Sistem Pencernaan
Diare merupakan gangguan sistem pencernaan yang paling sering terjadi pada banyak orang.
Mulai dari anak-anak sampai lansia pasti pernah diare minimal sekali seumur hidup.
Anda dikatakan mengalami diare saat frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali per hari
dengan tekstur feses yang encer. Gejala diare juga dapat disertai dengan:
Diare merupakan penyakit umum yang mudah dibati. Namun, kondisi Anda bisa makin parah
bila diare tidak ditangani dengan baik.
Diare yang parah dapat mengakibatkan demam, turunnya berat badan, dan feses berdarah.
Diare parah juga dapat menyebabkan Anda mengalami dehidrasi dan kehilangan nutrisi.
2. Sembelit
Frekuensi buang air besar setiap orang berbeda-beda. Ada yang bisa satu kali sehari atau
hanya satu kali dalam seminggu. Ini cemderung masih normal.
Anda bisa dikatakan sembelit (konstipasi) apabila frekuensi BAB tiba-tiba lebih jarang atau lebih
sulit dari biasanya. Orang awam mungkin lebih kenal dengan sebutan susah buang air besar
atau susah BAB.
Sembelit dapat disebabkan oleh perubahan pola atau asupan nutrisi yang Anda makan.
Beberapa faktor penyebab sembelit kemungkinan adalah beberapa hal berikut:
Sembelit bukan termasuk gangguan sistem pencernaan yang serius, tetapi Anda pasti merasa
tidak nyaman.
Sembelit dapat dicegah dan diobati dengan makan makanan berserat seperti pepaya atau
sayuran hijau, minum air mineral yang banyak, dan berolahraga.
3. Ambeien
Ambeien atau wasir, alias hemoroid dalam istilah medis, adalah peradangan dan
pembengkakan pada pembuluh darah di lubang anus Anda.
Beberapa penyebab dari wasir adalah sembelit atau diare yang sangat parah karena harus
mengejan terlalu keras dan lama, serta kurang makan berserat.
Adanya darah yang keluar saat Anda buang air besar dapat menjadi tanda bahwa Anda punya
ambeien.
Ambeien bisa menyebabkan rasa sakit saat buang air besar sehingga Anda takut untuk buang
air besar. Namun, menahan BAB justru bisa membuat wasir Anda tambah parah.
Hal yang dapat Anda lakukan untuk menangani gangguan sistem pencernaan ini adalah
dengan makan banyak serat, minum air yang banyak, dan berolahraga.
Gastritis adalah kondisi peradangan dan iritasi yang menyebabkan pengikisan lapisan dinding
lambung akibat kelebihan asam lambung.
Muntah kronis, stres, atau penggunaan obat antiradang jangka panjang dapat memicu penyakit
pencernaan ini. Infeksi bakteri H. Pylori dan virus juga dapat menyebabkan gastritis.
Gejala dari gastritis pada umumnya adalah mual, muntah, perut kembung, sakit perut, kurang
nafsu makan, dan perut terasa terbakar di antara waktu makan atau pada malam hari.
Untuk mengobati gangguan sistem pencernaan ini, dokter dapat meresepkan Anda obat yang
mengurangi produksi asam lambung. Antara lain:
Obat antasida.
Obat Antihistamine-2 (H2): famotidine, cimetidine, ranitidine, dan nizatidine.
Obat Pompa penghambat proton (PPI): omeprazole, esomeprazole, Iansoprazole, rabeprazole,
dan pantoprazole.
Jika gastritis spesifik disebabkan oleh infeksi H. pylori, dokter dapat meresepkan antibiotik
untuk membunuh bakteri dan agar gastritis tidak menyebabkan komplikasi.
5. Radang usus buntu
Radang usus buntu atau apendisitis adalah penyakit pencernaan yang ditandai dengan
peradangan pada appendix atau usus buntu. Hal ini bisa disebabkan karena usus buntu
tersumbat oleh tinja, benda asing, kanker, atau karena infeksi.
