Anda di halaman 1dari 46

Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


DENGAN GASTRITIS

Dosen pembimbing :
Ns. Marini, M.Kep,M.Pd

Di susun Oleh :
Silvia Setya Afifa (2720190013)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

1
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definisi
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet yang tidak
benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab
penyakit. (Brunnee an suddarth 2001).
Gastritis akut adalah lesi mukosa akut berupa erosi atau perdarahan akibat faktor-
faktor agresif atau akibat gangguan sirkulasi akut mukosa berupa erosi atau
perdarahan akibat faktor-faktor agresif atau akibat gangguan sirkulasi akut mukosa
lambung.
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. Secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebuh (Suyono Slamet 2001).
Gastritis adalah episode berulang nyeri epigastrium, gejala sementara atau cepat
hilang, dapat berhubungan dengan diet, memiliki respon yang baik dengan antasid
atau supresi asam (Grace, Pierce A.dkk 2006).
Dari beberapa pengertian tentang gastritis menurut para ahli, dapat disimpulkan
bahwa gastritis adalah inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung ditandai dengan
adanya radang pada daerah tersebut yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan
yang dapat meningkatkan mukosa lambung (seperti makanan asam atau pedas) atau
bisa disebabkan oleh kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Gastritis akut
adalah kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang
khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil. Sedangkan gastritis kronik

2
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

merupakan suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun,


yang disebabkan oleh ulkus dan berhubungan dengan Hellicobacter Pylori.

1.2 Anatomi dan Fisiologi Lambung (Gaster)

Lambung dalam bahasa inggris (stomach) dan dalam bahasa belanda (maag) atau
ventrikulus atau gaster. Berupa suatu kantong yang terletak dibawah sekat rongga
badan.
Lambung menerima persediaan darah yang melimpah dari arteri gastrika dan arteri
lienalis, persyarafan diambil dari vagus dan dari pleksus seliaka sistema simpatis.
Makanan masuk kedalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter
menghalangi masuknya kembali isi lambung kedalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting yaitu :
1. Lendir berfungsi untuk melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang
mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.

3
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

2. Asam klorida (HCL) berfungsi untuk menciptakan suasana yang sangat asam,
yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi
juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai
bakteri.
3. Perkursor pepsin merupakan enzim yang memecahkan protein.

1.3 Klasifikasi Gastritis


Gastritis menurut jenisanya terbagi menjadi dua yaitu (David Overdorf 2002)
1. Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat ,enyebabkan mukosa
menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar yaitu :
1) Gastritis eksogen akut (biasanya disebabkan oleh faktor –faktor dari luar,
seperti bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid, mekanis
iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis
rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung) ).
2) Gastritis endogen akut adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan.
2. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung, atau oleh bakteri Helicobacter Pylori. Gastritis kronik dikelompokkan
dalam dua tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu
menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung
dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi
antibodi. Anemia pernisinosa berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B
lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi Helicobaxter pylori yang menimbulkan
ulkus pada dinding lambung.

4
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

1.4 Etiologi
Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas
perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar
antara 10 inci dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman
sebanyak 1 galon. Bila lambung damlam keadaan kosong, maka ia akan melipat
mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi akan mengembang,
lipatan-lipatan tersebut secara bertahap membuka.
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya
kedalam usus kecil. Kerika makanan masuk kedalam esopagus, sebuah cincin otot
yang berada pada sambungan antara esopagus dan lambung (asophageal sphincter)
akan membukan dan membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk
kelambung cincin ini menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan-lapisan otot
yang kuat. Ketika makanan berada dilambung, dinding lambung akan mulai
menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar-kelenjar yang
berada dimukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung
(termasuk enzim-enzim dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan makanan
tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat
korosif sehingga paku besi pun larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi
oleh mukosa-mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion
bikarbonat secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung)
sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida.
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan
mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung. Beberapa penyebab yang
dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain :
1. Infeksi bakteri.

5
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di
bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak
sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun
diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan
makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. Pylori sering
terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan
perawatan. Infeksi H. Pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama
terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam
jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian
mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung.
Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-
kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan
bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang
dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna
dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung.
Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. Pylori kronis tidak mempunyai
kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada
penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan
yang lain tidak.

2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti
inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat
menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang
bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya
sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika
pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat
mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.
3. Penggunaan alkohol secara berlebihan
6
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat
dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.

4. Penggunaan kokain

Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan gastritis.

5. Stress fisik

Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat
menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.

6. Kelainan autoimmune

Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-
sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan
dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat
yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B12).  

7. Crohn’s disease

Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada dinding


saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada
dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn’s
disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok
daripada gejala-gejala gastritis.

8. Radiasi and kemoterapi

Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan


peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi
7
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang
terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan
tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak
kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.

9. Penyakit bile reflux

Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh.
Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati
serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah
otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu
mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar,
maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan
gastritis.

10. Faktor-faktor lain

Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS,
infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.

Menurut Mansjoer, 2001 penyebab gastritis adalah :


1. Gastritis akut
1) Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan pbat anti inflamasi non steroid dalam
dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
2) Alkohol
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat
dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.
3) Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar.
4) Stress
8
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat
menyebabkan gastritis dan perdarahan pada lambung.
2. Gastritis kronik
Pada gastritis kronik penyabab tidak jelas, tetapi berhubungan dengan Hellicobacter
Pylori, apalagi ditemukan ulkus pada pemeriksaan penunjang.

