Anda di halaman 1dari 23

PENYAKIT INFEKSI SALURAN CERNA

dr. Ratna Zahara, M.Kes


PENDAHULUAN

 Sistem pencernaan manusia terdiri dari beberapa organ pencernaan.


 Macam penyakit yang mungkin terjadi pada sistem pencernaan
cukup banyak.
 Ada penyakit yang menyerang gigi, kerongkongan, lambung, dan
lainnya.
 Demikian pula kelainan, bisa saja terjadi pada gigi, lambung, atau usus
halus.
 Ada penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman, makanan, atau
lainnya
1. MULUT

Ulkus Aftosa
 Ulkus aftosa (chanker sore, sariawan) adalah kawah-kawah berukuran kecil dan dangkal, terasa
nyeri dan mengalami dasar luka yang mengalami peradangan. Pada umumnya ulkus aftosa terjadi di
sepanjang lidah. Mereka dapat berjumalah banyak dan melibatkan pula mukosa pipi, palatum, atau
dasar mulut.
 Sariawan yang berukuran kecil (diameter kuran dari 1 cm) sering muncul dalam satu kelompok
yang terdiri dari 2-3 luka terbuka; biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam 10 hari.
Sariawan yang lebih besar, jarang terjadi, bentuknya tidak teratur, memerlukan waktu beberapa
minggu untuk penyembuhan.
 Penyebab pasti terjadinya ulkus aftosa (chanker sore, sariawan) masih belum jelas. Kombinasi
berbagai faktor dapat berkontribusi menjsdi penyebab terjadinya ulkus aftosa.
FAKTOR-FAKTOR PEMICU UNTUK TERJADINYA ULKUS AFTOSA, ANTARA LAIN :

a) Trauma pada mulut, seperti menyikat gigi yang terlalu keras, pipi atau bibir yang tergigit, makanan
pedas atau asam.
b) Pasta gigi dan obat kumur yang mengandung larutan sodium lauryl sulfate.
c) Sensitivitas pada makanan tertentu, misalnya coklat, kopi, telur, kacang, keju, makanan asam seperti
nanas.
d) Kekurangan vitamin B-12, zink, asam folat, dan zat besi.
e) Adanya reaksi alergi akibat bakteri tertentu di dalam mulut.
f) Perubahan hormonal saat menstruasi.
g) Stress psikis.
Pleomorphic adenoma
 Pleomorphic adenoma atau mixed tumor merupakan tumor jinak yang berasal dari kelenjar ludah yang dapat
tumbuh dari kelenjar ludah minor maupun mayor. Tumor ini tumbuh lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, dapat
digerakan, dan konsistensi kenyal dengan permukaan yang halus. Tumor dapat membesar mendesak jaringan
sekitarnya.
 Penyebab Adenoma pleimorfik pada kelenjar saliva belum diketahui secara pasti, diduga karena keterlibatan
lingkungan dan faktor genetik. Adenoma pleimorfik mempunyai gambaran klinis berupa massa tumor tunggal,
pertumbuhan lambat, tanpa rasa sakit, nodul tunggal.
 Perawatan tumor pleomorfic adenoma adalah dengan pembedahan dengan mengupayakan seluruh jaringan tumor
terangkat. Jika pengambilan tumor tidak hati-hati dan meninggalkan sel tumor di dalam jaringan mesenkim glandula,
maka dapat terjadi kekambuhan.
2. ESOFAGUS

Hiatus Hernia Esofagus


 Hernia Hiatus Esophagus merupakan suatu keadaan dimana terjadi perpindahan secara intermiten (sementara) atau
secara permanen bagian lambung, disertai perpindahan bagian esofagus dari intra abdomen kedalam rongga dada
(rongga toraks) di atas diagfragma melalui hiatus esofagus yang normal.
 Dikenal dengan 3 bentuk, yaitu :
a) Esofagus terlalu pendek, sehingga sebagian lambung (kardia) tertarik ke atas diafragma, tetapi hiatus diafragma tidak
melebar, sehingga bagian yang melebar diatas diafragma setinggi diafragma menyempit lagi. Jadi bagaian atas lambung
tertarik ke dalam rongga dada.
b) Panjang esofagus normal, besarnya liang diafragma juga normal, tetapi di samping liang ini terdapat satu liang lagi atau
terjadi robekan, sehingga kardia masuk melalu liang ini ke dalam rongga dada, biasanya kecil disebut sebagai para
esophagial hiatal hernia, kejadian ini kurang dari 10%.
c) Esofagus panjangnya normal atau pendek akibat fibrosis karena radang, tetapi liang diafragma melebar, sehingga
sebagian besar lambung masuk ke dalam rongga dada, jarang terjadi. Disebut pula true hiatal atau sliding hernia
Penyakit refluks asam lambung

