Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN GERONTIK

“ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS PADA LANSIA”

OLEH :

MAGDALENA DETE (NIM. 011191045)

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gastritis merupakan peradangan local atau menyebar pada mukosa
lambung,yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri
atau bahan iritan lain (La,Sarif .2012).
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering timbul akibat diet yang
sembrono.Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan
yang terlalu berbumbu,makanan yang mengandung mikroorganisme (H.pylori)
penyebab penyakit.Penyebab lain dari gastritis ini mencakup komsumsi
alcohol,aspirin,refluks empedu atau terapi radiasi (Suddrath,Brunner.2001).
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang
paling sering terjadi. Badan penelitian WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa
negara di dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis di
dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35% dan Perancis
29,5%. Menurut WHO di Indonesia angka kejadian gastritis di beberapa daerah juga
cukup tinggidengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk,
menurut Maulidiyah (2006), di kota Surabaya angka kejadian gastritis sebesar 31,2%,
Denpasar 46%, dan kejadian gastritisyang tertinggi terdapat di kota Medan yaitu
sebesar 91,6%.Di Amerika Serikat (AS), ditemukan bahwa jumlah kaum Hispanik
(Spanyol) yang menderita infeksi Helicobacter Pylori ( HP) jauh lebih tinggi dari kulit
putih. Di Singapura, jumlah ras China penderita infeksi H.Pylori tiga kali le bih tinggi
dibanding Melayu dan India.Dari hasil penelitian para pakar didapatkan jumlah
penderita sakit maag antara pria dan wanita, ternyata sakit maag lebih banyak pada
wanita, dan dapat menyerang sejak usia dewasa muda hingga lanjut usia. Di Inggris
sekitar 6-20% menderita maag pada usia 55 tahun dengan prevalensi 22% insidens
total untuk segala umur pada tahun 1988 adalah 16 kasus per 1000. Insidens
meningkat berdasarkan umur, puncaknya pada 29, 2 kasus per 1000 pada kelompok
umur 45-64. Insidens sepanjang usia untuk penyakit maag adalah sekitar 10%.
Sementara itu di Jepang, seperti dikutip Majalah Look Japan, setiap 4 – 5 orang di
bawah usia 30-an sudah terinfeksi bakteri ini walaupun tampak sehat. Orang yang
terinfeksi di atas usia 50 tahun bahkan sampai 50%.Di negara berkembang yang
tingkat ekonominya lebih rendah, terjadi infeksi pada 80 % penduduk setelah usia 30
tahun.Dari survey yang dilakukan pada masyarakat jakarta pada tahun 2007 yang
melibatkan 1.645 responden mendapatkan bahwa pasien dengan masalah gastritis ini
mencapai 60% artinya masalah gastritis ini memang ada dimasyarakat dan tentunya
harus menjadi perhatian kita semua.
Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan gastritis
meliputi Untuk menetralisir asam,digunakan antasida umum (mis,aluminium
hidroksida);untuk menetralisir alkali,digunakan jus lemon encer atau cuka encer,bila
korosi luas atau berat,emetic dan lavase dihindari karena bahaya perforasi.Untuk
gastritis kronis yang dapat dilakukan meliputi memodifikasi diet pasien,meningkatkan
istirahat,mengurangi stress dan memulai farmaterapi.H.Pylori dapat diatasi dengan
antibiotic (seperti tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismuth
(Sudarrt,Brunner.2001).
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit gastritis
meliputi pola makan yang teratur,olahraga yang teratur,hindari komsumsi obat-obatan
tertentu,hindari komsumsi alcohol,hindari merokok,hindari stress,dan ikuti
rekomendasi dokter (La,Sarif.2012)

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa/I mampu memahami konsep teoritis dalam melakukan Asuhan
Keperawatan Gerontik dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal : Gastritis serta
melakukan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada pasien dengan Gangguan Sistem
Gastrointestinal : Gastritis.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa/I mampu memahami tentang Pengkajian Keperawatan Gangguan Sistem
Gastrointestinal : Gastritis
b. Mahasiswa/I mampu menentukan Diagnose Keperawatan Gangguan Sistem
Gastrointestinal : Gastritis
c. Mahasiswa/I mampu menyusun Intervensi Keperawatan Gangguan Sistem
Gastrointestinal : Gastritis
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Gastritis merupakan peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat
akut,dengan kerusakan’’Erosive “ karena permukaan hanya pada bagian mukosa
(Lin,Inaya.2004 dalam Saferi,Andra.2013)
Gastritis merupakan peradangan pada lapisan lambung (medikasto.2003 dalam
Saferi,Andra.2013).Gastritis diartikan sebagai inflamasi mukosa gaster akut atau
kronis (Ovedort,2002 dalam Saferi,Andra.2013).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung (Suyono.2001 dalam Saferi,Andra.2013).