Apendisitis yang dibiarkan justru berbahaya karena dapat pecah dan menyebabkan peritonitis,
yaitu infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum).
6. Divertikulitis
Divertikulitis sering ditemukan terutama pada orang di atas usia 40 tahun dan jarang
menimbulkan keluhan.
Obesitas dan kurang makan serat dapat menjadi faktor risiko divertikulitis. Maka untuk
mengatasi gangguan sistem pencernaan divertukulosis Anda bisa mengonsumsi makanan
berserat, obat-obatan dokter seperti antibiotik, dan sumber probiotik.
Jika divertikulitis Anda menyebabkan komplikasi, Anda mungkin perlu perawatan tambahan.
7. Batu empedu
Batu empedu adalah penyakit pencernaan yang ditandai dengan pembentukan endapan keras
seperti batu di kandung empedu. Batu ini terbentuk dari kelebihan kolesterol atau zat sisa yang
mengkristal saat kantung empedu tidak kosong dengan baik.
Batu empedu mungkin memunculkan gejala nyeri di perut bagian kanan atas. Nyeri ini muncul
saat batu empedu menghalangi saluran yang menyambungkan kandung empedu dengan usus.
Batu empedu disebabkan oleh beberapa faktor, seperti genetik, berat badan, masalah pada
kandung empedu, dan pola makan buruk.
Jika Anda obesitas, punya diabetes, mengonsumsi obat penurun kolesterol, atau terlalu cepat
menurunkan berat badan, Anda juga akan lebih berisiko mengalami batu empedu.
8. Jaundice
Jaundice atau biasa dikenal sebagai penyakit kuning adalah gangguan yang menyerang sistem
pencernaan di hati.
Apabila liver atau organ hati rusak, bilirubin bisa bocor masuk ke jaringan tubuh yang lain. Inilah
yang kadang menyebabkan kulit dan bagian putih mata penderita jaundice berwarna
kekuningan.
Beberapa gejala lain jaundice selain kulit dan mata berwarna kuning adalah:
Irritable bowel syndrome atau biasa disingkat sebagai IBS adalah gangguan sistem pencernaan
yang menyerang usus besar. Tanda dan gejala dari penyakit pencernaan ini termasuk:
Kram
Sakit perut
Kembung
Diare
Sembelit
Penyebab IBS belum diketahui pasti. Kemungkinan gangguan sistem pencernaan ini
disebabkan oleh usus besar yang terlalu sensitif, atau masalah pada sistem kekebalan tubuh.
Kontraksi otot usus yang terlalu kuat dan lama sehingga menyebabkan gas, perut kembung,
dan diare.
Kontraksi otot usus lemah sehingga memperlambat jalannya makanan di dalam usus dan
menyebabkan feses kering dan mengeras.
Peradangan di usus
Kelainan sistem saraf di sistem pencernaan dapat disebabkan karena koordinasi
penyampaian sinyal yang buruk antara otak dan usus. Alhasil, sistem pencernaan jadi bereaksi
berlebihan dan mengakibatkan beberapa gejala IBS seperti perut kembung atau sembelit.
Untung mengatasi IBS, Anda harus dapat mengendalikan gejalanya. Caranya dengan mengatur
pola makan, gaya hidup, dan menghindari stres. IBS adalah kondisi kronis yang harus Anda
kelola untuk jangka panjang.
Intoleransi laktosa adalah gangguan sistem pencernaan yang terjadi ketika tubuh tidak mampu
memecah gula alami yang disebut sebagai laktosa. Laktosa dapat ditemukan di makanan dan
minuman yang mengandung susu, seperti yogurt dan susu.
Seseorang tidak toleran terhadap laktosa ketika usus kecilnya tidak mampu membuat enzim
laktase yang cukup untuk mencerna dan memecah laktosa.
