Anda di halaman 1dari 58

KISAH PARA RASUL

DISUSUN OLEH
ZASKIA MEFTA VIANI
KELAS : VIII-2

SMPN 2 PERBAUNGAN
SERDANG BEDAGAI
1

DAFTAR ISI

1. Kisah nabi adam………………………………………………………………1


2. Kisah nabi idris………………………………………………………………..3
3. Kisah nabi nuh………………………………………………………………...5
4. Kisah nabi hud………………………………………………………………...7
5. Kisah nabi saleh……………………………………………………………….9
6. Kisah nabi Ibrahim…………………………………………………………..12
7. Kisah nabi ismail……………………………………………………………..13
8. Kisah nabi luth……………………………………………………………….14

9. Kisah nabi ishaq……………………………………………………………...17


10. Kisah nabi ya’qub…………………………………………………………...21
11. Kisah nabi yusuf……………………………………………………………..23
12. Kisah nabi syu’aib…………………………………………………………..27
13. Kisah nabi ayub……………………………………………………………..29
14. Kisah nabi zulkifli…………………………………………………………...33
15. Kisah nabi musa……………………………………………………………..35
16. Kisah nabi harun……………………………………………………………36
17. Kisah nabi daud……………………………………………………………..38
18. Kisah nabi sulaiman………………………………………………………...40
19.Kisah nabi ilyas………………………………………………………………45
20. Kisah nabi ilyasa…………………………………………………………….49
21. Kisah nabi yunus……………………………………………………………51
22. Kisah nabi Zakaria…………………………………………………………55
23. Kisah nabi yahya……………………………………………………………58
24. Kisah nabi isa……………………………………………………………….63
25. Kisah nabi Muhammad……………………………………………………66
2

KISAH NABI ADAM

Setelah Allah SWT menciptakan manusia pertama, Adam diberi pengetahuan tentang alam semesta dan
hanya ia seorang saja yang mengetahuinya.

Kemudian, Allah SWT memerintahkan kepada semua Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Nabi
Adam. Saat itu, semua Malaikat menuruti perintah Allah SWT untuk bersujud pada Nabi Adam, tapi para
Jin menolaknya.

Alasan Jin menolak untuk bersujud kepada Nabi Adam yaitu, karena Jin merasa lebih mulia dari pada
manusia, karena mereka diciptakan dari api, sedangkan Nabi Adam dari tanah.

Lalu para Jin dikutuk oleh Allah SWT dan menjadi makhluk sesat yang dinamakan iblis. Saat itu juga, iblis
bersumpah untuk menggoda Nabi Adam, hingga keturunannya agar mereka melanggar perintah Allah
SWT.

Setelah itu, Nabi Adam ditempatkan oleh Allah SWT di surga yang penuh dengan kenikmatan, tapi di
surga Nabi Adam merasa kesepian.

Kemudian terciptalah Siti Hawa untuk menemani Nabi Adam di surga. Mereka berdua hidup bahagia di
surga, semua yang ada di dalam surga boleh mereka nikmati.

Namun, kenikmatan tersebut membuat mereka lupa, bahwa ada larangan untuk tidak boleh mendekati
pohon Khuldi dan memakan buahnya.

Kemudian para iblis terus berusaha menggoda Nabi Adam dan Siti Hawa untuk mendekati pohon Khuldi
dan memakan buahnya. Mereka berdua tergoda dan akhirnya memakan buah tersebut.

Karena tindakannya tersebut, akhirnya membuat Allah SWT marah dan mengusir Nabi Adam dan Siti
Hawa turun ke bumi.

Saat berada di bumi inilah, Nabi Adam dan Siti Hawa dikit demi sedikit mulai membangun peradaban
umat manusia. Mereka berdua memiliki banyak anak, yang kemudian berpencar ke seluruh penjuru
dunia.
3

KISAH NABI IDRIS

Nabi yang ke-2 adalah Nabi Idris. Beliau keturunan ke-6 dari Nabi Adam.

Nama asli Nabi Idris adalah Akhnukh (Henokh), sedangkan dipanggil Idris karena beliau orang yang
pandai, cerdas dan rajin mempelajari kitab-kitab Nabi Adam dan Syits.

Nabi Idris mahir membaca dan menulis. Beliau adalah orang pertama di dunia yang menulis dengan
pena.

Nabi Idris nabi yang pandai karena sejak kecil nabi Idris rajin belajar dan mempelajari banyak hal.

Nabi Idris diutus di tengah-tengah kaum yang menyembah berhala. Mereka memohon dan meminta
pertolongan kepada berhala dan meninggalkan ajaran Nabi Adam.

Nabi Idris tidak bosan-bosan mengingatkan kaumnya agar menyembah Allah. Namun, usahanya
mendapat penentangan keras. Hanya segelintir orang yang menerima dakwahnya.

Nabi Idris bergelar Asadul Asad (singanya singa) karena keberanian beliau.

Berbagai ancaman dan cemoohan tidak membuat nyali beliau ciut.

Sifat terpuji Nabi Idris as adalah berhati lembut, namun demikian Nabi Idris akan bersikap tegas
terhadap orang-orang zalim. Beliau tidak takut pada kematian, sekalipun dalam peperangan.

Pada suatu hari, malaikat Izrail bertamu ke rumah Nabi Idris. Selama empat hari, malaikat Izrail tetap
bersama beliau.

“Bagianmana engkau menjalankan tugasmu jika engkau tetap bersamaku?” tanya Nabi Idris.

“Allah menjadikan jiwa-jiwa manusia seperti di dalam sebuah tempayan bagiku. Sangat mudah bagiku
mencabut nyawa mereka meski aku bersamamu.” jawab malaikat Izrail.

Tiba-tiba saja, Nabi Idris terpikir untuk meminta sesuatu kepada tamunya.

“Aku ingin tahu rasanya sakaratul maut. Cabutlah nyawwaku.” pinta beliau.

Atas izin Allah, malaikat Izrail mengabulkan permintaan mencabut nyawa Nabi Idris, lalu Allah
menghidupkannya kembali.

“Bagaimana rasanya ketika nyawamu kucabut?” tanya malaikat Izrail.

“Rasanya sakit sekali. kulitku terasa seperti terkelupas dari daging,” jawab Nabi Idris.

“Padahal aku melakukannya dengan lembut karena engkau orang yang salih. Orang-orang zalim akan
merasakan sakit yang lebih dahsyat lagi,” jelas malaikat lzrail.

“Sekarang, ajaklah aku ke neraka. Aku ingin mellhatnya,” pinta Nabi Idris lagi.

Atas izin Allah, malaikat Izrail mengabulkan permintaan itu.

Sesampainya di neraka, Nabi Idris pingsan. Beliau merasa ngeri melihat malaikat Malik dengan wajah
seram menyeret manusia ke dalam neraka.

Beliau juga merasa miris melihat api yang berkobar-kobar, batu-batu panas membara, air mendidih,
binatang-binatang berbisa, dan semua yang disiapkan Allah untuk menghukum orang-orang berdosa.
Alangkah tersiksanya para penghuni neraka, batin Nabi Idris.

“Bawalah aku ke surga. Aku ingin melihatnya,” pinta Nabi Idris kemudian. Atas izin Allah, malaikat lzrail
mengabulkannya.
4

Sesampainya di surga, Nabi Idris kembali pingsan. Beliau pingsan bukan karena ngeri, tetapi takjub
dengan keindahan surga.

Taman-taman bunga menghiasi surga, sungai madu, susu, dan arak mengalir di mana-mana, pohon-
pohon hijau dan teduh membuat suasana begitu sejuk, serta istana-istana indah gemerlapan yang
dipersiapkan Allah untuk para penghuninya.

“Ah, alangkah bahagianya penduduk surga,” batin Nabi Idris.

“Wahai Idris, waktumu melihat surga sudah habis. Ayo, kita keluar!” kata malaikat Izrail mengingatkan.

“Baiklah,” jawab Nabi Idris.

Keduanya lantas keluar dari surga. Namun, begitu keluar dari pintu surga.

Nabi Idris berkata, “Tunggu sebentar, sandalku ketinggalan di dalam surga. Aku akan mengambilnya.”

Nabi Idris masuk kembali ke surga, sedangkan malaikat Izrail menunggu di luar.

Sudah lama ditunggu, Nabi Idris tidak keluar juga. Lalu Malaikat Izrail menyusul ke dalam dan mendapati
Nabi Idris sedang duduk bersantai.

“Hai, Nabi Idris kenapa engkau malah bersantai-santai? Ayolah, kita harus keluar?” ajak malaikat Izrail.

“Aku tidak ingin keluar, wahai Izrail. Aku ingin tetap berada di sini.” jawab Nabi Idris.

Malaikat Izrail kebingungan. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Lalu, Malaikat Izrail mengadukan
permintaan Nabi Idris kepada Allah SWT. Ternyata, Allah mengizinkannya sebab Nabi Idris memang
salah satu penduduk surga.
5

KISAH NABI NUH

Kisah keteladaan Nabi Nuh AS dapat dilihat dari proses dakwahnya. Menjalani kehidupan selama 950
tahun di bumi, ia hanya menghasilkan 80 pengikut saja.

Meskipun demikian, Nabi Nuh AS tetap bersabar dalam menyampaikan perintah Allah SWT.

Dalam Al-Quran, kisah Nabi Nuh AS dapat diketahui melalui surah Al-Ankabut ayat 14. Dalam firmannya
tersebut, Allah SWT berkata:
ُّ ‫ين َعامًا َفَأ َخ َذ ُه ُم‬
َ ‫الطو َفانُ َو ُه ْم ¡ َظالِم‬
‫ُون‬ َ ‫ِيه ْم َأ ْل‬
َ ِ‫ف َس َن ٍة ِإاَّل َخمْس‬ ِ ‫ثف‬َ ‫َولَ َق ْد َأرْ َس ْل َنا ُنوحً ا ِإلَ ٰى َق ْو ِم ِه َفلَ ِب‬

Artinya:"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara
mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah
orang-orang yang zalim".

Sekilas mengenai cerita tentang Nabi Nuh AS, ia menjalani masa dakwah di bumi selama 950 tahun.

Sebagai seorang nabi, beliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyampaikan kebenaran kepada
umatnya saat itu, yakni kaum Bani Rasib.

Mereka disebut sedang menyembah berhala. Bahkan, turut memberi nama terhadap masing-masing
berhala tersebut. Di antara namanya adalah Wadda, Suwaa’, Yagus, Ya‘uq, dan Nasr.

Dakwah sebagai ajakan untuk kembali ke jalur kebenaran terus dilakukan. Akan tetapi, tidak banyak
umat Nabi Nuh AS yang luluh hati dan mau diajak untuk menyembah hanya kepada Allah SWT.

Bahkan, di antara mereka justru ada yang tidak mengakui bahwa Nabi Nuh AS merupakan utusan dari
Sang Maha Pencipta.

Akhir kata, Allah SWT menurunkan azab berupa banjir bandang. Dalam surah Huud ayat 42, dituliskan
bahwa: "Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh
memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke
kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir". Kemudian
dilanjutkan pada ayat berikutnya: "Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung
yang dapat memeliharaku dari air bah!"

"Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha
Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk
orang-orang yang ditenggelamkan,".

Yang cukup mengagetkan, di antara mereka yang tenggelam itu tidak terdapat istri dan anak Nabi Nuh
AS. Mereka lebih memilih untuk bergabung dengan para orang kafir yang akhirnya diterjang banjir
bandang.

