Dosen pembimbing :
Ns. Marini, M.Kep,M.Pd
Di susun Oleh :
Silvia Setya Afifa (2720190013)
1
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet yang tidak
benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab
penyakit. (Brunnee an suddarth 2001).
Gastritis akut adalah lesi mukosa akut berupa erosi atau perdarahan akibat faktor-
faktor agresif atau akibat gangguan sirkulasi akut mukosa berupa erosi atau
perdarahan akibat faktor-faktor agresif atau akibat gangguan sirkulasi akut mukosa
lambung.
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. Secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebuh (Suyono Slamet 2001).
Gastritis adalah episode berulang nyeri epigastrium, gejala sementara atau cepat
hilang, dapat berhubungan dengan diet, memiliki respon yang baik dengan antasid
atau supresi asam (Grace, Pierce A.dkk 2006).
Dari beberapa pengertian tentang gastritis menurut para ahli, dapat disimpulkan
bahwa gastritis adalah inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung ditandai dengan
adanya radang pada daerah tersebut yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan
yang dapat meningkatkan mukosa lambung (seperti makanan asam atau pedas) atau
bisa disebabkan oleh kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Gastritis akut
adalah kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang
khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil. Sedangkan gastritis kronik
2
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
Lambung dalam bahasa inggris (stomach) dan dalam bahasa belanda (maag) atau
ventrikulus atau gaster. Berupa suatu kantong yang terletak dibawah sekat rongga
badan.
Lambung menerima persediaan darah yang melimpah dari arteri gastrika dan arteri
lienalis, persyarafan diambil dari vagus dan dari pleksus seliaka sistema simpatis.
Makanan masuk kedalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter
menghalangi masuknya kembali isi lambung kedalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting yaitu :
1. Lendir berfungsi untuk melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang
mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
3
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
2. Asam klorida (HCL) berfungsi untuk menciptakan suasana yang sangat asam,
yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi
juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai
bakteri.
3. Perkursor pepsin merupakan enzim yang memecahkan protein.
4
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
1.4 Etiologi
Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas
perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar
antara 10 inci dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman
sebanyak 1 galon. Bila lambung damlam keadaan kosong, maka ia akan melipat
mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi akan mengembang,
lipatan-lipatan tersebut secara bertahap membuka.
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya
kedalam usus kecil. Kerika makanan masuk kedalam esopagus, sebuah cincin otot
yang berada pada sambungan antara esopagus dan lambung (asophageal sphincter)
akan membukan dan membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk
kelambung cincin ini menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan-lapisan otot
yang kuat. Ketika makanan berada dilambung, dinding lambung akan mulai
menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar-kelenjar yang
berada dimukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung
(termasuk enzim-enzim dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan makanan
tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat
korosif sehingga paku besi pun larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi
oleh mukosa-mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion
bikarbonat secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung)
sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida.
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan
mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung. Beberapa penyebab yang
dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain :
1. Infeksi bakteri.
5
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di
bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak
sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun
diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan
makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. Pylori sering
terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan
perawatan. Infeksi H. Pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama
terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam
jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian
mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung.
Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-
kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan
bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang
dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna
dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung.
Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. Pylori kronis tidak mempunyai
kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada
penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan
yang lain tidak.
2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti
inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat
menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang
bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya
sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika
pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat
mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.
3. Penggunaan alkohol secara berlebihan
6
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat
dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.
4. Penggunaan kokain
5. Stress fisik
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat
menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.
6. Kelainan autoimmune
Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-
sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan
dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat
yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B12).
7. Crohn’s disease
gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang
terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan
tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak
kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.
Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh.
Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati
serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah
otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu
mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar,
maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan
gastritis.
Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS,
infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat
menyebabkan gastritis dan perdarahan pada lambung.
2. Gastritis kronik
Pada gastritis kronik penyabab tidak jelas, tetapi berhubungan dengan Hellicobacter
Pylori, apalagi ditemukan ulkus pada pemeriksaan penunjang.
Sering disebabkan akibat diet yang tidak benar. Penyebab lain dari gastritis akut
mencakup alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.
2. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung, atau oleh bakteri Hellicobacter Pylori.
1.5 Patofisiologi
Pathway Gastritis
9
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
1. Gastritis Akut
Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti Inflamatory Drug
seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis. Obat analgesik anti inflamasi
nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan
peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas
melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka
kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil.
Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang
berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer. Pemberian aspirin juga
dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga
kemampuan faktor defensif terganggu.
Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung nitrat (bahan
pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan
merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan tersebut bila terlalu
10
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung berlebih
sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung.
Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat menyebabkan
gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa
lambung. Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan permeabilitas
mukosa akibatnya terjadi difusi balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi
menahan asam berlebih menyebabkan edema lalu rusak.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut
sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang
menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan penyakit
autoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung.
Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylori) Ini dihubungkan dengan bakteri
H. Pylori, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan
alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung. H. Pylori termasuk bakteri
yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada
lapisan mukosa lambung.
Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung
melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut.
Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak.
Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteri H. Pylori tersebut dengan
mengirimkan butir-butir leukosit, sel T-killer, dan pelawan infeksi lainnya.
Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H. Pylori tersebut sebab
tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga
respons kekebalan terus meningkat dan tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan
senyawa perusak radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim
11
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
untuk menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagi
H. Pylori. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga terbentuk
ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi (perdarahan). Dalam beberapa
hari gastritis dan bahkan tukak lambung akan terbentuk.
Gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai
sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala
yang sangat mencolok adalah :
1. Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi
renjatan karena kehilangan darah.
2. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.
Keluhan-keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak
dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.
3. Kadang-kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu-satunya gejala.
5. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar
pada tinja dan secara fisik akan dijumpai tanda-tanda anemia defisiensi dengan
etiologi yang tidak jelas.
6. Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka
yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala
gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin,
takikardia sampai gangguan kesadaran.
Gastritis kronis
Gastritis akut :
1) Gastritis Akute Eksogen Simple
Nyeri epigastrik mendadak.
Nausea yang disusul dengan vomitus.
Saat serangan pasien kelihatan berkeringat, gelisah, sakit perut, dan kadang
disertai panas serta takikardi.
Biasanya dalam 1-2 hari sembuh kembali.
2) Gastritis Akute Eksogen Korosiva
Pasien kolaps dengan kulit dingin.
Takikardi dengan sianosis.
Perasaan seperti terbakar pada epigastrium.
Nyeri hebat (kolik).
3) Gastritis Infeksiosa Akute
13
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
Anoreksia.
Perasaan tertekan pada epigastrium.
Vomitus.
Hematemesis.
4) Gastritis Hegmonos Akute
Nyeri hebat mendadak di epigastrium, Neusia.
Rasa tegang pada epigastrium, vomitus.
Panas tinggi dan lemas, takipnea.
Lidah kering sedikit ektrik, takikardi.
Sianosis pada ektermitas.
Abdomen lembek, leukositosis.
2. Gastritis Kronik
1) Pada pasien gastritis kronik umumnya tidak mempunyai keluhan. Hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nauesa dan pada pemeriksaan fisik
tidak ditemukan kelainan.
Gastritis kronik :
1) Gastritis superfisialis
Rasa tertekan yang samar pada epigastrium.
Penurunan BB.
Kembung atau rasa penuh pada epigastrium.
Nousea.
Rasa perih sebelum dan sesduah makan.
Terasa pusing.
Vomitus.
2) Gastritis Atropikan
Rasa tertekan pada epigastrium, anoreksia.
14
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
1.7 Komplikasi
Pada gastritis akut. Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa
hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syak hemoragik yang bisa
mengakibatkan kematian. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan
tukak peptik. Gambaran klinis yang diperhatikan hampir sama namun pada tukak
peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter Pylori, sebesar 100% tukak
duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Hal ini dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan endoskopi.
Pada gastritis kronik adalah inflamasi lambung yang lama yang disebabkan oleh
ulkus benigna dan maligna dari lambung atau oleh Helicobater Pylori.
1) Atrofi lambung dapat menyebabkan ganggguan penyerapan terhadap vitamin.
2) Anemia pernisinosa yang mempunyai antibodi terhadap faktor intrinsik dalam
serum atau cairan gasternya akibat gangguan penyerapan terhadap vitamin B12.
3) Gangguan penyerapan zat besi.
15
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
1. Gastritis Akut
1) Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala
menghilang, ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
2) Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan intravena.
3) Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali,
encerkan dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium
hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan
sukralfat (untuk sitoprotektor).
4) Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah
jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.
5) Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya
perforasi.
6) Antasida
Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan
merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida
menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung
dengan cepat.
7) Penghambat asam
Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter
kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau
famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.
16
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
2. Gastritis Kronis
Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
1) Cytoprotective agents
Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi
lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan
misoprostol.
Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya
menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang
lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.
Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara
menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa
proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini.
Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan
esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.
Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua
obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan
dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas. Untuk memastikan H.
pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi
dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis
pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori.
Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau
bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang.
1.9 Farmakologi
Obat yang dipergunakan untuk gastritis adalah Obat yang mengandung bahan-bahan
yang efektif menetralkan asam dilambung dan tidak diserap ke dalam tubuh sehingga
cukup aman digunakan (sesuai anjuran pakai tentunya). Semakin banyak kadar
antasida di dalam obat maag maka semakin banyak asam yang dapat dinetralkan
sehingga lebih efektif mengatasi gejala sakit gastritis dengan baik.
Gastritis kronis akibat infeksi bakteri H. pylori dapat diobati dengan terapi eradikasi
H. pylori. Terapi eradikasi ini terdiri dari pemberian 2 macam antibiotik dan 1 macam
penghambat produksi asam lambung, yaitu PPI (proton pump inhibitor).
Untuk mengurangi gejala iritasi dinding lambung oleh asam lambung, penderita
gastritis lazim diberi obat yang menetralkan atau mengurangi asam lambung,
misalnya (Mayo Clinic,2007) :
1. Antasid
18
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
Obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum
dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralkan asam lambung
sehingga cepat mengobati gejala antara lain promag, mylanta, dll.
2. Penghambat asam (acid blocker)
Jika antasid tidak cukup untuk mengobati gejala, dokter biasanya meresepkan obat
penghambat asam antara lain simetidin, ranitidin, atau famotidin.
Obat ini bekerja mengurangi asam lambung dengan cara menghambat pompa kecil
dalam sel penghasil asam. Jenis obat yang tergolong dalam kelompok ini adalah
omeprazole, lanzoprazole, esomeparazol, rabeprazole, dll. Untuk mengatasi infeksi
bakteri H. pylori, biasanya digunakan obat dari golongan penghambat pompa proton,
dikombinasikan dengan antibiotika.
19
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
I. Data Umum
2 Nn. I P Anak 22 S1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Genogram :
20
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
6. Tipe Keluarga :
Ny W menikah pertama kali dengan Tn. G pada tahun 1994 dan dikaruniai
satu orang anak yitu Nn. I. Dan Tn. G. dan Ny. W tinggal di luar kota
meninggalkan anaknya Nn. I
7. Suku Bangsa :
Keluarga Ny. W berasal dari suku Jawa dan bahas yang digunakan adalah
bahasa Indonesia dan terkadang menggunakan bahasa Jawa. Tidak ada
pantangan makanan yang berkaitan dengan suku Jawa.
8. Agama :
Seluruh anggota keluarga Ny. W beragama Islam. Keluarga melaksanakan
sholat 5 wakttu, selain itu Ny. W selalu menyempatkan untuk mengaji secara
pribadi diruang kamar ataupun di masjid setiap sehabis sholat subuh atau
magrib. Keluarga Ny. W memiliki kepercayaan makan-makanan yang halal
dan menghindari makan yang haram menurut agama.
21
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
III. Lingkungan
Denah :
V. Fungsi Keluarga
N Pemeriksaan Ny. W Nn I
O Fisik
1 TTV TD : 120/80mmhg TD : 110/80mmhg
N : 83x/menit N : 85x/menit
RR : 23x/menit RR : 26x/menit
S : 36,3 S : 36.8
BB : 60 kg BB : 43 kg
TB : 162 cm TB : 158 cm
2 Kepala Bentuk simetris, rambut Bentuk simetris, rambut bersih,
bersih, rambut berwarna rambut berwarna hitam, bentuk
hitam, bentuk rambut lurus, rambut lurus sedikit
rambut rontok, tidak teraba bergelombang, rambut tidak
adanya massa. rontok, tidak teraba adanya massa.
3 Kulit Tidak ada lesi, turgor kulit Tidak ada lesi, turgor kulit elastis,
berkurang elastisnya, tidak tidak sianosis.
sianosis.
4 Muka Bentuk muka simetris, tidak Bentuk muka simetris, tidak
terdapat finger print pada terdapat finger print pada dahi,
dahi, tidak ada edema. tidak ada edema.
25
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
12 Ektremitas Ekstremitas atas dan bawah Ekstremitas atas dan bawah dapat
atas dan dapat digerakkan, tidak ada digerakkan, tidak ada keluhan,
bawah bengkak. Terkadang dibagian tidak ada bengkak.
kaki terasa nyeri sehabis
pulang bekerja.
33. Nutrisi
26
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
Nn. I makan dengan porsi yang sedikit dengan frekuensi 1-2 kali sehari.
Ny. W makan dengan porsi yang banyak dengan frekuensi 3-4 kali sehari.
Terkadang makan tidak dengan sayur dan jarang memakan buah-buahan.
Ny. W biasa makan di rumah, dan hampir jarang makan di restoran/tempat
makan. Nn.I tidak suka sayur dan tidak suka buah-buahan. Nn. I makan
dengan lauk saja seperti ikan, ayam, daging, dan makanan cepat saji
lainnya seperti KFC,MCD dll. Kebutuhan cairan keluarga Ny. W terpenuhi
yaitu 2-3 liter dalam sehari.
34. Eliminasi
Tidak ada gangguan eliminasi BAB maupun BAK pada Ny. S, BAB 1 kali
dan BAK 6-7 kali sehari. Namun An. D mengalami BAB yang tidak
lancar, pernah dalam 1 minggu hanya 1 kali melakukan BAB dan sering
mengalami sembelit. Untuk BAK lancar 6-7 kali sehari.
X. Harapan Keluarga
27
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
NO DATA MASALAH
1 DS : Ibu Nn. I mengatakan jika gastritis Nn. I sedang Nyeri akut
kambuh, Nn. I nyeri perut dan mual muntah
PENAPISAN MASALAH
a. Diagnosa Keperawatan
b. Perencanaan
1. Penapisan Masalah
Nyeri Akut
Defisit Pengetahuan
29
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
No Diagnosa Keperawatan
1 Nyeri Akut D.0077
2 Defisit pengetahuan D.0111
30
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
FORMAT PERENCANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
tetapi malah
mencapai usus.
m. Pasien
biasanya pulih
kembali sekitar
sehari, meskipun
nafsu makan
mungkin akan
hilang selama 1
sampai 3 hari.
Menyebutkan
cara perawatan
gastritis makan
makanan sedikit
tapi sering, makan
tepat waktu,
memperbanyak
meminum air
hangat.
Keluarga
menyebutkan
tanda dan gejala
gastritis pada Nn.I
yaitu sering
merasa nyeri ulu
hati jika telat
makan, mual
mual
.
33
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
Menyebutkan 1
dari 4 akibat
lanjut dari
gastritis yang
tidak diobati :
Perdarahan
saluran cerna
bagian atas dan
Ulkus peptikum,
perforasi dan
anemia karena
gangguan
absorbsi vitamin.
Keluarga
memutuskan
untuk merawat
anggota keluarga
dengan gastritis
Menyebutkan 3
dari 3 perawatan
gastritis :
1. Jika nyeri
terasa begitu berat
anjurkan klien
melakukan
mobilisasi
2. Lakukan
kompres hangat
pada daerah yang
34
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
tersa nyeri
3. Mengajarkan
latiha teknik
relaksasi
Selama dirumah
Nn. I
35
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
36
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
ke pelayana
n
Kesehatan
a) Keluarga
2.Setelah 2.Keluarga memberi 1. Kaji keputusan yang
dilakukan mampu keputusan diambil keluarga.
kunjungan 2x30 mengambil untuk merawat 2. Diskusikan dengan
menit keluarga keputusan anggota keluarga tentang
mampu dalam keluarga komplikasi dari gastritis
memutuskan merawat dengan 3. Bimbing dan motivasi
untuk merawat anggota masalah gastritis keluarga untuk mengambil
anggota keluarga keluarga dalam menangani masalah
dengan gastritis dengan gastritis
gastritis 4. Evaluasi kembali yang
tentang keputusan yang
telah dibuat.
5. Beri pujian atas keputusan
yang diambil keluarga
dalam mengatasi masalah
gastritis pada keluarga
mampu gastritis
mendemonstr 3. Jelaskan dan
asi kan demonstrasikan pada
bagaimana keluarga mengenai cara
cara mengatasi masalah gastriti
mengatasi 4. Evaluasi kembali tentang
gastritis cara merawat dan
mengatasi gastritis
5. Berikan kesempatan
keluarga untuk bertanya.
6. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar
a)Keluarga
4.Setelah 4.Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan keluarga
dilakukan mampu memodifikasi tentang lingkungan yang
kunjungan 2x30 memodifikas lingkungan nyaman untuk anggota
menit keluarga i untuk merawat keluarga gastritis
mampu lingkungan anggota 2. Diskusikan bersama
memodifikasi yang dapat keluarga keluarga bagaimana
dan menciptakan membantu dengan lingkungan yang nyaman
lingkungan yang dalam memelihara dan sehat untuk anggota
sehat untuk perawatan lingkungan keluarga dengan gastritis
menunjang anggota rumah misalnya 3. Evaluasi kembali tentang
keluarga menjaga bagaimana lingkungan yang
dengan ruangan rumah dapat menunjang
gastritis tidak licin kesehatan anggota keluarga
39
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
a) Keluarga
5.Setelah 5. Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan keluarga
dilakukan mampu memanfaatkan tentang apa saja fasilitas
kunjungan 2x30 menyebutkan fasilitas kesehatan yang ada dan
menit keluarga apa saja kesehatan yang apa manfaat fasilitas
mampu fasilitas ada dalam kesehatan tersebut.
memanfaatkan kesehatan melakukan 2. Diskusikan bersama
fasilitas yang ada dan perawatan pada keluarga apa saja fasilitas
kesehatan yang apa keluarga kesehatan yang ada dan
ada keuntungan dengan bagaimana memanfaatkan
membawa masalah DM fasilitas pelayanan
anggota yaitu dengan 3. kesehatan tersebut.
keluarga membawa Evaluasi kembali fasilitas
yang anggota kesehatan yang bisa
sakit ke keluarga untuk digunakan dan bagaimana
fasilitas kontrol dan memanfaatkan fasilitas
40
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
a)
41
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
b)
42
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
FORMAT PELAKSANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
43
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
Mengevaluasi TUK
1
Mendiskusikan
dengan keluarga
bagaimana cara
merawat anggota
keluarga yang
terkena penyakit
gastritis
Menanyakan
kepada keluarga
tentang rencana
keluarga untuk
mengatasi gastritis
Mengajarkan pada
keluarga cara mengompres
perut dengan air hangat
menggunakan botol
1. Membina
hubungan
2. Defisit Setelah saling percaya S = keluarga
pengetahuan D.0111 dilakukan 2. Menjelaskan mengatakan
tindakan tentang sudah
44
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
45
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
46