Anda di halaman 1dari 9

Gangguan system pencernaan dan metabolisme

Gangguan pencernaan adalah berbagai jenis masalah yang terjadi pada sistem pencernaan tubuh, mulai
dari mulut hingga anus.

 Kanker Lambung

Kanker lambung disebabkan oleh bakteri Helicobacter Pylori. Gejala awal kelainan sistem pencernaan
ini, misalnya merasa panas, kehilangan nafsu makan, sulit mencerna yang berlangsung terus-menerus,
sedikit rasa mual, dan kadang-kadang timbul rasa nyeri pada lambung. Maag juga merupakan salah satu
gejala kanker lambung. Apabila seseorang mengalami maag yang disertai perut kembung seperti
kekenyangan, buang air besar hitam, turun berat badan, muka pucat, dan muntah darah, bisa
dipastikan ia menderitakanker lambung.

 Gastritis
Gastritis atau maag merupakan inflamasi (radang) yang terjadi pada mukosa dinding lambung. Kelainan
sistem pencernaan ini dapat bersifat akut dan kronis. Gastritis dapat terjadi karena kelebihan asam yang
diproduksi oleh lambung sehingga menyebabkan iritasi di selaput lendir lambung. Produksi berlebih
asam di lambung ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya pola hidup tidak sehat dan teratur,
merokok, minuman beralkohol, atau stres yang berlebihan.
 Hepatitis
Hepatitis atau radang hati adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa virus yang menginfeksi hati.
Kelainan sistem pencernaan ini bisa menular melalui air atau makanan yang terkontaminasi oleh virus.
Ada beberapa jenis virus hepatitis, di antaranya virus hepatitis A, B, C, D, E, dan G (jenis virus baru).
Selain itu, hepatitis bias bisa disebabkan oleh virus rubella, mumps, herpes, epstaein barr , dan
cytomegalovirus .
 Radang Usus Buntu
Radang usus buntu atau appendicitis adalah infeksi pada usus buntu yang dapat merembet ke usus
besar dan menyebabkan peradangan pada selaput rongga perut. Kelainan sistem pencernaan ini dapat
ditandai dengan gelaja-gelaja, seperti nyeri yang menetap pada perut, demam ringan, mual dan muntah,
spasme otot, konstipasi, diare, dan selera makan berkurang.
 Diare
Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya mengalami rangsangan buang air secara terus-
menerus. Di samping itu, feses yang dikeluarkan masih memiliki kandungan air berlebih. Kelainan sistem
pencernaan ini bisa disebabkan oleh infeksi bakteri maupun protozoa pada usus besar. Karena infeksi
tersebut, proses penyerapan air di usus besar terganggu. Akibatnya, feses menjadi encer. Gejala yang
umum ditemukan dari kelainan sistem pencernaan ini adalah buang air besar terus-menerus disertai
mual dan muntah. Selain itu, gejala lainnya yang mungkin timbul adalah pegal pada punggung dan perut
berbunyi.
 Sembelit
Sembelit atau biasa disebut konstipasi dapat disebabkan oleh terjadinya penyerapan air yang berlebihan
pada sisa makanan dalamusus besar. Akibatnya, feses menjadi sangat kering dan keras sehingga sulit
dikeluarkan. Kelainan sistem pencernaan ini juga dapat ditimbulkan karena sering menahan buang air
besar, emosi seperti rasa gelisah, cemas, takut atau stres.
 Parotitis
Parotitis atau penyakit gondong terjadi akibat adanya virus yang menginfeksi kelenjar air ludah di bagian
bawah telinga. Hal ini mengakibatkan kelenjar ludah menjadi bengkak atau membesar
 Hemorrhoid
Hemorrhoid yang lebih akrab disebut wasir atau ambeien adalah pembengkakan pada pembuluh darah
vena di sekitar anus. Hemorrhoid, umumnya, terjadi pada orang-orang yang terlalu lama duduk terus-
menerus atau pada orang yang menderita sembelit. Kelainan sistem pencernaan ini juga sering terjadi
pada wanita hamil dan orang-orang yang terlalu gemuk. Gejala-gejala hemorrhoid tahap awal berupa
keluarnya darah berwarnamerah segar saat buang air besar, biasanya keluar bersama atau sesudah
tinja. Selain itu, terasa gatal atau iritasi di daerah anus dan rasa sakit atau tidak nyaman. Gejala dapat
berlanjut menjadi benjolan yang keluar lewat anus.
 Xerostomia
Xerostomia adalah suatu penyakit pada rongga mulut yang ditandai rendahnya produksi air ludah. Pada
penderita xerostomia, kondisi mulut sangat kering dan makanan jadi tidak tercerna dengan baik.
Xerostomia dapat diakibatkan adanya gangguan pada pusat ludah, syaraf pembawa rangsang ludah,
ataupun oleh perubahan komposisi faali elektrolit ludah.
 Flatus
Masuknya gas – gas dalam saluran pencernaan. Gas – gas tersebut berupa udara yang tertelan, gas
yang dihasilkan bakteri atau gas dari difusi darah yang masuk ke saluran pencernaan. Gas nitrogen dan
oksigen lebih banyak berada dalam lambung dan dapat dikeluarkan dengan bersendawa, sedngkan gas-
gas lain, yaitu CO 2, metana dan hydrogen lebih banyak berada dalam usus besar yang dihasilkan oleh
bakteri.
 Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus
rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari
kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding
lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh
infeksi bakteri jenis tertentu.