 Penyakit refluks asam lambung atau gastroesophageal reflux


disease (GERD) adalah kondisi ketika asam lambung naik ke
esofagus (kerongkongan).
 Kondisi ini terjadi akibat melemahnya cincin otot kerongkongan
yang berfungsi mencegah makanan kembali ke kerongkongan
setelah masuk ke lambung.
Esofagitis
 Sejauh ini yang sering terjadi adalah refluks esofagitis yang biasanya berhubungan dengan adanya sliding hiatal hernia
ataupun oleh sebab lain, misalnya adanya proses radang kronik.
 Sedangkan sebab lain seperti zat korosif dapat menimbulkan kerusakan langsung pada selaput lendir seperti asam
atau alkali keras pada anak akibat kecelakaan atau pada orang dewasa akibat percobaan bunuh diri. Intubasi
lambung dengan memasukkan kateter dan penggunaan balon untuk menekan perdarahan varises esofagus, semua
hal tersebut di atas dapat menyebabkan radang.
 Jika reaksi radangnya minimal hanya terjadi hiperemia, sedangkan jika reaksi radangnya lebih keras dapat terjadi
nekrosis dengan pembentukan tukak, yang bila sembuh dapat mengakibatkan fibrosis sehingga terjadi pengerutan /
penyempitan (stenosis).
 Pada esofagitis jika sering terjadi muntah-muntah, maka bagian bawah yang berbatasan dengan kardia lambung
dapat robek memanjang dan hal ini sering dikenal sebagai sindrom Mallory-Weiss. Hal ini terutama ditemukan pada
peminum alkohol. Akibat regurgitasi cairan lambung selaput lendir esofagus bisa rusak karena asamnya dan dapat
terjadi pula suatu tukak peptik yang secara patogenesis epitel esofagus mengalami metaplasia intestinal, dimulai
seringkali pada daerah Z line atau 1/3 bawah esofagus. Hal ini disebut sebagai esofagus Barrett’s. Jika tidak segera
diobati/ditanggulangi nantinya dapat menjadi suatu adenokarsinoma.
Akalasia

 Akalasia adalah kondisi ketika saraf di area esofagus


(kerongkongan) mengalami kerusakan. Kondisi tersebut
menyebabkan otot katup di antara kerongkongan dan lambung
kehilangan kelenturan, sehingga makanan sulit terdorong ke
lambung.
3. LAMBUNG

Karsinoma Lambung
 Biasanya terjadi pada usia lanjut. Sekitar 99% kanker lambung adalah adenokarsinoma. Kanker
lambung lainnya adalah leiomokarsinoma (kanker otot polos) dan limfoma.
Gastritis
 Gastritis adalah peradangan di dinding lambung, yang dapat terjadi tiba-tiba (akut), atau
berlangsung dalam jangka panjang (kronis). Kondisi ini dapat menyebabkan tukak lambung.
Tukak lambung
 Tukak Lambung (peptic ulcer) merupakan luka terbuka yang terbentuk di lapisan lambung, atau
bisa juga terjadi di usus 12 jari (ulkus duodenum). Tukak lambung dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri, dan penggunaan aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid dalam jangka panjang.
Ulkus Peptikum
 Ulkus Peptikum adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan luka yang terasa nyeri atau
ulkus pada lapisan lambung yang berada di duodenum pertama (bagian teratas dari usus).
 Suatu ulkus terjadi ketika lapisan dari organ-organ ini terkorosi oleh asam lambung yang
disekresikan oleh sel-sel lambung.
 Penyebab penyakit ulkus yang paling umum adalah bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini
menyebabkan peradangan kronis lapisan lambung bagian dalam pada tubuh manusia. Infeksi H.
pylori seringkali didapat ketika menelan makanan dan air yang terkontaminasi dan melalui
kontak dengan manusia. Hal ini lebih sering terjadi pada daerah dengan sanitasi yang buruk.
Apabila kondisinya berat, hal ini dapat menyebabkan perdarahan ulkus, perforasi ulkus, dan
penyumbatan lambung. Perforasi ulkus ditandai dengan kebocoran isi lambung ke rongga perut,
menimbulkan peritonitis akut. Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum, jaringan tipis yang
melapisi dinding perut bagian dalam.
4. USUS HALUS

