Ulkus Aftosa
Ulkus aftosa (chanker sore, sariawan) adalah kawah-kawah berukuran kecil dan dangkal, terasa
nyeri dan mengalami dasar luka yang mengalami peradangan. Pada umumnya ulkus aftosa terjadi di
sepanjang lidah. Mereka dapat berjumalah banyak dan melibatkan pula mukosa pipi, palatum, atau
dasar mulut.
Sariawan yang berukuran kecil (diameter kuran dari 1 cm) sering muncul dalam satu kelompok
yang terdiri dari 2-3 luka terbuka; biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam 10 hari.
Sariawan yang lebih besar, jarang terjadi, bentuknya tidak teratur, memerlukan waktu beberapa
minggu untuk penyembuhan.
Penyebab pasti terjadinya ulkus aftosa (chanker sore, sariawan) masih belum jelas. Kombinasi
berbagai faktor dapat berkontribusi menjsdi penyebab terjadinya ulkus aftosa.
FAKTOR-FAKTOR PEMICU UNTUK TERJADINYA ULKUS AFTOSA, ANTARA LAIN :
a) Trauma pada mulut, seperti menyikat gigi yang terlalu keras, pipi atau bibir yang tergigit, makanan
pedas atau asam.
b) Pasta gigi dan obat kumur yang mengandung larutan sodium lauryl sulfate.
c) Sensitivitas pada makanan tertentu, misalnya coklat, kopi, telur, kacang, keju, makanan asam seperti
nanas.
d) Kekurangan vitamin B-12, zink, asam folat, dan zat besi.
e) Adanya reaksi alergi akibat bakteri tertentu di dalam mulut.
f) Perubahan hormonal saat menstruasi.
g) Stress psikis.
Pleomorphic adenoma
Pleomorphic adenoma atau mixed tumor merupakan tumor jinak yang berasal dari kelenjar ludah yang dapat
tumbuh dari kelenjar ludah minor maupun mayor. Tumor ini tumbuh lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, dapat
digerakan, dan konsistensi kenyal dengan permukaan yang halus. Tumor dapat membesar mendesak jaringan
sekitarnya.
Penyebab Adenoma pleimorfik pada kelenjar saliva belum diketahui secara pasti, diduga karena keterlibatan
lingkungan dan faktor genetik. Adenoma pleimorfik mempunyai gambaran klinis berupa massa tumor tunggal,
pertumbuhan lambat, tanpa rasa sakit, nodul tunggal.
Perawatan tumor pleomorfic adenoma adalah dengan pembedahan dengan mengupayakan seluruh jaringan tumor
terangkat. Jika pengambilan tumor tidak hati-hati dan meninggalkan sel tumor di dalam jaringan mesenkim glandula,
maka dapat terjadi kekambuhan.
2. ESOFAGUS
Karsinoma Lambung
Biasanya terjadi pada usia lanjut. Sekitar 99% kanker lambung adalah adenokarsinoma. Kanker
lambung lainnya adalah leiomokarsinoma (kanker otot polos) dan limfoma.
Gastritis
Gastritis adalah peradangan di dinding lambung, yang dapat terjadi tiba-tiba (akut), atau
berlangsung dalam jangka panjang (kronis). Kondisi ini dapat menyebabkan tukak lambung.
Tukak lambung
Tukak Lambung (peptic ulcer) merupakan luka terbuka yang terbentuk di lapisan lambung, atau
bisa juga terjadi di usus 12 jari (ulkus duodenum). Tukak lambung dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri, dan penggunaan aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid dalam jangka panjang.
Ulkus Peptikum
Ulkus Peptikum adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan luka yang terasa nyeri atau
ulkus pada lapisan lambung yang berada di duodenum pertama (bagian teratas dari usus).
Suatu ulkus terjadi ketika lapisan dari organ-organ ini terkorosi oleh asam lambung yang
disekresikan oleh sel-sel lambung.
Penyebab penyakit ulkus yang paling umum adalah bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini
menyebabkan peradangan kronis lapisan lambung bagian dalam pada tubuh manusia. Infeksi H.
pylori seringkali didapat ketika menelan makanan dan air yang terkontaminasi dan melalui
kontak dengan manusia. Hal ini lebih sering terjadi pada daerah dengan sanitasi yang buruk.
Apabila kondisinya berat, hal ini dapat menyebabkan perdarahan ulkus, perforasi ulkus, dan
penyumbatan lambung. Perforasi ulkus ditandai dengan kebocoran isi lambung ke rongga perut,
menimbulkan peritonitis akut. Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum, jaringan tipis yang
melapisi dinding perut bagian dalam.
4. USUS HALUS
Ileus Obstruksi
Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali
menutup atau menganggu jalannya isi usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau total. Obstruksi usus
biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru
mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan
tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Ada dua tipe obstruksi yaitu mekanis (Ileus Obstruktif)
dan neurogenik/fungsional (Ileus Paralitik).
Gejala awal biasanya berupa nyeri abdomen bagian tengah seperti kram yang cenderung bertambah berat sejalan
dengan beratnya obstruksi dan bersifat hilang timbul. Pasien dapat mengeluarkan darah dan mukus, tetapi bukan
materi fekal dan tidak terdapat flatus. Pada obstruksi komplet, gelombang peristaltik pada awalnya menjadi sangat
keras dan akhirnya berbalik arah dan isi usus terdorong kedepan mulut. Apabila obstruksi terjadi pada ileum maka
muntah fekal dapat terjadi. Semakin kebawah obstruksi di area gastriuntestinal yang terjadi, semakin jelas adanya
distensi abdomen. Jika berlanjut terus dan tidak diatasi maka akan terjadi syok hipovolemia akibat dehidrasi dan
kehilangan volume plasma.
Penyakit celiac
Penyakit celiac adalah penyakit akibat reaksi sistem imun
terhadap konsumsi gluten, yaitu protein yang dapat ditemukan
pada gandum. Pada penderita penyakit celiac, gluten akan
memicu reaksi sistem imun di usus halus. Bila kondisi tersebut
berlangsung terus-menerus, lapisan usus halus dapat rusak dan
mencegah nutrisi terserap.
5. USUS BESAR
Penyakit Crohn
Penyakit Crohn merupakan penyakit peradangan granulomatosa kronik yang etiologinya tidak diketahui dan mengenai
saluran pencernaan, mulai dari esophagus sampai anus, namun lebih sering mengenai ileum terminalis dengan
pembentukan jaringan gigi paru perut dan penebalan dinding usus; sering kali menyebabkan obstruksi usus dan fistula
pembentukan abses serta sering kambuh setelah diberikan pengobatan. Penyakit ini juga mempengaruhi daerah
tertentu dari usus, kadang terdapat daerah normal diantara daerah yang terkena.
Penyakit Crohn paling sering terjadi pada orang dewasa usia 20 sampai 40 tahun dan mungkin dalam 1 keluarga.
Penyebab pasti belum diketahui, namun beberapa ahli menduga disebabkan oleh gangguan pertahanan tubuh atau
infeksi dengan virus RNA dan alergi. Selain itu juga diduga disebabkan oleh mikobakterium atipikal, measles, dan
penyakit vaskular.
Penyakit Crohn pada prinsipnya adalah penyakit pada saluran cerna yang terjadi pada remaja atau dewasa muda dan
dapat terjadi kapan saja sepanjang hidup. Meskipun dapat terjadi dimana saja di sepanjang saluran gastrointestinal
tetapi area yang paling sering terkena adalah ileum distal dan kolon.
Radang usus
Sebagaimana namanya, radang usus adalah kondisi ketika usus mengalami peradangan.
Radang usus terdiri dari 2 jenis, yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Bedanya,
radang pada kolitis ulseratif hanya terjadi di usus besar. Sedangkan pada penyakit
Crohn, radang dapat terjadi di seluruh bagian saluran pencernaan.
Divertikulitis
Divertikulitis adalah peradangan pada divertikula. Divertikula sendiri adalah kantong-
kantong abnormal yang terbentuk di saluran pencernaan. Divertikulitis dapat
menimbulkan gejala demam, sakit perut, mual, muntah, sembelit atau diare.
Kanker usus besar
Kanker usus besar bisa bermula dari tumor
jinak yang disebut polip adenoma. Seiring
waktu, polip tersebut berkembang menjadi
ganas.
6. REKTUM DAN ANUS
Diare
Ini termasuk gangguan pada saluran pencernaan yang paling sering ditemui, khususnya pada anak-anak.
Penyebab diare bisa bermacam macam, mulai dari kurangnya kebersihan makanan, salah makan, infeksi,
cacingan dan lain-lain. Bakteri yang masuk ke dalam sistim pencernaan mengakibatkan terjadinya
rangsangan yang kuat pada mukosa usus yang menyebabkan peningkatan gerakan otot usus, akibatnya
makanan tidak dapat terserap secara sempurna. Diare dapat dikatakan akut jika mencret lebih dari 4
kali sehari dengan konsentrasi tinja yang semakin lama semakin cair. Diare tidak menyebabkan
kematian, namun dehidrasi yang menyertainya dapat membuat penderita kehilangan cairan tubuh secara
drastis yang jika tidak ditangani dapat membuat penderita meninggal. Jadi, yang perlu sangat diwaspadai
bukan lah diarenya, melainkan dehidrasinya. Pastikan penderita mendapatkan cukup minum agar cairan
tubuhnya terjaga. Salah satu indikator apakah penderita diare mengalami dehidrasi atau tidak, cermati
kuantitas air seninya. Selama kuantitasnya cukup, berarti penderita tidak mengalami dehidrasi.
Pengobatan awal untuk diare yaitu dengan memberikan oralit.
Sembelit (Konstipasi)
Berbanding terbalik dengan diare, dimana feses yang keluar berbentuk cair dengan
frekuensi yang tinggi. Sembelit atau konstipasi merupakan gangguan pada sistem
pencernaan dimana penderitanya mengalami pengerasan feses sehingga sulit untuk
dikeluarkan, bahkan sampai menyebabkan rasa sakit yang amat sangat bagi
penderitanya. Penyebab konstipasi bermacam-macam, mulai dari pola makan yang
buruk, stres, gangguan hormon, efek samping obat obatan tertentu, dan bisa juga
karena kelainan anatomis. Pencegahan konstipasi dapat dilakukan dengan memperbaiki
pola makan dan memperbanyak asupan serat, sedangkan untuk pengobatannya dapat
dilakukan dengan mengkonsumsi obat pencahar (laksatif) sesuai dosis yang disarankan.
Namun bila konstipasi begitu serius(obstipasi), tindakan pembedahan mau tak mau
menjadi pilihan, meski kasus seperti ini jarang terjadi.
Proktitis
Proktitis adalah peradangan pada rektum (bagian akhir dari
usus besar yang tersambung ke anus).
Kondisi ini dapat menimbulkan rasa ingin BAB yang sering
(tenesmus).
Proktitis juga menyebabkan nyeri di perut, rektum, dan anus.
Fisura ani
Fisura ani adalah luka terbuka pada jaringan yang
melapisi anus. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri
dan tegang pada dubur atau anus. Penderita juga
dapat mengalami perdarahan saat buang air besar.
Wasir (Hemoroid)