 Parotitis
Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeksi
oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan
rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah.
 Disfagia
Disfagia adalah istilah medis untuk gejala kesulitan menelan. Meskipun pada ICD-10 disfagia
dikelompokan dalam "gejala dan tanda", istilah ini kadangkadang digunakan untuk kondisi "kesulitan
menelan" sendiri. Penderita kadangkadang tidak mengetahui mereka mengalami disfagia.
 Megakolon
Megakolon adalah usus besar yang membengkak abnormal, disebabkan oleh ulcerative colitis , Penyakit
Hirschsprung, penyakit Chagas atau penyakit neurologis, penyakitsistemik dan metabolik. Gejala
gejalanya termasuk sembelit yang parah, bengkak dan nyeri perut, demam dan takikardia. Pada kasus
yang parah, kotoran menjadi massa keras di dalam usus besar, yang membutuhkan pembedahan untuk
dihapus.

 Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut
(peritoneum). Peradangan ini merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat penyebaran
infeksi dari organ-organ abdomen (misalnya apendisitis, salpingitis, perforasi ulkus gastroduodenal),
ruptura saluran cerna, komplikasi pascaoperasi, iritasi kimiawi, atau dari luka tembus abdomen .
 Kolitis pseudomembran
Kolitis pseudomembran adalah iritasi usus besar parah yang disebabkan oleh bakteri Clostridium difficile
. Biasanya terjadi setelah minum antibiotik oral, yang membunuh bakteri yang biasanya hidup di usus
besar.
 Kolitis ulseratif
Kolitis ulseratif (ulcerative colitis ) adalah peradangan kronis dari usus besar (kolon) sampai
menimbulkan ulserasi. Ulserasi dan peradangan lapisan dalam usus besar menyebabkan gejala sakit
perut, diare, dan perdarahan rektum. Kondisi ini terkait erat dengan peradangan usus yang disebut
penyakit Crohn. Bersama-sama, mereka sering disebut sebagai penyakit radang usus (inflammatory
bowel disease.
GANGGUAN MULUT:
1. GANGGUAN ESOFAGUS (ESOPHAGUS)
Struktur otot yang bisa menimbulkan gangguan menelan dan sakit dada.Mempunyai sfingter untuk
mencegah isi lambung naik ke osesofagus.
2. Gangguan Oesofagus
1) Disfagia : kesulitan menelan, disebabkan disfungsi trans port osofagus karena kelainan
neuromuscular/ persyarafan atau akibat lesi,seperti ; carsinoma, diverticula, striktura
2) Odinofagia : perasaan nyeri waktu menelan , khas terjadi pada peradangan mukosa
oesofagus,disebabkan iritasi atau spasme
3) Pirosis : rasa terbakar diuluhati , dapat terjadi akibat dis fungsi sfingter oesofagus bag bawah,
penyebab yang sering pada Hiatus hernia
4) Kalau terjadi refluks isi lambung tertumpah sehingga mencapai oesofagus bagian atas
( hipofaring) , rasa panas, pahit atau asam yang ditimbulkannya dikenal nama pirosis ( water
brush )
3. PYLORIC STENOSIS
Otot sekeliling pintu keluar lambung ke pylorus jadi abnormal tebal.
1) bayi laki dari perempuan, familial, bumil dengan pylorus stenosis seringnya melahirkan bayi
dengan gangguan ini juga.
2) Pada dewasa penyempitan umumnya akibat jaringan parut pada ulkus peptikum atau maligancy
kanker lambung.
3) Gejala: 3-4 minggu post lahir  bayi muntah-muntah terus dengan kuat mendorong makanan
keluar, setelah makan. Pada dewasa: muntah beberapa jam sehabis makan.