Ketika penyakit pencernaan ini terjadi, laktosa yang tidak bisa dicerna akan masuk ke usus
besar. Bakteri di usus besar akan berinteraksi dengan laktosa sehingga menyebabkan gejala
seperti kembung dan diare.
11. Dispepsia (maag)
Dispepsia adalah gangguan sistem pencernaan yang gejala umumnya berupa nyeri pada
lambung dan sakit ulu hati. Orang awam lebih akrab menyebut kondisi ini dengan istilah maag.
Maag atau dispepsia itu sendiri bukan penyakit, melainkan sekumpulan gejala gangguan
pencernaan. Gaya hidup dan pola makan yang buruk, obat-obatan, hingga masalah kesehatan
tertentu dapat menyebabkan kondisi ini.
Kembung
Mual
Bersendawa
Dada bawah atau perut bagian atas rasanya tidak nyaman
Gejala ini umumnya terjadi setelah makan atau minum sesuatu. Dispepsia dapat menyebabkan
perut terasa penuh dan kembung atau tidak nyaman walaupun Anda tidak baru saja makan
banyak. Anda juga dapat mengalami beberapa gejala yang bersamaan.
Untuk mengatasi maag, dokter dapat memberikan beberapa resep obat, anjuran makanan yang
sesuai dengan kondisi pencernaan Anda, dan juga terapi psikologis.
Penyakit yang menyerang sistem pencernaan hati dapat disebabkan karena keturunan atau
genetik. Selain itu, virus dan konsumsi alkohol berlebih juga dapat menjadi faktor penyebabnya.
Seiring berjalannya waktu, gangguan pada sistem pencernaan liver dapat menyebabkan luka
dan jaringan parut (sirosis hati).
Sakit liver merupakan kondisi yang dapat mengancam jiwa. Kondisi ini dapat menyebabkan
gagal fungsi hati jika tidak ditangani.
13. Pankreatitis
Pankreatitis adalah penyakit pencernaan yang diakibatkan oleh peradangan pada pankreas.
Pankreatitis dapat muncul tiba-tiba dan sembuh dalam jangka pendek (pankreatitis akut) atau
berlangsung lama yang dapat makin memburuk (pankreatitis kronis). Pankreatitis kronis
dapat menyebabkan kerusakan parah pada pankreas.
Untuk mengobati pankreatitis, umumnya Anda harus ke dokter. Nantinya dokter akan
melakukan perawatan melalui cairan infus atau intravena (IV), obat penghilang rasa sakit, dan
obat-obatan lainnya. Operasi pankreas juga diperlukan apabila terjadi komplikasi.
Jika Anda menderita penyakit pencernaan ini, dokter umumnya akan menyarankan Anda untuk
tidak mengonsumsi makanan berlemak dan alkohol yang dapat memperburuk kondisi pankreas.
Orang yang menggunakan obat pereda nyeri NSAID jangka panjang seperti aspirin dan
ibuprofen, atau terinfeksi bakteri H. pylori kemungkinan besar bisa berisiko terkena tukak
lambung.
Kolitis ulserativa adalah penyakit pencernaan yang terjadi dalam waktu lama (kronis)
Gangguan sistem pencernaan ini ditandai dengan adanya peradangan pada usus besar.
Peradangan di usus besar dapar menyebabkan iritasi, pembengkakan, dan luka yang disebut
bisul pada lapisan dalam usus besar.
Gejala kolitis ulserativa bisa ringan hingga berat. Berikut adalah gejala umumnya:
Sakit perut
Perut kram
Diare
Kembung
Nafsu makan berkurang
Lelah terus menerus
Namun, kolitis ulseratif yang tidak diatasi dengan baik dapat segera memburuk. Untuk
mengatasi penyakit pencernaan ini, dokter bisa memberikan obat-obatan seperti aminosalisilat,
kortikosteroid, imunomodulator. Operasi juga dibutuhkan bila radang usus besar ini
menimbulkan komplikasi.