2. Etiologi
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering timbul akibat diet yang
sembrono.Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan
yang terlalu berbumbu,makanan yang mengandung mikroorganisme (H.pylori)
penyebab penyakit.Penyebab lain dari gastritis akut mencakup alcohol,aspirin,refluks
empedu atau terapi radiasi (Suddrath,Brunner.2001).
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali
kuat,yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi.Pembentukan
jaringan parut dapat terjadi,yang mengakibatkan obstruksi pylorus.Gastritis juga
merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut.Gastritis kronis biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter Pylori (Suddrath,Brunner.2001).
Adapun beberapa etiologi yang dapat menimbulkan gastritis antara lain ialah :
a. Inflamsi bakteri H.pylori
b. Stress Akut
c. Pemakaian Obat AINS dalam jangka waktu yang panjang
d. Penyakit Kronis (La,Sarif .2012)
3. Klasifikasi
Gastritis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian,diantaranya :
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi agen
kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gaster,biasanya
disebabkan oleh bumbu ,rempah-rempah, alcohol, obat-obatan,
radiasi ,kemoterapi,dan mikroorganisme infektif (La,Sarif).
Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah mengalami
gastritis.Kadang-kadang hemoragis memerlukan intervensi bedah.Bila makanan
pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai usus,dapat mengakibatkan kolic
dan diare.Biasanya,pasien sembuh kira-kira sehari,meskipun nafsu makan
mungkin menueun selama 2 atu 3 hari kemudian ( Suddarth,Brunner.2001)
b. Gastritis Kronis
Gastritis ini dibgagi menjadi sua tipe yaitu tipe A dan B.Gastritis tipe A
mampu menghasilkan imun sendiri,tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar
lambung dan penurunan mukosa.Penurunan pada sekresi gastric mempengaruhi
produksi antibody.Anemia pernisiosa berkembang dengan proses ini.Gastritis tipe
B lebih lazim,akan tetapi tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter
Pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung (La,Sarif.2012).

4. Patofisiologi
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong,terletak dibagian kiri atas
perut tepat dibawah tulang iga.Lambung orang dewasa memiliki panjang berkisar 10
inci.Bila lambung dalam keadaan kosong,maka ia akan melipat seperti sebuah
akordion.Ketika lambung mulai terisi dan mengembang,lipatan-lipatan tersebut secara
bertahap terbuka.Lambung memproses dan menyimpan makanan secara bertahap
melepaskannya ke dalam usus kecil.Ketika makanan masuk ke dalam esophagus dan
lambung (esophageal Sphinter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk
melewati lambung.Setelah makanan masuk ke lambung,sphinter menutup
kembali.Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat.Ketika mkanan berada di
lambung,dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut.pada saat
yang sama kelenjar-kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai
mengeluarkan cairan lambung termasuk enzim-enzim dan asam lambung untuk lebih
menghancurkan makanan tersebut (La,Sarif.2012).
Suatu komponen cairan lambung adalah asam,asam ini sangat korosif
sehingga pakubesipun dapat larut dalam cairan ini.Dinding lambung dilindungi oleh
mukosa-mukosa bikarbonat (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion
bikarbonat secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung)
sehingga terhindar dari sifr korosif hidroklorida.Fungsi dari lapisan pelindung
lambung ini adalah agar cairan asam dalam lambung tidak merusak dinding
lambung.Adapun terjadi nya proses gastritis yang biasanya terkena oleh bakteri,obat-
obatan anti nyeri yang berlebihan,infeksi bakteri/virus makan keseluruhan factor
diatas akan merusak epitel-epitel sawar pada lambung.Ketika asam berdifusi ke
mukosa,dengan keadaan epitek sawar yang dihancurkan tadi maka akan terjadi
penghancuran sel mukosa.Dengan sel mukosa yang hancur ini mengakibatkan fungsi
dari mukosa tidak berfungsi yang akhirnya asam tidak dapat dikontrol sehingga
terjadi peningkatan asam hidroklorida di lambung dan ketika mengenai dinding
lambung akan menimbulkan nyeri lambung/perih karena dinding lambung mengalami
inflamasi (La,Sarif.2012)
Dalam penghancuran sel mukosa oleh asam maka mengakibatkan peningkatan
histamine sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap protein meningkat
kemudian plasma mengalami kebocoran di intestinum maka terjadi odem dan
akhirnya plasma bocor kedalam lambung sehingga terjadi (Hematoresis dan
melena).Ketika terjadi peningkatan asam klorida akan merangsang kolinergik
sehingga potilitas (sekresi) pepsinogen meningkat,yang kemudian akan diubah
menjadi pepsin dan berakibat akan menurun fungsi sawar dan kemudian terjadi
hancurnya vena-vena kecil dan kapiler kemudian terjadi perdarahan (La,Sarif.2012)

5. Manifestasi Klinis
a. Nyeri epigastrium hebat,dan nyeri ulu hati.
b. Perdarahan
c. Hematomesis
d. Melena
e. Anoreksia
f. Mual,muntah
g. Kembung
h. Rasa asam dimulut
6. Komplikasi
a. Perdarahan saluran cerna
b. Ulkus
c. Perforasi
d. Kanker Lambung (La,Sarif.2012)

7. Penatalaksanaan
a. Gastritis Akut
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alcohol dan makanan sampai gejala berkurang.Bila pasien mampu makan melalui
mulut,diet mengandung gizi dianjurkan.Bila gejala menetap,cairan perlu diberikan
secara parenteral.Bila perdarahan terjadi,maka penatalaksanaan adalah serupa
dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.Bila
gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau
alkali,pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasi agen penyebab.
1) Untuk menetralisir asam,digunakan antasida umum (mis,aluminium
hidroksida);untuk menetralisir alkali,digunakan jus lemon encer atau cuka
encer.
2) Bila korosi luas atau berat,emetic dan lavase dihindari karena bahaya
perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi,analgetik dan sedative,serta cairan
intravena.Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan.Pembedahan darurat mungkin
diperlukan.Pembedahan untuk mengangkat ganggren atau jaringan
perforasi.Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk
mengatasi obstruksi pylorus (Suddart,Brunner.2001)
b. Gastritis Kronis
Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien,meningkatkan
istirahat,mengurangi stress dan memulai farmaterapi.H.Pylori dapat diatasi dengan
antibiotic (seperti tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismuth (Pepto-Bismol).
Pasien dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorpsi vitamin B12 yang
disebabkan oleh adanya antibody terhadap factor instrinsik
(Suddart,Brunner.2001)
8. Pencegahan
Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah,berikut beberapa saran
untuk dapat selalu dicegah,berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko
terkena gastritis :
a. Makan secara benar
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang
pedas,asam,gorengan atau berlemak.Yang sama pentingnya dengan pemilihan
jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara
memakannya.Makanlah dengan jumlah yang cukup pada waktunya dan lakukan
dengan santai.
b. Hindari Alkohol
Penggunaan alcohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa lambung
serta dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
c. Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung,membuat lambung lebih rentan
terhadap gastritis dan borok.Merokok juga dapat meningkatkan asam lambung
sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama
terjadinya kanker lambung.
d. Lakukan olahraga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung,juga dapat
menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih cepat.
e. Kendalikan stress
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,menurunkan system
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit.Stress juga
dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan
pencernaan.Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari ,maka
kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif dengan cara diit yang
bernutrisi,istirahat yang cukup,olahraga teratur dan relaksasi yang cukup.
f. Ganti Obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan hindari pengguanan obat anti inflamasi non steroid
(AINS),obat-obatan golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan
akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah.Ganti dengan
penghilang nyeri yang mengandung Acthaninophen.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
 Riwayat sakit dan kesehatan:
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit saat ini
 Riwayat penyakit dahulu
 Pemeriksaan fisik: Review of System
- B1 (breath) : takhipnea
- B2 (blood)  : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,
pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.
- B3 (brain)    : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat
terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.
- B4 (bladder) : oliguri, gangguan keseimbangan cairan.
- B5 (bowel)  : anemia, anorexia,mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak
toleran terhadap makanan pedas.
- B6 (bone)    : kelelahan, kelemahan