GANGGUAN LAMBUNG:
 Infeksi:
Asam lambung berguna juga untuk membunuh bakteri, virus dan jamur. Infeksi timbul bila daya tahan
ini terganggu -> gastro-enteritis infeksi.
• Tumor:
Kanker lambung (15.000 kematian/tahun, USA) Gejala umum sulit dibedakan dengan indigestion.Sering
ditemukan setelah ada metastasis. Yang tak ganas: polyp
• Ulcerasi (memborok):
Timbul akibat asam lambung yang berlebih.Pertahanan permukaan lambung oleh sekresi lambung
selaput lendir yang ada dan kecepatan regenerasi lapisan sel ini cukup kuat menjaga
kerusakan .Pengaruh yang mengganggu (HCL >>) keseimbangan ini bisa menimbukan kerusakan  ulkus
peptikum (tukak lambung)
• Ulkus Peptikum
(tukak lambung) bisa akibat: stress, cedera berat (luka bakar), kecelakaan atau post operasi dan infeksi
berat. Kadang timbul tanpa kausa jelas. Obat aspirin dan alkohol juga mengganggu selaput lendir
lambung -> gastritis -> ulcerasi.
 Autoimun:
Anemia perniciosa: timbul akibat selaput lendir lambung tidak mampu menghasilkan faktor intrinsik
yang diperlukan untuk absorpsi vit. B12 yang diperlukan untuk pertumbuhan eritrosit. Kegagalan ini
umumnya akibat adanya atropi selaput lendir lambung yang juga gagal memproduksi HCL lambung.
• Gangguan lain: pelebaran lambung yang bisa akibat
ulkus peptikum dan pyloric stenosis. Kadang bisa juga terjadi volvulus lambung.

GANGGUAN USUS (INTESTINE)


 Defek kongenital: Atresia; stenosis; volvulus,blokade oleh muconium pada bayi baru lahir.
• Infeksi dan inflamasi:
– Yang paling umum: gastroenteritis (bisa infeksi bisa keracunan)
– Infeksi: tifoid, kolera, gardiasis dan amebiasis.
– Infestasi: cacing perut, pipih, gilik atau pita (ascariasis, ankylosto miasis, teaniasis, cacing kremi)
– Colon: - Ulcerative colitis, Crohn’s disease,
– Yang lokal : appendicitis dan diverrticulitis.
• Tumor:
- Lymphoma; Carcinoid syndrome;
- tumor jinak. Kanker colon;
- familial polyposis bisa jadi ganas.
• Gangguan aliran darah
- iskemia (atherosclerosis, trombosis, emboli).
- volvulus, intessuception,
- hernia -> gangrene -> cito operasi
 Obstruksi (sumbatan)
a. Ileus Obstruktiva:
Ini akibat: tekanan dari luar atau dari dalam lumen usus (kanker, Crohn’s diseases, diverticuli) atau
blokade usus (batu empedu,
b. intussuception) .
Paralytic ileus (usus berhenti kontraksi sehingga isi tidak dapat lewat, bisa terjadi pada komplikasi febris
typhoid)
• Gangguan lain :
- Ulcus pepticum (10% populasi)
- Ulcus usus halus ada pada tifoid, Crohn’s disease perdarahan dan perforasi.
- Ulcus colon: akibat amebiasis & ulcertave colitis.
- Diverticuli bisa meradang  diverticulitis.
- Malabsorpsi makanan, seriawan usus (sprue).
- Irritable colon syndrome (Sakit perut terus dan obstipasi / diare).