Selama proses dakwah yang dijalani dengan kurun waktu ratusan tahun, Nabi Nuh AS pun hanya
menghasilkan 80 pengikut saja. Yakni orang-orang beriman yang mau mengikuti ajakan Nabi.

Sementara mengutip kesimpulan dalam jurnal berjudul "Kisah Nabi Nuh AS menurut Alquran" oleh Muh
Daming K, Nabi Nuh AS sebenarnya telah melakukan dakwah sepanjang hari.

Namun nyatanya, tidak banyak umat yang mau mengikuti anjuran hingga Allah SWT menimpakan banjir
dan hanya segelintir orang saja yang selamat beserta beberapa ekor hewan yang turut serta dalam kapal
Nabi.
6

KISAH NABI HUD

Nabi Hud ‘alaihis salam tinggal di negeri Yaman, di sebuah tempat yang bernama Al Ahqaaf (bukit-bukit
berpasir) di sana tinggal kaum ‘Ad pertama yang nasab mereka sampai kepada Nabi Nuh. Mereka tinggal
di rumah-rumah yang memiliki tiang-tiang yang besar sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa
Ta’ala:

“(Yaitu) penduduk Iram (ibu kota tempat tinggal kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang
tinggi–Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,” (QS. Al Fajr: 7-8)

Kaum Ad hidup di daerah Ahqaf yang berlokasi di antara Yaman dan Oman. Kaum Ad dianugerahi Allah
kehidupan yang makmur, tanah yang subur beserta kemampuan bertani yang baik, kepandaian
membuat bangunan-bangunan megah, serta kehidupan yang serba enak.

Mereka hidup berkecukupan dibandingkan umat-umat lain.

Sayang kaum Ad malah melupakan siapa yang telah memberikan semua itu.

Mereka meninggalkan Allah dan menyembah berhala-berhala.

Kehidupan yang jauh dari rahmat Allah membuat kaum Ad jauh pula dari perilaku mulia.

Mereka yang merasa terhormat menindas rakyat jelata dan yang merasa kuat menyakiti orang-orang
lemah.

Kepada kaum itulah Allah mengutus Nabi Hud untuk berdakwah. Nabi Hud dikenal sebagai seorang laki-
laki yang berakhlak mulia, sabar, bijaksana dan berlapang dada. Begitu menerima wahyu kerasulan, Nabi
Hud menyeru kaumnya.

“Wahai kaumku, mengapa kalian menyembah berhala itu? Patung-patung itu kalian pahat sendiri, kalian
ukir sendiri, lalu kalian sembah-sembah. ketahuilah, patung-patung itu benda mati yang tidak dapat
berbuat apaapa pada kalian. Tidak juga ia bisa mengabulkan doa serta mengampuni dosa-dosa kalian.”
Seru Nabi Nuh as  kepada Kaum Ad

Bukannya menurut, kaum Nabi Hud malah membantah dengan pongahnya.        

“Hai, Hud Siapalah dirimu hingga berani-beraninya menghina sesembahan kami? Apakah kau hendak
mengingkari warisan leluhur kita dengan agama barumu itu? Sekali-kali kami tidak akan mau
melakukannya.”

“Sembahlah Allah yang sudah melimpahkan begitu banyak rezeki kepada kita. Hanya dia yang patut kita
sembah dan tidak ada sekutu baginya.” Kata Nabi Hud Lagi.

“Ah, kau hanya orang bodoh yang mengigau, wahai Hud kau manusia biasa seperti kami, kau juga makan
dan minum seperti kami. Apa hakmu meminta kami meninggalkan Tuhan-tuhan kami.” bantah kaum Ad
yang kufur.

“Aku adalah rasul yang diutus Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kalian. Dia akan
menambahkan rezeki dan mengampuni dosa-dosa kalian jika kalian bertaubat dan kembali padanya.
Sebaliknya, Allah akan menimpakan azab yang pedih kepada siapa saja yang ingkar kepada-Nya.” jelas
Nabi Hud.

Kaum kufur terus saja membantah. Sekian lama berdakwah, hanya sedikit saja dari mereka yang mau
beriman.

“Datangkanlah azab jika ucapanmu memang benar.” tantang kaum kufur.

Akhirnya Allah menurunkan azabnya. Allah memerintahkan Nabi Hud as dan pengikutnya untuk keluar
dari Ad. Setelah itu, daerah itu dilanda kekeringan yang dahsyat.
7

Hujan tidak juga turun sehingga mereka kehabisan air. Sungai-sungai mengering, binatang ternak mati
kehausan dan tumbuh-tumbuhan pun mati kekeringan.

Kaum kufur ketakutan. Mereka mendatangi Nabi Hud as dan bertanya apa yang terjadi dengan daerah
mereka.

“Itulah azab dari Allah. Segeralah kalian bertaubat dan menyembah kepada-Nya.” Nabi Hud
memperingatkan kaumnya. Bukannya menurut, kaum kufur tetap saja menyembah berhala. Peringatan
Nabi Hud tidak membuat mereka takut sama sekali.

Allah lalu menurunkan azab yang kedua. Langit yang terik tiba-tiba berubah mendung. Awan hitam
berarak-arak hingga bumi menjadi gelap. Kaum Ad berseru senang.

“Inilah hujan yang kita harapkan. Hujan akan segera turun.” teriak mereka kegirangan.

Nabi Hud kembali mengingatkan kaumnya yang masih kufur.

“Ini bukanlah hujan biasa. Ini adalah azab yang kalian minta. Sungguh, angin ini membawa siksa yang
pedih.”

Ucapan Nabi Hud pun terbukti. Angin bertiup semakin kencang seolah mengamuk tiada dapat
dihentikan.

Hujan tumpah dari langit diiringi gelegar petir dan guruh.

Gunung-gunung pun melemparkan bebatuan hingga kaum Ad pucat ketakutan.

Bencana itu menyapu bersih orang-orang zalim yang hatinya tertutup oleh kekufuran kaum Ad. Kaum Ad
pun musnah dari peradaban dan hanya meninggalkan sejarah.

Sedangkan Nabi Hud dan pengikutnya selamat. Hempasan angin dan gelombang air tidak menyentuh
mereka sama sekali. Usai bencana berlalu, Nabi Hud berhijrah ke Hadramaut dan berdakwah disana
hingga akhir usianya.
8

KISAH NABI SALEH

Nabi Saleh a.s adalah satu dari 25 nabi yang wajib kita imani. Nabi Shaleh AS diutus Allah SWT untuk
berdakwah kepada kaum yang hidup setelah kaum 'Aad, yaitu kaum Tsamud.
Kaum Tsamud adalah kaum yang juga menyembah berhala seperti kaum sebelumnya. Mereka hidup
dalam kesesatan yang nyata.

Allah SWT kemudian mengutus rasul-Nya, Nabi Shaleh AS untuk menyadarkan kaum Tsamud. Namun,
sebagian besar dari kaumnya tetap hidup dalam kekafiran dan tiada hentinya mencaci maki nabi Shaleh
AS.

Kisah Nabi Shaleh AS dan kaum Tsamud dijelaskan dalam beberapa surat dalam Al Quran. Seperti surat
Al-A'raf: 73-79, surat Hud: 61-68, surat Al-Hijr: 80-84, surat Al-Isyra: 59, surat Asy-Syu'ara': 141-159,
surat an-Naml: 45-53, surat Fussilat: 17-18, surat al-Qamar:23-32, surat Asy-Syams: 11-15, dan surat
Ibrahim: 8-9.

Kelembutan Dakwah Nabi Shaleh AS


Dikutip dari buku Kisah Para Nabi karangan Ibnu Katsir, Nabi Shaleh AS berdakwah dengan penuh
kelembutan. Ia menasihati kaumnya untuk menempati negeri dengan kekayaan sumber daya alam yang
berlimpah ruah.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Asy-Syu'ara' ayat 146-152 sebagai berikut,

َ ‫َأ ُت ْت َر ُك‬
َ ‫ون فِى َما ٰ َه ُه َنآ َءا ِمن‬
‫ِين‬

Artinya:" Adakah kamu akan dibiarkan tinggal di sini (di negeri kamu ini) dengan aman." (Q.S Asy-
Syu'ara':146)

‫ُون‬ ٍ ‫فِى َج ٰ َّن‬


ٍ ‫ت َو ُعي‬

Artinya: "Di dalam kebun-kebun serta mata air." (Q.S Asy-Syu'ara':147)

‫ُوع َو َن ْخ ٍل َط ْل ُع َها هَضِ ي ٌم‬


ٍ ‫َو ُزر‬

Artinya: "dan tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang lembut." (Q.S Asy-Syu'ara':148)

َ ‫ال ُبيُو ًتا ٰ َف ِره‬


‫ِين‬ ِ ‫ون م َِن ْٱل ِج َب‬
َ ‫َو َت ْن ِح ُت‬

Artinya:" Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin."
(Q.S Asy-Syu'ara':149)

ِ ‫وا ٱهَّلل َ َوَأطِ يع‬


‫ُون‬ ۟ ُ‫َفٱ َّتق‬

Artinya: "Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku." (Q.S Asy-Syu'ara':150) .

َ ‫َواَل ُتطِ يع ُٓو ۟ا َأ ْم َر ْٱلمُسْ ِرف‬


‫ِين‬

Artinya: "dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas." (Q.S Asy-
Syu'ara':151)

Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat tersebut menjelaskan bahwa kaum Tsamud mengerjakan semua itu
dengan cerdas, terampil, dan ulet. Oleh sebab itu, diperintahkan untuk menerima nikmat Allah dengan
rasa syukur serta mengerjakan amal saleh, beribadah hanya kepadaNya, dan tidak menyekutukan-Nya.
9

Nabi Shaleh juga memperingatkan untuk tidak menentang Allah dan menyimpang dari ketaatan pada-
Nya, karena dampak yang ditimbulkan akan sangat buruk bagi kaum Tsamud.

Dalam menyampaikan ajaran-Nya, Nabi Shaleh AS selalu bersikap lembut. Hal tersebut diungkapkan
lewat kata-kata indahnya dan penuh keluwesan dalam mengajak kaumnya untuk menuju kebaikan.

Sebagaimana dikatakan dalam firman Allah SWT pada Q.S Hud ayat 63 yang artinya:
"Shaleh berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku
dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapakah yang akan menolong aku dari (azab)
Allah jika aku mendurhakai-Nya. Sebab itu kamu tidak menambah apapun kepadaku selain daripada
kerugian." (Q.S Hud: 63).

Namun, setelah Nabi Shaleh AS menasihati dengan kelembutan, kaum Tsamud membalasnya dengan
mengganggap Nabi Shaleh AS sebagai orang yang terkena sihir. Seperti dijelaskan dalam Q.S Asy-Syua'ra:
153 yang artinya "Sesungguhnya, kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang terkena sihir."

Mukjizat Unta Betina Lahir dari Batu Besar


Pada suatu hari, ketika Nabi Shaleh AS mendatangi kaum Tsamud untuk mengajak menyembah Allah
SWT, mereka (kaum Tsamud) menantang Nabi Shaleh AS untuk bisa mengeluarkan unta dari sebuah
batu besar barulah setelah itu mereka akan beriman terhadap Nabi Shaleh AS.

