Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KEPADA NY.W DI RSPAU DR.S.HARDJOLUKITO

DISUSUN OLEH :
NAMA : ELVA RAHMAWATI
NIM : N010021007

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DUTA GAMA
KLATEN
2020
A. Konsep Dasar Gastritis

1. Defenisi Gastritis

Gastritis merupakan peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,


kronik difus, atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh , tidak enak
pada epigastrik, mual dan muntah(Suratun dan Lusianah, 2010).
Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung,
yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau
bahan iritan lain (Reeves, 2001).
2. Etiologi

Gastritis Bakterialis merupakan infeksi bakteri helikobakter pylori yang


hidup di dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.Diperkirakan
ditularkan melalui jalur oral atau akibat memakan atau minuman yang
terkontaminasi oleh bakteri ini.Infeksi ini sering terjadi pada masa kanak-kanak
dan dapat bertahn seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan.Gastritis karena
stress akut, penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi tiba-tiba, pembedahan
,infeksi beratcederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung seperti terjadi
pada luka bakar yang luas atau terjadi cedera yang menyebabakan perdarahan
hebat.
Gastritis erosif kronispemakaian obat penghilang rasa nyeri secara terus
menerus obat analgesic anti inflamasi non steroid (AINS) seperti aspirin
ibuprofen, dan naproxen dapat menyebabkan perdarahan pada lambung. Dengan
cara menurunkan Prostaglandin yang bertugas untuk melindungi dinding
lambung.Penyakit kronis, gejalanya sakit perut dan diare dalam bentuk cairan.Bisa
menyebabkan peradangan kronis pada dinding cairan saluran cerna, namun,
kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding
lambung.Infeksi bakteri atau virus, sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh
bakteri H.Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi
dinding lambung.Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri
tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui
jalur oral atau akibat memakan makan atau minuman yang terkontaminasi oleh
bakteri ini. Infeksi H.Pyolri sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat
bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan.
Infeksi H.Pyolri ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya
peptikulser dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu
yang lama akan menyebapkan peradangan menyebar yang kemudian
mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu
perubahan adalah atropic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Penelitian menyimpukan bahwa
tingkatasam lambung yang rendah dapt mengakibatkan racun-racun yang
dihasilakan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna
dari lambung, sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker
lambung. Tapi sebagian orang yang terinfeksi H.Pyolri kronis tidak mempunyai
kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengidikasikan, ada
penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri sedangkan
yang alin tidak.Penggunaan alcohol secara berlebihan, alcohol dapat mengiritasi
dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih
rentan terhadap asam lambung walaupun dalam kondisi normal.
Gastritis Hipotrofi dan Atropi terjadi karena kelainan autoimmune, auto
imun atrofik gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang
sehat yang berada dalm dinding lambung . hal ini dapat mengakibatkan
peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan
kelenjar-kelnjar asam lambung dan mengganggu produksi factor intrinsik (yaitu
sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B12) kekurangan vitamin
B12 akhirnya, dapt mengakibatkan pernicious anemia, sebuah kondisi yang serius
bila tidak segera dirawat dapt mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh.
Penyakit meniere Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar ,
kelenjarnya membesar, dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10 persen
penderita ini menderita kanker lambung.Gastritis sel plasma Sel plasma (salah satu
sel darah putih) terkumpul dalam dinding lambung dan organ lainnya.Penyakit
bile refluk Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak
dalam tubuh.Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan
melewati serangkaian saluran kecil dan menuju keusus kecil. Radiasi dan
kemotrapi Perawatan terhadap kanker seperti kemotrapi dan radiasi dapat
mengakibatkan peradangan pada dinding lambung dan selanjutnya dapat
berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah
kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanay sementara, tapi dalam dosis besar
akan mengakibatakan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis
dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.

3. Patofisiologi

Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak


mukosa lambung (gastritis erosif).Mukosa lambung berperan penting dalam
melindungi lambung dari autodigesti oleh HCl dan pepsin. Bila mukosa lambung
rusak terjadi difusi HCl ke mukosa dan HClakan merusak mukosa. Kehadiran HCl
di mukosa lambung menstimulasi perubahan pepsinogen menjadi pepsin.Pepsin
merangsang pelepasan histamine dari sel mast. Histamin akanmenyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahancairan dari intrasel
ke ekstrasel dan menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul
perdarahan pada lambung. Biasanya lambung dapat melakukan regenerasi mukosa
oleh karena itu gangguan tersebut menghilang dengan sendirinya (Suratun dan
Lusianah 2010). Namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka
inflamasi akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan di isi oleh
jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel
mukosa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan
menurun atau hilang sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat diserap di usus
halus. Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan dan
maturasi sel darah merah.Pada akhirnya klien gastritis dapat mengalami
anemia.Selain itu dinding lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan
perdarahan (Suratun dan Lusianah 2010).
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian kiri
atas perut tepat dibagian tulang iga.Lambung orang dewasa memiliki panjang
berkisar antar 10 inci dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau
minuman sebanyak 1 galon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan
melipat, mirip seperti sebuah arkadion. Ketika lambung mulai terisi dan
mengembang, lipatan- lipatan tersebut secara bertahap membuka.
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap
melepaskannnya kedalam usus kecil. Ketika makanan masuk kedalam esophagus
dan lambung (Esophangeal Sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan
masuk lewat lambung. Setelah masuk ke lambung cincin ini menutup.Dinding
lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada dilambung,
dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang
sama, kelenjar-kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai
mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim-enzim dan asam lambung) untuk
lebih menhancurkan makanan tersebut.

Suatu komponen cairan lambung adalah asam ini sangat koresif sehingga
paku besipun dapat larut dalam cairan ini.Dinding lambung dilindungi oleh
mucosa-mucosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion
bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung)
sehingga terhindar dari sifat korosif hidroklorida.Fungsi dari lapisan lambung ini
adalah agar cairan asam dalm lambung tidak merusak dinding lambung.
Ketika terjadi proses gastritis perjalanannya adalah sebagai berikut ini
lambung yang terkena paparan baik oleh bakteri, obat-obatan anti nyeri yang
berlebihan, infeksi bakteri atau virus, maka hal tersebut akan merusak epitel-epitel
sawar dalam lambung. Ketika asam berdifusi ke mukosa, dengan keadaan epitel
sawar yang dihancurkan tadi maka akan terjadi penghancuran sel mukosa. Dengan
sel mukosa yang hancur ini mengakibatkan fungsi dari mukosa tidak berfungsi
yang akhirnya asam tidak bisa control sehingga terjadi peningkatan asam
hidroklorida dilambung dan ketika mengenai di dinding lambung akan
menimbulkan nyeri lambung (perih) karena dinding lambung yang inflamasi
tersebut, masalah keperawatan yang mucul adalah nyeri akut.
Dalam penghancuran sel mukosa tadi oleh asam maka mengakibatkan
peningkatan histamine sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap protein
meningkatkan kemudian plasma bocor ke intestinum terjadi edema dan akhirnya
plasma bocor kedalam lambung sehingga terjadi perdarahan (hematemesis dan
melena)
Ketika terjadi peningkatan asam hidroklorida akan merangsang kolinergik
sehingga potilitis (sekresi) pepsinogen meningkat, yang kemudian akan diubah
menjadi pepsin dan berakibat akan menurun fungsi sawar kemudian terjadi
penghancuran vena- vena kecil dan kapiler kemudian terjadi perdarahan. Masalah
keperawatan yang muncul seperti perfusi jaringan tidak efektif, keseimbangan
nutrisi terkait pasien merasa perih lambung sehingga merasa tidak nafsu untuk
makan, kemudian bila disertai output cairan yang berlebih akan muncul resiko
kekurangan volume cairan ataupun bahkan bisa muncul masalah kekurangan
volume cairan.
Pathway Gastritis
4. Manisfestasi Klinik

Manifestasi klinik bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul


perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien tidak
menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi gastritis akut dan kronik hamper
sama, seperti; anoreksia, rasa penuh, nyeri pada epigastrium, mual dan muntah,
sendawa, hematemesis (Suratun dan Lusianah 2010).
Menurut Mansjoer, 2001 tanda dan gejala pada gastritis adalah :

a. Gastritis akut

1) Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada mukosa
lambung.

2) Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Hal
ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehingga terjadi
peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual hingga muntah.

3) Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena,


kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.
b. Gastritis kronis

Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan.Hanya


sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan
fisik tidak ditemukan kelainan.
Gejalanya bermacam-macam , tergantung pada penyebab gastritisnya.
Biasanya penderita gastritis mengalami gangguan pencernaan (indigesti) dan
merasa tidak nyaman diperut sebelah atas.
1. Gastritis Bakterialis
Dapat ditandai dengan adanya demam, sakit kepala dan kejang otot.
Infeksi bakteri helikobakter pylori yang hidup di dalam lapisan mukosa
yang melapisi dinding lambung.Diperkirakan ditularkan melalui jalur oral
atau akibat memakan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri
ini.Infeksi ini sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahn
seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan.
2. Gastritis karena stress akut
Penyebabnya (misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera biasanya
menutupi gejala-gejala kejang lambung: tetapi perut sebelah atas terasa tidak
enak.
Segera setelah cedera timbul memar kecil dalam lapisan lambung dalam
beberapa jam memar ini bisa berubah menjadi ulkus. Ulkus dan gastritis
bisa menghilang bila penderita sembuh dengan cepat dari cederanya.Bila
penderita tetap sakit ulkus bisa membesar dan mulai mengalami pendarahan,
biasanya dalam waktu 2 sampai 5 hari setelah terjadi cedera.Perdarahan
menyebabkan tinja berwarna kehitaman seperti aspal, cairan lambung
menjadi kemerahan dan jika sangat berat, tekanan darah bisa
turun.Perdarahan bisa melukai dan berakibat fatal.
3. Gastritis erosive kronik

Gejalanya berupa mual ringan, dan nyeri di perut sebelah atas, tetapi banyak
penderita (misalnya pemakai aspirin jangka panjang) tidak merasakan nyeri.
Penderita lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus yaitu nyeri ketika perut
kosong.Jika gastritis menyebabkan perdarahan dari ulkus lambung, gejalanya
berupa tinja berwarna kehitaman seperti aspal (melena), muntah darah
(hematemesis) atau makanan yang usdah dicerna yang menyerupai endapan
kopi.
4. Gastritis eosinofilik

Gejalanya berupa nyeri perut muntah dah muntah bisa disebabkan


penyempitan atau penyumbatan ujung aluran lambung yang menuju ke usus
12 jari.
5. Penyakit maniere gejala yang sering ditemukan adalah nyeri lambung.
Hilangnya nafsu makan, mual, muntah dan penurunan berat badan lebih
jarang terjadi. Tidak pernah terjadi perdarahan lambung. Penimbunan cairan
dan pembengkakan jaringan (edema) bisa disebabkan karena hilangnya
protein dari lapisan lambung yang meradang. Protein yang hilang ini
bercampur dengan isi lambung dan dibuang dari tubuh.
6. Gastritis sel plasma

Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan dengan
timbulnya ruam dikulit dan diare.
7. Gastritis akibat terapi penyinaran

Menyebabkan nyeri, mual dan hearedburen (rasa hangat /rasa terbakar


dibelakang tulang dada, yang terjadi karena adanya peradangan dan kadang
karenya tukak dilambung.Tukak bisa menebus dinding lambung sehingga isi
lambung tumpah kedalam rongga perut, menyebabkan peritonitis
(peradangan lapisan perut) dan nyeri yang luar biasa.Perut kaku dan
keadaaan ini memerlukan tindakan pembedahan darurat.Kadang setelah
terapi penyinaran, terbentuk jaringan perut yang menyebabkan
menyempitnya saluran lambung yang menuju ke usus 12 jari, sehingga
terjadi nyeri perut dan muntah. Penyinaran dapat merusak lapisan pelindung
lambung, sehingga bakteri dapat masuk kedalam dinding lambung dan
menyebabkan nyeri yang hebat yang muncul secara tiba-tiba.
Gejala gastritis secara umum :

a) Hilangnya nafsu makan.

b) Sering disertai rasa pedih atau kembung di ulu hati, mual dan muntah.

c) Perih atau rasa sakit seperti rasa terbakar pada perut bagian atau yang
dapat menjadi lebih baik atau buruk ketika makan.
d) Kehilangan berat badan.

5. Klasifikasi

Gastritis dibagi menjadi 2 jenis (Charlene J. Reeves, 2001) yaitu:

Gastritis akut

Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi agen
kimia atau makanan yang menggangu dan merusak mucosa gastrik.
Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya adalah:

Gastritis akut erosif disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih
dalam dari pada mukosa muscolaris (otot-otot pelapis lambung) sedangkan
gastritis akut hemoragic disebut hemoragic karena pada penyakitini akan
dijumpai perdarahan mukosa lambung yang menyebabkan erosidan perdarahan
mukosa lambung dalamberbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti
hilangnyakontinuitas mukosalambung pada beberapa tempat, menyertai
inflamasi pada mukosa lambung tersebut. (Hirlan, 2001)
Gastritis kronis

Gastritis kronis dibagi dalam tipe A dan B. gastritis tipe A mampu menhasilkan
imun sendrii, tipe ini dikaitkan dengan atropi kelenjar lambung dan penurunan
mukosa. Penurunan pada secret gastric mempengaruhi produksi
antibody.Anemia Pernisiosa berkembang dengan proses ini. Pernisiosa Anemia
berkembang dengan proses ini. Sedangkan gastritis tipe B lebih lazim, tipe ini
dikaitkan dengan bakteri helicobakter pyolori, yang ini dikaitkan dengan infeksi
bakteri helicobacter pylori, yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga perbedaansebagai berikut : Gastritis
superfisial, dengan manifestasi kemerahan ; edema , sertaperdarahan dan erosi
mukosa. Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisan mukosa
pada perkembanganya dihubungkan dengan ulkus dankanker lambung, serta
anemia pernisiosa.Hal ini merupakankarakteristik dari penurunan jumlah sel
parietal dan sel chief.Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya
nodul-nodul pada mukosa lambung yang bersifat iregular, tipis, danhemoragik.
6. Pemeriksaan Penunjang

Bila pasien didiagnosis terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan


pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya, pemeriksaan
ini meliputi :
a. Pemeriksaan darah tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody
H.Pylori dalam darah. Hasil test yang positif menunjukkan bahwa pasien
tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa
anemia, yang terjadi akibat perdarahan lambung akibat gastritis.
b. Pemeriksaan pernafasan tes ini dapat menentukan apakah pasien dapat
terinfeksi oleh bakteri H.Pyolri atau tidak.
c. Pemeriksaan feses tes ini memeriksa apakah terhadap H.Pyolri atau tidak. Tes
hasil yang berikut warna fese merah kehitaman-hitaman, bau sedikit amis,
konsistensinya lembek tetapi ada juga agak keras terdapat lender. Pemeriksaan
juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses.Hal ini menunjukkan adanya
perdarahan pada lambung.
d. Endoskopi saluran cerna bagian atas dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat
oleh sinar
e. X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang
fleksibel atau (endoskopi) melalui mulut dan masuk kedalam esofagus,
lambung dan bagian atas usus.

f. kecil.Tenggorokan akan lebih dahulu diamati – dirasakan (anastesi) sebelum


endoskopi dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman dalam
melakukan tes ini.
g. Jika jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan
mengambil sedikit sampel (biopsi) dari jaringan tersebut. Kemudian sampel
tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Test ini memakan waktu
kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh
pulang ketika selesai test ini, tetapi harus menunggu sampai efek dari
anestesinya menghilang, karena kurang lebih satu atau dua jam. Ronsen saluran
cerna test ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran
cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.
7. Pencegahan

Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapt selalu dicegah, berikut beberapa saran
untuk dapat mengurangi resiko terkena gastritis.
 Makan secara teratur
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas,
asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan
jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaiman cara
memakannya. Makanlah dalam jumlah yang cukup pada waktunya dan
lakukan dengan santai.
 Hindari alkohol
Penggunaan alkohol dapt mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa lambung
dan dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
 Jangan merokok
Merokok menggangu kerja lapisan lambung, membuat lambung lebih rentan
terhadap gastritis dan borok.merokok juga dapat meningkatkan asam
lambung sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan
penyebab utama terjadinya kanker lambung..
 Lakukakan olahraga secar teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung juga dapat
menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih cepat.
 Kendalikan stress
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress
juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat
kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat
dihindari, maka kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif
dengan cara diit yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olahraga teratur dan
relaksasi yang cukup.
Management stress

Manajemen stres.Stres dapat meningkatkan serangan jantung dan stroke.