GANGGUAN RECTUM
Rectum adalah bagian bawah usus besar sampai ke dubur (anus), tempat penampungan feces.
• Gangguan:
– atresia ani kongenital.
– proctitis, polyp recti, familial polyposis; kanker.
– obstruksi post radiasi terapi / granuloma inguinale (PHS)
– cedera senggama, atau cedera benda tajam.
– rectal prolapse. Rectocele menonjol ke vagina  diatasi dengan pelvic floor exercises.
– Prolaps recti: umum akibat mengejan saat defekasi, kadang ada perdarahan.
– Kanker rectum: akibat polyposis dan ulcertaive colitis.
– Colorectal cancer penyebab 20% kematian kanker (USA)

GANGGUAN HATI
Penyebab utama penyakit hati adalah alkoholicalcoholic hepatitisdan cirrhosis.
Gangguan hati lain adalah : kongesti, infeksi bakterial dan parasit, gangguan sirkulasi ,gangguan
metabolisme, keracunan dan autoimune.
• Gagal hati (Liver failure) bisa merupakan hasil akhir dari: acute hepatitis , keracunan , cirrhosis
Defek Kongenital, bisa pada:
– saluran empedu (choledochal cyst, terjadi akibat gabungan saluran
empedu kecil-kecil di dalam hati)
– Biliary atresia
• Gangguan Autoimun : Masalah utama adalah terjadinya destruksi berlanjut dari sel hati:
- Kronik aktif hepatitis
- Progressive primarybiliarycirrhosis yang lambat/menahun.
- Sclerosing cholangitis.
• Gangguan Metabolik:
- Hemochromatosis
- Wilson’s disease (copper)
• Tumor:
- Kanker sekunder dari lambung, pancreas,usus besar.
- Hepatosplenomegali adalah gejala umum lymphoma,leukemia
- Hepatoma (kanker primer) jarang.

GANGGUAN SISTEM EMPEDU


Gangguan:
• Tergantung dari lokasinya batu empedu (Cholelithiasis)
bisa:
– cholecystolithiasis (batu empedu di dalam rongga kantung
empedu) bisa disertai atau tidak disertai cholecystitis.
– choledocholithiasis (batu empedu di saluran empedu) bisa
disertai cholangitis, cholecystitis atau tanpa cholangitis
ataupun cholecystitis
• Gangguan batu empedu bisa mengakibatkan kolik abdomen (Abdominal Colic)
• Colic (kolik) Adalah serangan sakit kejang perut yang hebat kemudian reda dan berulang. Serangan ini
sering terjadi akibat kontraksi pada saluran empedu dan juga saluran air seni ,yang umumnya karena
ada sumbatan saluran akibat batu.
• Sedangkan serangan kolik pada usus, umumnya akibat infeksi dan juga obstruksi.
Penyakit yang di sebabkan Gangguan Metabolisme Lipid

- Penyakit Gaucher
Penyakit ini terjadi akibat penumpukan glukoserebrosidase (produk metabolism lemak) di dalam
jaringan. Penyakit ini menyebabkan pembesaran hati dan limpa, serta timbulnya pigmentasi coklat di
kulit. Akumulasi Glukoserebrosidase pada mata menyebabkan timbulnya bintik” kuning, yang di sebut
pinguecula. Akumulasi di sumsum tulang bisa menyebabkan nyeri dan keruskan tulang.
- Penyakit Tay-Sachs
Penyakit ini di sebabkan penumpukan gangliosida, yang merupakan produk metabolisme lemak , di
dalam jaringan. Anak dengan penyakit ini mengalami tonus otot, gangguan intelektual, kelumpuhan,
demensia, kebutaan.
- Penyakit Niemann-Pick
Penyakit ini di sebabkan oleh penumpukan kolesterol atau sfingomyelin, yang merupakan produk
metabolisme lemak, di dalam jaringan dan meyebabkan berbagai gangguan neurologis.
- Penyakit Fabry
Disebabkan oleh penumpukan Glikolipid, yang merupakan produk metabolism lemak, di dalam jaringan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Metabolisme
 Frekuensi Makan
Semakin lama jeda waktu makan , semakin metabolisme melambat untuk menghemat energi.
 Tingkat Aktivitas
Ini juga faktor penting, akan tetapi tidak akan membuat perbedaan jika tidak memberikan
keseimbangan antara asupan makanan yang masuk dan kalori yang dikeluarkan.
 Pilihan Makanan
Sebagai contoh, diet rendah lemak sering kali meyebabkan menurunnya produksi hormon yang
berujung pada menurunnya proses metabolisme.
 Cukupi Kebutuhan Air Tubuh
Lebih dari 70% fungsi tubuh kita terjadi karena adanya air. Kekurangan cairan akan membuat
sistemmetabolisme terganggu.
 Faktor Genetik
Beberapa orang memiliki metabolisme yang lebih cepat dibanding dengan yang lain. Hal ini
merupakan faktor alami yang tidak bisa dirubah. Yang bisa dilakukan orang normal adalah
merangsang metabolisme agar lebih cepat.
 Produksi dan Fungsi Hormon
Bisa jadi memiliki kelenjar tiroid yang “malas”. Tapi sebelum menyalahkan tiroid ada baiknya
menstabilkan tingkat gula darah dan mulailah berolahraga 2-3 kali seminggu.
 Stress
Stress juga turut menurunkan tingkat metabolisme. Ketika stress tubuh akan mengalami
ketegangan. Banyak juga orang yang cenderung untuk makan berlebihan ketika mengalami
stress

keluhan utama pada pasien gangguan sistem pencernaan secara umum antara lain:
a. nyeri
b. mual muntah: keluhan mual muntah merupakan kondisi yang sering dikeluhkan dan
biasanya selalu berhubungan dengan kerja involunter dari gastrointestinal.
c. kembung dan Sendawa (flatulens).: akumulasi gas di dalam saluran gastrointestinal
dapat mengakibatkan sendawa yaitu pengeluaran gas dari lambung melalui mulut
(flatulens) yaitu pengeluaran gas dari rektum.
d. ketidaknyamanan abdomen: ketidaknyamanan pada abdomen secara lazim berhubngan
dengan gangguan saraf lambung dan gangguan saluran gastrointestinal atau bagian lain
tubuh.
e. Diare: peningkatan keenceran dan frekuensi feses. diare dapat terjadi akibat adanya zat
terlarut yang tidak dapat diserap di dalam feses, yang disebut diare osmotic, atau
karena iritasi saluran cerna.

Peran enzim dalam pengaturan metabolisme


Enzim memegang peranan penting dalam proses pencernaan makanan maupun proses
metabolisme zat-zat makanan dalam tubuh. Fungsi enzim adalah mengurangi energi aktivasi,
yaitu energi yang diperlukan untuk mencapai status transisi (suatu bentuk dengan tingkat
energi tertinggi) dalam suatu reaksi kimiawi. Suatu reaksi yang di katalisis oleh enzim
mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah, dengan demikian membutuhkan lebih sedikit
energi untuk berlangsungnya reaksi tersebut. Enzim mempercepat reaksi kimiawi secara
spesifik tanpa pembentukan hasil samping dan bekerja pada larutan dengan keadaan suhu dan
pH tertentu. Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti konsentrasi
enzim, konsentrasi substrat, suhu dan pH (Pelczar dan Chan, 2005).
 Sifat-sifat enzim:
Enzim sebagai suatu senyawa yang berstruktur protein baik murni maupun protein yang terikat
pada gugus non protein, memiliki sifat yang sama dengan protein lain yaitu :
a. dapat terdenaturasikan oleh panas,
b. terpresipitasikan atau terendapkan oleh senyawa-senyawa organik cair seperti etanol dan
aseton juga oleh garam-garam organik berkonsentrasi tinggi seperti ammonium sulfat.
c. memiliki bobot molekul yang relatif besar sehingga tidak dapat melewati membran semi
permeabel atau tidak dapat terdialisis (Poedjiadi, 1994).