Nabi Shaleh AS lalu bergegas menuju tempat ibadahnya lalu menunaikan sholat. Ia berdoa kepada Allah
SWT untuk mengabulkan permintaan kaum Tsamud. Allah SWT pun mengabulkan doa Nabi Shaleh AS.
Batu besar itu lalu terbelah dan muncullah seekor unta betina persis sesuai permintaan kaum Tsamud.
Akan tetapi, sebagian besar dari mereka mengingkari janjinya dan tetap berada dalam kekafiran.

Disebutkan dalam Q.S Al-Isra:59,

َ ُ‫ب ِب َها ٱَأْل َّول‬


۟ ‫ون ۚ َو َءا َت ْي َنا َثمُودَ ٱل َّنا َق َة ُمبْصِ َر ًة َف َظلَم‬
ِ ‫ُوا ِب َها ۚ َو َما ُنرْ سِ ُل ِبٱ ْل َءا ٰ َي‬
‫ت ِإاَّل َت ْخ ِوي ًفا‬ َ ‫ت ِإآَّل َأن َك َّذ‬
ِ ‫َو َما َم َن َع َنآ َأن ُّنرْ سِ َل ِبٱ ْل َءا ٰ َي‬

Artinya:" Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda
(kekuasan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan
telah Kami berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka
menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti."

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, maksud menganiaya unta betina adalah mengingkari janji dan tidak mengikuti
kebenaran dengan adanya mukjizat tersebut.

Datangnya Azab Bagi Kaum Tsamud


Dikisahkan pada suatu ketika, salah seorang dari kaum Tsamud mencoba membunuh unta yang
digunakan sebagi jalan dakwah Nabi Saleh AS. Hingga unta tersebut tidak berdaya dan turunlah azab
Allah SWT kepada kaum Tsamud.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hijr ayat 80-84 yang artinya, "Dan sesungguhnya penduduk-
penduduk kota Al Hijr telah mendustakan rasul-rasul, dan Kami telah mendatangkan kepada mereka
tanda-tanda (kekuasaan) Kami, tetapi mereka selalu berpaling daripadanya dan mereka memahat
rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman.

Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur di waktu pagi, maka tak dapat menolong
mereka, apa yang telah mereka usahakan."
10

KISAH NABI IBRAHIM

Nabi Ibrahim AS adalah seorang ulul azmi, yaitu sekelompok nabi yang memiliki ketekunan luar biasa
dalam perjuangan dakwahnya. Nabi yang termasuk ulul azmi adalah Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi
Musa AS, Nabi Isa AS, dan Nabi Muhammad SAW.

kisah Nabi Ibrahim AS dikenal dalam peristiwa pengorbanan putranya, Nabi Ismail AS sebagai wujud
cinta dan takwa kepada Allah SWT.

Nabi Ibrahim AS lahir di kota Ur di wilayah Mesopotamia yang sekarang dikenal sebagai Irak sekitar
tahun 2295 SM. Ia lahir di tengah masa jahiliyah yang banyak membuat arca untuk disembah.

Pada saat itu ada seorang penguasa yang mengaku sebagai Tuhan bernama Raja Namrud. Raja Namrud
adalah penguasa Babel yang bangga dan banyak dari rakyatnya percaya bahwa Raja Namrud adalah
Tuhan.

Raja Namrud pernah bermimpi bahwa ada seorang anak yang dapat menghancurkan dan
menggulingkannya. Dia juga membuat kebijakan untuk membunuh semua bayi laki-laki yang lahir.
Tetapi orang tua Nabi Ibrahim AS menyembunyikan putra mereka di sebuah gua.

Di negeri Nabi Ibrahim AS, seluruh masyarakat menyembah berhala, menyembah matahari, bulan dan
bintang yang membuat Nabi Ibrahim AS memiliki banyak pertanyaan tentang siapa yang menciptakan
dunia ini. Dia termenung dan ingin tahu siapa Tuhan yang harus disembah

Nabi Ibrahim AS melawan Raja Namrud

Ketika beranjak dewasa, Nabi Ibrahim AS berhadapan dengan Raja Namrud yang mengaku sebagai
Tuhan. Sebelum itu, Nabi Ibrahim AS menghancurkan semua berhala di wilayah Raja Namrud.

Nabi Ibrahim AS meninggalkan salah satu berhala terbesar dan dia meletakkan kapak ke berhala. Raja
Namrud menyadari bahwa berhala itu telah rusak dan dia kemudian memanggil Nabi Ibrahim AS untuk
meminta jawaban.

Nabi Ibrahim AS kemudian menjawab dengan lantang bahwa berhala terbesar adalah yang
menghancurkan semua berhala. Kemudian terjadi perdebatan yang membuat Raja Namrud
memerintahkan pasukannya untuk menghukum Nabi Ibrahim AS dengan cara membakarnya hidup-
hidup.

Kemudian Nabi Ibrahim AS diikat dan ditaruh di atas tumpukan kayu dan dibakar dengan api yang besar.
Namun Nabi Ibrahim sama sekali tidak terbakar api dan membuat heran seluruh tentara dan Raja
Namrud. Nabi Ibrahim AS keluar dari api tanpa luka sedikitpun. Kemudian mereka berpaling dari berhala
dan menjadi umat Nabi Ibrahim AS dan kembali ke jalan Allah SWT.
11

KISAH NABI ISMAIL

Nabi Ismail As merupakan putra kandung Nabi Ibrahim As dari istrinya yang bernama Siti Hajar.

Selain terkait erat dengan peristiwa kurban, salah satu keteladaan yang bisa dipetik dari kisah Nabi
Ismail di antaranya adalah tentang awal mula mengalirnya air zam zam di kota Mekkah, Arab Saudi, yang
tidak berhenti hingga sekarang.

Nabi Ibrahim As memiliki sebutan sebagai Abulanbiya, yakni bapak dari pada nabi. Maksudnya adalah di
antara 25 nabi yang ada, 19 merupakan keturunan Nabi Ibrahim. Termasuk pula Nabi Ismail As.

Selain itu, Nabi Ibrahim juga mempunyai anak laki-laki lainnya yang kelak bakal menjadi nabi juga. Dia
adalah Nabi Ishaq yang lahir dari istri bernama Sarah.

Salah satu peristiwa cukup menarik, Nabi Ibrahim kala itu memutuskan untuk memboyong Nabi Ismail
beserta ibunya, Siti Hajar.

Mereka menuju Makkah. Tempat yang dikenal dengan daerah tandus. Air pun sangat sulit untuk
didapatkan.

Di lain sisi, Nabi Ishaq beserta sang ibunda, Sarah, justru dibiarkan untuk menetap di Syam, sebuah
tempat yang sangat subur. Maka, hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi Mekkah pada zaman
itu.

Meskipun demikian, keputusan penting dengan pindahnya Siti Hajar dan Ismail ke Mekkah itu ternyata
mampu menghadirkan sesuatu yang membawa banyak manfaat bagi umat manusia hingga era modern.

Pada suatu saat, dituliskan oleh Bahrus Surur-Iyunk dalam artikel Belajar Kesungguhan Hidup dari Hajar
dan Ismail via laman Suara Muhammadiyah, Siti Hajar beserta Ismail kecil yang sudah tinggal di kota
Mekkah dalam kondisi kehabisan bekal, baik makanan maupun minuman.

Siti Hajar berlari menuju bukit shafa untuk mencari air yang sedang dibutuhkan Nabi Ismail. Dari bukit
shafa, ia kembali berlari menuju bukit Marwah.

Namun, yang diinginkan justru tidak ada. Dan air belum juga diketemukan.

Peristiwa Siti Hajar yang berlari dari bukit shafa menuju bukit Marwah itu berlangsung sebanyak 7 kali
dan hingga sekarang dikenal dengan sebutan sa'i.

Lantaran tak kunjung mendapatkan air, Ismail kecil yang sudah merasa kehausan akhirnya menangis
dengan meronta-ronta. Di tengah tangisannya tersebut, dirinya menghentakkan kaki ke tanah.

Sungguh ajaib. Diawali hentakan itu, keluarlah air dari dalam tanah. Allah SWT menunjukkan
kekuasaanya melalui sumber air yang muncul di tengah daerah yang tandus dan kering kerontang.

Hingga zaman sekarang, air ini terkenal melalui nama air zam zam. Penyebutan air zam zam tersebut
berasal dari Siti Hajar yang berujar,"Zam zam zam zam....." kala keluarnya air dari hentakan kaki Ismail.
Zam zam memiliki makna kumpul dan jangan berhenti. Hingga saat ini, air zam zam di kota Mekkah,
Arab Saudi, tidak berhenti mengalir dan mampu memberikan kesejahteraan tersendiri bagi umat
manusia, khususnya yang berada di wilayah tersebut
12

KISAH NABI LUTH

Nabi Luth AS merupakan seorang pemberani yang melawan kaum Sodom yang berisi orang-orang
tercela. Kaum Sodom sangat jauh melenceng dari ajaran Allah SWT karena menjadi penyuka sesama
jenis dan juga pergaulan bebas. Ada banyak hikmah yang dapat dipetik dari kisah Nabi Luth AS.

Luth merupakan nabi dan rasul ketujuh dari 25 utusan Allah yang patut diimani. Luth adalah keponakan
Nabi Ibrahim AS. Ia banyak belajar, termasuk soal dakwah dari sang paman.

Nabi Luth diangkat menjadi rasul saat Nabi Ibrahim masih hidup. Keduanya pernah menyiarkan agama
Allah bersama di Mesir. Mereka juga menjadi peternak yang mahsyur.

Sampai pada suatu hari, Allah meminta Luth untuk meninggalkan Mesir menuju Sodom-yang saat ini
berada di sepanjang timur laut, Laut Mati. Luth mendapat tugas berat untuk menyadarkan kaum Sodom
yang menyimpang.

Saat pertama kali menginjakkan kaki di negeri Sodom, Luth terkejut dengan tingkah laku kaum tersebut.
Mulai dari pencurian yang merajalela hingga yang paling hina adalah menyukai sesama jenis atau
homoseksual. Kaum Sodom merupakan kaum pertama di dunia yang melakukan tindakan keji itu sesuai
surat Al-A'raf ayat 80 dan Al-'Ankabut ayat 28.

"Luth adalah nabi yang diutus di tempat kaum yang melakukan perilaku tercela, menyukai sesama jenis,"
kata ustaz Hilman Fauzi kepada mereka.

Perlahan, Nabi Luth mulai memberi tahu kaum Sodom bahwa perilaku mereka sudah sesat. Namun, Luth
justru mendapat penolakan keras, diancam, dan diusir dari Sodom. Luth pun dimusuhi kaum Sodom.

Perlahan, Nabi Luth mulai memberi tahu kaum Sodom bahwa perilaku mereka sudah sesat. Namun, Luth
justru mendapat penolakan keras, diancam, dan diusir dari Sodom. Luth pun dimusuhi kaum Sodom.

Luth tetap menunjukkan jalan kebenaran dengan sabar tanpa pernah membalas ataupun marah dengan
kaum Sodom. Luth mengingatkan balasan dan azab Allah akan datang untuk kaum yang tercela.

Dengan gagah berani, Luth tetap menyerukan kebenaran. Luth percaya Allah akan selalu menjadi
pelindungnya.

Hari demi hari, kegigihan Luth membuahkan hasil. Satu per satu kaum Sodom mulai beriman dan
meninggalkan perbuatan keji itu.

