Gangguan pencernaan adalah sekelompok kondisi yang terjadi ketika sistem pencernaan tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Secara umum, gangguan pencernaan terbagi menjadi dua, yaitu
gangguan pencernaan organik dan fungsional.
Gangguan pencernaan organik terjadi ketika ada kelainan struktural pada sistem pencernaan,
yang mencegahnya bekerja dengan baik. Sementara gangguan pencernaan fungsional terjadi
ketika saluran pencernaan tampak normal secara struktural tetapi masih tidak berfungsi dengan
baik.
Beberapa gangguan pencernaan yang umum terjadi dan akan dibahas dalam artikel ini adalah:
Batu empedu.
Penyakit Celiac.
Penyebab gangguan pencernaan tergantung pada jenis penyakit yang dialami. GERD atau refluks
asam lambung disebabkan oleh asam lambung yang naik dari lambung kembali ke kerongkongan
atau esofagus, akibat melemahnya katup pada bagian bawah esofagus (sphincter).
Penyebab dari IBS dan IBD, belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Batu empedu terjadi
ketika kelebihan kolesterol yang dihasilkan hati membentuk kristal dan menjadi batu.
Sementara penyakit Celiac adalah kondisi autoimun yang menyebabkan tubuh menyerang
lapisan usus jika seseorang mengonsumsi makanan yang mengandung gluten.
Lingkungan.
Pola makan.
Genetik.
Kebiasaan merokok.
Rasa sakit yang terus-menerus di bawah tulang rusuk, di sisi kanan tubuh.
Penyakit kuning.
Suhu tinggi.
Mual.
Muntah.
Berkeringat.
Dokter akan mendiagnosis jenis gangguan pencernaan pada seseorang dengan melakukan
wawancara medis lengkap, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang yang sesuai.
Pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan pada GERD adalah endoskopi dan x-ray. Pada
IBS, umumnya dilakukan pemeriksaan intoleransi laktosa, pernapasan, darah, feses,
sigmoidoskopi fleksibel, kolonoskopi, x-ray, serta CT scan.
Pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan pada IBD, antara lain pemeriksaan darah,
endoskopi, kolonoskopi, sigmoidoskopi fleksibel, x-ray, CT scan, dan MRI.
Pemeriksaan penunjang untuk batu empedu adalah USG, CT scan, tes darah, dan pemindaian
radionuklida kandung empedu. Sementara untuk penyakit Celiac adalah pemeriksaan serologi
dan tes genetik untuk antigen leukosit manusia (HLA-DQ2 dan HLA-DQ8).
Antibiotik.
Beberapa jenis obat lainnya sesuai resep dari dokter.
Tindakan operasi.
Menghindari kafein.
Meminimalisir stres.
Menggunakan obat sesuai dengan anjuran dokter.
Obat-obatan.
Operasi pengangkatan batu empedu.
Sementara itu, penyakit Celiac bisa ditangani dengan diet ketat bebas gluten seumur hidup
sebagai satu-satunya cara pengobatan.
Hemoroid (wasir).
Malnutrisi atau kekurangan nutrisi.
Gangguan mental, seperti cemas atau depresi.
Penurunan kualitas hidup dan produktivitas kerja.
Dehidrasi.
Kekurangan gizi atau malnutrisi.
Sumbatan (obstruksi) pada usus.
Fistula atau terbentuknya saluran abnormal di usus atau anus.
Muncul luka atau robekan di anus (fisura ani).
Penyumbatan di pembuluh darah di usus.
Perforasi atau robekan pada usus besar.
Kanker usus besar.
Menjalani diet bebas gluten saat hamil, jika ibu mengidap penyakit Celiac.
Melakukan tes genetik untuk bayi.
Menyusui bayi secara eksklusif setidaknya enam bulan.