Molekul-molekul enzim merupakan katalis yang sangat efisien dalam mempercepat


pengubahan substrat menjadi produk-produk akhir. Satu molekul enzim tunggal dapat
melakukan perubahan sebanyak seribu molekul substrat per detik. Kenyataan ini sekaligus
menjelaskan bahwa molekul enzim tidak dikonsumsi ataupun mengalami perubahan selama
proses reaksi berlangsung.
Namun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bahwa enzim tidak stabil
aktivitasnya dan dapat berkurang atau bahkan menghilang oleh berbagai pengaruh baik kondisi
fisik maupun kimia seperti suhu, pH, dan lain sebagainya (Pelczar dan Chan, 2005).

Pengertian Enzim Protease

Protease adalah enzim yang berperan dalam reaksi pemecahan protein. Enzim ini akan
mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, yaitu reaksi yang melibatkan unsur air pada ikatan spesifik
substrat. Berdasarkan cara hidrolisisnya, protease dibedakan menjadi proteinase dan
peptidase. Proteinase menghidrolisis molekul protein menjadi polipeptida, sedangkan
peptidase menghidrolisis fragmen polipeptida menjadi asam amino (Rao et al, 1998)

1. Klasifikasi Protease:
Protease diklasifikasikan berdasarkan tiga kriteria utama, yaitu tipe reaksi yang dikatalisisnya,
struktur kimia alami yang ada pada sisi katalitiknya, dan struktur yang berhubungan dengan
evolusi (Rao et al., 1998).
A. Protease serin
Protease serin adalah endopeptidase yang mempunyai residu sistein reaktif dan pH optimum
mendekati netral. Protein serin mempunyai aktivitas maksimum pada pH alkalis. Tiga residu
asam amino yang membentuk catalytic triad yang essensial pada proses katalitik, yaitu His57,
Asp102 dan serin195. Tahap pertama terjadi pembentukan intermediet asil-enzim antara
substrat dan serin. Pada tahap kedua intermediet asil-enzim di hidrolisis dengan molekul air
yang melepaskan peptida dengan gugus OH serin (Moreau dan Cophlin, 2004).
B. Protease sistein
Famili protease ini meliputi protease tanaman seperti papain, aktinidin dan bromelain. Pada
famili ini, papain merupakan tipe protease yang paling banyak dipelajari. Proses katalisis
berlangsung melalui pembentukan intermediet kovalen yang melibatkan residu sistein dan
histidin. Pada protease sistein, Cys25 dan His159 berperan sama seperti Ser195 dan His57 pada
protease serin. Ion thiolat lebih nukleofil daripada gugus OH. Ion thiolat distabilkan melalui
pembentukan pasangan ion dengan gugus imidazolium dari His159 (Moreau dan Cophlin,2004).
C. Protease aspartat
Protease aspartat umumnya mempunyai aktivitas katalitik maksimum pada pH asam. Hampir
semua protease aspartat termasuk famili pepsin yang meliputi enzim digestif seperti pepsin,
chimosin, rennin dan protease fungal (Moreau dan Cophlin, 2004).
D. Protease metal
Protease metal mengandung ion logam essensial, biasanya Zn yang mempunyai aktivitas
optimum didekat pH netral. Enzim ini distabilkan oleh Ca2+dan dihambat oleh bahan pengkelat
yang kuat seperti EDTA. Enzim ini umumnya terdapat dalam mikroorganisme
(Nagodawithana dan Reed, 1993).

Anda mungkin juga menyukai