Namun, jumlah itu masih terbilang sedikit dibandingkan kaum Sodom yang masih melakukan maksiat.
Alih-alih mendengarkan Luth, mereka justru mengancam akan membunuh Luth. Mereka juga
menantang Luth mendatangkan azab yang kerap disampaikan.

Nabi Luth lalu memohon keselamatan dan perlindungan Allah. Allah lantas mengutus dua malaikat yang
menyamar seperti manusia untuk turun ke Bumi. Malaikat itu bertugas menurunkan azab untuk
masyarakat Sodom.

Malaikat itu menyamar menjadi pria tampan yang menemui Nabi Luth. Luth membawa pria itu ke
rumahnya dengan sembunyi-sembunyi agar terhindar dari kaum Sodom.

Namun, istri Nabi Luth malah berkhianat demi mendapatkan harta dunia. Ia memberi tahu masyarakat
13

Sodom bahwa ada pria tampan di rumahnya.

Kaum Sodom pun menyerbu rumah Nabi Luth untuk bertemu pria gagah itu. Setelah cekcok dengan
Nabi Luth, saat itu pula siksaan Allah tiba. Allah menghilangkan penglihatan kaum Sodom. Mereka sama
sekali tak bisa melihat dan meninggalkan kediaman Luth dengan kondisi buta.

Dua malaikat yang menyamar itu lalu menyampaikan maksud kedatangannya kepada Luth. Malaikat
memberi tahu bahwa Allah akan menimpakan azab untuk kaum Sodom pada waktu Subuh. Nabi Luth
dan orang-orang beriman diminta untuk segera meninggalkan Sodom.

Nabi Luth dan pengikutnya bersiap-siap pergi. Namun, sang istri terlihat lesu. Nabi Luth memerintahkan
pengikutnya untuk tidak menengok ke belakang selama perjalanan meninggalkan Sodom.

Namun, sang istri lagi-lagi melanggar Nabi Luth. Ia gelisah dan tak yakin dengan azab yang akan turun
dan memisahkan diri dari Nabi Luth. Saat sudah meninggalkan Sodom, barulah Nabi Luth sadar istrinya
tak ada.

Malaikat lalu memberi tahu bahwa sang istri adalah pengkhianat dan kembali ke Sodom serta masuk
dalam golongan orang kafir.

Saat Subuh tiba, Allah mendatangkan gempa bumi kencang disertai angin besar dan hujan batu. Allah
meluluhlantakkan Kota Sodom beserta orang-orang tercela.

"Dan Kami turunkan kepada mereka hujan [batu]; maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-
orang yang berdosa itu," bunyi Alquran Surat Al-A'raf ayat 84.

Dari kisah Nabi Luth ini dapat diambil banyak hikmah dan pelajaran yang relevan hingga saat ini.
Keberanian Luth adalah salah satu contoh yang patut diteladani.

"Nabi yang sangat berani mengatakan yang salah. Tidak banyak orang yang berani dan melarang
perbuatan jahat itu saat ini," kata Ustaz Hilman. Hilman juga menyoroti kedermawanan Nabi Luth. Nabi
Luth tetap sabar dan mau memberi pada orang yang tidak menyukainya.

"Perlindungan dan kedermawanannnya tidak pandang bulu. Itulah Nabi Luth walaupun kaum Sodom
melakukan perbuatan keji," kata Ustaz Hilman.
14

KISAH NABI ISHAQ

Sejarah Singkat Nabi Ishaq

Nama Ishaq atau Ishak berasal dari bahasa Ibrani Yi???q  dengan arti tersenyum atau tertawa. Kata Ishaq
sendiri terinspirasi dari ibunda Nabi Ishaq ‘alaihis salam. Di mana Sarah yang merupakan ibunda Ishaq
pada saat itu tersenyum dengan lebar karena tidak percaya kabar gembira akan hadirnya Ishaq sebagai
buah hatinya yang disampaikan oleh malaikat Jibril.

Nabi Ishaq ‘alaihis salam dilahirkan di Kota Kan’an pada tahun 1761 SM. Nabi Ishaq ‘alaihis salam adalah
putra kedua dari Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dengan Sarah setelah lahirnya Nabi Ismail ‘alaihis salam.
Pada saat Nabi Ishaq ‘alaihis salam terlahir di dunia, usia Nabi Ibrahim ‘alaihis salam sudah terbilang
sangat tua yaitu berumur 100 tahun. Nabi Ishaq ‘alaihis salam dilahirkan 14 tahun setelah Nabi Ismail
‘alaihis salam.

Semasa hidupnya, Nabi Ishaq ‘alaihis salam memiliki keturunan yang juga diangkat sebagai seorang nabi,
yaitu Nabi Ya’qub ‘alaihis salam. Nabi Ishaq ‘alaihis salam merupakan nabi ke-sembilan yang ditugaskan
berdakwah di wilayah Palestina menggantikan ayahnya yaitu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang pada saat
itu telah menginjak usia senja. Wilayah dakwah Nabi Ishaq ‘alaihis salam adalah di daerah Kan’an dan
Syam.

Tamu Nabi Ibrahim yang Mengabarkan Berita Akan Lahirnya Nabi Ishaq

Diceritakan dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 69-73 bahwa suatu ketika Nabi Ibrahim ‘alaihis salam
kedatangan tamu. Tamu-tamu tersebut menurut Usman Ibnu Muhaisin berjumlah empat orang, yaitu
malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Rafail.

Tamu tersebut memberi selamat kepada Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Setelah itu Nabi Ibrahim ‘alaihis
salam menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang kepada mereka. Namun tangan mereka sama
sekali tidak menjamah makanan tersebut.

Melihat hal tersebut Nabi Ibrahim ‘alaihis salam merasa curiga dan takut. Ternyata tamu-tamu asing
tersebut adalah Malaikat utusan Allah Ta’ala yang datang untuk membinasakan kaum Luth.

Selain memiliki tujuan kepada kaum Luth, tamu tersebut juga bertujuan memberi kabar gembira kepada
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam akan kelahiran seorang putra yang bernama Ishaq. Sesuai yang termaktub
dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 71.

“Dan istrinya berdiri lalu dia tersenyum. Maka kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang
(kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq (akan lahir) Ya’qub.” (Q.S. Hud ayat 71).

Mengetahui kabar yang disampaikan tersebut, Sarah sangat tercengang sekaligus bahagia. Pasalnya
Sarah pada saat itu sudah tua (ketika itu berusia 90 tahun) dan memiliki kondisi mandul. Namun
sungguh kuasa Allah Ta’ala tiada bandingnya dan selalu memberi rahmat kepada hamba-Nya yang
beriman.

“Demikianlah Tuhanmu memfirmankan. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui.” (Q.S. Adz-Dzariyat ayat 30).

Kelahiran Ishaq sendiri merupakan sebuah berkah dan karunia bagi Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Karena
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam berharap kelak ketika dewasa Ishaq dapat diangkat sebagai nabi utusan Allah
Ta’ala dan membantu dalam memerangi para penyembah berhala di Palestina.

Perjalanan Dakwah Nabi Ishaq

Nabi Ishaq, ayahnya (Nabi Ibrahim ‘alaihis salam), dan anaknya (Nabi Ya’qub ‘alaihis salam) adalah
orang-orang yang diberkahi dan dipuji oleh Allah Ta’ala seperti yang difirmankan Allah Ta’ala dalam Al-
Qur’an surat Shaad ayat 45-47.
15

“Dan ingatlah hamba-hamba kami: Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan
yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan
(menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) pada negeri
akhirat. Sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling
baik.” (Q.S. Shaad ayat 45-47).

Selain Allah Ta’ala yang memberikan pujian secara langsung kepada Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub melalui
ayat Al-Qur’an, Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam pun memuji mereka melalui sabdanya:

“Yang mulia putra yang mulia, putra yang mulia dan putra yang mulia adalah Yusuf putra Ya’qub, putra
Ishaq, putra Ibrahim.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Nabi Ishaq ‘alaihis salam ditugaskan untuk meneruskan dakwah Nabi Ibrahim di tanah Palestina. Beliau
menyeru kepada kaum di sana untuk menyembah dan mengesakan Allah Ta’ala, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, serta mengerjakan kebajikan-kebajikan lainnya sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Allah Ta’ala.

Pernikahan Nabi Ishaq dengan Gadis Iraq

Ketika sang ibunda telah tiada dan ayahanda-nya yaitu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam sudah sangat tua,
Nabi Ishaq ‘alaihis salam tak kunjung menikah. Hingga akhirnya Nabi Ibrahim ‘alaihis salam meminta
kepada salah satu pelayannya untuk pergi ke Irak guna mencarikan calon istri dari keluarga Ibrahim
untuk anaknya tersebut.

Pelayan tersebut lalu meminangkan seorang putri Betuel bin Nahor yaitu Ribka (Rifqah, Rafiqah) untuk
Ishaq. Diketahui bahwa Nahor adalah saudara kandung Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Sehingga secara
silsilah, Ribka adalah anak perempuan dari saudara sepupu Ishaq.

Akhirnya pada saat Nabi Ishaq berusia empat puluh tahun, menikahlah Ia dengan Ribka yang selanjutnya
ikut dengan Nabi Ishaq untuk menetap di Palestina.

Kelahiran Putra dari Nabi Ishaq

Selepas menikahi seorang gadis Irak keturunan Ibrahim yang bernama Ribka, Nabi Ishaq ‘alaihis salam
mengetahui jika Ribka ternyata memiliki kondisi mandul seperti sang ibunda terdahulu.

Namun Nabi Ishaq ‘alaihis salam dan Ribka tak pernah menyerah untuk berusaha dan memohon kepada
Allah Ta’ala agar diberikan keturunan guna melanjutkan riwayat dakwah. Nabi Ishaq ‘alaihis salam selalu
berdo’a dengan lembut dan penuh keyakinan kepada Allah Ta’ala agar Ribka dapat mengandung.

Dengan kebesaran dan kekuasaan Allah Ta’ala maka Ribka dapat hamil dan Nabi Ishaq ‘alaihis salam
memperoleh keturunan saat beliau menginjak usia enam puluh tahun. Ribka melahirkan bayi laki-laki
kembar.

Bayi laki-laki pertama diberi nama Esau (Aishu). Bentuk fisik Esau ketika pertama kali dilahirkan adalah
memiliki tubuh berwarna merah dan seperti jubah berbulu (memiliki banyak bulu di sekujur tubuhnya).

Sedangkan bayi laki-laki kedua diberikan nama Ya’qub yang mana ketika dilahirkan dalam posisi
memegang tumit kakaknya. Allah Ta’ala juga mengabadikan kisah kelahiran Ya’qub dalam Al-Qur’an
surat Al-Anbiya’ ayat 72.

“Dan Kami telah memberikan kepada-nya (Ibrahim) Ishaq dan Ya’qub, sebagai suatu anugerah (daripada
Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh.” (Q.S. Al-Anbiya’ ayat 72).

Saat bertumbuh dewasa, Esau dan Ya’qub memiliki ketertarikan yang cenderung bertolak belakang. Esau
lebih suka mengasah kemampuannya dalam hal berburu hingga menjadi pemburu yang handal, maka ia
lebih suka tinggal di padang.

Sedangkan Ya’qub lebih berperangai lemah lembut. Ia lebih suka tinggal di rumah untuk membantu
ibunya memasak. Ya’qub juga suka berkemah di sekitar rumahnya.
16

Esau lebih disayang oleh ayahnya karena mereka memiliki kegemaran yang sama, yaitu berburu. Esau
juga sering membawa hasil buruannya ke rumah untuk dimasak dan dimakan bersama keluarganya.

Sedangkan sang ibunda yaitu Ribka lebih menyayangi Ya’qub karena memiliki sifat dan sikap yang mirip
dengannya, yaitu pecinta damai dan tenang.

Ketika usia Esau dan Ya’qub menginjak 15 tahun, kakek mereka yaitu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam
meninggal dunia. Nabi Ibrahim ‘alaihis salam meninggal dunia pada saat usia Nabi Ishaq ‘alaihis salam 75
tahun. Selanjutnya jasad beliau dikebumikan di Gua Makhpela di wilayah Hebron (tempat yang sama
dengan makam Sarah).

Putra Kembar Nabi Ishaq: Esau dan Ya’qub

Ketika merasakan bahwa fisiknya mulai melemah yang berpengaruh pula pada kemampuannya melihat,
maka Nabi Ishaq ‘alaihis salam mendatangi anak kesayangannya yaitu Esau.

Ia berpesan kepada anaknya tersebut agar pergi berburu dan memasakkan makanan kesukaan Nabi
Ishaq ‘alaihis salam. Hal tersebut bertujuan agar Nabi Ishaq ‘alaihis salam dapat mendoakan keberkahan
bagi Esau dan anaknya tersebut dapat meneruskan dakwah yang dilakukan oleh sang ayah.

Ternyata niatan Nabi Ishaq ‘alaihis salam tersebut didengar oleh Ribka. Ribka pun menginginkan Ya’qub
lah yang memperoleh doa keberkahan dari Nabi Ishaq ‘alaihis salam. Ia pun meminta Ya’qub untuk
segera menghidangkan makanan kesukaan Nabi Ishaq ‘alaihis salam sebelum Esau tiba di rumah.

Karena secara fisik Esau dan Ya’qub terlihat berbeda meskipun mereka kembar, maka Ribka
memakaikan pakaian Esau ke Ya’qub. Ia juga membalutkan hamparan kulit domba yang berbulu lebat ke
leher dan tangan Ya’qub agar benar-benar terlihat mirip dengan Esau. Karena memang Esau memiliki
bulu yang lebat di sekujur tubuhnya. Tidak seperti Ya’qub.

Setelah masakannya matang, Ya’qub yang berdandan menyerupai Esau pun datang menghadap Nabi
Ishaq ‘alaihis salam. Lalu berkatalah Nabi Ishaq ‘alaihis salam.

“Kalau suara, suara Ya’qub, kalau tangan, tangan Esau.”

Setelah berkata demikian, Nabi Ishaq tidak menaruh curiga apapun akan keanehan tersebut. Ia tetap
memakan dengan lahap makanan yang disajikan oleh Ya’qub. Setelah itu, Nabi Ishaq ‘alaihis salam
mendoakan Ya’qub, yang Ia kira adalah Esau, agar Ia selalu diberkahi, dilingkupi dengan kebaikan,
dikaruniai nikmat melimpah, diberikan rezeki yang banyak, serta menjadi tuan bagi saudara dan
keturunannya.

Tidak lama setelah Nabi Ishaq selesai berdoa, Esau pun pulang kembali ke rumah. Nabi Ishaq pun
kebingungan. Hingga akhirnya diketahui oleh Nabi Ishaq ‘alaihis salam dan Esau bahwasanya Ya’qub
telah berpura-berpura menjadi Esau.

Esau pun sangat marah dan meminta ayahandanya membatalkan doa untuk Ya’qub. Namun doa
tersebut tidak dapat ditarik kembali. Akhirnya dalam keadaan penuh emosi Esau bersumpah untuk
membunuh Ya’qub apabila kelak sang ayah telah meninggal.

Mendengar sumpah Esau tersebut, Ribka pun takut dan panik. Ia bergegas menyuruh Ya’qub untuk
segera pergi ke daerah Laban, Mesopotamia. Di sana Ya’qub akan tinggal bersama dengan saudara
Ribka. Ya’qub sempat berpamitan dengan sang ayah ketika hendak pergi ke Mesopotamia.

Sang ayah berpesan agar Ya’qub tidak menikahi perempuan Palestina karena pada saat itu mereka
adalah golongan yang tidak beriman. Sebagai solusi, Nabi Ishaq menyarankan Ya’qub untuk mencari istri
dari keluarga besar Ibrahim di Mesopotamia.

Nabi Ishaq ‘alaihis salam meninggal dunia pada usia 180 tahun dan dimakamkan di Gua Makhpela
bersama keluarga besarnya, yaitu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, Sarah, dan Ribka yang telah pergi terlebih
dahulu.
17

Selepas kepergian sang ayah, Ya’qub kembali lagi ke Palestina setelah belasan tahun tinggal di
Mesopotamia. Ia mengajak serta keluarganya yang terdiri dari dua orang istri, dua selir, dua belas anak
lelaki, dan satu orang anak perempuan. Pada saat itu Ya’qub dan Esau telah berdamai kembali dan saling
memaafkan.
18

KISAH NABI YA’QUB

Sejarah Nabi Yaqub AS

1. Nabi Yaqub lahir di Kan’an (Palestina)

2. Pindah ke Harran atau Padang Aram di tempat paman dari ibunya yang bernama Laban.

3. Pindah ke Kan’an dan memiliki anak bernama Yusuf dan Bunyamin. Di sanalah ditetapkan
kerasulannya.

4. Diutus ke Syam/ Syria.

5. Wafat di Hebron (Palestina

Nabi Yaqub adalah putra Nabi Ishaq. Beliau tinggal bersama pamannya di wilayah Babylon dan menikah
dengan kedua puteri pamannya. Beliau dikaruniai dua belas orang anak dari empat orang istri. Nabi
Yaqub berdakwah di wilayah Kan’an dan Syria. la wafat di Hebron

Nabi Ishaq memiliki dua putra, yakni Yaqub dan Ish. Kedua saudara kandung ini sering bertengkar.
Melihat kondisi tersebut, Nabi Ishaq dan istrinya (Rifqah) berencana memisahkan keduanya. Ibunya
menyarankan Yaqub agar mengunjungi pamannya yang bernama Laban. Pamannya tinggal di Wilayah
Babylon, Irak. Yaqub pun menyetujuinya.

Yaqub berangkat menuju Irak. Sesampainya di sana, ia diterima dengan baik oleh pamannya. Laban
memiliki kepribadian yang sangat baik. la dikenal sebagai orang kaya yang baik- hati, suka menolong,
dan dermawan. Yaqub kemudian dijadikan anak angkat Laban, karena ia tidak memiliki anak laki-laki.
Laban hanya memiliki dua anak perempuan bernama Layya dan Rahiel.

Dalam asuhan Laban, Yaqub tumbuh menjadi orang yang baik, rajin bekerja, dan cekatan. Kehadirannya
di rumah Laban membuat seluruh penghuninya merasa senang. Setelah Yaqub dewasa, ayah angkatnya
ingin menjodohkannya dengan Layya (anak pertamanya). Akan tetapi, Yaqub ternyata lebih memilih
Rahiel.

Akhirnya, ayah angkatnya memutuskan agar Yaqub menikahi Layya terlebih dulu. Yaqub diperbolehkan
menikahi Rahiel setelah tujuh tahun menggembala kambing yang kelak digunakan untuk mas kawinnya.
Yaqub pun menyetujuinya.

Yaqub pun menikahi Layya. Tujuh tahun kemudian, Yaqub menikahi Rahiel. Untuk meringankan beban
kedua anaknya, Labban mencarikan dua orang pembantu untuk mereka. Seorang bernama Zulfa yang
akan membantu Layya. Seorang lagi bernama Balhah yang akan membantu Rahiel.

Setelah beberapa lama mereka bekerja menjadi pembantu, kedua istri Yaqub memberikan kedua
pembantunya untuk dinikahi Yaqub. Dengan demikian, Yaqub menikah dengan empat orang
perempuan.

Dari pernikahannya itu Yaqub memiliki dua belas keturunan yang dikenal dengan al asbath (anak/cucu).
Dari pernikahannya dengan Layya, ia dikaruniai enam orang anak bernama Robel, Syam’un, Lewi,
Yahuza, Yasyzar, dan Zabulon (Robalen). Dari Rahiel, ia memiliki dua orang anak bernama Yusuf dan
Bunyamin. Dari Balha, ia dikaruniai dua orang anak bernama Dan dan Neftalia. Dari Zulfa, ia dikaruniai
dua orang putra, yakni Jad dan Asyir.

Yaqub dianugerahi Allah memiliki sifat baik hati, dermawan, dan suka menolong sesama. la juga
memiliki ilmu yang tinggi sehingga ia menjadi seorang manusia terpilih, yakni menjadi nabi. Allah juga
mengajarkannya sebagian dari tabir mimpi-mimpi serta disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepada Yaqub
dan keluarganya.

Yaqub sangat senang dengan apa yang disampaikan oleh Allah kepada dirinya. Kemudian, Allah
menjadikan Yaqub sebagai pemimpin yang memberi petunjuk kepada umatnya agar selalu , taat
terhadap perintah Allah dan melaksanakan kebaikan.
19

Yaqub memiliki kekuatan fisik dan stamina yang luar biasa. la juga memiliki semangat dan pantang
menyerah yang kelak akan diwariskan kepada anak keturunannya yang disebut bani Israil. Karena Yaqub
sendiri sering disebut dengan nama Israil.

Allah mengangkat Yaqub sebagai nabi karena ia memiliki beberapa keistimewaan, di antaranya memiliki
ilmu yang tinggi, akhlak yang balk, dan semangat yang kuat dalam berdakwah. Ketika diangkat menjadi
nabi, Yaqub menjadi nabi yang kaya raya dan tetap memiliki kepribadian baik serta ilmu yang tinggi.
Kelebihannya tersebut banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan, seperti memberi
bantuan kepada orang yang terkena musibah, fakir miskin, dan orang-orang tertindas.

Dalam dakwahnya, Nabi Yaqub selalu menyerukan kepada umatnya agar mengerjakan kebajikan, saling
membantu sesama, menunaikan sholat, menunaikan zakat, dan selalu menyembah hanya kepada Allah.

Nabi Yaqub berdakwah dengan memberikan contoh agar peduli terhadap persoalan persoalan
kemanusiaan.

Perbuatan mulia yang dilakukan Nabi Yaqub rupanya banyak menimbulkan rasa simpati bagi orang-
orang di sekitarnya. Oleh karena itu banyak orang yang mau mengikuti ajakannya untuk berdakwah di
jalan Allah.
20

KISAH NABI YUSUF

Nabi Yusuf adalah putera dari Nabi Yakub, memiliki saudara berjumlah sebelas. Nabi Yusuf dianugerahi
ketampanan oleh Allah SWT, sehingga saudara-saudaranya merasa iri.

Apalagi, Yusuf adalah putera kesayangan ayahnya, kasih sayang Yakub bertumpah ruah untuk Nabi
Yusuf. Maka bertambah-tambahlah kedengkian dari saudara-saudara Nabi Yusuf.

Pada suatu malam, Nabi Yusuf bercerita pada ayahnya,

“Wahai ayah, tadi malam aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan bersujud
kepadaku”

Mendengar cerita Nabi Yusuf itu, Nabi Yakub berpesan pada Yusuf agar tidak memberitahukan
mimpinya itu kepada siapapun. Sebab, menurut Yakub, mimpi itu artinya kelak Nabi Yusuf akan menjadi
orang besar, dimuliakan Allah serta diangkat menjadi Rasul Allah.

Namun tanpa sepengetahuan mereka berdua, ternyata ada salah satu saudara Yusuf yang
mendengarkan perbincangan Yusuf dan Yakub.

Kisah Nabi Yusuf ketika dibuang ke sumur oleh saudara-saudaranya

Kesebelas saudara Nabi Yusuf kemudian berembuk, mereka berencana untuk menyingkirkan Nabi Yusuf
selama-lamanya.

Kali ini, kecemburuan mereka pada Yusuf sudah sampai pada puncaknya. Lalu mereka pun bersepakat
untuk membuang Nabi Yusuf.

Saudara-saudara Yusuf membujuk Nabi Yakub agar diperbolehkan mengajak Yusuf berjalan-jalan.
Padahal sebenarnya ini hanyalah dalih mereka agar bisa melenyapkan Yusuf.

Awalnya Nabi Yakub tak mengizinkan, ia kuatir akan keselamatan Yusuf. Ia takut saudara-saudara Yusuf
tidak bisa menjaga Nabi Yusuf. Akan tetapi saudara-saudaranya tak menyerah untuk membujuk Yakub,
mereka berkata:

“Jangan engkau takut, Ayah. Kami adalah orang-orang kuat. Kami pasti bisa menjaga Yusuf”

Akhirnya dengan berat hati, Nabi Yakub mengijinkan mereka membawa Yusuf pergi. Sampai di tengah
perjalanan, dibuanglah Nabi Yusuf ke dalam sumur.

Tak cukup sampai di situ, saudara-saudara Yusuf kemudian mengambil baju Yusuf, diusapkannya darah
binatang ke baju itu, lalu dibawanya pulang di hadapan ayahnya. Mereka mengabarkan berita pada Nabi
Yakub bahwa Yusuf mati diterkam singa.

“Ayah, ternyata benar apa yang engkau katakan. Kami telah lengah menjaga Yusuf. Yusuf telah mati
diterkam singa. Ini bukti bajunya”

Mendengar berita tersebut, Nabi Yakub pun amat bersedih. Ia menangis tersedu-sedu. Saking lamanya
ia menangis sampai kedua matanya menjadi buta.

Kisah Nabi Yusuf, dipungut menjadi budak kerajaan

Nabi Yusuf yang masih ada di dalam sumur masih tetap hidup berkat lindungan Allah SWT. Tiba-tiba, ada
sekelompok saudagar dari Mesir yang melewati sumur nabi Yusuf tadi. Mereka berniat menimba air dari
sumur.

Betapa terkejutnya mereka ketika timba itu ditarik, ada seorang pemuda yang ikut tertarik ke atas,
dialah Nabi Yusuf.

“Wahai, Tuan Ternyata seorang pemuda. Ini bisa kita jual”


21

Yusuf pun lalu dijual dengan harga 2 dirham.

Kisah Nabi Yusuf ketika bertemu Zulaikha

Lalu sampailah Yusuf ke tangan Raja Al Aziz, Raja kaya raya yang akhirnya memungut Yusuf. Dibawanya
Yusuf pulang ke rumah Raja Al Aziz, lalu ditunjukkan pada istrinya, Zulaikha.

Raja Al Aziz berkata pada istrinya,

“Rawatlah anak ini. Biarkan dia tinggal di sini. Barangkali dengan hidup di sini, ia bisa bermanfaat”

Bertahun-tahun tinggal di rumah Raja Al Aziz yang adalah seorang penguasa Mesir, semakin ia tumbuh
besar, semakin tampaklah ketampanan Nabi Yusuf. Ketika ia menginjak usia 18 tahun, Zulaikha mulai
jatuh cinta pada Nabi Yusuf.

Zulaikha lalu jadi senang menggoda-goda Yusuf. Meski sebenarnya Yusuf juga tertarik pada Zulaikha,
tapi Nabi Yusuf tidak sedikitpun meladeni godaan Zulaikha. Allah SWT menolong Nabi Yusuf agar ia
mampu menahan nafsunya. Melihat Yusuf yang tak bergeming, Zulaikha pun marah.

Zulaikha memfitnah Nabi Yusuf bahkan sampai dimasukkan ke penjara. Ia dipenjara sampai berusia 27
tahun.

Nabi Yusuf, Nabi yang pandai menafsirkan mimpi

Suatu ketika, Raja bermimpi melihat tujuh ekor sapi kurus memakan tujuh ekor sapi gemuk, serta 7
tangkai yang hijau dan 7 tangkai yang kering.

Raja gelisah apa arti mimpinya itu. Para ahli tafsir mimpi pun tak mampu mengartikan mimpi sang Raja.

Kemudian ada seorang budak yang mengatakan pada Raja agar Raja datang pada Nabi Yusuf, sebab
Yusuf adalah orang yang pandai menafsirkan mimpi.

Maka Raja pun datang menemui Yusuf dan menceritakan mimpinya. Mendengar cerita tersebut, Nabi
Yusuf AS pun berkata:

“Akan tiba zaman 7 tahun masa subur penuh makanan. Tapi setelah itu akan datang 7 tahun masa sulit
(paceklik). Jadi simpanlah hasil panen untuk persediaan sebelum masa paceklik itu tiba”

Atas kemampuannya menafsirkan mimpi sang Raja dan memprediksi kondisi kerajaan, Yusuf lalu
diangkat menjadi bendahara Kerajaan Mesir. Bersamaan dengan itu, lalu terbongkarlah tipu daya
Zulaikha yang dulu pernah memfitnah Nabi Yusuf AS.

Akhirnya orang-orang pun mengetahui bahwa sebenarnya Zulaikha lah yang menggoda Nabi Yusuf lebih
dulu, bukan Yusuf yang menggoda Zulaikha.

Kisah Nabi Yusuf bertemu kembali dengan ayahnya: Nabi Yakub

Suatu hari di musim kemarau, keluarga Nabi Yakub dan saudara-saudara Yusuf kehabisan persediaan
makanan. Mereka pun pergi ke Mesir untuk meminta bahan makanan dan ditukar dengan emas.

Nabi Yusuf terkejut melihat kedatangan saudara-saudaranya itu. Akan tetapi, saudara Yusuf tidak
mengenali Nabi Yusuf. Nabi Yusuf pun berpesan pada mereka,

“Jika suatu hari persediaan makananmu habis lagi, datanglah kemari tapi bawalah Benyamin”

Benyamin adalah adik bungsu Nabi Yusuf yang baik.

Saudara-saudara Nabi Yusuf terkejut, bagaimana Yusuf bisa tahu tentang Benyamin. Tapi mereka
menurut saja.

Ketika persediaan makanan keluarga Nabi Yakub habis lagi, mereka tak punya pilihan. Agar mendapat
makanan dari kerajaan Mesir, mereka harus datang membawa Benyamin.

Meski dengan berat hati, mau tak mau Nabi Yakub mengizinkan Benyamin dibawa ke Ibukota Mesir.
22

Sesampainya di Mesir, bertemulah mereka dengan Yusuf kembali. Nabi Yusuf sangat gembira bisa
melihat adiknya lagi. Untuk menahan Benyamin agar tak ikut pulang, Yusuf lalu memasukkan piala emas
ke dalam karung makanan milik Benyamin.

Benyamin lalu ditahan dan ditangkap oleh tentara Mesir lalu diserahkan pada Nabi Yusuf. Benyamin
sangat ketakutan, tapi Nabi Yusuf memeluknya sambil berkata:

“Jangan takut. Aku Yusuf”

Benyamin pun terkejut sekaligus sangat bahagia akhirnya bisa kembali bertemu Nabi Yusuf.

Saudara-saudara Nabi Yusuf lalu pulang ke rumah dan mengabarkan pada Nabi Yakub bahwa Benyamin
ditangkap di Mesir. Akan tetapi, Nabi Yakub malah berkata:

“Aku mencium bau Yusuf. Aku yakin Yusuf masih hidup. Kembalilah lagi kalian ke sana”

Mereka pun menurut. Datanglah mereka ke Mesir, lalu menemui Yusuf. Melihat kedatangan mereka,
Yusuf pun berkata:

“Masih ingatkah kalian denganku? Ingatkah kalian memasukkan aku ke dalam sumur? Akulah Yusuf.
Sekarang pulanglah kalian. Bawa gamisku ini, lalu gosokkan ke kedua mata Ayah agar ia bisa melihat
kembali. Bawalah Ayah dan ibu tiriku kemari”

Akhirnya, setelah Nabi Yakub bisa melihat lagi, ia pergi ke Mesir bersama istri dan kesebelas anak-
anaknya untuk menemui Yusuf.

Sesampainya di istana, Nabi Yakub terkesima karena melihat Yusuf sudah menjadi petinggi istana. Ia dan
keluarganya pun hormat kepada Yusuf.

Yusuf menegakkan kembali ayahnya, lalu berkata:

“Ayah, inilah arti mimpi yang pernah kukatakan pada Ayah dahulu. 11 bintang (kesebelas saudara
Yusuf), matahari (Ayah Yusuf) dan bulan (Ibu Yusuf) bersujud kepadaku”

Mereka pun berkumpul kembali dan hidup bahagia bersama-sama.

Itulah kisah singkat Nabi Yusuf AS bersama ayah dan saudara-saudaranya. Ada banyak keteladanan Nabi
Yusuf yang bisa Mom ajarkan untuk anak.

Keteladanan Nabi Yusuf

Pertama, Nabi Yusuf mengajarkan tentang menjadi orang yang pemaaf dan tidak menjadi pendendam.
Meski dikhianati oleh orang terdekatnya bahkan oleh saudara sendiri, Nabi Yusuf tetap memaafkan
mereka.

Kedua, Nabi Yusuf mengajarkan tentang menjadi penyabar. Meski ditimpa ujian bertubi-tubi, mulai dari
dibuang ke sumur oleh saudaranya sendiri, difitnah istri Raja, semua dilalui dengan sabar.

Apa hadiah atas kesabaran itu? Nabi Yusuf memperoleh kedudukan sebagai bendahara Kerajaan Mesir
dan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
23

KISAH NABI SYU’AIB

Kaum Madyan hidup dalam kemakmuran. Tanahnya subur. Gandum dan buah-buahan menjadi sumber
penghidupan mereka. Akan tetapi, mereka sering melakukan tindak kejahatan. Mereka tidak segan
menindas orang-orang miskin. Mereka melakukan praktik penipuan dalam jual beli. Mereka mengurangi
takaran timbangan. Mereka Juga berbuat licik untuk mendapatkan keuntungan yang besar.

Hal itu terjadi karena mereka tidak memiliki pegangan hidup. Mereka meninggalkan agama tauhid
peninggalan Nabi Ibrahim.

Allah mengutus Syu’aib sebagai nabi. Tugasnya adalah berdakwah untuk mengajak kaumnya kembali
kepada ajaran Allah dan meninggalkan perbuatan buruk mereka.

Nabi Syu’aib segera menyeru kepada mereka, “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan
bagimu selain Allah. Sesungguhnya, telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu.
Sempurnakanlah takaran dan timbangan. Janganlah kamu mengurangi barang-barang takaran dan
timbangannya. Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya.
Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.”