Ileus Obstruksi
 Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali
menutup atau menganggu jalannya isi usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau total. Obstruksi usus
biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru
mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan
tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Ada dua tipe obstruksi yaitu mekanis (Ileus Obstruktif)
dan neurogenik/fungsional (Ileus Paralitik).
 Gejala awal biasanya berupa nyeri abdomen bagian tengah seperti kram yang cenderung bertambah berat sejalan
dengan beratnya obstruksi dan bersifat hilang timbul. Pasien dapat mengeluarkan darah dan mukus, tetapi bukan
materi fekal dan tidak terdapat flatus. Pada obstruksi komplet, gelombang peristaltik pada awalnya menjadi sangat
keras dan akhirnya berbalik arah dan isi usus terdorong kedepan mulut. Apabila obstruksi terjadi pada ileum maka
muntah fekal dapat terjadi. Semakin kebawah obstruksi di area gastriuntestinal yang terjadi, semakin jelas adanya
distensi abdomen. Jika berlanjut terus dan tidak diatasi maka akan terjadi syok hipovolemia akibat dehidrasi dan
kehilangan volume plasma.
Penyakit celiac
 Penyakit celiac adalah penyakit akibat reaksi sistem imun
terhadap konsumsi gluten, yaitu protein yang dapat ditemukan
pada gandum. Pada penderita penyakit celiac, gluten akan
memicu reaksi sistem imun di usus halus. Bila kondisi tersebut
berlangsung terus-menerus, lapisan usus halus dapat rusak dan
mencegah nutrisi terserap.
5. USUS BESAR

Penyakit Crohn
 Penyakit Crohn merupakan penyakit peradangan granulomatosa kronik yang etiologinya tidak diketahui dan mengenai
saluran pencernaan, mulai dari esophagus sampai anus, namun lebih sering mengenai ileum terminalis dengan
pembentukan jaringan gigi paru perut dan penebalan dinding usus; sering kali menyebabkan obstruksi usus dan fistula
pembentukan abses serta sering kambuh setelah diberikan pengobatan. Penyakit ini juga mempengaruhi daerah
tertentu dari usus, kadang terdapat daerah normal diantara daerah yang terkena.
 Penyakit Crohn paling sering terjadi pada orang dewasa usia 20 sampai 40 tahun dan mungkin dalam 1 keluarga.
Penyebab pasti belum diketahui, namun beberapa ahli menduga disebabkan oleh gangguan pertahanan tubuh atau
infeksi dengan virus RNA dan alergi. Selain itu juga diduga disebabkan oleh mikobakterium atipikal, measles, dan
penyakit vaskular.
 Penyakit Crohn pada prinsipnya adalah penyakit pada saluran cerna yang terjadi pada remaja atau dewasa muda dan
dapat terjadi kapan saja sepanjang hidup. Meskipun dapat terjadi dimana saja di sepanjang saluran gastrointestinal
tetapi area yang paling sering terkena adalah ileum distal dan kolon.
Radang usus
 Sebagaimana namanya, radang usus adalah kondisi ketika usus mengalami peradangan.
Radang usus terdiri dari 2 jenis, yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Bedanya,
radang pada kolitis ulseratif hanya terjadi di usus besar. Sedangkan pada penyakit
Crohn, radang dapat terjadi di seluruh bagian saluran pencernaan.
Divertikulitis
 Divertikulitis adalah peradangan pada divertikula. Divertikula sendiri adalah kantong-
kantong abnormal yang terbentuk di saluran pencernaan. Divertikulitis dapat
menimbulkan gejala demam, sakit perut, mual, muntah, sembelit atau diare.
 Kanker usus besar
Kanker usus besar bisa bermula dari tumor
jinak yang disebut polip adenoma. Seiring
waktu, polip tersebut berkembang menjadi
ganas.
6. REKTUM DAN ANUS

Diare
 Ini termasuk gangguan pada saluran pencernaan yang paling sering ditemui, khususnya pada anak-anak.
Penyebab diare bisa bermacam macam, mulai dari kurangnya kebersihan makanan, salah makan, infeksi,
cacingan dan lain-lain. Bakteri yang masuk ke dalam sistim pencernaan mengakibatkan terjadinya
rangsangan yang kuat pada mukosa usus yang menyebabkan peningkatan gerakan otot usus, akibatnya
makanan tidak dapat terserap secara sempurna. Diare dapat dikatakan akut jika mencret lebih dari 4
kali sehari dengan konsentrasi tinja yang semakin lama semakin cair. Diare tidak menyebabkan
kematian, namun dehidrasi yang menyertainya dapat membuat penderita kehilangan cairan tubuh secara
drastis yang jika tidak ditangani dapat membuat penderita meninggal. Jadi, yang perlu sangat diwaspadai
bukan lah diarenya, melainkan dehidrasinya. Pastikan penderita mendapatkan cukup minum agar cairan
tubuhnya terjaga. Salah satu indikator apakah penderita diare mengalami dehidrasi atau tidak, cermati
kuantitas air seninya. Selama kuantitasnya cukup, berarti penderita tidak mengalami dehidrasi.
Pengobatan awal untuk diare yaitu dengan memberikan oralit.
Sembelit (Konstipasi)

 Berbanding terbalik dengan diare, dimana feses yang keluar berbentuk cair dengan
frekuensi yang tinggi. Sembelit atau konstipasi merupakan gangguan pada sistem
pencernaan dimana penderitanya mengalami pengerasan feses sehingga sulit untuk
dikeluarkan, bahkan sampai menyebabkan rasa sakit yang amat sangat bagi
penderitanya. Penyebab konstipasi bermacam-macam, mulai dari pola makan yang
buruk, stres, gangguan hormon, efek samping obat obatan tertentu, dan bisa juga
karena kelainan anatomis. Pencegahan konstipasi dapat dilakukan dengan memperbaiki
pola makan dan memperbanyak asupan serat, sedangkan untuk pengobatannya dapat
dilakukan dengan mengkonsumsi obat pencahar (laksatif) sesuai dosis yang disarankan.
Namun bila konstipasi begitu serius(obstipasi), tindakan pembedahan mau tak mau
menjadi pilihan, meski kasus seperti ini jarang terjadi.
Proktitis
 Proktitis adalah peradangan pada rektum (bagian akhir dari
usus besar yang tersambung ke anus).
 Kondisi ini dapat menimbulkan rasa ingin BAB yang sering
(tenesmus).
 Proktitis juga menyebabkan nyeri di perut, rektum, dan anus.
Fisura ani
 Fisura ani adalah luka terbuka pada jaringan yang
melapisi anus. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri
dan tegang pada dubur atau anus. Penderita juga
dapat mengalami perdarahan saat buang air besar.
Wasir (Hemoroid)

 Ini merupakan gangguan pencernaan berupa pelebaran pembuluh darah


balik di dalam jaringan pembuluh darah di bagian anus akibat tekanan
yang berlebihan. Keluhan awal biasanya adalah keluarnya tetesan darah
setelah BAB. Pencegahan wasir bisa dilakukan dengan menerapkan diet
kaya serat, yaitu dengan mengkonsumsi banyak sayuran dan buah buahan
agar volume tinja besar namun tetap lembek, sehingga proses BAB
menjadi mudah dan lancar karena tidak perlu mengejan, dimana hal
tersebut dapat merangsang timbulnya wasir.
Penyakit batu empedu
 Penyakit batu empedu adalah kondisi ketika terjadi penyumbatan pada saluran
empedu. Sumbatan disebabkan oleh batu hasil pengkristalan kolesterol. Pada beberapa
kasus, batu empedu terbentuk dari pengkristalan bilirubin atau zat yang menyebabkan
penyakit kuning.
Kolesistitis
 Kolesistitis adalah peradangan pada kantung empedu. Peradangan tersebut dipicu oleh
tersumbatnya kantung empedu oleh batu empedu atau tumor. Penyumbatan
menyebabkan cairan empedu terperangkap di dalam kantung empedu, dan memicu
peradangan. hol.
Hepatitis.
 Hepatitis adalah istilah yang merujuk pada peradangan hati. Kondisi ini dapat disebabkan oleh
infeksi virus, penyakit autoimun, serta paparan alkohol, obat, racun kimia, atau NAPZA.
Sirosis
 Sirosis adalah terbentuknya jaringan parut di hati, yang menyebabkan fungsi hati menurun
atau bahkan gagal berfungsi. Sirosis merupakan akibat jangka panjang dari hepatitis.
Pankreatitis
 Pankreatitis adalah peradangan pada organ pankreas. Pankreas merupakan organ yang
menghasilkan enzim untuk mencerna makanan dan hormon untuk mengatur kadar gula darah.
Pankreatitis dapat disebabkan oleh penyakit batu empedu atau kecanduan alkohol

Anda mungkin juga menyukai