Kejadian ini akan menekan respons imun dan akan mengakibatkan gangguan
pada kulit. Selain itu, kejadian ini juga akan meningkatkan produksi asam
lambung dan menekan pencernaan. Tingkat stres seseorang berbeda-beda
untuk setiap orang. Untuk menurunkan tingkat stress anda disarankan
banyak mengkonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, berolahraga secara
teratur, serta selalu menenangkan pikiran. Anda dapat menenangkan pikiran
dengan melakukan meditasi atau yoga untuk menurunkan tekanan darah,
kelelahan dan rasa letih.
 Ganti obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan hindari penggunaan obat Anti Inflamasi Non Steroid
(AINS) obat-obatan golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan
dan akan membuat perdangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti
dengan penghilang nyeri yang mengandung Achtaminophen.
 Ikuti rekomendasi dokter
Untuk konsumsi makanan yang sehat, yang tidak merangsang asam lambung
naik berproduksi lebih banyak dan dapat menyebabkan perforasi dinding
lambung sehingga mengakibatkan terjadinya perdarahan.Hindari minuman
yang mengandung alkohol, merokok, hindari penggunaan obat-obatan keras
dalam jangka waktu yang panjang.Melakukan olahraga secara teratur.
 Memelihara tubuh
Problem saluran pencernaan seperti rasa terbakar di lambung, kembung, dan
konstipasi lebih umum terjadi pada orang yang mengalami kelebihan berat
badan (obesitas).Oleh karena itu, memelihara berat badan agar tetap ideal
dapat mencegah terjadinya sakit maag.

8. Penatalaksanaan
Gastritis akut
Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet lambung
dengan posisi kecil dan sering.Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi
asam lambung berupa antagonis reseptor H2 Inhibition pompa proton,
antikolinergik dan antasid juga ditujukan sebagai sifo protektor berupa sukralfat
dan prostaglandin (Mansjoer, 1999).
Penatalaksanaan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan
resiko tinggi, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan
obat yang dapat menjadi kuasa dan pengobatan suportif.Pencegahan dapat
dilakukan dengan pemberian antasida dan antagonis H2 sehingga mencapai PH
lambung 4.Meskipun hasilnya masih jadi perdebatan, tetapi pada umumnya tetap
dianjurkan.Pencegahan ini terutama bagi pasien yang menderita penyakit dengan
keadaan klinis yang berat.Untuk pengguna aspirin atau anti inflamasi nonsteroid
pencegahan yang terbaik adalah dengan Misaprostol, atau Devivat Prostaglandin
Mukosa.
Dahulu sering dilakukan kuras lambung dengan air es untuk menghentikan
perdarahan saluran cerna bagian atas, karena tidak ada bukti klinis yang dapat
menunjukkan manfaat tindakan tersebut untuk menghenti-kan perdarahan saluran
cerna bagian atas, pemberian antasida, antagenis H2 dan sukralfat tetap
dianjurkan walaupun efek teraupetiknya masih diragukan. Biasanya perdarahan
akan segera berhenti bila keadaan si pasien membaik dan lesi mukosa akan segera
normal kembali, pada sebagian pasien biasa mengancam jiwa. Tindakan-tindakan
itu misalnya dengan endoskopi skleroterapi, embolisasi arteri gastrika kiri atau
gastrektomi.Gastrektomi sebaiknya dilakukan hanya atas dasar abolut (Hirlan,
2009).
Penatalaksanaan medikal untuk gastritis akut dilakukan dengan
menghindari alkohol dan makanan sampai gejala, dilanjutkan diet tidak
mengiritasi.Bila gejala menetap, diperlukan cairan intravena.Bila terdapat
perdarahan, penatalaksanaan serupadengan pada hemoragi saluran gastrointestinal
atas.Bila Gastritis dihubungkan dengan alkali kuat, gunakan jus karena adanya
bahaya perforasi.
Gastritis kronis
Faktor utama adalah ditandai oleh progesif epitel kelenjar disertai sel
parietal dan chief cell.Dinding lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai
permukaan yang rata, Gastritis kronis ini digolongkan menjadi dua kategori Tipe
A (Altrofik atau Fundal) dan tipe B (Antral).
Gastritis kronis Tipe A disebut juga gastritis altrofik atau fundal, karena
mempunyai fundus pada lambung Gastritis kronis Tipe A merupakan suatu
penyakit auto imun yang disebabkan oleh adanya auto antibodi terhadap sel.
Parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik dan berkaitan dengan tidak adanya
sel parietal dan Chief Cell, yang menurunkan sekresi asam dan menyebabkan
tingginya kadar gastrin.
Gastritis kronis Tipe B disebut juga sebagai gastritis antral karena umunya
mengenai daerah atrium lambung dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan
Gastritis kronis Tipe A. Penyebab utama gastritis Tipe B adalah infeksi kronis
oleh Helicobacter Pylory. Faktor etiologi gastritis kronis lainnya adalah asupan
alkohol yang berlebihan, merokok, dan refluks dapat mencetuskan terjadinya
ulkus peptikum dan karsinoma.Pengobatan gastritis kronis bervariasi, tergantung
pada penyakit yang dicurigai.Bila terdapat ulkus duodenum, dapat diberikan
antibiotik untuk membatasi Helicobacter Pylory.Namun demikian lesi tidak
selalu muncul dengan gastritis kronis alkohol dan obat yang diketahui
mengiritasi lambung harus dihindari.Bila terjadi anemia defisiensi besi (yang
disebabkan oleh perdarahan kronis), maka penyakit ini harus diobati, pada
anemia pernisiosa harus diberi pengobatan vitamin B.12 dan terapi yang
sesuai.Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet dan meningkatkan
istirahat mengurangi dan memulai farmakoterapi. Helicobacter Pylory dapat
diatasi dengan antibiotik (seperti Tetrasiklin atau Amoxicillin) dan garam
bismuth (Pepto bismol). Pasien dengan Gastritis Tipe A biasanya mengalami
malabsorbsi vitamin B.12. Terapi gastritis sangat sangat bergantung pada
penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup,
pengobatan atau dalam kasus yang jarang pembedahan untuk mengobatinya. Jika
penyebabnya adalah infeksi oleh H.Pylori, maka diberikan bismuth, antibiotik
(misalnya Amoxcillin & Claritromycin) dan obat anti-tukak (misalnya
Omeprazole).Penderita gastritis karena stress akut banyak mengalami perubahan
(penyakit berat, cedera atau perdarahan) berhasil diatasi. Tetapi sekitar 2%
penderita gastritis karena stress akut mengalami perdarahan yang sering berakibat
fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan antisid. (untuk
menetralkan asam lambung) dan anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau
menghentikan pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat karena gastritis
akibat stress akut bisa diatasi dengan menutup sumber perdarahan dengan
tindakan endoskopi.
Bila telah terjadi perdarahan akibat erosi mukosa lambung maka perlu
dilakukan transfusi darah untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh dan
dilakukan lavage (bilas) lambung.Bila tidak dapat dikoreksi maka pembedahan
dapat menjadi alternatif.Pembedahan yang dapat dilakukan pada klien dengan
gastritis adalah gastrectomi parsial, vagotomi atau pyloroplasti.Injeksi intravena
cobalamin dilakukan bila terdapat anemia pernisiosa. Fokus intervensi
keperawatan adalah bagaimana mengevaluasi dan mengeliminasi faktor penyebab
gastritis antara lain anjurkan klien untuk tidak mengkonsumsi alkohol, kafein, the
panas, atau zat iritan bagi lambung serta merubah gaya hidup dengan pola hidup
sehat dan meminimalisasi stress (Suratun dan Lusianah 2010).
Jika perdarahan masih berlanjut mungkin seluruh lambung harus
diangkat.Penderita Gastritis erosif kronis bisa diobati dengan antasid penderita
sebaiknya menghindari obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti peradangan
non- steroid lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi lambung.
Misroprotol mungkin bisa mengurangi resiko terbentuknya ulkus karena obat anti
peradangan non- steroid.Untuk meringankan penyumbatan disalurkan keluar
lambung pada gastritis Eosinofilik, bisa diberikan kortikosteroid atau dilakukan
pembedahan.Gastritis Atrofik tidak dapat disembuhkan, sebagian penderita harus
mendapat suntikan vitamin B12.Penderita meyner bisa disembukan dengan
mengangkat sebagian atau seluruh lambung.
Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti-ulkus yang menghalangi
pelepasan asam lambung.Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan
jumlah sedikit tapi sering.Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang
dan berlemak sperti sambal, bumbu dapur dan gorengan.Kedisiplinan dalam
pemenuhan jam-jam makan juga sangat membantu pasien dengan gastritis.Daftar
makanan yang direkomendasikan untuk membantu diet gastritis. Hal yang paling
mudah diingat untuk gastritis adalah : Kecambah, brokoli, yang memiliki bahan
kimia di dalamnya disebut sulforpahane, yang membantu membunuh H. Pylori
karena memiliki efek antibakteri.Sebuah studi 2009 yang dipublikasikan dalam
jurnal CancerPrevention Research menunjukkan bahwa sekelompok orang
dengan H. Pylori yang makan secangkir brokoli setiap hari selama delapan
minggu mengalami berkurangnya radang lambung dan infeksi. Yogurt juga
merupakan pilihan yang sangat baik untuk membantu usus kembali normal dan
tingkat keseimbangan asam di perut (Hirlan, 2009).
Buah pilihan untuk gastritis seperti makan sehari 2-4 porsi apel, pisang,
pir, peach, anggur, melon, dan kiwi untuk meringankan asam lambung, ada juga
beberapa buah dan permen yang dianjurkan untuk penderita gastritis seperti :
cranberry, beberapa penelitian menunjukkan bahwa cranberry dapat menghambat
pertumbuhan lebih lanjut dari H. Pylori. Mastic, Secara tradisional digunakan
untuk tukak lambung dan menghambat pertumbuhan lebih lanjut dari H.
Pylori.DGL-licorice, permen ini adalah yang terbaik memakannya satu jam
sebelum atau dua jam setelah makan.Peppermint, ini dapat membantu
meringankan gejala tukak lambung (Hirlan, 2009).
9. Komplikasi
Jika dibiarkan tidak terawat gastritis akan dapat mengakibatkan peptic
ulcers dan perdarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat
mengakibatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara
terus-menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel dinding lambung.
Kebanyakan kanker lambung adalah Adenocarcinomas, yang bermula pada
sel- sel kelenjar dalam mukosa. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi
akibat H.Pylori adalah MALT (mukosa associated lympoihoid tissue),
Lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem
kekbalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila
ditemukan pada tahun awal.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
1. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai
statuskesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya
sendiri,dan hasil konsultasi dari medis atau pun profesi kesehatan lainnya. Data
focus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap
kesehatandan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan
yangdilaksanakan terhadap klien. (Prasetyo, 2010)
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien
yangdilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta
kebutuhankeperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi
merupakan tahapawal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang tekumpul,
didapatkan data dasar tentang masalah- masalah yang dihadapi klien.Selanjutnya
data dasar itudigunakan untuk menentukan diagnonis keperawatan,
merencanakan asuhankeperawatan, serta tidakan keperawatan untuk mengatasi
masalah-masalah klien.Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah
sakit, selama klien dirawatsecara terus menerus, serta pengkajian ulang untuk
menambah/melengkapi data (Prasetyo, 2010).
Tujuan pengumpulan data
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien.
3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien.
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah
berikutnya.
Tipe Data:
1. Data Subjektif
Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi
dankejadian.Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup
persepsi, perasaan,ide klien terhadap status kesehatannya, misalnya tentang
nyeri, perasaan lemah, ketakutan,kecemasan, frustasi, mual, perasaan malu.
2. Data Objektif
Adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan
panca indera(lihat, dengar, cium, sentuh/raba) selama pemeriksaan
fisik.Misalnya frekuensi nadi,pernafasan, tekanan darah, berat badan, tingkat
kesadaran.
Karakteristik Data
1. Lengkap
Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien
yang adekuat.Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat harus
mengkaji lebih dalammengenai masalah klien tersebut dengan menanyakan
hal-hal sebagai berikut: apakah tidakmau makan karena tidak ada nafsu
makan atau disengaja?, apakah karena adanya perubahanpola makan atau hal-
hal yang patologis?, bagaimana respon klien mengapa tidak mau makan.
2. Akurat dan Nyata
Untuk menghindari kesalahan, maka perawast harus berpikir akurat dan nyata
untukmembuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamatii dan
diukur melaluipemeriksaan, ada tidaknya validasi terhadap semua data yang
mungkin meragukan. Apabila perawat masih kurang jelas atau kurang
mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan, maka perawat harus
berkonsultasi dengan perawat yang lebih mengerti. Misalnya, pada observasi:
“klien selalu diam dan sering menutup mukanya dengan kedua tangannya.
Perawat berusaha mengajak klien untuk berkomunikasi, tetapi klien selalu
diam dan tidak menjawab pertanyaan perawat.Selama sehari klien tidak mau
makan makanan yang diberikan”, jika keadaan klien itu ditulis oleh perawat
bahwa klien depresi berat, maka hal itu merupakan perkiraan dari perilaku
klien dan bukan data yang aktual. Diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk
menetapkan kondisi klien.
4. Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyyebabkan banyak sekali
data yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu dalam
mengidentifikasi.Kondisi seperti ini bisadiantisipasi dengan membuat data
komprehensif tapi singkat dan jelas.Dengan mencatat datarelevan sesuai
dengan masalah klien, yang merupakan data fokus terhadap masalah klien dan
sesuai dengan situasi khusus.
Sumber Data
1. Sumber Data Primer: klien adalah sumber utama data (primer) dan perawat
dapat menggali informasi yang sebenarnya menggenai masalah kesehatan
klien.
2. Sumber Data Sekunder: orang terdekat, informasi dapat diperoleh melalui
orang tua,suami atau istri, anak, teman klien, jika klien mengalami gangguan
keterbatasan dalamberkomunikasi atau kesadaarn yang menurun, misalnya
klien bayi atau anaka- anak, qatauklien dalam kondisi tidak sadar.
3. Sumber Data Lainnya
a. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya: catatan kesehatan
terdahulu dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat
mendukung rencana tindakan perawatan.
b. Riwayat penyakit: pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan
riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh
adalah hal-hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk
menentukan rencana tindakan medis.
c. Konsultasi: kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim
kesehatan spesialis, khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau
dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut
dapat diambil guna membantu meneggakkan diagnosa.
d. Hasil pemeriksaan diagnostik: seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan
tes diagnostik, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat
disesuaikan dengan masalah kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostik
dapat digunakan membantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan
keperawatan.
e. Perawat lain: jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya,
maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat
klien sebelumnya.
f. Kepustakaan: untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif,
perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien.
Memperoleh literatur sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan yang benar dan tepat.
Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
2. Observasi
3. Pemeriksaan fisik
4. Studi dokumentasi
North American Nursing Diagnosis Assoation (NANDA, 2001)
merencanakan diagnosa untuk klien mengalami nyeri atau ketidak nyamanan
yaitu nyeri akut atau nyeri kronik (Koizer, Erb, Berman, & Snyder, 2010). Nyeri
akut didefinisikan sebagai “suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat aktual
maupun pontensial, dengan onset tiba-tiba ataupun lambat, dengan intensitas
yang ringan sampaiberat dapat diprediksi untuk berakhir dan durasi kurang dari
enam bulan (NANDA, 2001). Nyeri kronik didefenisikan sebagai “suatu
pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkana sebagai akibat
dari kerusakan jaringan yang bersifat aktul maupun potensial, dengan onset tiba-
tiba ataupun lambat, dengan intensitas yang ringan samapi berat tidak dapat
diprediksi untuk berakhirnya dan durasi lebih dari enam bulan (NANDA, 2001).
Penegakan diagnosa keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan
apabila analisa data yang dilakukan cermat dan akurat. Berikut ini contoh
proses analisa data untuk menegakkan diagnosa keperawatan pada klien
(Prasetyo, 2010).
Data subjektif :
Komunikasi (verbal atau kode) tentang
gambaran nyeri. Data objektif :
1) Perilaku berhati-hati seperti melindungi daerah yang nyeri.
2) Memfokuskan pada diri sendiri.
3) Penyempitan fokus (perubahan persepsi waktu, menarik diri dari
kontak sosial, kerusakan proses berpikir).
4) Perilaku distraksi (merintih, mengangis, mencari orang lain/aktivitas, gelisah).
5) Perubahan pada tonus otot (dapat direntang dari lesu sampai kaku).
6) Respon autonomik tidak tampak pada nyeri kronis, stabil (tekanan
darah dan frekuensi nadi berubah, dilatasi pupil, peningkatan atau
penurunan frekuensi nafas).
Analisis data mencakup mengenali pola atau kecenderungan,
membandingkan pola ini dengan kesehatan yang normal, dan menarik konklusi
tentang respon klien.Perawat memperhatikan pola kecendrungan sambil
memeriksa kelompok data.Kelompok data terdiri atas batas karakteristik.Batas
karekteristik adalah kriteria klinis yang mendukung adanya kategori diagnostik.
Kriteria klinis adalah tanda dan gejala ob Karakteristik Data menurut (Prasetyo,
2010 )
Data Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan ( Nyeri ) dengan
isyarat. Data Objektif
 Posisi untuk menghidari nyeri.
 Perubahan tonus otot (dengan rentang dari lemas tidak bertenagasampai
kaku).
 Respon autonomik (misalnya, diaforsis, perubahan tekanan
darah,pernafasan, atau nadi, dilatasi pupil).
 Perubahan selera makan.
 Prilaku distraksi (misalnya, mondar-mandir, mencari orang danaktivitas
lain, aktivitas berulang).
 Perilaku ekspresif (misalnya, gelisah, merintih, menangis,kewaspadaan
berkebihan, peka terhadap rangsang, dan menghelanafas panjang ).
 Wajah topeng ( Nyeri ).
 Perilaku menjaga atau sikap melindungi.
 Fokus menyempit ( misalnya, gangguan persepsi waktu, gangguanproses
piker, interaksi dengan orang lain atau lingkungan menurun ).
 Bukti nyeri yang dapat diamatai.
 Berfokus pada diri sendiri.
Gangguan tidur ( mata terlihat kuyu, gerakan tidak teratur atau
tidakmenentu ) Batasan Karakteristik Lain ( non NANDA International )
Mengomunikasikan descriptor nyeri ( misalnya, rasa tidak nyaman,mual,
berkeringat malam hari, kram otot, gatal kulit ).
 Menyeringai.
 Rentang perhatian terbatas.
 Pucat dan menarik diri. yektif dan subyektif atau faktor risiko.
3. Diagnosa Masalah

Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan


klien. Bila data pengkajian mulai menunjukan masalah, perawat diarahkan pada
pemilihan diagnosa yang sesuai. Diagnosa keperawatan berfokus pada
mendefinisikan kebutuhan dasar keperawat dari klien (Gordon, 1994). Untuk
mengidentivikasi kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu menentukan apa masalah
kesehatan klein dan apakah maslah tersebut potensial atau aktual (Potter & Perry,
2005). Diangnosa keperawatan NANDA mungkin muncul pada klien dengan masalah
nyeri adalah (Potter & Perry, 2006).
Nyeri yang berhubungan dengan: Cedera fisik dan trauma,penurunan suplay
darah kejaringan,Proses melahirkan normal.Nyeri kronik yang berhubungan dengan:
Jaringan parut, Kontrol nyeri yang tidak adekuat. Ketidak berdayaan yang
berhubungan dengan: Nyeri kronik.Hambatan mobilisasi fisik yang berhubungan
dengan: Nyeri muskuloskeleta, nyeri insisi. Resiko cedera yang berhubungan dengan:
Penurunan resepsi nyeri. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan: Nyeri
muskuloskeletal.Disfungsi seksual yang berhubungan dengan: Nyeri artritis panggul.
Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan: Nyeri punggung bagian bawah
Ketika menuliskan pernyataan diagnostik, perawat harus menyebutkan lokasinya
(misalnya, nyeri pada pergelangan tangan kanan). Lebih lanjut, karena nyeri dapat
mempengaruhi banyak aspek pada fungsi individu, kondisi tersebut dapat juga
menjadi etiologi untuk diagnosis keperawatan lain.
Diagnose keperaawatan yang muncul pada gangguan rasa nyaman nyeri(NANDA
dalam Potter & Perry, 2006) yaitu :
a. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) akut berhubungan dengan dengan iritasi
mukosa lambung.
b. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima
pasien tentang penyakit yang dialami oleh pasien. Kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima pasien tentang
penyakit yang dialami oleh pasien yang di tandai dengan keterbatasan
kognitif, kesalhan interpretasi informasi dan tidak mengenal sumber-sumber
informasi.
4. Perencanaan

Untuk setiap diagnosa keperawatan yang telah teridentifikasi,


perawatmengembangkan rencana keperawatan untuk kebutuhan klien. Perawat dan
kliensecara bersama-sama mendiskusikan harapan yang realistis dari
tindakanmengatasi nyeri, derajat pemulihan nyeri yang di harapkan, dan efek-efek
yangharus di antisipasi pada gaya hidup dan fungsi klien.Hasil akhir yang
diharapkan dan tujuan perawatan diseleksi berdasarkan pada diagnosa keperawatan
dan kondisi klien.Terapi yang tepat dipilih berdasarkan pada diagnosa keperawatan
dan kondisi klien.Terapi yang tepat dipilih berdasarkan pada faktor-faktor terkait
yang menyebabkan nyeri atau masalah kesehatan klien (Potter & Perry, 2005).
Perawat memberi asuhan keperawatan pada klien yang mengalami nyeri, tujuan
berorientasi pada klien dapat mencakup hal-hal : Klien menyatakan merasa sehat
dan nyaman, klien mempertahankan kemampuan untuk melakukan perawatan diri,
klien mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki saat ini , klien
menjelaskan faktor-faktor penyebab ia merasa nyeri, klien menggunakan terapi
yang diberikan di rumah dengan aman. (Potter & Perry, 2005)
Tidak benar apabila perawat memastiakan kembali kepada klien dan
keluarga bahwa kebanyakan nyeri dapat dihilangkan dengan cara yang aman dan
efektif (Potter dan Perry, 2010). Hal ini tentu saja bergantung kepada rencana
keperawatan yang komprehensif dan ditangani dengan baik.
Hasil akhir yang di harapkan dan tujuan perawatan diseleksi berdasarkan
pada diagnosa keperawatan dan kondisi klien.Terapi yang tepat dipilih berdasrkan
pada faktor-faktor terkait yang menyebabkan nyeri yang masalah kesehatan klien.
Misalnya, nyeri yang bebrhubungan dengan nyeri insisi akut berespons terhadap
analgesik,sedangkan nyeri yang berhubungan dengan kontraksi persalinan dini
dapat dikurangi dengan latihan relaksasi.
Terapi yang berhasil untuk seorang klien tidak akan berhasil untuk semua
klien. di rumah, Perawat menggunakan beberapa obat yang telah klien konsumsi
sejak lama.Namun,perawat tidak dapat menggunakan terapi yang tidak aman.
Saat menegembangkan rencana keperawatan, perawat menyeleksi prioritas
berdasarkan tingkat nyeri klien dan efeknya pada kondisi klien.Untuk nyeri akut
dan berat adalah penting untuk melakukan upaya untuk menghilangkan nyeri
sesegera mungkin.Analgesik dapat menghilangkan nyeri dengan cepat dan
meurunkan kesempatan nyeri yang klien rasakan hilang, Perawat merencanakan
terapi lain, seperti relaksasi atau aplikasi panas untuk meningkatkan efek analgesik.
Rencana yang komprehensif terdiri dari berbagai sumber untuk
pengontrolan nyeri.Penting melibatkan keluarga dalam rencana perawatan.Keluarga
harus memahami sifat dan luasnya nyeri klien dan bentuk terapi yang di gunakan.
Anggota keluarga yang tampak tidak tertarik atau mempunyai prasangka terhadap
nyeri dapat memperlambat proses penyembuhan klien. Sumber-sumber tambahan
yang tersedia meliputi perawat dengan keahlian khusus, ahli terapi fisik dan ahli
okupasi.
Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan
berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut (Prasetyo, 2010):
1) Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri
2) Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman
3) Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki
4) Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri
5) Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri
Tujuan:
1. Klien mengatakan merasa sehat dan nyaman.
2. Klien mempertahankan kemampuan untuk melakukan perawatan diri.
3. Klien mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki saat ini.
4. Klien menjelaskan faktor-faktor penyebab merasa nyeri.
5. Klien menggunakan terapi yang diberikan di rumah dengan aman.
Rencana Tindakan:

1. Kaji faktor yang dapat menurunkan toleransi nyeri (ketidakpercayaan) orang


lain, kurang pengetahuan, keletihan, kehidupan yang monoton).
2. Kurangi atau hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri.

3. Kolaborasikan bersama klien untuk menentukan metode mana yang dapat


digunakan untuk mengurangi intensitas nyeri. Pertimbangkan hal berikut
sebelum memilih metode pereda nyeri yang spesifik, yakni kemauan
klien untuk berpartisipasi (motivasi), kemampuann berpartisipasi
(ketangkasan, penurunan sensorik), hal-hal yang disukai, dukungan
orang terdekat, kontraindikasi (alergi, masalah kesehatan), biaya yang
dibutuhkan, tingkat kerumitan, tindkan pencegahan, dan kenyamanan.
Jelaskan berbagai metode pereda nyeri (mis, aplikasi panas atau aplikasi
dingin) berikut kewaspadaan yang diperlukan.
4. Beri pereda nyeri yang optimal bersama analgesik yang diresepkan.
5. Kaji respons klien terhadap obat-obatan pereda nyeri.
6. Bantu keluarga berespons positif terhadap pengalaman nyeri klien.
7. Kaji penegtahuan keluarga dan responsnya terhadap nyeri. Beri klien
kesempatan untuk mendiskusikan ketakutan, kemarahan, dan rasa
frustasinya secara pribadi. Libatkan keluarga dalam sejumlah prosedur
untuk menurunkan nyeri.
8. Berikan informasi kepada klien setelah nyeri hilang atau berkurang.
9. Dorong klien untuk mendiskusikan nyeri yang dialami.
10. Beri pujian untuk kesabaran klien dan sampaikan padanya bahwa ia
telah mengatasi nyeri dengan baik, tanpa memperhatikan perilaku yang
ditujukan klien.
11. Lakukan penyuluhan kesehatan, serta indikasi
Diskusikan bersama klien dan keluarga mengenai metode nyeri
noninvasif (mis, relaksasi, distraksi, masase) dan ajarkan berbagai teknik
pilihan pada klien dan keluarga.
5. Tindakan keperawatan
Menurut Doengoes, 2000 implementasi adalah tindakan
pemberiankeperawatan yang dilaksanakan untuk membantu mencapai tujuan pada
rencana tindakan keperawatan yang telah disusun. Setiap tindakan keperawatan
yang dilaksanakan dicatat dalam catatan keperawatan yaitu cara pendekatan pada
klien efektif, teknik komunikasi terapeutik serta penjelasan untuk setiap tindakan
yang diberikan kepada pasien. Dalam melakukan tindakan keperawatan
menggunakan 3 tahap pendekatan, yaitu independen, dependen,
interdependen.Tindakan keperawatan secara independen adalah suatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga
kesehatan lainnya. Interdependen adalahtindakan keperawatan yang menjelaskan
suatu kegiatan dan memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya,
misalnya tenaga sosial, ahli gizi, dan dokter. Sedangkan dependen adalah tindakan
yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis.Keterampilan yang
harus dipunyai perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan yaitu kognitif,
sikap dan psikomotor.Dalam melakukan tindakan khususnya pada klien dengan
gastritis yang harus diperhatikan adalah pola nutrisi, skala nyeri klien, serta
melakukan pendidikan kesehatan pada klien.
Berbagai tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri
yang klien derita, tindakan tersebut meliputi tindakan non farmakologis dan
tindakan farmakologis (Prasetyo, 2008).
1. Tindakan Peredaan Nyeri Nonfarmakologis
a) Distraksi
Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara
mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga klien akan lupa
terhadap nyeri yang dialami. Misalnya seorang klien sehabis operasi
mungkin tidak merasakan nyeri sewaktu melihat pertandingan sepakbola di
televisi.Cara bagaimana distraksi dapat mengurangi nyeri, dapat dijelaskan
dengan teori Gate Control. Pada spina cord, sel-sel reseptor yang menerima
stimuli nyeri peripheral dihambat oleh stimulus dari serabutserabut saraf
yang lain. Karena pesanm-pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-
pesan diversional maka pintu spinal cord yang mengontrol jumlah input ke
otak menutup dan pasien merasa nyerinya berkurang. Beberapa teknik
distraksi antara lain: bernafas secara pelan-pelan, masase sambil bernafas
pelan- pelan, mendengar lagu sambil menepuk-nepukkan jari-jari atau kaki,
atau membayangkan hal-hal yang indah sambil tutup mata.
b) Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress.Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa
tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri.Ada tiga hal utama
yang diperlukan dalamrelaksasi yaitu posisi yang tepat, pikiran beristirahat,
lingkungan yang tenang.Posisi tubuh disokong (mis, bantal menyokong
leher), persendian fleksi, dan otot-otot tidak tertarik (mis, tangan dan kaki
tidak disilangkan).Untuk menenangkan pikiran pasien dianjurkan pelan-pelan
memandang sekeliling ruangan misalnya melintasi atap turun ke dinding,
sepanjang jendela, dll.Untuk melestarikan wajah klien dianjurkan untuk
tersenyum atau membiarkan geraham bawah kendor.
teknik relaksasi sebagai berikut:
a) Klien menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara.
b) Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi
kendordan merasakan betapa nyaman hal tersebut.
c) Klien bernafas beberapa kali dengan irama normal.
d) Klien bernafas menarik nafas dalam lagi dan menghembuskan pelan-
pelan danmembiarkan hanya kaki dan telapak kaki yang kendor. Minta
klien untukmengkonsentrasikan pikiran klien pada kakinya yang terasa
ringan dan hangat.
e) Klien mengulang langkah 4 dan mengkonsentrasikan pikiran pada
lengan, perut,punggung dan kelompok otot-otot yang lain.
f) Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara pelan-
pelan. Bilanyeri menjadi hebat, klien dapat bernafas secara dangkal dan
cepat.
Efek Relaksasi:
 Penurunan nadi, tekanan darah, dan pernafasan
 Penurunan konsumsi oksigen
 Penurunan ketegangan otot
 Penurunan kecapatan metabolism
 Peningkatan kesadaran global
 Kurang perhatian terhadap stimulus lingkungan
 Tidak ada perubahan posisi yang volunteer
 Perasaan damai dan sejahtera
 Periode kewaspadaan yang santai, terjaga, dan dalam
c) Hipnosis Diri
Hipnosis dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui
pengaruh sugestipositif.Suatu pendekatan kesehatan holistik, hipnosis diri
menggunakan sugesti diri dankesan tentang perasaan yang rileks dan damai.
Individu memasuki keadaan rileks dengan menggunakan berbagai ide
pikiran dan kemudian kondisi-kondisi yangmenghasilkan respons tertentu
bagi mereka. Hipnosis dirisama seperti dengan melamun .konsentrasi yang
intensif mengurangi ketakutan danstress karena individu berkonsentrasi
hanya pada satu pikiran.
d) Stimulasi Kulit

Stimulasi kulit dapat dilakukan dengan cara pemberian kompres


dingin, kompreshangat/panas, masase, dan stimulasi saraf elektrik transkutan
(TENS). Kompres dingindapat memperlambat impuls-impuls motorik
menuju otot-otot pada area yang nyeri.Kompres dingin dan panas dapat
menghilangkan nyeri dan meningkatkan prosespenyembuhan. Pilihan
dengan terapi panas dengan terapi dingin bervariasi menurutkondisi klien.
Misalnya, panas lembab menghilangkan kekakuan pada pagi hari
akibatartritis, tetapi kompres dingin mengurangi nyeri akut dan sendi yang
mengalami peradangan akibat penyakit tersebut.Masase dengan
menggunakan es dan kompres menggunakan kantong esmerupakan dua jenis
terapi dingin yang sangat efektif untuk menghilangkan nyeri.Masase
menggunakan es dilakukan dengan menggunakan sebuah balok es yang
besaratau sebuah cangkir kertas berukuran kecil, yang disisi dengan air dan
dibekukan (airkeluar dari cangkir saat beku untuk menciptakan permukaan
es yang lembut untukmasase).Kompres dingin dapat dilakukan di dekat
lokasi nyeri, di sisi tubuh yangberlawanan tetapi berhubungan dengan lokasi
nyeri, atau di lokasi yang terletak antaraotak dan lokasi nyeri.Hal ini
memakan waktu 5 sampai 10 menit untuk kompres dingin.Pengompresan di
dekat lokasi aktual nyeri cenderung memberi hasil yang terbaik.

Seorang klien merasakan sensasi dingin, terbakar, dan sakit serta


baal.Apabila klienmerasa baal, maka es harus diangkat.Suatu bentuk lain
stimulasi kutaneus yang kadang kala disebut stimulasi yangberlawanan
(counterstimulation), yaitu stimulasi saraf elektrik
transkutaneus(transcutaneous electrical nerve stimulation, TENS), dilakukan
dengan stimulasi padakulit dengan menggunakan arus listrik ringan yang
dihantarkan melalui elektroda luar.Terapi ini dilakukan berdasarkan resep
dokter.Unit TENS terdiri dari transmitterbertenaga baterai, kabel timah, dan
elektroda.Elektroda dipasang langsung pada ataulokasi nyeri.Rambut atau
bahan-bahan yang digunakan untuk persiapan kulit dibuangsebelum
elektroda dipasang.Apabila klien merasa nyeri, transmitter dan
menimbulkansensasi kesemutan atau sensasi dengung.Klien dapat
menyesuaikan intensitas dankualitas stimulasi kulit.Sensasi kesemutan dapat
dibiarkan sampai nyeri hilang.TENS efektif untuk mengontrol nyeri
pascabedah dan mengurangi nyeri yang disebabkan prosedur pascaoperasi
(mis, mengangkat drain dan membersihkan serta kembalimembungkus luka
bedah).
2. Terapi Nyeri Farmakologis

1.Analgesik
Analgesik merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi
nyeri.Walaupun analgesik dapat menghilangkan nyeri dengan efektif,
perawat dan doktermasih cenderung tidak melakukan upaya analgesik dalam
penanganan nyeri karenainformasi obat yang tidak benar. Ada tiga jenis
analgesik, yakni : (1) non-narkotik dan obat antiinflamsinonsteroid
(NSAID), (2) analgesik narkotik atau opiate, dan (3) obat
tambahan(adjuvant) atau koanalgesik.
2. Terapi Farmakologi (Analgesik dan Antipiretik)
1. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg (pemberian
oral),Colchicine 1,0-3,0 mg (dalam NaCl intravena), phenilbutazone,
Indomethacin.
2. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari
Kristalasam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.
3. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan inflamasi.
4. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan
untukmencegah serangan.
6. Evaluasi
1. Menurut Doengoes, 2000 evaluasi adalah tingkatan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose
keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Kemungkinan yang dapat terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat
diatasi, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi atau timbul masalah
baru. Evaluasi yang dilakukan adalahevaluasi proses dan evaluasi hasil.
2. Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan
menilai kemampuan klien dalam merespon rangsangan nyeri, mampu
mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki, mampu
menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri (Prasetyo,
2008).
3. Evaluasi proses adalah evaluasi yang harus dilaksanakan segera setelah
perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifitasan
terhadap tindakan.Sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilaksanakan
pada akhir tindakan keperawatan secara keseluruhan sesuai dengan waktu yang
ada pada tujuan.Adapun evaluasi dari diagnosa keperawatan gastritis secara
teoritis adalah apakah rasa nyeri klien berkurang, apakah klien dapat
mengkonsumsi makanan dengan baik, apakah terdapat tanda-tanda infeksi,
apakah klien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri, apakah klien
mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyakit gastritis.
4. Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam
meresposns rangsangan nyeri, di antaranya hilangnya perasaan nyeri,
menurunnyaintensitas nyeri, adanya respons fisiologis yang baik, dan pasien
mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008) Teknik Procedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien, Salemba Jakarta
Doenges, M.E.(2000). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Karyono, Ni
Made Sumarwati, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Gordon, N F. (2002).The Cooper Clinik And Research Institute Fitness Series. Fajar
Interpratama Offset.
Hirlan. (2009). Buku Ajar Imu Penyakit Dalam: Gastritis. Edisi 5. Jakarta: Interna
Publishing
Iskandar, H Yul. 2009. Saluran Cerna. Jakarta : Gramedia

Muttaqqin, Arif dan Kumalasari (2011).Gangguan Gastro Intestenal. Jakarta: Salemba


Nanda Internasional. (2012). Diagnosis Keperawatan 2012-2014. EGC: Jakarta.
Potter dan Perry. 2005. BukuAjar Fundamental Keperawatan. Konsep, Proses, dan
Pediatrik ; Edisi 4. EGC. Jakarta.
Prasetyo, N S. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Reeves, J R., Roux G., Lockhart,R. (2001). Medical-Surgical Nursing. Jakarta: Salemba
Medika

Sharif, La dan Ode.(2016) Asuhan Keperawatan Gerontik.Yogyakarta : Sadewa

Suratun dan Lusianah (2010).Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Gastrointestinal. TIM. Jakarta
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
- Tanggal masuk : 13 November 2020
- Tanggal pengkajian : 14 November 2020
- No register/CM : 228XXX
- Diagnosa Medis : Gastritis

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.W
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 53 Tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SDA
Status perkawinan : Menikah
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Kajor Kulon Rt 002 Selopamioro, Imogiri, Bantul,
Yogyakarta.

Penanggung jawab klien


Nama : Tn.E
Umur : 35th
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Kajor Kulon Rt 002 Selopamioro, Imogiri, Bantul,
Yogyakarta.
Hubungan dengan klien : Anak Kandung

2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat Kesehatan Pasien
1)Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati dan perut kanan bawah

2)Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengatakan nyeri pada bagian ulu hati dan perut kanan bawah
menembus belakang sejak 2 hari yang lalu menurun sebelum dibawah ke rumah
sakit, lalu pasien di bawah kerumah sakit pada tanggal 13 november 2020 dan
dirawat diruang igd lalu dibawah keruang merak, pasien mengatakan mual, lemas,
BAB 6 kali sehari, BAB 10 kali sehari pada saat masuk rumah sakit, (p) pasien
mengatakan nyeri saat bergerak, (q) pasien mengatakan nyeri seperti terbakar, (r)
pasien mengatakan nyeri dibagian ulu hati dan perut bagian bawah menjalar
kebelakang, (s) skala nyeri 6 dilihat dari raut muka pasien, (t) nyeri dirasa terus
menerus.

1
Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Duta Gama Klaten
3)Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan mengalami gastritis, radang lambung dan empedu semenjak
tahun 2015.

b. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki kelainan atau kecacatan
dan menderita suatu penyakit yang berat seperti Diabetes Militus, Hipertensi dan
lainnya.
c. Pengkajian Biologis
1)Rasa aman dan nyaman
Pasien mengatakan kurang merasanya nyaman dengan keadaan dan kondisi
yang dialami karena sakit.

2)Aktivitas istirahat dan tidur


(a) Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4

Makan/ Minum √

Mandi √

Toileting √

Berpakaian √

Mobilitas di tempat tidur √

Berpindah √

Ambulasi/ ROM √

Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Alat Bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan dengan alat
4 : Tergantung total

(b) Istirahat dan tidur


Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit istrahat dan tidurnya
kurang lebih 7 jam perhari, tapi setalah masuk rumah sakit pasien
mengatakan istrahat dan tidurnya sedikit terganggu dikarenakan suka
terbangun ketika bergerak nyerinya muncul.

3)Nutrisi
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit makannya sehari 3 kali
2
Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Duta Gama Klaten
dengan porsi nasi,sayur dan lauk. Setelah masuk rumah sakit pasien mengatakan
makannya hanya sedikit sekitar 3 sendok bubur karena mual tetapi banyak minum
air putih sebanyak 1 liter.

(a) Antropometri
Sebelum masuk rumah sakit (2 bulan yang lalu)
BB : 44kg
Saat Dirawat : Tanggal
BB : 38 kg TB : 155cm LILA : 24cm
Terjadi penurunan berat badan sebesar : 5kg

Perhitungan :
IMT ( Indeks Massa Tubuh ) Nilai standar IMT
Nilai Kategori
<20 Underweight
20-25 BB normal
25-30 Overweight
>30 Obesitas
BB
IMT = 44
TB(m) ²
155
= 44
155 ²
= 18 (BB 44kg)
(b) Penampilan fisik/Clinis (pada status nutrisi)
Pasien terlihat lemas dan pasien tidak menghabiskan makanannya
(c) Diit
sebelum masuk RS:
Pasien mengatakan tidak ada melakukan diet sebelum masuk rs
Selama di rawat RS :
Pasien mengatakan tidak ada diet sesudah masuk rs

4)Status Eliminasi
Sebelum dirawat :
Pasien mengatakan sebelum masuk rs status eliminasinya terartur dan rutin setiap
hari 3 kali.

Selama dirawat :
Pasien mengatakan setalah dirawat status eliminasinya 10 kali perhari.

- BAB
TGL Frekuensi Warna Konsistensi
14 Nov 6 kali Coklat Cair tak berbentuk
2021 kekuningan
Ket : Tidak terdapat kelainan pada BAB
3
Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Duta Gama Klaten
- BAK
Tanggal Frekuensi Jumlah Warna Nyeri
14 Nov 10 kali 900ml Kuning keruh Terdapat nyeri saat
2021 berkemih
Ket : Tidak terdapat kelainan pada BAK
5)Kebutuhan Oksigen dan karbondioksida
(a) Status Pernafasan
Pasien tidak terpasang alat bantu pernafasan
(b) Status Kardiovaskuler
Tidak ada masalah pad Kardivaskulernya.

6)Personal Hygiene
Pasien tampak lusuh

7)Sex
-

d. Pengkajian Psikososial dan Spiritual


1) Psikologi
(a) Status Emosi
Pasien tampak tenang ketika diajak berinteraksi
(b) Konsep Diri
(1) Identitas Diri
-
(2) Gambaran Diri
-
(3) Peran Diri
-
(4) Ideal Diri
-
(5) Harga Diri
-

2) Hubungan Sosial
Hubungan pasien dengan keluarga dan pasien lainnya terjalin baik.

3) Spiritual
Pasien mengatakan sebelum sakit dia sering sholat 5 waktu. Ketika sakit
pasien mengatakan jarang melaksanakan sholat karena nyeri muncul ketika
bergerak.

3. PEMERIKSAAN FISIK

4
Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Duta Gama Klaten
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Compos mentis
2) GCS : E4 M6 V5
3) Tanda-tanda vital
(a) TD : 124/83mmHg
(b) Frekuensi pernapasan (RR) : 22x/menit
(c) Nadi : 86x/menit
(d) Suhu : 36,5oC
(e) Spo2 : 97%

b. Pemeriksaan Cepalo Caudal


1) Kepala
Yang Dikaji Keterangan

Bentuk Bulat dan tidak terdapat jejas dan pembengkakan pada kepala

Rambut Rambut hitam

Mata Mata tampak simetris dan tidak ada kelainan pada mata, pasien
juga tidak menggunakan alat bantu penglihatan seperti kacamata

Telinga Telinga tampak simetris dan tidak ada kelainan pendengaran

Hidung Tidak ada pernfasan cuping hidung, penciuman normal dan tidak
ada kelaian
Mulut Mukosa terlihat pucat,lidah berwarna merah muda ,tonsil tidak
membesar

2) Leher
Tidak ada lesi jaringan parut, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak teraba
adanya massa di area leher, tidak ada teraba pembesaran kelenjar limfe

3) Dada
 Paru-paru

Tanggal 14 November 2021


Tidak ada sesak, tidak ada batuk. Bentuk dada simetris pola nafas cepat,
frekuensi 22x/menit, tidak ada penafasan cuping hidung, tidak ada otot
bantu nafas, vocal premitus teraba sama kanan dan kiri saat pasien
mengucap tujuh-tujuh tidak terdapat krepitasi

 Jantung
Tanggal 14 November 2021
Tidak ada nyeri dada crt <2 detik, ujung jari tidak tabuh. Bunyi jantung 1
5
Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Duta Gama Klaten
terdengar lup dan bunyi jantung II terdengar dup. Tidak ada bunyi jantung
tambahan

4) Abdomen
Tanggal 14 November 2021
Bentuk abdomen datar tidak ad benjolan/masa. Tidak ada bayangan vena,
peristaltic usus 8x/menit terdengar lambat, palpasi abdomen teraba lunak, tidak
ada pembesaran hepar, terdapat nyeri pada abdomen, suara abdonemen
tympani,tidak ada asites

5) Ekstremitas
Tanggal 14 November 2021
Ekstremitas Tidak ada kelaian kekuatan otot dan dapat digerakkan
atas
Ekstremitas Tidak ada kelaian kekuatan otot dan dapat digerakkan
bawah

c. Sistem Integumen
Capilar
Tanggal Warna kulit Turgor Mukosa bibir Kelainan
refill
14 Tidak
Sawo Teraba
novembe Pucat <2 detik terdapat
matang lembek
r 2021 kelainan

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium (TGL19 november 2020 )

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Status

Fungsi Ginjal
Ureum 23 5-25
Kreatinin 1,23 0,5-1,0 mg/dl

Fungsi hati
SGOP 27 3-45
SSPT 31 0-35
Albumin 3,9 3,4-4,8

b.Hasil (Pemeriksaan Penunjang: USG, Foto Thorax, CT scan, EKG, EEG dll- ada
Kesan)
Hasil pemeriksaaan
USG Terdapat peradangan pada lambung
Foto Thorax Pulmo tampak kelainan dan diafragma tak mendatar
CT scan Tidak ada

6
Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Duta Gama Klaten
EKG Normal sinus rhythm

5. TERAPI MEDIS
Nama Pasien : Ny.W
No. CM. : 228XXX
Tgl Terapi : 16 november 2021
Nama obat Dosis Cara Pemberian

Ketorolac 3x30mg IV
Ranitidine 150mg (2x1) IV
Ceftriaxone 2x1 IV
Omeprazol 2x1 IV

7
Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Duta Gama Klaten
B. ANALISA DATA

No Data Fokus (DS dan DO) Etiologi Problem


1 Ds : Agen Cidera Fisik Nyeri Akut
Pasien mengatakan nyeri saat begerak
dan lemas
P : Nyeri saat bergerak
Q : Nyeri seperti Terbakar
R : Nyeri dibagian uluh hati dan bagian
perut kanan
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri dirasakan hilang timbul
Do :
Pasien tampak terlihat meringis dan
terlihat lemas.
KU : Sedang, komposmentis
TTV :
TD : 124/83 mmHg
N : 86x/menit’
RR : 22x/menit
S : 36,5oC

SPO2 :97%

2 Ds : Ketidakmampuan Nutrisi Kurang Dari


Makan Kebutuhan
Pasien mengatakan nafsu makannya
hanya 3 sendok, mual, lemas, BAB 6
kali perhari, BAK 10 kali perhari,
sebelumnya berat badan pasien 44 kg
setelah sakit menjadi 34 kg.
Do :
Pasien tampak lemas, mukosa bibir kering,
pasien tidak menghabiskan makanannya.
Terjadi penurunan berat badan sebesar : 5kg.

Perhitungan :

IMT ( Indeks Massa Tubuh )


Nilai standar IMT

BB

8
Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Duta Gama Klaten
IMT = 44

TB(m) ²

155

= 44

155 ²

= 18 (BB 44kg)

C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan makan

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI PARAF
KEPERAWATAN
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan O = Identifikasi lokasi, Elva
berhubungan dengan keperawatan 2x 6 jam karakteristik, durasi
agen cidera fisik diharapkan tingkat nyeri frekuensi, intensitas nyeri,
dapat berkurang dengan skala nyeri.
kriteria hasil : N = Ajarkan teknik
- Keluhan nyeri menurun nonfarmakologi nafas
- Meringis menurun dalam untuk meredakan
- Sikap protektif menurun nyeri.
- Gelisa menurun E = Jelaskan penyebab
- Frekuensi nadi membaik periode dan pemicu nyeri.
C = Kolaborasi pemberian
analgetik untuk mengurangi
nyeri.

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/Tgl/ IMPLEMENTASI RESPON PASIEN EVALUASI PARAF


Jam
15 nov - Mengidentifikasi lokasi, S : Pasien S : Pasien mengatakan Elva
2020 karakteristik, durasi mengatakan nyeri nyeri sedikit berkurang
(10.30) frekuensi, saat begerak dan ketika melakukan teknik
Hari nonfarmakoligi nafas
intensitas nyeri, skala nyeri. lemas ( P = Nyeri
pertama dalam.
- Menjelaskan penyebab saat bergerak, Q O : Pasien tampak sedikit
periode dan pemicu nyeri. = Nyeri seperti meringis dan lebih tenang.
- Mengajarkan teknik Terbakar, R = TTV :
nonfarmakologi nafas dalam Nyeri dibagian TD : 124/83 mmHg
untuk meredakan nyeri. uluh hati dan N : 86x/menit

9
Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Duta Gama Klaten
- Mengkolaborasi pemberian bagian perut RR : 22x/menit
analgetik untuk mengurangi kanan, S = Skala S : 36,5oC
nyeri. nyeri 5, T = Nyeri Spo2 : 97%
A : Masalah teratasi
dirasakan hilang
sebagian
timbul), Pasien P : Lanjutkan intevensi.
mengatakan nyeri Diberikan penkes
sedikit berkurang terkait penyakit dan
ketika melakukan diberikan obat sesuai
teknik peresepan.
nonfarmakoligi
nafas dalam.
O : Pasien tampak
sedikit meringis dan
lebih tenang, paisien
akan diberikan terapi
obat sesuai
kebutuhan.
TTV :
TD : 124/83 mmHg
N : 86x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,5oC
Spo2 : 97%

16 Nov - Mengidentifikasi lokasi, S : Pasien S : Pasien mengatakan Elva


2020 karakteristik, durasi mengatakan nyeri nyeri sudah berkurang.
(11.00) frekuensi, sudah berkurang.
Hari O : Pasien tampak terlihat
intensitas nyeri, skala nyeri.
kedua O : Pasien tampak tenang
- Menjelaskan penyebab terlihat tenang TTV :
periode dan pemicu nyeri. TTV : TD : 120/80 mmHg
- Mengajarkan teknik TD : 120/80 mmHg N : 88x/menit
nonfarmakologi nafas dalam N : 88x/menit RR : 22x/menit
untuk meredakan nyeri. RR : 22x/menit S : 36,2oC
- Mengkolaborasi pemberian S : 36,2oC Spo2 : 99%
analgetik untuk mengurangi Spo2 : 99%
nyeri. A : Masalah teratasi
sebagian

P : Lanjutkan intevensi

10
Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Duta Gama Klaten

Anda mungkin juga menyukai