Kemudian, Syu’aib kembali berseru, “Janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti
dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah. Janganlah kalian menginginkan agar jalan
Allah itu menjadi bengkok. Ingatlah, dahulunya kamu berjumlah sedikit. Lalu, Allah memperbanyak
jumlah kamu. Perhatikanlah, bagaimana kondisi sesudah orang-orang berbuat kerusakan.”

Seruan Syu’aib ternyata membuat kaumnya rnarah. Pemuka-pemuka dari kaum mereka yang sombong
berkata, “Sesungguhnya, kami akan mengusir kamu, hai Syu’aib dan orang-orang yang beriman
bersamamu dari kota kami atau kamu kembali kepada agama kami.”

Syu’aib pun berkata, “Bagaimana mungkin kami keluar dari kebenaran yang ditunjukkan oleh Allah? Jika
kami melakukan hal tersebut, kami termasuk orang yang ada dalam kebohongan yang besar. Kami tidak
bisa kembali kepada ajaran sebelumnya kecuali jika Allah menghendaki. Pengetahuan Tuhan kami
meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakal.”

Syu’aib berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan adil dan
Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.” Jawaban Syu’aib tentu saja membuat para pemuka
kaum Madyan yang kafir kesal. Mereka berkata, “Sesungguhnya, jika kamu mengikuti Syu’aib, tentu
kamu termasuk orang-orang yang merugi.”

Syu’aib berseru dan memberi peringatan kepada kaumnya, “Hai kaumku, janganlah pertentangan antara
aku dan kalian menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa
kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Saleh, sedang kaum Luth tidak jauh dari kamu. Dan mohonlah
ampun kepada Tuhanmu, kemudian bertobatlah kepada- Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang
lagi Maha Pengasih.”

Ternyata, seruan dan peringatan Syu’aib malah ditanggapi dengan ejekan dan hinaan. Mereka
melontarkan ancaman kepada Syu’aib. Mereka berkata, “Hai Syu’aib, kami tidak banyak mengerti
tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang
lemah diantara kami. Kalau tidak karena keluargamu, tentu kami telah merajam kamu, sedang kamu pun
bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami.”

Syu’aib menjawab dengan lantang, “Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut
pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu?
Sesungguhnya Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan. Hai kaumku, lakukanlah apa yang kalian
mampu. Sesungguhnya, aku pun akan melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang aku yakini. Kelak
kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta.
Tunggulah azab, sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu.”

Peringatan Syu’aib ternyata tidak juga memengaruhi hati mereka. Mereka tetap mempertahankan
tradisi, adat istiadat, dan agama yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Di samping itu, jika
24

sudah merasa tidak berdaya menghadapi penjelasan Nabi Syu’aib, mereka lalu melemparkan tuduhan-
tuduhan kosong, seolah-olah Nabi Syu’aib adalah tukang sihir dan ahli sulap yang ulung. Mereka telah
berani menentang Nabi Syu’aib.

Mendengar tantangan kaumnya, Nabi Syu’aib berdoa kepada Allah agar menurunkan azabnya kepada
kaum Madyan. Allah berkenan menerima permohonan dan doa Syu’aib. Allah memerintahkan Nabi
Syu’aib dan pengikutnya yang beriman agar meninggalkan Madyan. Sementara itu, orang kafir mengira
bahwa Nabi Syu’aib pergi karena rasa malu sehingga meninggalkan Madyan.

Kemudian, Allah menurunkan hawa udara yang sangat panas di atas kaum Madyan. Panasnya matahari
saat itu mampu membakar kulit. Mereka juga merasakan dahaga karena keringnya kerongkongan. Kaum
Madyan menjadi panik. Mereka berlari-lari mencari perlindungan ke sana kemari. Tiba-tiba, terlihat di
atas kepala mereka gumpalan awan hitam yang tebal. Lalu, mereka berlari ingin berteduh di bawahnya.

Setelah mereka berada di bawah awan hitam itu, jatuhlah ke atas kepala mereka percikan api diiringi
suara petir dan gemuruh ledakan dahsyat. Gempa pun menghantam mereka. Mayat-mayat mereka
bergelimpangan. Hancurlah kaum Madyan.

Nabi Syu’aib merasa sedih atas kejadian yang menimpa kaumnya. la berkata kepada para pengikutnya
yang telah beriman, “Aku telah sampaikan kepada mereka risalah Allah, menasihati dan mengajak
mereka agar meninggalkan perbuatan sesat, serta telah aku peringatkan mereka akan datangnya siksaan
Allah jika mereka tetap berkeras hati. Akan tetapi, mereka tidak menghiraukan nasihatku dan tidak
memercayai peringatanku. Oleh karena itu, tidak patut aku bersedih atas terjadinya bencana yang telah
membinasakan kaumku yang kafir itu.”

kemudian, Nabi Syu’aib dan pengikutnya yang selamat melanjutkan dakwah mereka untuk mengajak
manusia ke jalan Allah dan melaksanakan ajaran-ajaran-Nya.
25

KISAH NABI AYUB

Nabi Ayyub diutus oleh Allah SWT di daerah Hauran, Yordania-Syria (1420-1540 SM).

Namun, di tengah mengemban risalah Nabi Ayyub didera musibah berupa penyakit selama 18 tahun.
Tak hanya itu, seluruh kekayaan Ayyub juga hilang dan anak-anaknya meninggal dunia, serta dijauhi
semua orang kecuali istrinya.

Meski demikian, Nabiyullah Ayyub menghadapinya dengan penuh kesabaran dan ketakwaan.

Kisah Nabi Ayyub ini diabadikan dalam Alquran surat Shad.


ٌ‫ار ٌد َّو َش َراب‬ ۢ َ ۚ ِ‫ب اُرْ ُكضْ ِب ِرجْ ل‬
ِ ‫ك ٰه َذا م ُْغ َت َس ٌل َب‬ ٍ ْ‫ب ا ِْذ َن ٰادى َرب ٗ َّٓه اَ ِّنيْ َم َّسن َِي ال َّشي ْٰطنُ ِب ُنص‬
ٍ ۗ ‫ب َّو َع َذا‬ َ ۘ ‫ َو ْاذ ُكرْ َعبْدَ َنٓا اَي ُّْو‬  
Artinya: "Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya, "Sesungguhnya aku
diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.”(Allah berfirman), "Hantamkanlah kakimu; inilah air
yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.”  (QS. Shad: 42-43).

Mufasir Ibnu Katsir dalam kitabnya tafsir Ibnu Katsir menerangkan, Allah Swt menceritakan perihal
hamba dan Rasul-Nya Ayyub as dan cobaan yang ditimpakan oleh Allah terhadap dirinya berupa
penyakit yang mengenai seluruh tubuhnya dan musibah yang menimpa harta dan anak-anaknya,
sehingga tiada suatu pori-pori pun dari tubuhnya yang selamat dari penyakit tersebut kecuali hanya
kalbunya.

Dan tiada sesuatu pun yang tersisa dari harta bendanya untuk dapat dijadikan sebagai penolong dalam
masa sakitnya dan musibah yang menimpa dirinya, selain hanya istrinya yang masih tetap mencintainya
berkat keimanannya kepada Allah dan rasul-Nya.

Istrinya itu bekerja pada orang lain sebagai pelayan, dan hasil kerjanya itu ia belanjakan untuk makan
dirinya dan suaminya (yakni Nabi Ayyub). Istrinya bekerja demikian selama delapan belas tahun.

Sebelum musibah menimpa, Nabi Ayyub hidup dengan harta yang berlimpah, banyak anak, serta
memiliki banyak tanah dan bangunan yang luas. Maka semuanya itu dicabut dari tangannya oleh Allah
Swt, sehingga nasib melemparkannya hidup di tempat pembuangan sampah di kotanya, selama delapan
belas tahun.

Semua orang-baik yang tadinya dekat ataupun jauh-tidak mau mendekatinya, selain istrinya.

Istrinya tidak pernah meninggalkannya pagi dan petang, kecuali bila bekerja pada orang lain, tetapi
segera kembali kepadanya dalam waktu yang tidak lama.

Setelah masa cobaan itu telah lama berlangsung, masa puncak cobaanpun telah dilaluinya serta sudah
ditakdirkan habis waktunya sesuai dengan masa yang telah ditetapkan di sisi-Nya, maka Nabi Ayyub
berdoa memohon kepada Tuhan semesta alam, Tuhan semua rasul, seperti yang disitir oleh firman-Nya:

َ ‫( }َأ ِّني َم َّسن َِي الضُّرُّ َوَأ ْنتَ َأرْ َح ُم الرَّ ا ِحم‬Ya Tuhanku) sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau
{‫ِين‬
adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang. (Surat Al-Anbiya: 83).

Dan di dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia
menyeru Tuhannya, "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.” (Shad: 41)

Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah penyakit yang menimpa tubuhnya dan tersiksa
karena kehilangan harta benda dan anak-anaknya.

Maka setelah itu Allah Yang Maha Pelimpah rahmat mengabulkan doanya, kemudian Allah
memerintahkan kepada Ayyub untuk bangkit dari tempat duduknya, lalu menghentakkan kakinya ke
bumi.
26

Nabi Ayyub melakukan apa yang diperintahkan kepadanya, maka Allah Swt menyumberkan mata air dari
bekas injakan kakinya itu. Dan Allah memerintahkan kepadanya agar mandi dengan air dari mata air itu,
maka lenyaplah semua penyakit yang ada pada tubuhnya, dan tubuhnya kembali sehat seperti semula.

Lalu Allah memerintahkan kepadanya untuk menginjakkan kakinya sekali lagi ke bumi di tempat lain,
maka Allah menyumberkan mata air lainnya dan memerintahkan kepada Ayyub untuk minum dari air
tersebut.

Setelah minum air itu, maka lenyaplah semua penyakit yang ada di dalam perutnya dan menjadi
sehatlah ia lahir dan batinnya seperti sedia kala.

Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

ِ ‫( }ارْ ُكضْ ِب ِرجْ ل َِك َه َذا م ُْغ َت َس ٌل َب‬Allah berfirman), "Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk
{ ٌ‫ار ٌد َو َش َراب‬
mandi dan untuk minum.” (Shad: 42).
‫َأ‬
ِ ‫ ْن َد ِر ال َّشع‬.
َ ‫ِير َح َّتى َف‬
‫اض‬

Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abdul Ala,
telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Nafi ibnu Yazid, dari Aqil,
dari Ibnu Syihab, dari Anas ibnu Malik ra yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw pernah bercerita:
sesungguhnya Nabi Allah Ayyub a.s. menjalani masa cobaannya selama delapan belas tahun.

Semua orang menolaknya, baik yang dekat maupun yang jauh, terkecuali dua orang lelaki yang sejak
semula merupakan teman terdekatnya. Keduanya biasa mengunjunginya di setiap pagi dan petang hari.

Salah seorang dari keduanya berkata kepada temannya, "Tahukah kamu, demi Allah, sesungguhnya
Ayyub telah melakukan suatu dosa yang belum pernah dilakukan oleh seorang manusia pun."

Teman bicaranya bertanya, "Dosa apakah itu?" Ia menjawab, "Selama delapan belas tahun ia tidak
dikasihani oleh Allah Swt dan tidak dibebaskan dari cobaan yang menimpanya."

Ketika keduanya mengunjungi Ayyub, maka salah seorang temannya itu tidak dapat menahan rasa
keingintahuannya, lalu ia menceritakan hal itu kepada Ayyub.

Maka Ayyub as berkata, "Saya tidak mengerti apa yang kamu bicarakan itu, hanya saja Allah Swt
mengetahui bahwa sesungguhnya dahulu aku bersua dengan dua orang lelaki yang sedang bersengketa,
lalu keduanya menyebut-nyebut nama Allah Swt. (dalam sumpahnya).

Maka aku pulang ke rumahku, lalu membayar kifarat untuk kedua orang itu karena tidak suka nama
Allah Swt. disebut-sebut dalam perkara yang hak (benar)."

Disebutkan bahwa Nabi Ayyub apabila menunaikan hajatnya (buang air) selalu dituntun oleh istrinya;
dan apabila telah selesai, istrinya kembali menuntunnya ke tempat ia berada.

Pada suatu hari istrinya datang terlambat, maka Allah menurunkan wahyu kepada Ayyub as.:
Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. (Shad: 42) Ketika istrinya tiba
di tempat Nabi Ayyub.

Istrinya mencari-cari suaminya sedangkan Ayyub as menghampirinya dalam keadaan telah pulih seperti
sediakala karena Allah telah melenyapkan semua penyakitnya.

Ketika menyaksikan kedatangannya, istrinya bertanya, "Semoga Allah memberkatimu, apakah engkau
melihat Nabi Allah yang sedang mengalami cobaan yang tadi ada di sini? Maka demi Allah Yang
Mahakuasa atas segalanya, aku belum pernah melihat lelaki yang lebih mirip dengan suamiku itu di
masa ia masih sehat."

Nabi Ayyub menjawab, "Sesungguhnya aku sendirilah Ayyub itu." Disebutkan bahwa Nabi Ayyub
mempunyai dua buah peti, yang satu untuk wadah gabah gandum, dan yang satunya lagi untuk wadah
gabah jewawut.
27

Maka Allah Swt mengirimkan dua kumpulan awan; ketika salah satunya telah berada di atas wadah
gabah gandum, awan tersebut menuangkan emas yang dikandungnya ke dalam wadah itu hingga luber.

Awan yang lainnya menuangkan emas pula ke dalam wadah gabah jewawut hingga luber.
Demikianlah menurut lafaz riwayat yang diketengahkan oleh Ibnu Jarir.

Rasulullah Saw pernah bersabda: Ketika Ayyub sedang mandi telanjang, berjatuhanlah kepadanya
belalang-belalang emas, maka Ayyub a.s. mengambilnya dan memasukkannya ke dalam pakaiannya.
Maka Tuhannya berfirman menyerunya, "Hai Ayyub, bukankah Aku telah memberimu kecukupan hingga
kamu tidak memerlukan apa yang kamu saksikan itu?”

Ayyub a.s. menjawab, "Memang benar, ya Tuhanku, tetapi aku masih belum merasa cukup dengan
berkah dari-Mu. Imam Bukhari mengetengahkannya secara tunggal melalui hadis Abdur Razzaq dengan
sanad yang sama.

Karena itulah disebutkan dengan firman-Nya: { ‫ب‬ ْ ‫ } َو َو َه ْب َنا لَ ُه َأهْ لَ ُه َوم ِْثلَ ُه ْم َم َع ُه ْم َرحْ َم ًة ِم َّنا َو ِذ ْك َرى ألولِي‬Dan Kami
ِ ‫األل َبا‬
anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka
sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai
pikiran. (Shad: 43).

Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa Allah menghidupkan kembali anak-anak Nabi Ayyub yang
telah mati dan menambahkan kepadanya anak-anak yang sejumlah dengan itu.

Firman Allah Swt.: {‫ } َرحْ َم ًة ِم َّنا‬sebagai rahmat dari Kami. (Shad: 43) berkat kesabarannya, keteguhan
hatinya, ketaatannya, rendah dirinya, dan ketenangannya.

{‫ب‬ ْ ‫ } َو ِذ ْك َرى ألولِي‬dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. (Shad:43) agar mereka
ِ ‫األل َبا‬
mengetahui bahwa buah dari kesabaran itu ialah keselamatan, jalan keluar, dan kesejahteraan.
ْ ‫ِك ضِ ْغ ًثا َفاضْ ِربْ ِب ِه َوال َتحْ َن‬
Firman Allah Swt.: {‫ث‬ َ ‫ } َو ُخ ْذ ِب َيد‬Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka
pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. (Shad: 44)

Demikian itu karena Ayyub a.s. marah kepada istrinya, merasa tidak enak disebabkan suatu perbuatan
yang telah dilakukan istrinya. Menurut suatu pendapat, istri Nabi Ayyub telah menjual rambut
kepangannya, lalu menukarnya dengan roti untuk makan Nabi Ayyub. Maka Nabi Ayyub mencela
perbuatan istrinya itu, bahkan sampai bersumpah bahwa jika Allah memberinya kesembuhan, ia benar-
benar akan memukul istrinya dengan seratus kali dera pukulan.

Menurut pendapat yang lainnya lagi, penyebabnya ialah selain itu. Setelah Allah Swt.
menyembuhkannya dan menjadikannya sehat seperti sediakala, maka tidaklah pantas jika istrinya yang
telah berjasa memberikan pelayanan dan kasih sayang serta kebaikan kepadanya dibalas dengan
pukulan.

Akhirnya Allah memberikan petunjuk melalui wahyu-Nya yang menganjurkan kepada Ayyub untuk
mengambil lidi sebanyak seratus buah yang semuanya di jadikan satu, lalu dipukulkan kepada istrinya
sekali pukul.

Dengan demikian, berarti Ayyub telah memenuhi sumpahnya dan tidak melanggarnya serta menunaikan
nazarnya itu. Hal ini adalah merupakan jalan keluar dan pemecahan masalah bagi orang yang bertakwa
kepada Allah dan taat kepadanya. Untuk itulah disebutkan dalam firman berikut: { ‫ص ِابرً ا نِعْ َم ْال َع ْب ُد ِإ َّن ُه‬
َ ُ‫ِإ َّنا َو َج ْد َناه‬
ٌ‫ }َأوَّ اب‬Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba.
Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (Shad: 44)

Allah Swt. memuji dan menyanjung hamba-Nya ini bahwa dia adalah: { ٌ‫ }نِعْ َم ْال َع ْب ُد ِإ َّن ُه َأوَّ اب‬sebaik-baik
hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (Shad: 44)

Yakni banyak kembali dan mengadu kepada Allah Swt. Hal yang semisal disebutkan oleh Allah Swt.
ُ ‫ } َو َمنْ َي َّت ِق هَّللا َ َيجْ َع ْل لَ ُه َم ْخ َرجً ا َو َيرْ ُز ْق ُه مِنْ َحي‬Barang siapa yang
dalam ayat lain melalui firman-Nya: { ُ‫ْث اَل َيحْ َتسِ ب‬
bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari
arah vang tiada disangka-sangkanya. (Surat At-Talaq: 2-3)
28

KISAH NABI ZULKIFLI

Nabi Zulkifli a.s adalah keturunan Nabi Ayyub AS yang mewarisi sifat ayahnya. Ia dikenal sabar, shaleh,
adil, bijaksana, dan penuh kesederhanaan dalam hidupnya.
Kisah Nabi Zulkifli AS diceritakan dalam beberapa riwayat. Sementara, di dalam Al Quran disebutkan
pada Q.S Al-Anbiya: 85-86 dan Q.S Shad:48.

Nabi Zulkifli AS memiliki nama asli Basyar. Diceritakan dalam Kisah Menakjubkan 25 Nabi dan Rasul, ia
merupakan satu-satunya putra Nabi Ayyub AS dan Siti Rahmah yang selamat dari bencana godaan Iblis.

Beralihnya nama Basyar menjadi Zulkifli terjadi ketika ia menjadi seorang raja. Berikut kisah Nabi Zulkifli
AS.

1. Sejarah Pemberian Nama Zulkifli


Basyar tinggal di negeri Syam yang saat itu dipimpin oleh seorang raja bijaksana yang sudah sangat tua.
Raja tersebut tidak memiliki keturunan. Sehingga, ia membuat sayembara untuk mencari penggantinya
sebagai seorang raja.

Raja tersebut memberikan syarat yang cukup berat untuk manusia biasa. Ia menginginkan penggantinya
kelak adalah orang yang sabar dan bertakwa kepada Allah SWT.

Raja itu mengatakan barangsiapa yang berpuasa siang hari, beribadah malam hari, dan sanggup tidak
marah, ia akan diangkat menjadi raja.

Tidak ada seorangpun dari rakyatnya yang sanggup menjalankan syarat yang diberikan, kecuali satu
orang yang bernama Basyar.

Atas kesanggupan yang diungkapkan Basyar, raja kemudian memberikan julukan Zulkifli yang artinya
sanggup.

2. Kesabaran dan Kesederhanaan Nabi Zulkifli AS

Dalam buku tersebut juga dikatakan bahwa Nabi Zulkifli AS menepati janjinya kepada Raja Syam ketika
sayembara.

Pada siang hari, Nabi Zulkifli AS berpuasa, mengurus penduduk, dan beristirahat. Beberapa riwayat
mengatakan, istirahat yang dilakukan Nabi Zulkifli AS merupakan sebuah ibadah.

Sementara itu, pada malam hari Nabi Zulkifli AS terus beribadah. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-
Anbiya ayat 85-86,

)86( ‫ِين‬ َّ ٰ ‫) َوَأ ْد َخ ْل ٰ َن ُه ْم فِى َرحْ َم ِت َنآ ۖ ِإ َّنهُم م َِّن ٱل‬85( ‫ين‬
َ ‫صلِح‬ َّ ٰ ‫يس َو َذا ْٱل ِك ْف ِل ۖ ُك ٌّل م َِّن ٱل‬
َ ‫ص ِب ِر‬ َ ‫َوِإسْ ٰ َمعِي َل َوِإ ْد ِر‬

Artinya: "Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang
sabar. Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-
orang yang saleh.

Seperti kisah ayahnya, Nabi Zulkifli AS juga menerima godaan dari Iblis selama menjadi raja. Iblis datang
menemui Nabi Zulkifli AS dalam berbagai wujud salah satunya menjadi rakyat jelata.

Namun demikian, hal itu tidak menggoyahkan keimanan dan kesabarannya. Allah SWT memasukkan
Nabi Zulkifli AS sebagai golongan orang sabar dan paling baik. Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya
dalam Surat Shad ayat 48,
29

‫َأْل‬ ْ
ِ ‫َوٱذ ُكرْ ِإسْ ٰ َمعِي َل َو ْٱل َي َس َع َو َذا ْٱل ِك ْف ِل ۖ َو ُك ٌّل م َِّن ٱ ْخ َي‬
‫ار‬

Artinya: "Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling
baik."

Kenabian Zulkifli AS dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya, Tafsir al-Quran al-'Azhim. Dalam tafsir
nomor 431 menerangkan bahwa Zulkifli adalah seorang nabi. Tidak ada seorangpun yang disebut
namanya berderetan dengan nabi kecuali ia merupakan seorang nabi.

Sementara itu, selama menjadi raja, Nabi Zulkifli AS tetap tampil sederhana. Ia adil, bijaksana, dan
memuliakan seluruh rakyatnya termasuk rakyat jelata.
30

KISAH NABI MUSA

Pada zaman dahulu, Mesir dipimpin oleh Raja bernama Firaun yang terkenal zalim. Ia dikemal sebagai
raja yang sombong, sewenang-wenang, hingga memperbudak penduduknya. Suatu ketika, