GANGGUAN PENCERNAAN
DISUSUSUN OLEH
D4 KESEHATAN LINGKUNGAN
Gangguan pencernaan adalah masalah yang terjadi pada salah satu organ sistem pencernaan,
atau lebih dari satu organ pencernaan secara bersamaan.
Sistem pencernaan terdiri dari sejumlah organ, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, dan anus. Organ hati, pankreas, dan kantung empedu juga berperan
dalam mencerna makan, namun tidak dilewati oleh makanan atau terletak di luar saluran
pencernaan.
SistemSistem pencernaan berfungsi menerima dan mencerna makanan menjadi nutrisi yang
dapat diserap. Nutrisi tersebut kemudian disalurkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Sistem pencernaan juga berfungsi memisahkan dan membuang bagian makanan yang tidak
bisa dicerna oleh tubuh. Ketika tubuh tidak dapat mencerna makanan dengan baik, kondisi
tersebut dapat menyebababkan intoleransi makanan.
1. Diare
Diare adalah peningkatan frekuensi BAB lebih dari 3 kali dalam sehari disertai perubahan
konsistensi menjadi lebih cair. Kondisi ini bisa disebabkan oleh perubahan pola makan,
infeksi rotavirus, atau bakteri. Diare bisa berlangsung selama beberapa hari hingga
berminggu-minggu.
Selain menyebabkan perubahan frekuensi dan konsistensi BAB, diare juga bisa
mengakibatkan penderitanya mengalami kram perut, demam, kembung, dan mual.
2. Sembelit
Konstipasi atau sembelit adalah perubahan frekuensi BAB menjadi lebih jarang dan disertai
dengan kesulitan BAB. Hal ini bisa disebabkan oleh menurunnya pergerakan usus. Umumnya
seseorang dianggap mengalami sembelit ketika frekuensi buang air besarnya kurang dari 3
kali dalam seminggu.
Di samping frekuensi buang air besar yang menurun, gejala sembelit lainnya meliputi:
Feses keras.
Harus mengejan saat buang air besar.
Merasa ada penyumbatan di rektum, sehingga tinja sulit dikeluarkan.
Merasa tidak tuntas setelah buang air besar.
Perlu bantuan untuk mengeluarkan feses, misalnya menekan perut atau menggunakan
jari tangan untuk mengeluarkan feses dari anus.
3. Wasir (hemoroid)
Wasir terjadi ketika pembuluh darah vena yang terletak di luar atau di dalam saluran anus
(rektum) mengalami pembengkakan. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, namun sekitar
50% penderitanya berusia di atas 50 tahun. Wasir dapat menimbulkan nyeri dan gatal pada
anus, benjolan di anus, serta keluarnya darah ketika BAB. Kadang wasir juga bisa membuat
penderitanya sulit untuk duduk.
4. GERD
Pada orang sehat, katup tersebut akan berkontraksi dan menutup saluran kerongkongan
setelah makanan turun ke lambung. Namun pada penderita GERD, katup yang lemah
menyebabkan kerongkongan tetap terbuka, sehingga asam lambung naik ke kerongkongan.
Rasa perih dan sensasi seperti terbakar di dada, yang bertambah parah setelah makan
atau saat berbaring.
Rasa asam di belakang mulut.
Sakit saat menelan.
Adanya rasa mengganjal di kerongkongan.
Batuk tanpa dahak.
Radang tenggorok, jika asam lambung mengiritasi tenggorokan.
5. Tukak lambung
Tukak lambung adalah luka pada lapisan lambung dan usus halus bagian atas. Pengikisan dan
luka tersebut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori atau penggunaan
obat pereda nyeri dalam jangka panjang.
Umumnya tukak lambung menimbulkan nyeri ulu hati. Gejala lain yang bisa muncul
pada tukak lambung adalah:
6. Gastritis
Gastritis adalah kondisi peradangan dan iritasi yang menyebabkan pengikisan lapisan dinding
lambung akibat kelebihan asam lambung. Muntah kronis, stres, atau penggunaan obat
antiradang jangka panjang dapat memicu penyakit pencernaan ini.
Beberapa gejala gastritis adalah:
Mual
Muntah
Perut kembung
Sakit perut
Kutang nafsu makan
Perut terasa terbakar di antara waktu makan atau pada malam hari.
Radang usus buntu atau apendisitis adalah penyakit pencernaan yang ditandai dengan
peradangan pada appendix atau usus buntu. Hal ini bisa disebabkan karena usus buntu
tersumbat oleh tinja, benda asing, kanker, atau karena infeksi.
8. Batu empedu
Batu empedu adalah penyakit pencernaan yang ditandai dengan pembentukan endapan keras
seperti batu di kandung empedu. Batu ini terbentuk dari kelebihan kolesterol atau zat sisa
yang mengkristal saat kantung empedu tidak kosong dengan baik.
Batu empedu mungkin memunculkan gejala nyeri di perut bagian kanan atas. Nyeri ini
muncul saat batu empedu menghalangi saluran yang menyambungkan kandung empedu
dengan usus.
BatuBatu empedu disebabkan oleh beberapa faktor, seperti genetik, berat badan, masalah
pada kandung empedu, dan pola makan buruk.
JikaJika penyumbatan terjadi pada salah satu saluran pencernaan dan disebabkan oleh batu
empedu, maka akan muncul gejala-gejala seperti berikut:
Sakit perut yang terus-menerus atau hilang timbul, terutama beberapa saat setelah
mengonsumsi makanan tinggi lemak (kolik bilier).
Sakit kuning detak jantung yang cepat.
Timbul demam jika ada infeksi saluran empedu. Jika saluran tersumbat karena batu
tanpa infeksi, demam tidak akan terjadi.
Gatal-gatal pada kulit.
Kehilangan nafsu makan.
Mual dan muntah.
9. Penyakit hati
Organ liver atau hati berfungsi penting untuk mencerna makanan dan membersihkan tubuh
Anda dari zat beracun.
Penyakit yang menyerang sistem pencernaan hati dapat disebabkan karena keturunan atau
genetik. Selain itu, virus dan konsumsi alkohol berlebih juga dapat menjadi faktor
penyebabnya.
10.Pankreatitis
Pankreatitis adalah penyakit pencernaan yang diakibatkan oleh peradangan pada pankreas.
Pankreatitis dapat muncul tiba-tiba dan sembuh dalam jangka pendek (pankreatitis akut) atau
berlangsung lama yang dapat makin memburuk (pankreatitis kronis). Pankreatitis kronis
dapat menyebabkan kerusakan parah pada pankreas.