Anda di halaman 1dari 8

Judul Tugas 3 :

Penilaian Status Gizi dan Pendidikan Gizi

Kode & nama mata kuliah :


PEBI4428 ILMU GIZI DAN KESEHATAN

Nama mahasiswa :
LANNY KARTIKASARI

NIM :
043820866

Prodi :
FKIP – Pendidikan Biologi

UPBJJ :
Surabaya

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2021.2
KATA PENGANTAR
Alasan membuat laporan tugas ini sebagai kewajiban saya
selama melaksanakan kegiatan perkuliahan dan agar
memperluas pengetahuan saya. Langkah saya mengerjakan
tugas yaitu saya mengunduh soal dan format jawaban lalu
menjawab soal dengan menggunakan buku modul beserta
internet sebagai sumber jawaban saya lalu saya mengunggah
ke elearning saya.

PEMBAHASAN

1. A) Tujuan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LLA)


pada Wanita Usia Subur (WUS) yaitu untuk
mengetahui kelompok wanita (baik ibu hamil
maupun calon ibu) yang beresiko Kurang Energi
Kronik (KEK) agar tidak melahirkan bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), untuk
meningkatkan perhatian & kesadaran masyarakat
agar lebih berperan dalam pencegahan &
penanggulangan KEK, untuk mengembangkan
gagasan baru di kalangan masyarakat dengan
tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak,
untuk meningkatkan perhatian petugas lintas
sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang
menderita KEK, untuk mengarahkan pelayanan
kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK.
B) Urutan pengukuran lingkar lengan atas ada 7
yaitu 1) menetapkan posisi bahu & siku, 2)
meletakkan pita antara bahu & siku, 3)
menentukan titik tengah lengan, 4) melingkarkan
pita LLA pada tengah tengah, 5) pita jangan terlalu
ketat, 6) pita jangan terlalu longgar, 7) cara
pembacaan skala dengan benar.
2. A) Keunggulan dari pemeriksaan klinis yaitu relatif
murah karena tidak memerlukan biaya yang terlalu
besar, pemeriksaan tidak memerlukan tenaga khusus,
pemeriksaaan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan
data mudah diinterpretasikan, pemeriksaan tidak
memerlukan peralatan rumit.
Kelemahan dari pemeriksaan klinis yaitu beberapa
gejala klinis tidak mudah dideteksi, sehingga
memerlukan orang-orang ahli dalam menentukan
gejala tersebut, gejala klinis tidak bersifat spesifik,
terutama pada penderita KEP ringan & sedang, ada
gejala klinis yang bersifat multiple, gejala klinis dapat
terjadi pada waktu permulaan kekurangan zat gizi dan
dapat juga terjadi pada saat akan sembuh, selain itu
juga adanya variasi dalam gejala klinis yang timbul.
B) Tujuan dari dilakukan pemeriksaan terhadap riwayat
medis pada seseorang yaitu untuk mengetahui semua
kejadian yang berhubungan dengan gejala yang timbul
pada penderita beserta faktor-faktor yang
mempengaruhi timbulnya penyakit tersebut.
Data yang diamati pada riwayat medis yaitu
 Identitas penderita meliputi umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, suku, dan lainnya
 Lingkungan fisik & sosial budaya yang
berhubungan dengan penyakit yang timbul :
lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya,
kepercayaan & kebiasaan, pola hidup masyarakat,
dan lainnya.
 Sejarah timbulnya gejala penyakit
 Data tambahan seperti mantan penderita anemia,
mantan pasien operasi, mantan penderita infeksi,
mantan penderita penyakit kronis (luka pada
lambung dan usus), adanya kelainan bawaan,
adanya alergi makanan, adanya diet obat &
makanan
Data tersebut diperoleh dengan cara wawancara
secara langsung dengan penderita maupun keluarga
penderita.
C) Pengelompokkan tanda-tanda fisik pada
pemeriksaan fisik yaitu pemeriksaan kulit, jaringan
epitel, jaringan pembungkus tubuh ( rambut, mata,
muka, mulut, lidah, gigi, kelenjar tiroid).
3. A) Metode pencatatan makanan yaitu metode
penilaian gizi secara kuantitatif yang dilakukan selama
satu minggu oleh responden sendiri. Dilakukan melalui
penimbangan & pengukuran dengan URT seluruh
makanan yang ada di rumah termasuk cara
pengolahannya.
Cara metode pencatatan makanan yaitu
1)Mencatat & menimbang semua jenis makanan
yang ada di rumah tangga selama penelitian.
2)Mencatat & mengukur semua jenis makanan yang
diperoleh dan dimakan keluarga, termasuk sisa
dan makanan yang dimakan oleh tamu.
3)Mencatat & mengukur semua jenis makanan yang
dimakan di luar rumah.
4)Menghitung rata-rata konsumsi keluarga /
konsumsi per kapita.
B) Kelebihan metode pencatatan makanan yaitu hasil
yang diperoleh lebih akurat karena menimbang
makanan, dapat dihitung imtake zat gizi keluarga.
Kelemahan metode pencatatan makanan yaitu terlalu
membebani responden, memerlukan biaya relatif
mahal, memerlukan waktu yang relatif lebih lama,
tidak cocok untuk responden yang buta huruf.
4. UPGK Dasar yaitu kegiatan yang bersifat promotif &
preventif (pencegahan) melalui penimbangan bulanan
pada anak balita, penyuluhan gizi terarah, pemberian
paket pertolongan gizi, pencatatan & pelaporan
demonstrasi menu, serta pemeliharaan kesehatan
sederhana dengan cara memberi rujukan ke
Puskesmas misalnya untuo kegiatan imunisasi maupun
pelayanan kesehatan lainnya.
UPGK Lengkap yaitu kegiatan yang bersifat promotif &
preventif (pencegahan) kuratif-rehabilitatif melalui
kegiatan UPGK Dasar ditambah dengan kegiatan
lainnya misalnya pemberian makanan tambahan,
kegiatan imunisasi, kegiatan kesehatan lingkungan,
kegiatan penyediaan air bersih, kegiatan pelayanan KB,
serta kegiatan penyuluhan kesehatan.
UPGK Intensif yaitu kegiatan yang bersifat promotif &
preventif (pencegahan) kuratif-rehabilitatif income
generating dan dikenal sebagai Nutrition Intervention
Pilot Project (NIPP). Kegiatan ini meliputi kegiatan
penerangan & penyuluhan gizi, kegiatan pemberian
makanan tambahan pada golongan rawan, kegiatan
penerangan & penyuluhan kesehatan lingkungan,
kegiatan penanggulangan penyakit infeksi. Proyek ini
merupakan suatu Pilot Project yang mendapat bantuan
dari Bank Dunia.
5. Pendidikan gizi dilakukan di sekolah yairu proses
pemberian materi gizi secara formal yang dicantumkan
di dalam kurikulum dan terintegrasi dalam mata
pelajaran serta menciptakan lingkungan sekolah yang
sadar gizi. Pendidikan gizi ini dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan anak tentang gizi,
sehingga anak dapat memilih makanan sehat dan
menyehatkan tubuhnya. Melalui kegiatan pendidikan
gizi di sekolah juga diharapkan anak juga dapat
mempengaruhi anggota keluarganya untuk mengubah
kebiasaan makan yang salah menjadi kebiasaan makan
yang mengikuti yarat-syarat ilmu gizi.
Cara pengenalan pendidikan gizi di sekolah yaitu
sekolah dapat menyelenggarakan kantin yang menjual
makanan & minuman yang sehat dan aman untuk
dapat memenuhi kebutuhan gizi murid, daoat
mengintegrasikan dalam mata pelajaran IPA,
mempromosikan kebiasaan makan makanan sehat,
mempromosikan aktivitas fisik dalam menunjang
pertumbuhan & perkembangan murid, pendidikan gizi
dapat diberikan di dalam kelas maupun di luar kelas
berupa kegiatan praktek, pembuatan kebun sekolah
yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
pertumbuhan bahan makanan yang dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan makanan sehat,
pelaksanaan program makan siang, pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler berupa pelatihan menyiapkan
makanan yanh sehat, pelatihan merencanakan menu
makanan sehat, pelatihan pembuatan website ilmu
kesehatan & gizi, perlombaan cerdas cermat materi
ilmu kesehatan & gizi, perlombaan pembuatan poster
ilmu kesehatan & gizi. Mengintegrasikan pendidikan
gizi dengan mata pelajaran IPA khususnya Biologi yang
memaparkan sub bab materi misalnya macam zat
mikro, macam zat makro, fungsi zat gizi, gangguan
kesehatan tubuh yang disebabkan oleh konsumsi zat
gizi yang kurang maupun zat gizi yang lebih, bahan
makanan yang termasuk ke dalam zat gizi seimbang.
Sekolah juga memiliki program pemberian makanan
tambahan pada anak sekolah.
6. A) Peran guru dalam proses pendidikan orang
dewasa yaitu mempersiapkan perangkat / prosedur
untuk mendorong dan melibatkan secara aktif seluruh
peserta belajar dalam proses interaksi belajar mandiri
yaitu proses belajar untuk memahami permasalahan
nyata yang dihadapinya, memahami kebutuhan
belajarnya sendiri, dapat merumuskan tujuan belajar,
dan mendiagnosis kembali kebutuhan belajarnya sesuai
dengan perkembangan belajarnya. Guru mendampingi
orang dewasa dalam menjalani daur proses belajar
ilmu gizi yaitu tahap mengalami (pengalaman), tahap
berbagi pengalaman (tahap pengungkapan), tahap
menganalisis, tahap menyimpulkan & merencanakan,
tahap menerapkan (tahap penerapan)
B) Proses belajar mengikuti tahapan-tahapan artinya
proses pembelajaran dilakukan dengan mengikuti
suatu daur belajar misalmya tahap mengalami
(pengalaman), tahap berbagi pengalaman (tahap
pengungkapan), tahap menganalisis, tahap
menyimpulkan & merencanakan, tahap menerapkan
(tahap penerapan). Selain itu metode belajar ilmu gizi
pada orang dewasa juga dapat melalui piramida belajar
yaitu ceramah, diskusi, demonstrasi, dan latihan
praktis. Pada tahap ceramah, orang dewasa hanya
mendengarkan, pada tahap diskusi orang dewasa
hanya bicara sedikit karena pada tahap diskusi orang
dewasa berbicara & mendengarkan secara seimbang,
pada tahap demonstrasi orang dewasa mampu
mendengarkan sekaligus melihat & berbicara, pada
tahap latihan praktis orang dewasa mampu
mengerjakan kegiatan sekaligus mendengarkan,
melihat, dan berbicara. Sehingga pembelajaran ilmu
gizi pada orang dewasa dapat berjalan dengan efektif.

DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

Leily Amalia Furkon. 2016. Modul Ilmu Gizi dan Kesehatan Edisi
ke 1. Universitas Terbuka: Tangerang Selatan

Surabaya, 7 Desember 2021

Lanny Kartikasari – 043820866 – FKIP – Pendidikan Biologi

Anda mungkin juga menyukai