PROLOG
10.46 Malam
12 Januari 1998
07.15 pagi
Hari sudah cerah, matahari menyengat panas
menyinari Kota Banyuwangi. Hari yang cerah ini
dimanfaatkan Kevin untuk menjenguk bossnya
sembari ingin mencari tahu tentang apa yang
sebenarnya terjadi semalam hingga bisa sampai
seperti itu.
Mobil BMW putih terbaru pemberian sang
majikan dikeluarkan Kevin dari garasi apartement
nya. Tanpa pikir lama, ia langsung memacu pedal
gas nya dan berjalan cepat menyusuri jalana Kota
Banyuwangi menuju Rumah Sakit dimana Idris
dirawat. Tak butuh waktu lama untuk sampai, Kevin
langsung memarkirkan mobilnya di basement
Rumah Sakit dan langsung bergegas menuju kamar
909, kamar dimana Idris dirawat.
Sesampainya Kevin disana, ia langsung
melihat sang majikan yang sudah Kembali sadar dan
lumayan pulih sedang menikmati sarapan sembari
meminum secangkir teh manis hangat yang
dibawakan oleh suster.
Kevin mendekat ke sang majikan dan tanpa
pikir lama langsung membuka percakapan.
“Apakah boss sudah baik-baik saja?
Bagaimana keadaan anda sekarang?” tanya Kevin
dengan wajah cemas.
“Semua sudah membaik, Vin. Saya sudah
lumayan pulih dan luka ini sudah tidak terasa begitu
sakit.” Jawab Idris dengan tegas.
“Syukurlah kalua begitu Pak, sekarang
apakah anda sudah bisa menceritakan bagaimana
kronologi kejadiannya hingga bisa sampai seperti ini
pak?” lanjut kevin dengan wajah kebingungan.
“Oke Vin, saya akan ceritakan semuanya.
Sebenarnya, sejak 2 tahun lalu saya diajak bisnis
oleh rekan lama saya, bisnis itu memang
menggiurkan, tetapi sangat bertolak belakang
dengan sifat kemanusiaan.” Sahut Pak Idris
menjelaskan.
“Maaf pak, kalo boleh tahu, memang bisnis
apa yang bapak jalankan hingga sampai segitunya?”
Ujar Kevin dengan wajah makin kebingungan.
“Sebenarnya, saya menjalani bisnis jual beli
organ manusia Vin, jadi kami menjadikan orang-
oran jalanan yang tidak terurus sebagai sasaran, itu
bukan tanpa alasan, tapi untuk memudahkan kami
agar tidak terlalu mencolok.” Jawab Pak Idris.
“Aa-p-p-pa Pak? Jual beli organ manusia?
Kenapa bisa seperti itu pak?” Imbuh Kevin dengan
muka pucat karena terkejut mengetahui hal tersebut.
Kemudian Idris menjelaskan semuanya
dengan detail, dan dia juga sebenarnya sudah sangat
sadar bahwa hal itu adalah perbuatan yang salah. Ia
juga ingin keluar dari lingkaran setan itu sejak lama,
namun teman-temannya selalu menghalanginya dan
mengancam akan memberi tahu hal ini ke media.
Setelah semuanya telah diutarakan oleh Idris,
akhirnya Kevin sepakat untuk membantu sang
pejabat untuk mengatasi dan mencari jalan keluar
dari ini semua.
Kemudian setelah itu Kevin Kembali ke
kantor dan bekerja seperti semula meninggalkan
Idris yang semakin lama semakin membaik
Tak butuh waktu lama, di sore hari akhirnya Idris
sudah diperbolehkan pulang dan dijemput oleh
Kevin untuk diantar ke rumahnya.
Sesampainya dirumah, Idris langsung mencari tahu
tentang orang yang menembaknya waktu itu. Karena
seingatnya, selama ini bisnis nya dijalankan dengan
lancar dan tanpa kendala, tapi mengapa bisa jadi
seperti ini,
“ Vin, menurut kamu apa yang menyebabkan
ini terjadi? Apakah ada orang yang ingin menguasai
jabatan saya? Atau ini karena bisnis terlarang yang
saya jalani?” tanya Idris dengan kebingungan.
“ Waduh, kalau hal itu saya tidak tahu pak.
Tapi, setahu saya semua orang di kota ini sangat
menyukai Bapak, Bapak juga sudah 3 tahun
menjabat dan tidak pernah terjadi apa-apa.” Jawab
Kevin menenangkan sang pejabat.
“ Berarti maksud kamu ini berkaitan dengan
bisnis yang saya jalani Vin?” Idris Kembali bertanya
“ Menurut saya seperti itu pak. Bapak tidak
usah khawatir, semuanya akan saya urus dan pelaku
nya akan tertangkap secepat mungkin.” Kevin
menambahkan.
Setelah itu, Kevin langsung menelpon anak buahnya
untuk menyelidiki hal tersebut. Anak buah Kevin
pun langsung turut membantu kasus ini.
“ Selidiki hal ini sampai tuntas! Saya tidak
mau hal ini terjadi Kembali di kemudian hari “
Kevin bicara dengan tegas ke anak buahnya.
“ Baik Pak Kevin, semuanya akan kami urus
dan Bapak tidak perlu khawatir. “ Ucap anak buah
dengan penuh keyakinan.
Akhirnya tanpa pikir panjang lagi, semua anak buah
Kevin menyelidiki tentang hal tersebut. Dimulai dari
mendatangi tempat kejadian perkara, ternyata disana
mereka menemukan pulpen dengan inisial “B” di
tintanya.
Anak buah Kevin pun langsung memberitahu apa
yang mereka temukan disana.
“Halo boss, kami sedang ke tempat kejadian
perkara dan disini kami menemukan ada pulpen
dengan inisial “B” yang terjatuh.” Ucap Aldi, salah
satu anak buah Kevin.
“ Yasudah, langsung bawa saja kesini barang
itu “ Kevin menjawab.
“ Oke bos, kami segera kesana.” Imbuh Aldi.
Namun saat di perjalanan, Aldi dan para kawan-
kawannya dibuntuti oleh mobil hitam tua yang ada
di belakang mereka. Sontak hal itu membuat mereka
kaget dan khawatir. Mereka pun langsung
melaporkan kejadian tersebut kepada Kevin.
“ Pak, sepertinya dibelakang sedang ada yang
membuntuti kami, bagaimana ini pak? “ Ucap Aldi
melalui telefon dengan nada ketakutan dan keringat
yang bercucur.
“ Tenang saja, kalian tidak usah khawatir.
Kalian pura-pura ke kedai kopi atau penjual roti saja
untuk mengalihkan mereka.” Kevin menjawab.
“ Baik Pak, kami akan laksanakan perintah
Bapak. “ sambung Aldi.
Lalu mereka langsung memarkirkan mobil mereka
di sebuah kedai kopi. Disana, ternyata mobil yang
membuntuti mereka sudah tidak ada. Mereka pun
lega atas hal itu.
Setelah meminum segelas kopi hangat, Aldi beserta
teman-temannya langsung Kembali melanjutkan
perjalanan mereka menuju Kevin.
Namun tak seperti yang mereka kira, mobil hitam
tua itu masih mengikuti mereka di belakang.
Akhirnya Aldi beserta temannya langsung tancap
gas dan terburu-buru untuk kerumah Kevin. Saat
sudah sampai, mereka melihat bahwa mobil hitam
tadi juga ikut berhenti di seberang jalan. Kemudian
Aldi langsung memberikan pulpen berinisial “B”
yang mereka temukan ke Kevin. Akhirnya Aldi
dengan teman-temannya langsung berpamit untuk
pergi. Ternyata, saat Aldi mengecek keadaan sekitar,
mobil hitam yang mengikutinya sedari tadi sudah
tidak terlihat lagi. Aldi pun bisa bernafas lega akan
hal itu. Saat pulpen sudah berada di tangan Kevin, ia
pun langsung mengabari bossnya,Idris.
“ Pak, bawahan saya menemukan sebuah
pulpen yang ada inisial ‘B’ di tempat kejadian
perkara. “ ucap Kevin.
“ Pulpen berinisial ‘B’? kira-kira apa ya
maksudnya? “ Jawab Idris.
“ Apakah Bapak mempunyai musuh yang
nama awalannya ‘B’? atau ada tokoh terkenal di
kota ini yang mungkin bapak kenal? “ Kevin
bertanya.
“ Saya tidak tahu Vin, kepala saya sudah
sangat pusing untuk memikirkan hal ini. Kamu mau
membantu saya untuk menyelesaikan masalah ini
kan? “ imbuh Idris sambal memegan kepalanya.
“ Dengan senang hati akan saya bantu sebisa
saya Pak. “ sahut Kevin dengan penuh keyakinan.
Kemudian Kevin langsung pulang
kerumahnya dengan muka penasaran karena ingin
mengetahui dalang dibalik semua ini. Ia pun
bertanya ke teman-teman nya mengenai pulpen
berinisial B itu. Ditengah perbincangan mereka,
salah satu teman Kevin yang bernama Ilham berkata
jika di kota tersebut ada seorang detektif yang
sangat mahir untuk mengungkap sesuatu. Detektif
itu bernama Bruce, laki-laki setengah tua yang
berumur sekitar 30 tahun yang sudah menangani
berbagi macam kasus. Mendengar hal tersebut,
Kevin langsung menelpon Idris untuk memberi tahu
mengenai kabar yang baru saja ia dapatkan.
“ Pak, teman saya tadi bercerita bahwa dia
sepertinya mengetahui arti pulpen berinisial B
tersebut. Dia berkata bahwa di kota ini ada salah
satu detektif yang bernama Bruce yang sudah
menangani masalah-masalah besar “ Kevin
menuturkan dengan raut muka yang sangat serius.
“ Siapa dia? “ jawab Idris dengan nada
sedikit khawatir.
“ Menurut teman saya, dia adalah salah satu
tokoh yang terkenal di Banyuwangi ini, dia sangat
berpengalaman dan sudah menangani berbagai
macam kasus, mulai dari pembunuhan dll. “
sambung Kevin kepada Idris