Menurut Brunner & Suddarth, 2001 penyebab gastritis adalah :


1. Gastritis akut

Sering disebabkan akibat diet yang tidak benar. Penyebab lain dari gastritis akut
mencakup alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.
2. Gastritis kronik

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung, atau oleh bakteri Hellicobacter Pylori.

1.5 Patofisiologi
Pathway Gastritis

9
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

1. Gastritis Akut
Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti Inflamatory Drug
seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis. Obat analgesik anti inflamasi
nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan
peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas
melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka
kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil.
Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang
berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer. Pemberian aspirin juga
dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga
kemampuan faktor defensif terganggu.
Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung nitrat (bahan
pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan
merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan tersebut bila terlalu
10
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung berlebih
sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung.
Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat menyebabkan
gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa
lambung. Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan permeabilitas
mukosa akibatnya terjadi difusi balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi
menahan asam berlebih menyebabkan edema lalu rusak.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut
sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang
menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan penyakit
autoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung.
Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylori) Ini dihubungkan dengan bakteri
H. Pylori, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan
alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung. H. Pylori termasuk bakteri
yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada
lapisan mukosa lambung.
Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung
melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut.
Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak.
Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteri H. Pylori tersebut dengan
mengirimkan butir-butir leukosit, sel T-killer, dan pelawan infeksi lainnya.
Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H. Pylori tersebut sebab
tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga
respons kekebalan terus meningkat dan tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan
senyawa perusak radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim

11
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

untuk menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagi
H. Pylori. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga terbentuk
ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi (perdarahan). Dalam beberapa
hari gastritis dan bahkan tukak lambung akan terbentuk.

1.6 Manifestasi Klinis

Gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai
sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala
yang sangat mencolok adalah :

1. Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi
renjatan karena kehilangan darah.
2. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.
Keluhan-keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak
dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.
3. Kadang-kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu-satunya gejala.
5. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar
pada tinja dan secara fisik akan dijumpai tanda-tanda anemia defisiensi dengan
etiologi yang tidak jelas.
6. Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka
yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala
gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin,
takikardia sampai gangguan kesadaran.

Gastritis kronis

1. Bervariasi dan tidak jelas.


12
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

2. Perasaan penuh, anoreksia.


3. Distress epigastrik yang tidak nyata.
4. Cepat kenyang.

Menurut Mansjoer, 2001 tanda dan gejala pada gastritis adalah :


1. Gastritis Akut
1) Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada mukosa
lambung.
2) Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yangs ering muncul.
Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehingga terjadi peningkatan
asam lambung yang meningkatkan mual hingga muntah.
3) Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena.
Kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.

Gastritis akut :
1) Gastritis Akute Eksogen Simple
 Nyeri epigastrik mendadak.
 Nausea yang disusul dengan vomitus.
 Saat serangan pasien kelihatan berkeringat, gelisah, sakit perut, dan kadang
disertai panas serta takikardi.
 Biasanya dalam 1-2 hari sembuh kembali.
2) Gastritis Akute Eksogen Korosiva
 Pasien kolaps dengan kulit dingin.
 Takikardi dengan sianosis.
 Perasaan seperti terbakar pada epigastrium.
 Nyeri hebat (kolik).
3) Gastritis Infeksiosa Akute
13
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

 Anoreksia.
 Perasaan tertekan pada epigastrium.
 Vomitus.
 Hematemesis.
4) Gastritis Hegmonos Akute
 Nyeri hebat mendadak di epigastrium, Neusia.
 Rasa tegang pada epigastrium, vomitus.
 Panas tinggi dan lemas, takipnea.
 Lidah kering sedikit ektrik, takikardi.
 Sianosis pada ektermitas.
 Abdomen lembek, leukositosis.
2. Gastritis Kronik
1) Pada pasien gastritis kronik umumnya tidak mempunyai keluhan. Hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nauesa dan pada pemeriksaan fisik
tidak ditemukan kelainan.

Gastritis kronik :
1) Gastritis superfisialis
 Rasa tertekan yang samar pada epigastrium.
 Penurunan BB.
 Kembung atau rasa penuh pada epigastrium.
 Nousea.
 Rasa perih sebelum dan sesduah makan.
 Terasa pusing.
 Vomitus.
2) Gastritis Atropikan
 Rasa tertekan pada epigastrium, anoreksia.
14
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

 Rasa penuh pada perut, nousea.


 Keluar angin pada mulut, vomitus.
 Mudah tersinggung, gelisah.
 Mulut dan tenggorokan terasa kering.
3) Gastritis Hypertropik Kronik
 Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu berkurang setelah minum susu.
 Nyeri biasanya timbul pada malam hari.
 Kadang disertai melena.

1.7 Komplikasi
Pada gastritis akut. Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa
hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syak hemoragik yang bisa
mengakibatkan kematian. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan
tukak peptik. Gambaran klinis yang diperhatikan hampir sama namun pada tukak
peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter Pylori, sebesar 100% tukak
duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Hal ini dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan endoskopi.
Pada gastritis kronik adalah inflamasi lambung yang lama yang disebabkan oleh
ulkus benigna dan maligna dari lambung atau oleh Helicobater Pylori.
1) Atrofi lambung dapat menyebabkan ganggguan penyerapan terhadap vitamin.
2) Anemia pernisinosa yang mempunyai antibodi terhadap faktor intrinsik dalam
serum atau cairan gasternya akibat gangguan penyerapan terhadap vitamin B12.
3) Gangguan penyerapan zat besi.

15
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

1.8 Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu


etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan. Namun
secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut :

1.  Gastritis Akut
1) Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala
menghilang, ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
2) Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan intravena.
3) Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali,
encerkan dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium
hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan
sukralfat (untuk sitoprotektor).
4) Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah
jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.
5) Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya
perforasi.
6) Antasida

Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan
merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida
menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung
dengan cepat.

7) Penghambat asam

Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter
kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau
famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.
16
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

2. Gastritis Kronis
Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
1) Cytoprotective agents
Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi
lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan
misoprostol.
Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya
menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang
lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.

2) Penghambat pompa proton

Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara
menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa
proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini.

Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan
esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.

3) H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis, tetrasiklin atau


amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol) atau terapi H.Phylory.
Terapi terhadap H. Pylori. Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H.
pylori. Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan
penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate.
Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi
untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan
efektifitas antibiotik. Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil,
kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen
yang digunakan.
17
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua
obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan
dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas. Untuk memastikan H.
pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi
dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis
pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori.
Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau
bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang.

1.9 Farmakologi

Obat yang dipergunakan untuk gastritis adalah Obat yang mengandung bahan-bahan
yang efektif menetralkan asam dilambung dan tidak diserap ke dalam tubuh sehingga
cukup aman digunakan (sesuai anjuran pakai tentunya). Semakin banyak kadar
antasida di dalam obat maag maka semakin banyak asam yang dapat dinetralkan
sehingga lebih efektif mengatasi gejala sakit gastritis dengan baik.

Pengobatan gastritis tergantung pada penyebabnya. Gastritis akut akibat konsumsi


alkohol dan kopi berlebihan, obat-obat NSAID dan kebiasaan merokok dapat sembuh
dengan menghentikan konsumsi bahan tersebut.

Gastritis kronis akibat infeksi bakteri H. pylori dapat diobati dengan terapi eradikasi
H. pylori. Terapi eradikasi ini terdiri dari pemberian 2 macam antibiotik dan 1 macam
penghambat produksi asam lambung, yaitu PPI (proton pump inhibitor).

Untuk mengurangi gejala iritasi dinding lambung oleh asam lambung, penderita
gastritis lazim diberi obat yang menetralkan atau mengurangi asam lambung,
misalnya (Mayo Clinic,2007) :

1. Antasid
18
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

Obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum
dipakai untuk mengatasi gastritis ringan.  Antasida menetralkan asam lambung
sehingga cepat mengobati gejala antara lain promag, mylanta, dll.
2. Penghambat asam (acid blocker)

Jika antasid tidak cukup untuk mengobati gejala, dokter biasanya meresepkan obat
penghambat asam antara lain simetidin, ranitidin, atau famotidin.

3. Proton pump inhibitor (penghambat pompa proton)

Obat ini bekerja mengurangi asam lambung dengan cara menghambat pompa kecil
dalam sel penghasil asam. Jenis obat yang tergolong dalam kelompok ini adalah
omeprazole, lanzoprazole, esomeparazol, rabeprazole, dll. Untuk mengatasi infeksi
bakteri H. pylori, biasanya digunakan obat dari golongan penghambat pompa proton,
dikombinasikan dengan antibiotika.

19
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga : Ny. W


2. Alamat : Bumi Sani Permai
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Ibu Rumah Tangga
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SLTA
5. Komposisi Keluarga :

Hub. Status Imunisasi


No Nama JK dgn Umur Pendd BCG Polio DPT Hepatitis Cam Ket
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 pak
Ny. W P Ibu 47 SLTA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1

2 Nn. I P Anak 22 S1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Genogram :

20
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

6. Tipe Keluarga :
Ny W menikah pertama kali dengan Tn. G pada tahun 1994 dan dikaruniai
satu orang anak yitu Nn. I. Dan Tn. G. dan Ny. W tinggal di luar kota
meninggalkan anaknya Nn. I

7. Suku Bangsa :
Keluarga Ny. W berasal dari suku Jawa dan bahas yang digunakan adalah
bahasa Indonesia dan terkadang menggunakan bahasa Jawa. Tidak ada
pantangan makanan yang berkaitan dengan suku Jawa.

8. Agama :
Seluruh anggota keluarga Ny. W beragama Islam. Keluarga melaksanakan
sholat 5 wakttu, selain itu Ny. W selalu menyempatkan untuk mengaji secara
pribadi diruang kamar ataupun di masjid setiap sehabis sholat subuh atau
magrib. Keluarga Ny. W memiliki kepercayaan makan-makanan yang halal
dan menghindari makan yang haram menurut agama.

9. Status Sosial Ekonomi Keluarga :


Ny. W adalah seorang Ibu Rumah Tangga. Dan Tn. G adalah seorang
karyawan swasta. Sekolah Nn. I dan kebutuhan sehari-hari ditanggung dan
dipenuhi oleh Ny. W dan Tn. G. Uang yang didapat Ny. W dan Tn. G dari
hasil bekerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti
membeli bahan makanan dan membayar listrik.

10. Aktivitas Rekreasi Keluarga :


Walaupun Tn. G selalu sibuk bekerja di hari Senin – Jum’at, tetapi di hari
Sabtu dan Minggu Tn. G selalu menyempatkan waktu berjalan-jalan dengan
keluarga, seperti jalan jalan ke Mall, atau rekreasi tempat wisata.

II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

11. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini :


Saat ini keluarga Ny. W berada pada tahapan keluarga dengan anak Dewasa.

12. Tugas Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi :


Pada keluarga Ny. W tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
saat ini, yaitu memberi perhatian yang lebih dan meluangkan waktu lagi
kepada Nn. I dalam kegiatan sehari-hari.

13. Riwayat Keluarga inti :


Ny. W mengatakan bahwa dirinya dan keluarganya tidak pernah dirawat di
rumah sakit. Jika Ny. W atau keluarga sakit mereka akan memeriksakan ke
RS atau klinik terdekat.

21
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

14. Riwayat Keluarga sebelumnya :


Ny. W mengatakan memiliki penyakit keturunan diabets pada keluarganya.

III. Lingkungan

15. Karakteristik rumah :


Ny. W tinggal dirumah sendiri bersama Tn. G yang memiliki 2 lantai. Yaitu
lantai pertama ada halaman rumah, ruang tv/ruang tamu yang biasa juga
digunakan untuk ruang keluarga, kamar 1 (kamar Ny.W dan Tn. G), dapur
dan kamar mandi. Lantai 2 terdiri dari kamar 2 (kamar Nn. I), namun kini
Nn. I tinggal sendiri di kontrakan/ kostan . dan Ruang untuk sholat Terdapat
ventilasi berupa 1 jendela kecil di setiap kamar yang sering dibuka. Atap
rumah terbuat dari genting, lantai terbuat dari keramik, pencahayaan pada
pagi dan siang hari cukup dengan cahaya matahari, sedangkan malam hari
dengan menggunakan bantuan lampu. Terlihat banyak barang di ruang tamu
seperti kipas, televisi, lemari, tikar, dan karpet lantai. Keadaan air bening, air
digunakan untuk mandi , mencuci, dan masak. Air limbah rumah tangga
dibuang di selokan, sampah dikumpulkan dan dibuang ketempat
pembuangan sampah.

Denah :

16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :


Ny. W tinggal diwilayah RT 002 RW 014. Tetangga keluarga Ny. W terdiri
dari berbagai macam suku bangsa seperti Jawa, Betawi, Sunda, dan lainnya.
Hubungan keluarga Ny. W dengan tetangga baik. Tetapi Ny. W jarang
22
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

mengikuti atau datang ke acara yang diadakan oleh RT/RW/Ibu-ibu


setempat.

17. Mobilisasi geografis keluarga :


Ny. W selama menikah dan memiliki anak, tinggal di daerah yang berbeda
yaitu mengikuti suami Ny. W di Surabaya dan tinggal dirumah kontrakan
bersama Tn. G

18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :


Ny. W jarang mengikuti kegiatan yang diadakan oleh warga sekitar, sesekali
Ny. W terlihat mengobrol atau sekedar sapa dengan tetangga yang ada di
sekitarnya. Nn. I bermain akrab dengan saudaranya yang tinggalnya tidak
jauh di dekat rumah Ny. W

19. Sistem pendukung keluarga :


Bila terdapat masalah Ny. W mendiskusikan dengan anggota keluarganya.

IV. Struktur Keluarga

20. Pola komunikasi keluarga :


Pola komunikasi keluarga Ny. W cukup baik dimana Ny. W memiliki sifat
sangat mentoleransi untuk membicarakan masalah yang terjadi kepada Anak
anaknya. dan ibu Ny. W. Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi adalah
bahasa Indonesia dan bahasa jawa.

21. Struktur kekuatan keluarga :


Apabila ada masalah Ny. W berusaha membicarakan dan mencari solusi
bersama dengan suami dan anak anaknya. Mereka saling menghargai dan
memberi dukungan satu sama lain.

22. Struktur peran (formal dan informal) :


Ny. W sebagai ibu rumah tangga yang mengurus segala urusan rumah
tangga, dan Tn. G yang bekerja sebagai kepala rumah tangga yang
memenuhi segala kebutuhan rumah tangga.

23. Nilai dan Norma Keluarga :


Keluarga menjalankan kehidupan sesuai norma dan agama yang diyakini.
Keluarga menjalankan sholat 5 waktu sebagaimana kewajiban di agamanya.
Keluarga memiliki aturan bahwa anak harus menghormati orangtua dan
membantu pekerjaan rumah yang dapat dilakukan.

V. Fungsi Keluarga

24. Fungsi Afektif :


Keluarga Ny. W memiliki perasaan saling menyayangi dan menjaga satu
sama lain. Ny. W memperhatikan kesehatan suami dan anak anaknya.
23
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

25. Fungsi Sosial :


Ny. W membebaskan anaknya untuk bersosialisasi dengan warga sekitar
namun dengan pengawasan dan harus memiliki sopan santun terhadap
tetangga ataupun orang lain.

26. Fungsi Perawatan Kesehatan :


A. Mengenal adanya masalah
Pada saat pengkajian Ny. W kurang mengerti mengenai penyakit
Gastritis.
B. Mengambil keputusan yang tepat
Keluarga Ny. W belum bisa mengambil keputusan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan. Jika Nn. I mengalami
Gastritis Nn. I hanya makan . dan saat gastritis Nn. I kambuh dan
parah, keluarga langsung membawa Nn. I ke fasilitas kesehatan
terdekat.
C. Merawat anggota yang sakit
Keluarga Ny. W belum mengetahui hal-hal apa saja yang dapat
menyebabkan gastritis Nn.
D. Memodifikasi lingkungan
Keluarga sudah mampu memelihara lingkungan rumah, rumah
terlihat bersih dan rapih. Ventilasi dan pencahayaan sudah cukup
untuk rumah keluarga Ny. W.
E. Menggunakan fasilitas kesehatan
Keluarga Ny. W mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan di
wilayahnya yaitu Puskesmas Tambun Selatan, atau biasa
langsung pergi ke Rumah Sakit. Karna Ny. W sudah
menyediakan asuransi kesehatan pada anggota keluarga yaitu
suami dan anak-anaknya.

27. Fungsi Reproduksi :


Ny. W menikah pada tahun 1994. Pernikahan pertama Tn. G berusia 21
tahun, dan Ny. W berusia 22 tahun dan dikaruniai satu orang anak yaitu Nn.
I. Dan Ny. W menggunakan alat kontrasepsi/KB. Ny. W pertama kali
menstruasi pada usia 15 tahun.

28. Fungsi Ekonomi :


Ny. W bekerja sebagai ibua rumah tangga dan Tn. G bekerja sebagai
karyawan swasta untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

VI. Stress dan Koping Keluarga

29. Stresor jangka pendek dan panjang :


Ny. W mengatakan ingin Nn. I sembuh dari penyakit gastritis nya atau tidak
sering kambuh.

30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor :


24
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

Keluarga Ny. W berusaha menciptakan ketenangan dan kebahagiaan


didalam rumah serta melakukan musyawarah apabila ada masalah.

31. Strategi koping yang digunakan :


Ny. W mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan Tn. G dan anak
anaknya.
32. Strategi adaptasi disfungsional :
Saat Ny. W mengetahui Nn. I menderita Gastritis, Ny. W dapat membantu
Nn. I menjalankan hidup bersih,sehat dan menjaga pola makan yang benar
yang dianjurkan oleh dokter dan perawat. Ny. W dan Tn. G juga selalu
memantau kegiatan, makanan, kebersihan dirumah dan yang dilakukan oleh
Nn. I untuk menghindari kambuhnya Gastritis Nn. I

VII. Pemeriksaan Fisik

N Pemeriksaan Ny. W Nn I
O Fisik
1 TTV TD : 120/80mmhg TD : 110/80mmhg
N : 83x/menit N : 85x/menit
RR : 23x/menit RR : 26x/menit
S : 36,3 S : 36.8
BB : 60 kg BB : 43 kg
TB : 162 cm TB : 158 cm
2 Kepala Bentuk simetris, rambut Bentuk simetris, rambut bersih,
bersih, rambut berwarna rambut berwarna hitam, bentuk
hitam, bentuk rambut lurus, rambut lurus sedikit
rambut rontok, tidak teraba bergelombang, rambut tidak
adanya massa. rontok, tidak teraba adanya massa.
3 Kulit Tidak ada lesi, turgor kulit Tidak ada lesi, turgor kulit elastis,
berkurang elastisnya, tidak tidak sianosis.
sianosis.
4 Muka Bentuk muka simetris, tidak Bentuk muka simetris, tidak
terdapat finger print pada terdapat finger print pada dahi,
dahi, tidak ada edema. tidak ada edema.

5 Mata Bentuk kedua mata simetris, Bentuk kedua mata simetris,


konjungtiva ananemis, pupil konjungtiva ananemis, pupil mata
mata mengecil saat diberi mengecil saat diberi rangsang
rangsang cahaya, sklera cahaya, sklera anikterik, pupil
anikterik, pupil isokor. isokor.
6 Hidung Bentuk simetris, tidak Bentuk simetris, tidak terdapat
terdapat sekret, septum sekret, septum hidung ditengah.
hidung ditengah.

25
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

7 Telinga Bentuk simetris, tidak ada Bentuk simetris, tidak ada


serumen, tidak ada keluhan serumen, tidak ada keluhan pada
pada pendengaran. pendengaran.
8 Mulut Gigi masih lengkap, tidak ada Gigi lengkap, tidak ada caries,
caries, mukosa bibir lembab, mukosa bibir lembab, tidak ada
tidak ada lesi pada gusi, tidak lesi pada gusi, tidak ada
ada stomatitis, mulut bersih, stomatitis, mulut bersih, tidak ada
tidak ada pembesaran tonsil. pembesaran tonsil.
9 Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran kelenjar
kelenjar tiroid, fungsi tiroid, fungsi menelan baik.
menelan baik.
10 Dada Bentuk simetris, bunyi nafas Bentuk simetris, bunyi nafas
vesikuler, ekspansi dada vesikuler, ekspansi dada simetris,
simetris, tidak ada keluhan tidak ada keluhan sakit dada.
sakit dada.
11 Abdomen Bentuk simetris, tidak ada Bentuk simetris, tidak ada nyeri
nyeri tekan. tekan.

12 Ektremitas Ekstremitas atas dan bawah Ekstremitas atas dan bawah dapat
atas dan dapat digerakkan, tidak ada digerakkan, tidak ada keluhan,
bawah bengkak. Terkadang dibagian tidak ada bengkak.
kaki terasa nyeri sehabis
pulang bekerja.

VIII. Harapan Keluarga

Keluarga berharap dengan adanya petugas kesehatan dapat membantu


memberikan penjelasan tentang penyakit gastritis lebih lanjut, dan dapat
membantu memecahkan masalah kesehatan yang ada untuk meningkatkan taraf
hidup kesehatan keluarga.

IX. Data Tambahan

33. Nutrisi
26
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

Nn. I makan dengan porsi yang sedikit dengan frekuensi 1-2 kali sehari.
Ny. W makan dengan porsi yang banyak dengan frekuensi 3-4 kali sehari.
Terkadang makan tidak dengan sayur dan jarang memakan buah-buahan.
Ny. W biasa makan di rumah, dan hampir jarang makan di restoran/tempat
makan. Nn.I tidak suka sayur dan tidak suka buah-buahan. Nn. I makan
dengan lauk saja seperti ikan, ayam, daging, dan makanan cepat saji
lainnya seperti KFC,MCD dll. Kebutuhan cairan keluarga Ny. W terpenuhi
yaitu 2-3 liter dalam sehari.

34. Eliminasi
Tidak ada gangguan eliminasi BAB maupun BAK pada Ny. S, BAB 1 kali
dan BAK 6-7 kali sehari. Namun An. D mengalami BAB yang tidak
lancar, pernah dalam 1 minggu hanya 1 kali melakukan BAB dan sering
mengalami sembelit. Untuk BAK lancar 6-7 kali sehari.

35. Aktifitas sehari-hari


Ny. W melaksanakan tugas nya sebagai Ibu Rumah Tangga mulai pukul
05.00 sampai malam. Sedangkan Nn.I melakukan aktivitas Kuliah seperti
biasanya setiap hari dari jam 08:00-jam 15:00 Kuliah online.

36. Istirahat dan tidur


Ny. W tidak terbiasa tidur siang dan tidur malam di jam 8-9 jam.
Sedangkan Nn. I terbiasa tidur pagi sampai siang dan selalu bergadang tiap
malam.

X. Harapan Keluarga

Keluarga berharap dengan adanya petugas kesehatan dapat membantu


memberikan penjelasan tentang penyakit gastritis lebih lanjut, dan dapat
membantu memecahkan masalah kesehatan yang ada untuk meningkatkan taraf
hidup kesehatan keluarga.

27
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PERENCANAAN

i. Rumusan Diagnosa dan Perencanaan

NO DATA MASALAH
1 DS : Ibu Nn. I mengatakan jika gastritis Nn. I sedang Nyeri akut
kambuh, Nn. I nyeri perut dan mual muntah

DO : pasien tampak memegang perutnya, pasien


tampak meringis sakit dan mual muntah
2. Ds :- Ibu mengatakan Nn. I tidak mengetahui tentang Defisit pengetahuan
penyakitnya
- Ibu mengatakan bahwa Nn. I tidak merasakan
perutnya sakit

Do: Ibu terlihat khawatir dengan penyakit Nn. I

PENAPISAN MASALAH

a. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut D.0077


2. Defisit Pengetahuan D.0111

b. Perencanaan
1. Penapisan Masalah

Nyeri Akut

No Kriteria Skala Bobot Skor Pembenaran


1 Sifat Masalah Ibu Nn. I mengatakan jika
 Aktual (3) gastritis Nn. I sedang
 Resiko tinggi (2) 2 1 2/3 x 1 = kambuh, Nn. I akan nyeri
 Potensial (1) 2/3 perut, mual dan muntah.

2 Kemungkinan masalah Kemungkinan masalah


dapat dirubah mudah diubah dikarenakan
 Mudah (2) 2 2 2/2 x 2 = keluarga mudah untuk
 Sebagian (1) 2 menerima informasi dan ada
 Tidak dapat (0) minat dari keluarga untuk
mengetahui tentang gastritis.
3 Potensial masalah untuk Keluarga memiliki minat
28
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

dicegah yang tinggi untuk mencegah


 Tinggi (3) 3 1 3/3 x 1 = terjadinya kambuh nyeri
 Cukup (2) 1 perut dan mual
 Rendah (1)
4 Menonjolnya masalah Anggapan keluarga mengenai
 Segera diatasi gastritis yang dikarenakan
(2) oleh pola makan tidak sehat
 Tidak segera 2 1 2/2 x 1 = dan tidak dijaga oleh Nn. I
diatasi (1) 1 harus segera diatasi karna jika
 Tidak dirasakan sedang kambuh dapat
ada masalah (0) menyebkan Nn. I nyeri perut ,
mual dan muntah
Total 6/3

Defisit Pengetahuan

No Kriteria Skala Bobot Skor Pembenaran


1 Sifat Masalah Ibu mengatakan Nn. I tidak
 Aktual (3) 2 1 2/3 x 1 = mengetahui tentang
 Resiko tinggi (2) 2/3 penyakitnya.
 Potensial (1)
2 Kemungkinan masalah Kemungkinan masalah
dapat dirubah mudah diubah dikarenakan
 Mudah (2) 2 2 2/2 x 2 = 2 keluarga mudah untuk
 Sebagian (1) menerima informasi dan ada
 Tidak dapat (0) minat dari keluarga untuk
mengetahui tentang Gastritis.
3 Potensial masalah untuk Keluarga memiliki minat
dicegah yang tinggi untuk mencegah
 Tinggi (3) 3 1 3/3 x 1 = 1 terjadinya nyeri perut, mual
 Cukup (2) dan muntah
 Rendah (1)
4 Menonjolnya masalah Anggapan keluarga mengenai
 Segera diatasi Gastritis yang dikarenakan
(2) 2 1 2/2 x 1 = 1 oleh pola makan yang tidak
 Tidak segera teratur dan tidak sehat agar
diatasi (1) segera teratasi
 Tidak dirasakan
ada masalah (0)
Total 6/3

29
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

Prioritas Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan
1 Nyeri Akut D.0077
2 Defisit pengetahuan D.0111

30
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

FORMAT PERENCANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Keluarga : Ny. W Nama Mahasiswa : Silvia Setya Afifa


Alamat : Bumi Sani Permai No. BP :

NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI RENCANA INTERVENSI


KEPERAWATAN
KELUARGA UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
Setelah dilakukan a. Klien Respon Gastritis adalah a. Pantau keluhan nyeri,
1. Nyeri Akut D.0077 tindakan keperawatan mengungkapkan Verbal proses inflamasi perhatikan lokasi,
keluarga selama 2x30 nyeri pada lapisan intensitas nyeri, dan
menit, control nyeri yang dirasakan mukosa dan skala
meningkat dengan berkurang atau submukosa nyeri serta anjurkan
KH : hilang. lambung. pasien untuk
1.melaporkan nyeri b. Klien tidak Menyebutkan 2 melaporkan
terkontrol meningkat menyeringai dari 4 faktor nyeri segera saat
2.kemampuan kesakitan. pendukung mulai.
mengenali onset nyeri c. TTV dalam terjadinya b. Pantau tanda-tanda
meningkat batasan gastritis vital.
3.kemampuan normal. trauma yang luas, c. Anjurkan istirahat
mengenali penyebab d. Intensitas nyeri operasi besar, selama
nyeri meningkat berkurang (skala gagal ginjal, gagal fase akut.
4.kemampuan nyeri napas, penyakit d. Anjurkan teknik
menggunakan teknik berkurang 1-10). hati yang berat, distraksi dan relaksasi.
non-farmakologis e. Menunjukkan renjatan, luka e. Kolaborasi dengan
31
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

meningkat rileks, bakar yang luas, tim


5.keluhan nyeri istirahat tidur, trauma kepala, medis dalam pemberin
menurun. peningkatan aktivitas dan septicemia. tindakan.
dengan cepat. Menyebutkan 3 f. Berikan obat
dari 5 tanda sesuaiindikasi mis :
gastritis : antasida.
i.     Dapat terjadi g. Obat antikolinergik
ulserasi (Belladonna,
superficial dan atropine).
mengarah pada
hemoragi.
j.    Rasa tak
nyaman pada
abdomen dengan
sakit kepala,
kelesuan, mual,
dan anorexsia.
Mungkin terjadi
muntah dan
cegukan.
k.   Beberapa
pasien
menunjukkan
asimptomatik.
l.     Dapat terjadi
kolik dan diare
jika makan yang
mengiritasi tidak
dimuntahkan,
32
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

tetapi malah
mencapai usus.
m. Pasien
biasanya pulih
kembali sekitar
sehari, meskipun
nafsu makan
mungkin akan
hilang selama 1
sampai 3 hari.
Menyebutkan
cara perawatan
gastritis makan
makanan sedikit
tapi sering, makan
tepat waktu,
memperbanyak
meminum air
hangat.
Keluarga
menyebutkan
tanda dan gejala
gastritis pada Nn.I
yaitu sering
merasa nyeri ulu
hati jika telat
makan, mual
mual
.
33
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

Menyebutkan 1
dari 4 akibat
lanjut dari
gastritis  yang
tidak diobati :
Perdarahan
saluran cerna
bagian atas dan
Ulkus peptikum,
perforasi dan
anemia karena
gangguan    
absorbsi vitamin.
Keluarga
memutuskan
untuk merawat
anggota keluarga
dengan gastritis
Menyebutkan 3
dari 3 perawatan
gastritis :
1.    Jika nyeri
terasa begitu berat
anjurkan klien
melakukan
mobilisasi
2.    Lakukan
kompres hangat
pada daerah yang
34
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

tersa nyeri
3.    Mengajarkan
latiha teknik
relaksasi
Selama dirumah
Nn. I

35
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

36
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

Setelah dilakukan 1. Mengeta


2. Defisit Pengetahuan tindakan keperawta n Setelah dilakuka n Verbal hui tentang 1. Bina
D.0111 selama 2x30 tindakan keperaw pengetian hubungan saling
menit kunjungan rumah tan selama 2x30 maag/gas percaya
diharapkan menit diharapk an tritis 2. jelaskan tentang
pengetahuan keluarga keluarga mampu 2. Mengeta penyakit maag/gast
tentang maag/gast ritis mengenal masalah hui tanda ritis (pengertia n,
meningkat Kesehatan dan gejala penyebab
maag/gas , tanda dan gejalah,
tritis cara merawat dan
3. Mengeta pencegah an)
hui cara 3. Bimbing keluarga
merawat meneyeb utkan yang
dan telah dijelaskan
mencega h Arjukan keluarga
maag/gas untuk rutin control ke
tritis pelayanan
4. Keluarga
mendam
pingi untuk
mendapat
pertolong
an
5. Keluarga
membaw a
anggota
keluarga
yang sakit
37
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

ke pelayana
n
Kesehatan

a) Keluarga
2.Setelah 2.Keluarga memberi 1. Kaji keputusan yang
dilakukan mampu keputusan diambil keluarga.
kunjungan 2x30 mengambil untuk merawat 2. Diskusikan dengan
menit keluarga keputusan anggota keluarga tentang
mampu dalam keluarga komplikasi dari gastritis
memutuskan merawat dengan 3. Bimbing dan motivasi
untuk merawat anggota masalah gastritis keluarga untuk mengambil
anggota keluarga keluarga dalam menangani masalah
dengan gastritis dengan gastritis
gastritis 4. Evaluasi kembali yang
tentang keputusan yang
telah dibuat.
5. Beri pujian atas keputusan
yang diambil keluarga
dalam mengatasi masalah
gastritis pada keluarga

3. Setelah 3. Keluarga 1.Kaji pengetahuan keluarga


dilakukan mampu tentang cara merawat
kunjungan 2x30 merawat anggota keluarga dengan
menit keluarga anggota gastritis
mampu merawat keluarga 2. Diskusikan dengan
anggota keluarga dengan keluarga tentang merawat
gastritis gastritis dan anggota keluarga dengan
38
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

mampu gastritis
mendemonstr 3. Jelaskan dan
asi kan demonstrasikan pada
bagaimana keluarga mengenai cara
cara mengatasi masalah gastriti
mengatasi 4. Evaluasi kembali tentang
gastritis cara merawat dan
mengatasi gastritis
5. Berikan kesempatan
keluarga untuk bertanya.
6. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban yang
benar

a)Keluarga
4.Setelah 4.Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan keluarga
dilakukan mampu memodifikasi tentang lingkungan yang
kunjungan 2x30 memodifikas lingkungan nyaman untuk anggota
menit keluarga i untuk merawat keluarga gastritis
mampu lingkungan anggota 2. Diskusikan bersama
memodifikasi yang dapat keluarga keluarga bagaimana
dan menciptakan membantu dengan lingkungan yang nyaman
lingkungan yang dalam memelihara dan sehat untuk anggota
sehat untuk perawatan lingkungan keluarga dengan gastritis
menunjang anggota rumah misalnya 3. Evaluasi kembali tentang
keluarga menjaga bagaimana lingkungan yang
dengan ruangan rumah dapat menunjang
gastritis tidak licin kesehatan anggota keluarga
39
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

terutama dapur yang sakit.


dan kamar 4. Beri kesempatan keluarga
mandi, untuk bertanya.
menggunakan 5. Berikan pujian pada
alas kaki saat keluarga
berjalan ke luar
rumah dan
tidak
meletakkan
benda tajam di
sembarangan
tempat.

a) Keluarga
5.Setelah 5. Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan keluarga
dilakukan mampu memanfaatkan tentang apa saja fasilitas
kunjungan 2x30 menyebutkan fasilitas kesehatan yang ada dan
menit keluarga apa saja kesehatan yang apa manfaat fasilitas
mampu fasilitas ada dalam kesehatan tersebut.
memanfaatkan kesehatan melakukan 2. Diskusikan bersama
fasilitas yang ada dan perawatan pada keluarga apa saja fasilitas
kesehatan yang apa keluarga kesehatan yang ada dan
ada keuntungan dengan bagaimana memanfaatkan
membawa masalah DM fasilitas pelayanan
anggota yaitu dengan 3. kesehatan tersebut.
keluarga membawa Evaluasi kembali fasilitas
yang anggota kesehatan yang bisa
sakit ke keluarga untuk digunakan dan bagaimana
fasilitas kontrol dan memanfaatkan fasilitas
40
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

kesehatan berobat ke kesehatan pada semua


puskesmas,rum anggota keluarga.
ah bidan dan 4. Berikan kesempatan
RS serta keluarga untuk bertanya
keluarga
memahami apa
keuntungannya

a)

41
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

b)

42
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

FORMAT PELAKSANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA TUJUAN KHUSUS TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI


Setelah dilakukan  Membina hubungan S = keluarga
1 Nyeri Akut D.0077 tindakan keperawata saling percaya mengatakan
n selama  Mengucapkan sudah
2x30 menit salam memahami
diharapkan nyeri  Memperkenalkan tentang penyakit
dapat teratasi dengan diri dan maag/gastriti s
skala nyeri 0 menjelaskan tujuan yang
 Melakukan diderita
pengkajian masalah anggota
kesehatan yang keluarga
dihadapi keluarga O = keluarga tidak
 Melakukan bingung lagi saat
pemeriksaan fisik ditanya
tentang penyakit
 Mengevaluasi yang diderita
pengkajian anggota keluarga
membuat kontrak A = masalah teratasi
waktu untuk P = Intervensi dihentikan
melaksanakan TUK
1
 Menjelaskan
pengertian gastritis
 Menjelaskan

43
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

penyebab tanda dan


gejala gastritis

 Mengevaluasi TUK
1
 Mendiskusikan
dengan keluarga
bagaimana cara
merawat anggota
keluarga yang
terkena penyakit
gastritis
 Menanyakan
kepada keluarga
tentang rencana
keluarga untuk
mengatasi gastritis

Mengajarkan pada
keluarga cara mengompres
perut dengan air hangat
menggunakan botol

1. Membina
hubungan
2. Defisit Setelah saling percaya S = keluarga
pengetahuan D.0111 dilakukan 2. Menjelaskan mengatakan
tindakan tentang sudah
44
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

keperawata penyakit memahami


n selama maag/gastritis tentang
2x30 menit (pengertian, penyakit
diharapkan penyebab, maag/gastriti
pengetahua tanda dan s yang
n keluarga gejala, cara diderita
meningkat merawat dan anggota
dan mampu mencegah) keluarga
mengenal 3. Membimbing O = keluarga tidak
masalah keluarga bingung lagi
kesehatan menyebutkan saat ditanya
kembali yang tentang
telah penyakit
dijelaskan yang diderita
4. Menganjurka anggota
n keluarga keluarga
untuk rutin A = masalah teratasi
control ke P = Intervensi
pelayanan dihentikan
kesehatan

45
Program Studi Ilmu Keperawatan FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta

46

Anda mungkin juga menyukai