Anda di halaman 1dari 12

Nama : Bagaskara Lingga Mahardika

Kelas : VD
No :2
KISAH NABI IDRIS

Nabi Idris merupakan salah satu nabi yang mewariskan banyak pengetahuan dan masih
berguna hingga saat ini. Kenabiannya perlu diimani oleh umat Islam sebagai bentuk
taqwa atas perintah Allah SWT. Secara garis keturunan Nabi Idris memiliki jarak enam
generasi dari Nabi Muhammad. Urutannya adalah :
1. Adam,
2. Syits,
3. Anusy,
4. Qinan,
5. Mihlail,
6. Yarid,
7. baru kemudian Idris.
Nama Idris berasal dari kata ‘Darasa’ yang berarti belajar. Sebab, Nabi Idris dikenal
sebagai sosok yang sangat senang belajar dan suka mengkaji fenomena alam semesta.
Nabi Idris juga dikenal dengan nama Akhnukh bin Yarid. Dia dilahirkan dari seorang
perempuan bernama Iqlima.
Kisah Nabi Idris ‘Alaihissalam merupakan kisah yang sarat akan peringatan bagi kaum
muslimin. Sebagai manusia pilihan, Ia telah diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk
merasakan kematian, melihat surga, dan melihat neraka. Pengalaman yang pastinya
akan membuat merinding.
Nabi Idris adalah keturunan ke enam dari Nabi Adam as. Dia adalah putra dari Qabil dan
Iqlima (putra dan putri Nabi Adam as).

Selama 345 tahun Nabi Idris hidup di dunia, dia diutus oleh Allah SWT untuk
berdakwah di Irak Kuno (Babilonia) dan Mesir (Memphis). Berikut kisah Nabi Idris
selengkapnya. Nabi Idris adalah manusia pertama yang menerima wahyu lewat
Malaikat Jibril ketika dirinya menginjak usia 82 tahun.
Nabi Idris Berdakwah di Babilonia hingga Mesir
Pada mulanya, Nabi Idris diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan agama di
Babilonia, Irak Kuno. Nabi Idris sendiri merupakan sosok yang rajin beribadah dan
beramal salih seperti halnya yang diceritakan dalam buku Nabi Idris.
Namun, akhirnya dia berhijrah ke Mesir lantaran penduduk Babilonia tidak bisa
menerima apa yang diajarkan Nabi Idris. Dalam kehidupan sehari-hari, Nabi Idris
dikenal sebagai orang yang gemar bertasbih kepada Allah. Dia juga selalu melakukan
perbuatan baik seperti belajar, menulis, dan menjahit. Keterampilan-keterampilan itu
perlahan-lahan dia ajarkan kepada kaumnya.

Kisah Nabi Idris Mengenai Kematian


Suatu ketika, Malaikat maut Izroil yang sudah bersahabat lama dengan Nabi Idris
meminta izin kepada Allah untuk turun ke bumi untuk bertamu dengan Nabi Idris. Dia
merasa sangat rindu untuk bertemu dengan Nabi Idris. Dan Allah pun mengizinkannya.
Malam itu, Nabi Idris kedatangan seorang pria yang membawa banyak sekali buah-
buahan. Tentu saja dia adalah Malaikat Izroil yang menyamar. Nabi Idris tidak
mengetahuinya.
Nabi Idris kemudian menawarkan makanan itu kepada Izroil namun ditolaknya.
Akhirnya mereka berbincang-bincang dan keluar berjalan-jalan melihat pemandangan
sekitar.

Percakapan Nabi Idris dan Maaikat Izroil


Tak terasa sudah empat hari mereka bersama. Karena sudah akrab, Nabi Idris mulai
curiga dengan gerak gerik sang tamu. Dengan rasa penasaran yang tinggi akhirnya Nabi
Idris pun bertanya.

Nabi Idris: Ya Tuanku. Siapa sebenarnya Anda?


Malaikat Izroil: Maaf Ya Nabi Allah, Saya sebenarnya adalah Izroil.
Nabi Idris: Malaikat Izroil? Kau kah itu? Sang Pencabut Nyawa?
Malaikat Izroil: Benar, ya Idris.
Nabi Idris: Sudah empat hari Engkau bersama denganku. Apakah Engkau juga
menunaikan tugasmu dalam mencabut nyawa makhluk-makhluk di dunia ini?
Malaikat Izroil: Wahai Idris, selama empat hari ini banyak sekali nyawa yang telah saya
cabut. Roh makhluk-makhluk itu bagaikan hidangan di hadapanku, aku ambil mereka
bagaikan seseorang sedang menyuap-nyuap makanan.
Nabi Idris: Wahai Malaikat Izroil. Lantas apa maksud kedatangan Engkau kemari?
Adakah Engkau ingin mencabut nyawaku?
Malaikat Izroil: Tidak Idris. Saya datang memang untuk mengunjungimu, karena saya
rindu dan Allah mengizinkan Saya.
Nabi Idris: Wahai Izroil. Saya punya satu permintaan dan tolong kabulkan. Tolong cabut
nyawa Saya. Dan minta izin ke Allah untuk mengembalikan nyawa Saya. Saya hanya
ingin merasakan sakaratul maut yang banyak orang katakan sangat dahsyat.
Malaikat Izroil: Sesungguhnya saya tidaklah mencabut nyawa seseorang pun, melainkan
hanya dengan izin Allah.
Malaikan Izroil Mencabut Nyawa Nabi Idris
Kemudian Allah mengabulkan permintaan Sang Nabi. Dan Malaikat Izroil pun mencabut
nyawa Nabi Idris saat itu juga. Malaikat Izroil menangis melihat sahabatnya merasakan
kesakitan. Setelah mati, Allah menghidupkan kembali Nabi Idris.
Setelah hidup Nabi Idris menangis sejadi-jadinya. Dia tidak bisa membayangkan jika
manusia-manusia lain mengalami sakaratul maut dengan kedahsyatan yang sama. Nabi
Idris tidak tega jika ada umatnya harus sengsara di ujung hidup dan mati. Sejak saat itu,
Nabi Idris makin giat mengajak umatnya untuk senantiasa berbuat kebaikan dan jujur
untuk hal-hal kebenaran.

Kisah Nabi Idris Melihat Surga dan Neraka


Suatu hari ketika Nabi Idris dan Malaikat Izroil beribadah bersama, kemudian Nabi Idris
mengajukan permintaan unik.
"Bisakah Engkau membawa saya melihat surga dan neraka, wahai Malaikat Izroil?"
tanya Nabi Idris as.
Malaikat Izroil pun menjawab, "Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaan darimu sungguh
aneh. Mengapa Engkau meminta hal itu? Bahkan para malaikat pun takut melihat
neraka, wahai Nabi Allah."
Nabi Idris menjawab, "Terus terang, Saya takut sekali dengan azab Allah itu. Tapi
mudah-mudahan iman saya menjadi tebal setelah melihatnya."

Nabi Idris Pingsan Setelah Melihat Neraka


Kemudian Malaikat Izroil meminta izin kepada Allah dan mendapatkan restu. Keduanya
pun pergi untuk melihat neraka. Saat hampir dekat, Nabi Idris as langsung pingsan.
Malaikat penjaga neraka merupakan sosok yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan
menyiksa manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa hidupnya.
Nabi Idris as tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang sangat mengerikan itu.
Tidak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibandingkan dengan neraka. Api
berkobar dahsyat, bunyi yang bermuruh menakutkan dan hal-hal yang mengerikan
lainnya. Nabi idris meninggalkan neraka dengan tubuh yang lemas.

Nabi Idris Takjub dengan Pesona Surga


Tujuan kedua, Malaikat Izroil mengantarkan Nabi Idris ke surga. Di sana, reaksi Nabi
Idris pun sama, nyaris pingsan! Tapi bukan karena takut, melainkan takjub dengan
pesona dan keindahan semua yang ada di surga.
Dilihatnya sungai-sungai yang airnya begitu bening seperti kaca. Sementara itu di
pinggir sungai terdapat pohon-pohon yang bagian batangnya terbuat dari peak dan
emas. Lalu ada juga istana-istana untuk para penghuni surga. Di setiap penjuru ada
pohon yang menghasilkan buah-buahan, buahnya pun begitu segar, ranum dan harum.
Setelah puas berkeliling, Malaikat Izroil mengajak Nabi Idris as pulang ke bumi. Namun
Nabi Idris enggan pulang dan ingin tetap berada di surga.
"Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah dihisab oleh
Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang beriman lainnya,"
ujar Malaikat Izroil.
Kemudian Nabi Idris as menjawab, "Saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari
kiamat nanti."

Nabi Idris Bergelar ‘Singa Allah’


Selain baik budinya, Nabi Idris juga dikenal sebagai pribadi yang tidak pernah merasa
takut ketika berhadapan dengan umatnya yang kafir. Oleh karena itu, dia digelari ‘Singa
Allah’. Nabi Idris juga dikenal sebagai sosok pemaaf dan tidak pernah sombong. Bahkan,
Allah SWT memberinya gelar ‘Asadul Usud’ karena tidak pernah berputus asa ketika
Allah memerintahkannya untuk menyebarkan agama.

Nabi Idris Dikenal Cerdas dan Berpengetahuan Luas


Nabi Idris merupakan manusia pertama yang bisa membaca dan menulis. Hal itu
dijelaskan dalam QS. Al-Alaq:4-5. Surat tersebut mengisahkan Nabi Idris adalah
manusia pertama yang mengajarakan cara menulis dan membaca kepada umat
manusia. Allah SWT memberikan banyak ilmu pengetahuan yang berlimpah. Selain
membaca dan menulis, Nabi Idris juga pandai merawat kuda, paham ilmu falaq atau
perbintangan hingga pandai matematika atau ilmu berhitung. Karena mukjizat yang
diberikan Allah itu lah Nabi Idris dikenal sebagai sosok yang cerdas, pandai, dan
bijaksana.

Nabi Idris Pandai Ilmu Perbintangan


Pengetahuan Nabi Idris sangat luas karena dia rajin mengkaji dan mempelajari banyak
hal, termasuk segala hal yang diajarkan Allah SWT kepada Nabi Adam. Selain itu, Nabi
Idris juga sangat tertarik dengan fenomena-fenomena alam yang terjadi di muka bumi.
Oleh sebab itulah, banyak yang bertanya kepadanya apabila terjadi fenomena alam
tertentu. Nabi Idris sering menjadi rujukan terhadap suatu permasalahan.

Nabi Idris dikenal sebagai ahli perbintangan. Dia adalah orang yang pertama kali
memanfaatkan rasi bintang sebagai penunjuk arah, waktu yang tepat untuk bercocok
tanam, hingga memperkirakan kondisi cuaca. Nabi Idris juga memiliki keterkaitan
dengan bangsa Sumeria. Sebab, beberapa penelitian membuktikan bangsa Sumeria juga
mempelajari ilmu perbintangan untuk mengetahui waktu bercocok tanam yang baik.
Misalnya, rasi bintang Taurus yang dipercaya sebagai masa awal musim semi dan cocok
untuk menanam. Sementara, rasi bintang Virgo digunakan sebagai waktu yang tepat
untuk melakukan panen.

Nabi Idris Jadi Manusia Pertama yang Bisa Membuat Pakaian


Sebelum Nabi Idris terlahir di dunia, manusia sebelumnya terbiasa membuat dan
memakai kulit binatang sebagai pakaian. Nabi Idris diberikan Allah mukjizat berupa
orang pertama yang bisa menjahit kulit binatang menjadi baju layak pakai. Saat ada
waktu luang, Nabi Ibrahim menjahit pakaian lalu diberikan kepada kaum fakir miskin.

Nabi Idris Jadi Manusia Pertama yang Bisa Menulis


Nabi Idris juga dikenal sebagai manusia pertama yang bisa menulis menggunakan pena.
Bahkan, para ilmuwan pernah menemukan beberapa potongan naskah kuno yang
diklaim berkaitan dengan Nabi Idris. Naskah itu bernama Kitab Henokh. Salah satu
kisah dalam kitab itu adalah tentang peradaban tertua di bumi Lemuria, Atlantis yang
hilang ditelan bumi. Selain itu, prediksi tentang banjir besar yang akan terjadi di muka
bumi. Para ilmuwan itu menduga Kitab Henokh tersebut ditulis oleh Nabi Idris.

Kisah Nabi Idris Merasakan Mati dan Hidup Lagi


Pada suatu malam, Nabi Idris kedatangan tamu seorang pria. Dia membawa sangat
banyak buah-buahan. Nabi Idris tidak sadar, pria tersebut adalah Malaikat Izroil yang
menyamar. Nabi Idris menawarkan makanan itu kepada Izroil, namun ditolak. Pada
akhirnya, mereka berbincang-bincang dan berjalan-jalan melihat pemandangan sekitar.
Setelah empat hari bersama dan sudah cukup akrab, Nabi Idris mulai curiga dengan
sang tamu. Sebab, tamu itu tidak menyentuh jamuannya sama sekali. Nabi Idris lantas
mengajukan pertanyaan karena diliputi rasa penasaran.

“Sebenarnya siapa kamu?” tanya Nabi Idris.


“Maaf Ya Nabi Allah. Aku sebenarnya adalah Malaikat Izroil,” jawab sang malaikat.
Tentu saja Nabi Idris terkejut mendengarnya, sebab Malaikat Izroil bertugas mencabut
nyawa manusia. “Kau sudah empat hari bersamaku. Apakah kau sedang bertugas untuk
mencabut nyawa makhluk di dunia ini?”

“Wahai Idris, selama empat hari ini memang banyak sekali nyawa yang telah kucabut.
Roh makhluk-makhluk itu bagaikan hidangan di hadapanku. Kuambil mereka bagaikan
seseorang sedang menyuap makanan.”

“Lantas apa maksud kedatanganmu kemari? Apakah kau ingin mencabut nyawaku?”

Malaikat Izroil menggeleng. “Tidak, Ya Idris. Kedatanganku memang untuk


mengunjungimu karena saya rindu dan Allah telah memberikan izin.”
Setelah percakapan itu, Nabi Idris membuat satu permintaan. Dia ingin Malaikat Izroil
mencabut nyawanya, kemudian menghidupkannya kembali. Nabi Idris penasaran
dengan rasa sakratul maut yang konon sangat dahysat sakitnya. Namun, permintaan itu
tidak segera dituruti oleh Malaikat Izroil. Sebab, segala hal yang dia lakukan hanya atas
perintah Allah SWT.

“Saya tidak mencabut nyawa seseorang selain atas izin Allah,” kata Malaikat Izroil.

Namun, Allah SWT pada akhirnya mengabulkan permintaan Nabi Idris. Seketika,
Malaikat Izroil pun mencabut nyawa Nabi Idris. Melihat sahabatnya kesakitan
sedemikian rupa, Malaikat Izroil menangis. Setelah mati, Allah menghidupkan kembali
Nabi Idris.

Nabi Idris lantas menangis sejadi-jadinya. Dia tidak bisa membayangkan apabila
manusia-manusia lain mengalami sakaratul maut yang terasa sakit seperti dirinya.
Rasanya sungguh dahsyat, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Nabi Idris pun
merasa tidak tega apabila ada umatnya yang harus merasakan sengsara di ujung hidup
dan mati.

Sejak saat itu, Nabi Idris semakin giat mengajak umatnya untuk senantiasa berbuat
kebaikan, taat kepada Allah, dan menjauhi segala larangan-Nya.
Kisah Perjalanan Nabi Idris Melihat Surga dan Neraka
Suatu ketika, Nabi Idris dan Malaikat Izroil tengah beribadah bersama. Lagi-lagi, Nabi
Idris mengajukan sebuah permintaan unik.
“Apakah kau bisa membawaku melihat indahnya surga dan dahsyatnya api neraka,
wahai Malaikat Izroil?” tanya Nabi Idris.

Malaikat Izroil pun menjawab, “Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaan darimu sungguh
aneh. Mengapa kau meminta hal itu? Bahkan para malaikat pun takut melihat neraka,
tetapi kau malah memintanya.”

Nabi Idris menjawab, “Jujur saja, aku takut sekali dengan azab Allah itu. Semoga iman
dan takwaku kian bertambah setelah melihat neraka.”

Nabi Idris Pingsan Setelah Melihat Dahsyatnya Api Neraka


Malaikat Izroil lantas meminta izin kepada Allah untuk membawa Nabi Idris ke neraka.
Permintaan itu pun dikabulkan oleh Allah. Mereka lalu pergi untuk melihat neraka. Saat
hampir dekat lokasi, Nabi Idris langsung pingsan. Sebab, dia melihat malaikat penjaga
neraka yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang
mendurhakai Allah semasa hidup di dunia.

Rupa-rupanya Nabi Idris tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang sungguh
mengerikan itu. Seumur hidupnya, tidak ada pemandangan yang lebih mengerikan
dibandingkan dengan dahsyatnya api neraka. Api berkobar-kobar, bunyi yang
bermuruh menakutkan dan hal-hal yang mengerikan lainnya. Dia tak bisa
membayangkan apabila hal itu menimpa umatnya kelak. Dia pun ingin semakin giat
berdakwah agar tidak ada umatnya yang tersesat dari jalan Allah SWT dan berakhir
termakan api neraka. Nabi Idris pun lantas meninggalkan neraka dengan tubuh lemas
dan penuh rasa takut. Bayangan api neraka dan segala siksaan di dalamnya masih
menghantui dirinya.

Kisah Nabi Idris Takjub dengan Pesona Surga


Selanjutnya, Malaikat Izroil mengantarkan Nabi Idris ke surga. Di sana, Nabi Idris juga
nyaris pingsan. Namun, dia pingsan bukan karena takut atau melihat hal yang
menakutkan. Sebaliknya, dia sangat takjub dan terpesona dengan segala keindahan
yang tampak di depan matanya.

Nabi Idris melihat sungai-sungai yang airnya begitu bening seperti kaca. Sementara itu,
di pinggir sungai terdapat pohon-pohon yang bagian batangnya terbuat dari perak dan
emas. Dia juga melihat istana-istana untuk para penghuni surga. Sepanjang mata
memandang ada pohon yang menghasilkan buah-buahan yang begitu segar, ranum dan
harum.Setelah puas berkeliling, Malaikat Izroil mengajak Nabi Idris pulang ke bumi.
Namun, Nabi Idris enggan pulang. Dia terlena dan ingin tetap berada di surga.

Malaikat Izroil lantas memperingatkannya. “Kamu boleh tinggal di sini setelah kiamat
nanti. Setelah semua amal ibadah dihisab oleh Allah SWT, barulah kamu bisa menghuni
surga bersama para nabi dan orang beriman lainnya.

Nabi Idris pun mengangguk. “Aku akan terus beribadah kepada Allah hingga hari kiamat
tiba.”

Kematian Nabi Idris


Ada banyak pendapat terkait akhir hayat Nabi Idris. Dalam tafsir Ibnu Katsir, dituliskan
pendapat Ibnu Jarir tentang Kaab yang menceritakan proses kematian Nabi Idris. Kaab
berkata Allah SWT telah mewahyukan kepada Idris akan mengangkat amal bagi Idris
setiap harinya sebanding dengan semua amal anak-anak adam. Kemudian, datanglah
seorang malaikat kepadanya. Idris lantas meminta agar ajalnya ditangguhkan.

Mendengar itu, Idris menginginkan amalnya terus bertambah. Kemudian datang


seorang malaikat yang terdekat dengannya. Idris berkata kepada malaikat itu,

“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan anu dan anu kepadaku, maka bicaralah kamu
kepada malaikat maut agar sudilah dia menangguhkan ajalku supaya amalku makin
bertambah.”

Malaikat itu akhirnya membawa Nabi Idris di antara kedua sayapnya, kemudian naik ke
langit. Sesampainya di langit keempat, Malaikat Izroil berjumpa dengannya. Malaikat
yang membawa Nabi Idris mengemukakan pesan dari Nabi Idris.

Malaikat Izroil bertanya, “Sekarang Nabi Idris di mana?”

Dijawablah oleh malaikat itu, “Dia ada di pundakku.”

Terjawab sudah rasa heran Malaikat Izroil. Sebab, mulanya dia ditugaskan mencabut
nyawa Nabi Idris di langit keempat, padahal yang dia tahu Nabi Idris ada di bumi.
Ternyata, Nabi Idris telah dibawa lebih dulu oleh malaikat lainnya. Pada akhirnya, Nabi
Idris dicabut nyawanya di langit keempat.

Berdasarkan tafsir Ibnu Katsir, cerita tersebut adalah salah bagian dari Ka’bul Ahbar,
yang dikutipnya dari kisah-kisah Israiliyat. Namun, dalam cerita tersebut sebagian
terkandung hal yang tidak bisa diterima. Ibnu Katsir pun menyebutkan bahwa hanya
Allah SWT yang mengetahui segala kebenarannya.

Kesimpulan Kisah Nabi Idris


Itulah sepenggal kisah dari nabi Idris dengan segala keteguhannya untuk berdakwah
menyebarkan agama Allah SWT. Nabi Idris adalah nabi yang terkenal akan
kecerdasannya dalam membaca ilmu perbintangan, orang pertama yang bisa membuat
baju dan dan menjahit pakaian.

Mukjizat lain yang diberikan Allah untuk Nabi Idris adalah bisa perjalanannya ke Surga
dan Neraka. Begitu terpesonanya Nabi Idris saat melihat surga dan pingsan tatkala
melihat dahsyatnya api neraka. Mukjizat Nabi Idris beserta nabi lainya juga bisa kamu
temukan dalam bentuk pop-up pada buku Mukjizat Para Nabi.
KETELADANAN NABI IDRIS

Nasihat-Nasihat Nabi Idris


Nabi Idris memiliki banyak sekali ajaran yang diturunkan kepada umatnya. Tentu saja
untuk dilakukan agar hidup lebih baik.
Ada beberapa pesan yang disampaikan oleh Nabi Idris as semasa hidupnya kepada para
umat. Pesan atau nasehat itu antara lain:
1. Salat jenazah lebih sebagai penghormatan, karena pemberi syafaat hanya Tuhan
sesuai ukuran amal kebajikan.
2. Besarnya rasa syukur yang diucapkan, tetap tidak akan mampu mengalahkan
besarnya nikmat Tuhan yang diberikan.
3. Sambutlah seruan Tuhan secara ikhlas, untuk shalat, puasa, maupun menaati
semua perintah-Nya.
4. Hindari hasad alias dengki kepada sesama yang mendapat rezeki, karena hakikat
jumlahnya tidak seberapa.
5. Menumpuk numpuk harta tidak ada manfaat bagi dirinya. 
6. Kehidupan hendaknya diisi dengan hikmah kebijakan.
MUKJIZAT
Mukjizat Nabi Idris
Sebagai seorang nabi, Nabi Idris memiliki mukjizat atau kelebihan, yaitu:
1. Manusia pertama yang pandai baca tulis dengan pena.
2. Nabi Idris diberi macam-macam pengetahuan mulai dari merawat kuda, ilmu
perbintangan (falaq), hingga ilmu berhitung yang sekarang dikenal dengan
matematika.
3. Nama Idris berasal dari kata Darasa yang artinya belajar. Nabi Idris pun dikenal
sangat senang belajar, dan tekun mengkaji fenomena alam semesta.
4. Nabi Idris adalah orang pertama yang pandai memotong dan menjahit pakaiannya.
Orang-orang sebelumnya konon hanya mengenakan kulit binatang sebagai penutup
aurat.
5. Nabi Idris mendapat gelar sebagai 'Asadul Usud' yang artinya singa, karena Ia tidak
pernah putus asa ketika menjalankan tugasnya sebagai seorang Nabi. Ia tidak
pernah takut menghadapi umatnya yang kafir. Namun Ia tidak pernah sombong,
selain itu Ia juga dikenal memiliki sifat pemaaf.
REFERENSI

https://www.gramedia.com/best-seller/kisah-nabi-idris-as/

https://www.merdeka.com/jabar/kisah-nabi-idris-mengenai-kematian-dan-saat-
pertama-kali-melihat-surga-dan-neraka-kln.html

Anda mungkin juga menyukai