Anda di halaman 1dari 1

Karena ketekunannya dalam beribadah dan menuntut ilmu, Nabi Idris dikaruniai Al lah SWT pengetahuan yang luas

dan dalam. Dialah manusia pertama yang menulis den gan pena serta satu-satunya Nabi yang tinggal di surga tanpa mengalami kematian. Nabi Idris lahir di Munaf, sebuah daerah di Mesir. Dia adalah keturunan ke enam Nabi Adam, dari Yazid bin Mihla iel bin Qinan bin Syits. Dia kakek bapak Nabi Nuh AS. Nabi Syits mengajarkan Idris membaca Shafiah. Allah SWT menurunkan 30 Shahif ah kepada Nabi Idris AS yang berisi petunjuk untuk disampaikan kepada umatnya (k eturunan Qabil yang durhaka kepada Allah). Kisah Nabi Idris AS dengan Malaikat Pencabut Penyawa (2) Izrael, Malaikat pencabut nyawa sangat mengagumi kepandaian Nabi Idris. Izrael i ngin lebih mengenal Nabi Idris. Atas izin Allah, diam-diam Izrael menyamar sebag ai manusia dan bertamu ke rumah Nabi Idris. Assalamu alaikum, Malaikat Izrael memberi salam sambil mengetuk pintu. Wa alaikum salam, jawab Nabi Idris, Silahkan masuk, siapakah itu, dan ada perlu apa d atang kemari? Izrael menyampaikan maksudnya untuk berkenalan dengan Nabi Idris sebagai utusan Allah. Akhirnya Nabi Idris mengajak Izrael menginap di rumahnya. Di rumah Nabi Idris, keduanya asyik beribadah, mereka tidak banyak bicara melai nkan terus beribadah. Ketika tiba waktu makan, Nabi Idris mempersilahkan tamunya makan. Tamunya menolak. Silahkan tuan makan sendiri, saya ingin melanjutkan ibad ah saya kepada Allah, jawabnya. Setelah makan nabi Idris melanjutkan ibadah bersama tamunya sampai tiba waktu ti dur. Silahkan tuan tidur disini, Nabi Idris menunjukkan tempat tidur tamu. Silahkan tuan tidur dulu, saya masih ingin melanjutkan ibadah saya, jawab sang tam u, tanpa menunjukkan rasa lelah. Keesokan harinya, kejadian yang sama berulang. Nabi Idris sangat heran,, siapaka h sebenarnya tamu ini, kenapa tamu aneh ini tidak mau makan dan tidur? Dengan ha ti-hati Nabi Idris menanyakan hal itu kepada tamunya. Saya adalah Izrael, Malaikat pencabut nyawa, kata sang tamu. Nabi Idris sangat kag et. Jadi, engkau datang untuk mencabut nyawa saya? tanya Nabi Idris. Izrael menggeleng, lalu menjelaskan keinginannya untuk mengenal Nabi Idris lebih jauh. Barulah Nabi Idris sadar, memang begitulah kehidupan malaikat. Dan para M alaikat memang suka mendekati orang-orang yang beriman. Bila orang beriman sedan g shalat, berdoa, atau melakukan amal saleh, banyak malaikat yang mengerumuninya . Sebenarnya saya ingin merasakan bagaimana rasanya jika nyawa seseorang sedang di cabut, ujar Nabi Idris tiba-tiba. Permintaan tuan aneh sekali, kata Izrael. Selama ini manusia justru takut nyawanya akan dicabut. Idris menjelaskan kepada Izrael bahwa pengalamannya akan menjadi bekal dalam ber dakwah. Dengan izin Allah, Malaikat Izrael melakukan apa yang diminta Nabi Idris . Dicabutnya nyawa Nabi Idris, lalu segera dikembalikan lagi. Saya tidak merasakan apa-apa, kata Idris setelah bangun dari kematiannya Karena saya melakukannya dengan lembut. Begitulah yang selalu saya lakukan terhad ap orang-orang beriman, kata Izrael. Bagaimana dengan orang yang tidak beriman? Tanya Nabi Idris penasaran. Oh, mereka akan merasakan luar biasa kesakitan waktu nyawa mereka dicabut, kata Iz rael. Nabi Idris ingin mendengarnya. Terlebih waktu Izrael mengatakan, rasa saki t itu akan dirasakan simati sampai hari kiamat. Nabi Idris tidak mampu membayang kan betapa sakitnya. Sakit sehari saja rasanya sudah tidak tahan, apalagi kalau harus menanggungnya hingga ratusan tahun sambil menunggu waktu kiamat tiba. Seba liknya orang yang beriman akan merasakan kebahagiaan. Setelah mati, mereka akan menikmati hasil setiap amal saleh mereka di dunia, tutur Izrael menjelaskan.

Anda mungkin juga menyukai