Deepublish

Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta (ID): PT Rineka Cipta.

Kodyat BA, Dini Latif, Diyah Yuniar S, dan Septian SH. 2018. Sadar Gizi Seimbang
Mewujudkan Generasi Sehat, Cerdas, dan Berprestasi. Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi. Kemenkes RI.

Aditianti, Aditianti, Sri Prihatini, and Hermina Hermina. 2016. Pengetahuan, Sikap Dan
Perilaku Individu Tentang Makanan Beraneka Ragam Sebagai Salah Satu Indikator
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Indonesian Bulletin of Health Research 44.2:
117-126.

Zahara, Siti, and Triyanti Triyanti. 2009. Kepatuhan Membaca Label Informasi Zat Gizi di
Kalangan Mahasiswa. Kesmas: National Public Health Journal 4.2: 78-83.

Widiantini, Winne, and Zarfiel Tafal. 2014. Aktivitas fisik, stres, dan obesitas pada pegawai
negeri sipil. Kesmas: National Public Health Journal: 325-329.

Emilia, E. 2009. Pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja dan implikasinya pada
sosialisasi perilaku hidup sehat. Media Pendidikan, Gizi, dan Kuliner, 1(1).

Ngangi, F. R. 2014. Hubungan Antara Praktek Gizi Seimbang Dengan Kadar Hemoglobin
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2013 FK Unsrat. Jurnal e
-Biomedik, 2(1).

25
LAMPIRAN

Transkrip 1
I: assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
A: waalaikumsalam warahmatullahi wabaratuh
I: perkenalkan saya zain dari gizi 2017, ingin mewawancarai terkait untuk tugas kualitatif. Yang
pertama mungkin boleh perkenalan dulu dari namanya.
A: nama saya elvira nur sa'idah hariani dari PSIG 2018
I: biasanya dipanggil siapa ?
A: elvira kak
I: elvira dari semester 2 yaa berarti. Kalo boleh tau kesibukannya saat ini apa yaa?
A: sibuk kuliah, kadang juga kepanitiaan kak
I: kan udah semester 2 nah kira-kira tau gak sih tentang pesan gizi seimbang yang dikeluarkan
oleh pemerintah?
A: iyaa tau
I: apa aja bisa disebutin ?
A: jadi pesan gizi seimbang ada menjaga berat badan, aktivitas fisik, makan yang beragam, dan
menjaga kebersihan.
I: jadi hanya itu ya yang elvira tau. Kalau pendapat elvira tentang pesan gizi seimbang itu
gimana ?
A: jadi pesan gizi seimbang kayak buat kita biar hidup sehat, biar kita gak kekurangan energi
juga biar kelebihan juga harus intinya pola hidup sehat.
I: kalau menurut elvira kurangnya ada atau enggak ?
A: gak ada sih kak gak ada
I: dari semua pesan gizi seimbang yang elvira tau ada gak atau semuanya udah dilaksanain di
kehidupan sehari-hari ?
A: insyaallah sudah, cuman yang makan beragam itu kadang-kadang enggak
I: itu makanan beragam biasanya gimana kalo dari elvira ?
A: biasanya tuh sama lauk itu kadang nabati aja sama sayur kadang lauk pauk sama nasinya aja
I: menurut elvira nih mahasiswa gizi harus gak sih wajib tau tentang PGS? Kalo iya kira-kira
kenapa ?

26
A: iya, kan nantinya kita yang mengedukasi masyarakat jadi harus tau biar masyarakatnya juga
lebih paham
I : terus menurut kamu kira-kira temen-temen ini juga udah pada tau belum sih tentang PGS?
A: udah kak
I: terus menurut kamu ya, apakah mereka sudah ikut melaksanakan apa yang ada pada pesan gizi
seimbang?
A: kayaknya sih engga kak, keliatannya kan makannya tu gak teratur terus kurang beragam juga.
Kadang aktivitas fisiknya tu juga kurang
I: mungkin menurut kamu kenapa mereka bisa belum mengimplementasikan PSG ?
A: mungkin karena aktivitas kesibukannya juga terus bisa juga dari segi materi
I: mungkin itu saja yang bisa saya tanyakan, terimakasih untuk kesediaannya diwawancarai,
mohon maaf kalo misalkan saya ada salah-salah kata, terimakasih wassalamualaikum
A: waalaikumsalam kak

Transkrip 2
I: Assalamualaikum warahmarullahi wabarakatuh..
A: Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
I: Perkenalkan nama saya Tsani Farhanah dari PSIG 2017, ingin mewawancarai adek untuk
memenuhi tugas QRN. Apakah adek bersedia?
A: Iya bersedia..
I: Baik, kalau begitu… Nama adek siapa?
A: Perkenalkan, nama saya fina dari PSIG 2018
I: Oiya, berarti sekarang semester 2 ya?
A: Iya
I: Eeeee kalo boleh tau kesibukan sekarang ngapain aja?
A: Eeee menuju UAS ini ada banyak tugas, eeee juga banyak deadline kepanitiaan juga
I: Eeee boleh tanya tentang ini, jadi tema hari ini adalah pesan gizi seimbang. Adek tau gak
pesan gizi seimbang itu apa?
A: Hmmm gizi seimbang…. Kurang tau. Taunya ini, hmm tumpang gizi seimbang
I: Oooh kurang tau ya… Eeeeee kana da mahasiswa gizi nih, menurut mahasiswa gizi apa aja sih
yang harus dilakukan untuk punya tubuh dengan gizi seimbang?

27
A: Pertama, menjaga pola makan. Terus… hmm… apa, beraktifitas. Kemudian… eemm
memperhatikan kandungan makanannya itu apa aja, gitu. Terussss.. hmmm udah itu aja kak
I: Udah itu aja ya? Terus menurut kamu sendiri, makanan apa sih yang disarankan untuk
menjaga gizi seimbang?
A: Tentunya harus dalam tempat makan itu mengandung karbohidrat, protein, terus.. hmm..
lemak, dan vitamin. Jadi dalam satu piring makanan itu ada sumber karbohidrat, sumber protein,
ada sayurnya, terus bisa ditambah dengan buah
I: Terus tadi adek kan mengatakan kalo kita juga butuh beraktifitas untuk menjaga gizi
seimbang, nah itu aktifitas apa aja sih yang diperlukan untuk menjaga gizi seimbang? Contoh-
contohnya seperti apa?
A: Contohnya bisa, ini… apa, kayak jalan- jalan dengan waktu 30 menit gitu… dalam setiap
harinya. Terus… juga bisa lari, jogging, itu sih yang simple, yang bisa dilakukan oleh
mahasiswa, hahaha
I: Hahaha, baik, kalao begitu dari yang, tips –tips yang adek sampaikan tadi kayak makan
makanan yang lengkap gizinya, karbo protein lemak vitamin, sama beraktifitas, apakah adek
sendiri sudah melakukan?
A: Eeee kalo saya jarang sih kak melakukannya. Paling juga kalo lagi pengen, terus lagi… kayak
apa ya… eee baru dapet pelajarannya gitu, saya termotivasi untuk melakukannya. Tapi kalo
lama- kelamaan juga, hilang kebiasaan itu, jadi balik ke kebiasaan yang lama, makannya asal-
asalan, gitu. Jadi gak, gak sesuai dengan… eee gizi seimbang. Terus kalo emang lagi niat, eee
masak gitu, saya di kosan, itu bisa juga menerapkan seperti itu, cuman kalo misalkan lagi sibuk,
gak sempet masak, cuman bisa beli, itu jarang banget menerapkan gizi seimbang
I: Eeeee kalo menurut kamu sendiri temen- temen kamu itu, udah tau belum sih pesan gizi
seimbang?
A: Kalo pesan gizi seimbang kayaknya ada sih kak yang tau, Cuma eee apa ya kalo pesan gizi
seimbangnya itu, eee belum terlalu familiar gitu loh kak di telinga, mungkin di masyarakat juga
kurang tau
I: Lalu, menurut kamu sendiri, mahasiswa gizi itu sepatutnya wajib tau gak sih tentang pesan gizi
seimbang ini?

28
A: Eee menurut saya wajib tau sih kak tentang pesan gizi seimbang, soalnya kita sendiri kan juga
nantinya bakal jadi ahli gizi, dan bakalan menyampaikan kepada masyarakat, jadi yaa minimal
kita tau lah pesan gzi seimbang itu seperti apa, pengaplikasiannya seperti apa, gitu
I: Lalu, eee yang untuk yang adek amati sendiri, apakah teman- teman adek yang lain udah
menerapkan pesan gizi seimbang ini?
A: Eee sejauh ini, mungkin hanya beberapa dan jarang- jarang gitu, jadi gak tiap hari. Ya kayak,
mungkin kayak aku tadi. Karena kan kita juga sama- sama anak kos, terus kegiatannya juga
hampir sama, ya gitu- gitu, jadi mungkin sejauh yang saya tau temen- temen saya itu juga seperti
saya, jadi kalo lagi pengen atau eee emang ada kesempatan menerapkan gizi seimbang itu,
mereka ya menerapkan, kalo engga ya yaudah engga hehe
I: Oh, gitu ya. Baik, terimakasih, ehem, terimakasih atas waktunya, sekian wawancara pada hari
ini, terimakasih atas kerja samanya, sudah menjawab- jawab pertanyaan dari saya,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
A: Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh

Transkrip 3
I: assalmualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
A: waalaikumsalam warahmatullahi wabaratuh
I: perkenalkan kak nama saya zain dari gizi 2017, saya ingin mewawancarai kakak terkait tugas
kualitatis apakah kakak bersedia?
A: iya bersedia
I: oke, perkenalan dulu ya kak, nama kakak?
A: oke baik, perkenalkan saya adalah agustin putri rahayu, biasa dipanggil agustin, saya dari gizi
2016.
I: berarti kakak udah semester berapa nih?
A: semester 6 ya
I: oke, udah semester 6 kira-kira kesibukan kakak saat ini apa kak?
A: untuk kesibukan akademiknya sekarang sedang sistem PBL dan juga beberapa mata kuliah
wajib bahasa inggris sebenernya, kemudian ada kesibukan juga di organisasi dan juga beberapa
kepanitiaan

29
I: oke, kan udah semester 6 nih kak, udah lama, nah kira-kira kakak tau gak sih tentang pesan
gizi seimbang?
A: pesan gizi seimbang, tau dong!
I: apa tuh kak?
A: jadi pesan gizi seimbang merupakan, sebenernya sebagai dasar nih, terkait gizi atau
kehidupan, terkait gizi yang harus diperhatikan oleh manusia seperti itu
I: pendapat kakak tentang pesan gizi seimbang apa kak?
A: pesan gizi seimbang kan sebagai dasar ya, kehidupan, istilahnya agar kehidupan ini sesuai
dengan pedoman gizi, jadi sudah sangat baik pemerintah dalam menyusun 10 pesan gizi
seimbang ini, sesuai dengan karakter dan kondisi dari masyarakatnya
I: kira-kira kakak bisa gak nyebutin salah satu gitu pesan gizi seimbang?
A: ohh bisa, jadi salah satunya adalah jangan lupa aktivitas fisik
I: oke, menurut kakak pesan gizi seimbang ini penting baget gak sih?
A: kalo diomongin penting banget, sangat penting banget, karena ya tadi, sesuai dengan yang
saya katakan sebelumnya bahwa ini adalah dasar
I: oke, kalo penting kira-kira kakak udah ngeimplementasikan dalam kehdupan sehari-hari
belum?
A: insyaallah sudah
I: apa aja tuh kak, kira-kira yang udah dilakukan?
A: dari 10 mungkin beberapa yang sangat rutin ya, terkait misalnya makan buah dan sayur terus
aktivitas fisik sudah lumayan lebih teraktur dibandingkan dengan yang sebelum-sebelumnya
terus untuk membaca label makanan dan segala macem itu lebih saya perhatikan lagi
I: menurut kakak kira-kira temen-temen kakak ini juga udah pada tau belum sih tentang PGS?
A: untuk temen-temen dari gizi saya 90% yakin mereka tau tapi untuk temen-temen dari satu
fakultas kedokteran UB ini saya masih meragukan sih
I: oke, kalo misalkan untuk mengimplementasikan, kakak udah lihat belum dari temen-temen
kakak?
A: kalo implementasi dari 10 PGS mungkin sudah tapi belum semuanya, karena mungkin, dan
itu masih belum rutin mungkin, karena kalo misalnya dilihat dari pola konsumsii temen-temen
disini sudah cukup baik, munlai dari sayur buah, karbohidrat, protein, lemaknya juga cukup baik
I: jadi, berarti mungkin pengetahuan tentang PGS sejauh mana sih dari temen-temen kakak?

30
A: nah untuk temen-temen di kategori gizi ini sudah cukup baik, sudah, saya yakin mereka sudah
pasti tau karena inipun sudah masuk ke dalam kurikulum jadi mereka sudah sangat, mungkin
sudah sangat mengerti mulai dari dasar-dasarnya hingga manfaatnya nanti tapi untuk yang
temen-temen di kategori satu fakultas, tidak semua orang mendapatkan materi ini, jadi saya
masih belum yakin apakah mereka tahu
I: oke, mungkin kalo misalkan, kan kita sama-sama satu fakultas punya temen di selain jurusan
gizi, nahgimana cara kakak buat menyampaikan pesan gizi seimbang itu ke temen-temen yang
lai?
A: oke, untuk menyampaikan sebenernya ini adalah salah satu tugas saya, individu sendiri dan
juga tugas kelompopk, nah untuk saya sebenernya saya sudah banyak menyatakan tentang PGS
ini kalo misalnya main sama temen fakultas lain, kemudian juga sebenernya banyak, kemudian
juga saya ada di organisasi oragika sendiri, nah itu sudah banyak menggemparkan, gimana ya
mensosialisasikan tentang PGS ini, bahkan di acara semar, di acara kozi, ataupun penyuluhan-
penyuluhan lain, bahkan di acara peringatan gizi nasional di tahun ini, kita mengangkat tema
tersebut, pesan gizi seimbang
I: mungkin itu saja kak yang bisa saya tanyakan, terimakasih untuk kesediaannya diwawancarai,
mohon maaf kalo misalkan saya ada salah-salah kata, terimakasih kak

A: sama-sama, semangat

31

Anda mungkin juga menyukai