NAMA
KELAS
: VIII.3
NO.URUT
: 03
VI
orang yang baik nasibnya karema mereka tidak akan banyak dan
lama menikmati kebaikan nasibnya. Barang siapa melampaui
kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya. Tanpa
membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seorang tidak dapat
bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperoleh itu.
Allah pun memberikan mukjizat kepadanya berupa kepandaian di
segala bidang. Di antara mukjizat nabi Idris as adalah sebagai
berikut; Hebat dalam menunggang kuda, pada saat itu sedikit
orang yang dapat menunggang kuda, ia dapat menulis. Ketika itu
tidak ada umatnya yang dapat menulis. Ia dapat menjahit
pakaian, pada saat itu, belum ada yang mampu menjahit pakaian.
Nabi idris as mendapat kitab dari Allah SWT sebanyak 30
Shohifah. Dalam kita ini berisi jaran kebenaran seperti halnya Al
Quran. Kitab itu merupakan petunjuk yang disampaikan kepada
ummatnya. Sehingga ummatnya yang sudah rusak akhlaknya
sedikit demi sedikit kembali ke jalan yang benar. Kisah Nabi Idris
dan Malaikan maut Izroil Setiap hari malaikat Izroid dan Nabi Idris
as beribadah bersama. Suatu kali, sekali lagi Nabi Idris as
mengajukan permintaan Bisakah engkau membawa saya melihat
surga dan neraka? Malaikat izroil pun menjawab Wahai Nabi
Allah, lagi lagi permintaanmu aneh Nabi idris pun di bawa ke
tempat yang ingin dilihatnya, tentunya malaikat izrois telah
memohon izin kepada Allah, dan Allah mengizinkannya. Malaikat
izroil berkata lagi Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka?
Bahkan para malaikat pun takut untuk melihatnya Kemudian
Nabi Idris pun menjelaskan alasannya Terus terang, saya takut
sekali kepada azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan, iman saya
menjadi lebih tebal setelah melihatnya
Cerita Nabi Idris Saat malaikat izroil dan Nabi Idris sampai di
dekat neraka, nabi idris as langsung pingsan. Malaikat penjaga
neraka merupakan sosok yang sangat menakutkan. Ia menyeret
dan menyiksa manusia-manusia yang durhaka kepada Allah
semasa hidupnya. Nabi Idris as tidak sanggup menyaksikan
berbagai siksaan yang sangat mengerikan itu. Tidak ada
pemandangan yang lebih mengerikan dibandingkan dengan
neraka. Api berkobar dahsyat, bunyi yang bermuruh menakutkan
dan hal-hal yang mengerikan lainnya. Nabi idris meninggalkan
neraka dengan tubuh yang lemas. Selanjutnya, Nabi Idris di
bawah oleh malaikat izroil ke surga. Malaikat Izroil mengucapkan
salam kepada malaikat penjaga pintu surga yaitu Malaikat
Ridwan, Assalamualaikum berbeda dengan malaikat penjaga
neraka, malaikat Ridwan memiliki paras yang tampan, wajahnya
selalu berseri-seri dan dihiasai dengan senyum yang ramah.
Siapaun akan senang untuk memandangnya. Selain itu juga
menampilkan sikap yang amat sopan, lemah lembut ketika
mempersilahkan para penguni surga memasuki tempat yang
penuh kedamaian dan kenikmatan itu. Tidak berbeda saat melihat
neraka, nabi idris nyaris pingsan saat melihat surga, bukan
karena takut, tapi karena terpesona. Begitu indah dan
menghancurkan engkau? Berkata Iblis, Ya Nabi Allah. Orangorang yang banyak berzikir dan banyak bersedekah dengan
bersembunyi (ikhlas hati) serta berbanyak-banyak taubat dan
banyak membaca al-Quran Kalam Allah, dan banyak sembahyang
di tengah malam. Itu semua akan menghancurkan aku.
Kisahnya
Nabi Idris as merupakan sosok nabi dan rasul yang terkenal
kesalehannya. Beliau merupakan keturunan keenam dari Nabi
Adam as. Beliau lahir 1.000 tahun setelah wafatnya Nabi Adam
as. Nama aslinya adalah Ukhunuh. Namun karena tekun
mempelajari ilmu agama dan kitab-kitab Allah, maka beliau
dikenal dengan nama Idris. Menurut riwayat, Nabi Idris as
adaalah seorang nabi pertama yang paling pandai menulis
dengan bahasa dan dapat membaca. Karena kemampuannya
membaca itu, Allah SWT telah menurunkan 30 syahifah yang
berupa petunjuk untuk disampaikan kepada umatnya yang terdiri
dari keturunan Qabil yang merupakan putra Nabi Adam as yang
durhaka kepada Allah SWT.
Pandai Menjahit
Selain terkenal karena kemampuannya dalam menulis dan
membaca, beliau juga dikenal sebagai orang pertama yang
mampu menunggang kuda, mengetahui ilmu bintang, pandai
mengira serta memerangi orang yang durhaka kepada Allah SWT.
Beliau juga adalah orang pertama yang pandai menggunting dan
menjahit pakaian yang dibuat dari kulit binatang. Kehidupan
sehari-harinya selalu diisi dengan kegiatan beribadah kepada
Allah SWT serta menolong orang miskin. Pada saat waktu luang
beliau gunakan untuk menjahit pakaian. Biasanya apabila pakaian
itu siap, dia akan memberikannya kepada orang yang miskin. Di
samping itu, setiap hari dia tidak pernah lepas dari berpuasa.
Nabi Idris as tidak pernah lupa untuk berbakti dan beribadah
kepada Allah SWT meskipun dia sibuk menhadapi tugas-tugas
harian. Nabi Idris as juga seorang yang gagah, beliau memiliki
kekuatan luar biasa. Karena itulah beliau dikenali sebagai Asadul
Usud atau singa dari segala singa. Dengan dikaruniai Allah SWT
sifat gagah itu, Nabi Idris as mampu memerangi orang yang
durhaka kepada Allah SWT. Karena itulah beliau dimuliakan Allah
SWT seperti penjelasan dalam Surat Maryam ayat 56-57.
Allah SWT berfirman,
()
()
56. dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris
(yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah
seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi.
57. dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.
Hal ini juga dikuatkan dalam surat Al Anbiya ayat 85-86.
Allah SWT berfirman,
()
()
85. dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. semua mereka
Termasuk orang-orang yang sabar.
86. Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat kami.
Sesungguhnya mereka Termasuk orang-orang yang saleh.
Karena mata iblis tertusuk jarum Nabi Idris, maka matanya telah
menjadi buta. Tanpa membuang waktu, iblis pun lari tunggang
langgang hingga hilang dari pandangan Nabi Idris as.
Dan Nabi Ismail, Nabi Idris, Nabi Dzulkifli, mereka termasuk
orang-orang yang sabar. (QS. Al-Anbiya: 85)
Demikian juga, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
menyebutkan dalam hadis sesuatu yang mengisyaratkan tentang
sifat Nabi Idris alaihissalam. Beliau bersabda:
Adalah seorang nabi dari para nabi yang menggaris nasib, maka
barang siapa yang mampu melakukannya (dengan bekal ilmu
yang pasti dan mencocoki), maka hal itu boleh baginya. (HR.
Muslim)
Sebagian ahli ilmu mengatakan bahwa nabi yang dimaksud
(dalam hadis di atas) adalah Nabi Idris alaihissalam. Imam
Nawawi
menjelaskan
tentang
hadis
ini,
Maksud
yang
sesungguhnya
menggaris
nasib
itu
hukumnya
haram,
dikarenakan hal itu tidaklah dilakukan kecuali dengan syarat
harus dengan ilmu yang pasti dan mencocoki, dan tidak ada bagi
kita. Adapun Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak
menyebutkan hukumnya, supaya tidak salah tafsir bahwa apa
yang dilakukan nabi tersebut haram, karena memang nabi
tersebut punya ilmunya sehingga boleh melakukannya. Adapun
kita tidak punya ilmu tentangnya. (Syarh Muslim, 5:21)
yang Allah utus untuk penduduk bumi. Di sini telah jelas bahwa
tidak ada rasul sebelum Nabi Nuh. Jadi kalau Nabi Idris termasuk
rasul maka tidak mungkin dia hidup sebelum Nabi Nuh.
2. Tafsir QS. An-Nisa: 163. Di sini para nabi diurutkan sesudah
Nabi Nuh alaihissalam, termasuk di antaranya Nabi Idris
alaihissalam, berarti masanya setelah Nabi Nuh alaihissalam.
3. Ucapan Imam Al-Bukhari dalam Shahih-nya bahwa Nabi Idris
alaihissalam adalah Nabi Ilyas alaihissalam. Dan telah jelas
diketahui bahwa Nabi Ilyas alaihissalam hidupnya setelah Nabi
Nuh.
4. Perkataan Nabi Idris alaihissalam sendiri ketika bertemu
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di langit keempat (dalam
peristiwa miraj) ( ( ) Selamat datang wahai
Nabi yang shaleh dan saudara yang shaleh!). kalau Nabi Idris
alaihissalam hidup sebelum Nabi Nuh alaihissalam. Tentu ia
akan mengatakan: ( ( ) Selamat datang wahai
Nabi yang shaleh dan anak yang shaleh!) sebagaimana ucapan
Nabi Adam dan Nabi Ibrahim alaihissalam. Ada lagi pendapat
yang tidak memihak, di antaranya adalah:
1. Ibnu Hajar berkata, Pengertian bahwa Nabi Nuh sebagai rasul
yang pertama itu berkaitan dengan penduduk bumi. Sebab di
zaman Nabi Adam tidak ada penghuni di bumi ini melainkan
keluarganya saja, jadi kerasulan Nabi Adam ibarat pendidikan
untuk anak-anaknya. Juga mengandung pengertian bahwa
kerasulan Nabi Nuh itu untuk anak-anaknya dan selainnya yang
sudah menyebar di beberapa daerah. Adapun Nabi Adam,
kerasulannya hanya terbatas pada anaknya dan mereka dalam
satu daerah saja. Adapun tentang Nabi Idris terjadi masalah,
karena keberadaannya sebelum atau sesudah Nabi Nuh
diperselisihkan. (Fathul Bari, 6:418)
2. Al-Qadhi Iyadh berkata, Bila Nabi Idris itu adalah Nabi Ilyas
dari Bani Israil maka berarti ia hidup sesudah Nabi Nuh, sehingga
benarlah bahwa Nabi Nuh adalah seorang nabi dan rasul yang
pertama dan Nabi Idris pun juga seorang nabi dan rasul. Adapun
Nabi Adam dan anaknya Syits, sekalipun juga seorang rasul,
tetapi hanya terbatas pada anak-anaknya dan keluarganya;
mengingat saat itu belum ada orang kafir. Keduanya mengajarkan
iman dan taat kepada Allah Taala. Lain lagi dengan Nabi Nuh, ia
diutus kepada orang-orang kafir yang sudah mulai ada di bumi.
Dan inilah barangkali pedanpat yang lebih dekat bahwa Nabi
Adam dan Idris alaihissalam keduanya bukanlah seorang rasul
melainkan
keduanya
nabi.(SyarhMuslimolehImamanNawawi,3:55)