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis..
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi
3. Intervensi Keperawatan

Diagnose Keperawatan NOC NIC


NYERI AKUT Paint control 1605 Paint Management 1400
Definisi : sensori Setelah dilakukan Definisi : mengurangi nyeri dan
yang tidak tindakan keperawatan menurunkan tingkat
menyenangkan dan selama nyeri yang dirasakan pasien.
pengalaman emosional 1x24 jam pasien Intervensi :
yang muncul secara dapat mengontrol Pengkajian:
aktual atau potensial, nyeri 1. Kaji nyeri secara komprehensif
kerusakan jaringan dengan indikator: meliputi
atau menggambarkan 1. Mengenali faktor lokasi,karakteristik,onset/duras
adanya kerusakan.. penyebab i,frekuensi,kualitas,intensitas
Batasan karakteristik : 2. Mengenali onset dan factor penyebab.
1. Laporan secara (lamanya sakit) 2. Observasi respon nonverbal
verbal atau non 3. Menggunakan menunjukkan
verbal metode ketidaknyamanan terutama
2. Fakta dan observasi pencegahan pada pasien yang tidak mampu
3. Gerakan melindungi 4. Menggunakan berkomunikasi secara efektif
4. Tingkah laku berhati- metode Mandiri:
hati nonanalgetik untuk 1. Gunakan strategi komunikasi
5. Gangguan tidur mengurangi nyeri teraupetik untuk mengetahui
(mata sayu, tampak 5. Menggunakan nyeri dan respon pasien
capek, sulit atau analgetik terhadap nyeri.
gerakan kacau, sesuai kebutuhan 2. Tentukan dampak nyeri yang
menyeringai) 6. Mencari bantuan dirasakan pasien
6. Tingkah laku distraksi tenaga kesehatan 3. Kontrol factor lingkungan
(jalan-jalan, menemui 7. Melaporkan yang mampu menimbulkan
orang lain, aktivitas gejala pada respon ketidaknyamanan pada
berulang-ulang) tenaga kesehatan pasien.
7. Respon autonom 8. Menggunakan 4. Kurangi factor prepitasi nyeri
(diaphoresis, sumber-sumber Penyuluhan
perubahan tekanan yang tersedia 1. Ajarkan penggunaan teknik
darah, 9. Mengenali gejala- nonpharmakogi (teknik
8. perubahan pola nafas, gejala nyeri relaksasi)
nadi dan dilatasi pupil) 10. Mencatat 2. Ajarkan prinsip dalam
9. Tingkah laku pengalaman penangan nyeri
ekspresif (gelisah, nyeri sebelumnya Kolaborasi:
marah, menangis, 11. Melaporkan nyeri 1. Kolaborasi dengan tenaga
merintih, sudah terkontrol kesehatan lainnya untuk
10. waspada, napas menentukan dan menjalankan
panjang, iritabel) therapy,jika perlu.
11. Berfokus pada Relaxation therapy 6040
diri sendiri Intervensi :
12. Muka topeng 1. Gambarkan keuntungan dan
13. Fokus penggunaan teknik relaksasi dan
menyempit type relaksasi yang akan
14. Kerusakan digunakan.
proses berfikir, 2. Berikan deskripsi yang detail
penurunan interaksi mengapa memilih intervensi
dengan orang dan relaksasi
lingkungan) 3. Ketahui terlebih dahulu apa yang
dibutuhkan untuk relaksasi
4. Ajak pasien untuk rileks dan
rasakan sensasi yang mungkin
muncul
5. Berikan waktu yang tidak
mengganggu karena pasien butuh
istirahat
6. Gunakan relaksasi sebagai strategi
untuk memberikan medikasi nyeri
7. Evaluasi dan dokumentasi kan
respon pasien dalam therapy
relaksasi
Ketidaksei bangan Nutritional Status : Nutrition Management 7200
nutrisi kurang dari Food & Fluid Intake Intervensi:
kebutuhan tubuh 1008 Pengkajian :
Definisi: Setelah 1. Kaji apakah pasien memiliki
keadaan dimana dilakukan tindakan riwayat alergi makanan
individu mengalami keperawatan selama 3 2. Tentukan makanan yang disukai
intake nutrisi yang x 24 jam diharapkan pasien
kurang dari masalah 3. Tentukan jumlah kalori yang
kebutuhan tubuh ketidakseimbangan diperlukan tubuh
untuk memenuhi nutrisi kurang dari 4. Tentukan jumlah protein, zat
kebutuhan metabolik kebutuhan tubuh besi ,dan vitamin yang di butuhkna
Faktor yang dapat teratasi dengan oleh tubuh,jika perlu
berhubungan: indicator: Mandiri :
 Ketidakmampuan a) 100801 Pasien 5. Berikan makanan tambahan
menelan mampu ( snack) seperti juice buah,jika
 Penyakit kronik memenuhi perlu
 Intoleransi makanan kebutuhan nutrisi 6. Timbang BB pasien pada interval

 Kesulitan mengunyah melalui oral. yang tepat

 Mual b) 100803 Pasien 7. Monitor pemasukan nutrisi dan


mampu kalori yang dikomsumsi oleh tubuh
 Muntah
memenuhi Penyuluhan
 Hilang nafsu makan
kebutuhan cairan 8. Berikan informasi tentang nutrisi
melalui oral. yang dibutuhkan oleh pasien dan
c) Pasien mampu bagaimana cara untuk
mempertahankan memenuhinya.
Berat badan Kolaborasi
9. Lakukan kolaborasi dengan
petugas ahli gizi untuk
menentukan program diet yang
sesuai.
KURANG Setelah dilakukan TEACHING: PENGETAHUAN
PENGETAHUAN: tindakan keperawatan PROSES PENYAKIT
PROSES; selama Definisi : membantu pasien
PENGOBATAN 1 x24 jam psien memahami informasi yang
Definisi: tidak adanya mengetahui tentang berhubungan dengan penyakit yang
atau kurangnya proses spesifik, Intervensi:
informasi kognitif penyakit dengan 1. Berikan penilaian tentang tingkat
tentang hal yang indikator pasien dapat pengetahuan pasien tentang proses
spesifik. : penyakit yang spesifik
Batasan karakteristik: 1. Familiar dengan 2. Jelaskan patofisiologi dari
1. Mengungkapkan nama penyakit penyakit dan bagaiman hal ini
masalah 2. Mendeskripsikan berhubungan dengan anatomi dan
2. Tidak tepat mengikuti proses penyakit fisiologi
perintah 3. Mendeskripsikan 3. Gambarkan tanda dan gejala
3. Tingkah laku yang faktor penyebab yang biasa muncul pada penyakit
berlebihan (histeris, 4. Mendeskripsikan 4. Gambarkan proses penyakit
apatis, sikap faktor resiko 5. Identifikasi kemungkinan
bermusuhan, agitasi) 5. Mendeskripsikan penyebab dengan cara yang tepat
efek penyakit 6. Sediakan informasi tentang kondisi
Faktor yang 6. Mendeskripsikan pasien
berhubungan : tanda dan gejala 7. Sediakan bagi keluarga atau SO
1. Kurang paparan 7. Mendeskripsikan informasi tentang kemajuan pasien
2. Mudah lupa perjalanan 8. Sediakan pengukuran diagnostik
3. Misintepretasi penyakit yang tersedia
informasi 8. Mendeskripsikan 9. Diskusikan perubahan gaya
4. Keterbatasan tindakan untuk hidup yang mungkin diperlukan
kognitif menurunkan untuk mencegah komplikasi di
5. Kurang progresifitas masa yang akan datang dan atau
keinginan untuk penyakit proses pengontrolan penyakit
mencari informasi 9. Mendeskripsikan 10. Diskusikan pilihan terapi
6. Tidak mengenal komplikasi 11. Gambarkan rasional
sumber informasi 10. Mendeskripsi rekomendasi manajemen terapi
kan tanda dan 12. Dukung pasien untuk
gejala dari mengeksplorasi atau mendapatkan
komplikasi second opinion
11. Mendeskripsi 13. Eksplorasi kemungkinan
kan tindakan sumber dukungan
pencegahan untuk 14. Instruksikan pasien mengenai
komplikasi tanda dan gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan kesehatan

INTOLERANSI SETELAH TERAPI AKTIVITAS


AKTIVITAS DILAKUKAN Definisi: petunjuk rentang dan
Definisi: TINDAKAN bantuan dalam aktivitas fisik, kognitif,
ketidakcukupan energi KEPERAWATAN sosial dan spiritual yang spesifik untuk
secara fisiologis SELAMA 1x24 jam menentukan rentang frekuensi dan
maupun untuk daya tahan pasien durasi aktivitas individu atau
meneruskan atau akan meningkat kelompok.
menyelesaikan aktivitas dengan indikator: Intervensi :
yang diminta atau  Menunjukan 1. Kaji tanda dan gejala yang
aktivitas sehari-hari kebiasaan rutin menunjukan ketidaktoleransi
(adanya respon jantung  Aktivitas terhadap aktivitas dan memerlukan
dan paru) Faktor yang  Konsentrasi pelaporan terhadap perawat dan
berhubungan  Tertarik dengan dokter
 Imobilisasi lingkungan 2. Tingkatkan pelaksanaan ROM
 Kelemahan fisik  Pola makan pasif sesuai indikasi

 Ketidakseimbangan 3. Buat jadwal latihan aktivitas


 Tidak ada letargi
suplay oksigen secara bertahap untuk pasien dan
 Hb normal
dengan kebutuhan berikan periode istirahat
 Ht normal
4. Berikan suport dan libatkan
 Gula darah normal
keluarga dalam program terapi
 Elektrolit serum
5. Berikan berikan reinforcemen untuk
normal
pencapaian aktivitas sesuai program
latihan
6. Kolaborasi ahli fisioterapi

PENGELOLAAN ENERGI/
MANAJEMEN ENERGI
Definisi: pengaturan penggunaan
energi untuk merawat dan mencegah
kelelahan dan mengoptimalkan fungsi.
Intervensi:
1. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi pilihan- pilihan
aktivitas
2. Rencanakan aktivitas untuk
periode dimana pasien mempunyai
energi paling banyak
3. Bantu dengan aktivitas fisik teratur
4. Tentukan persepsi lain pasien
tentang penyebab fatigue
5. Dorong verbalisasi perasaan
keterbatasan
6. Tentukan penyebab fatigue
7. Monitor pola tidur pasien dan
jumah jam tidur
8. Monitor lokasi nyeri selama
aktivitas
9. Batasi stimulus lingkungan
10. Batasi pengunjung
11. Dorong bedrest
12. Gunakan ROM asif atau
aktif untuk mengurangi
ketegangan otot.

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering timbul akibat diet yang
sembrono.Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan
yang terlalu berbumbu,makanan yang mengandung mikroorganisme (H.pylori)
penyebab penyakit.Penyebab lain dari gastritis ini mencakup komsumsi
alcohol,aspirin,refluks empedu atau terapi radiasi (Suddrath,Brunner.2001).
Dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dibutuhkan seluruh data yang
mendukung dalam penegakan diagnose sehingga kira mampu untuk mencapai suatu
tujuan yang hendak ditetapkan .Setelah itu kita mampu untuk menetapkan suatu
masalah keperawatan.Setelah penentuan diagnose kita dituntut untuk dapat menyusun
suatu rencana keperawatan sehingga mampu untuk menetapkan tujuan yang hendak
dicapai dalam proses keperawatan tersebut yang nantinya akan kita implementasikan
terhadap klien.Setelah serangkaian proses diatas kita juga dituntut untuk dapat
mengevaluasi hasil pekerjaan yang kita lakukan.

Daftar Pustaka
Brunner,Suddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Medah,Volume 2.Jakarta : EGC
Herdman,Heather.2012.Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan defenisi dan Klasifikasi
2012-2014.Jakarta : EGC
La,Sarif.2012. Asuhan Keperawatan Gerontik.Yogjakarta: Nuha Medika
Moorhead,Sue. 2008.Nursing Outcomes Classification.St.Louis: Mosby
Mc,Joanne.2008.Nursing Intervention Classification.St.Louis : Mosby
Saferi,Andra.2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa).Yogjakarta:
Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai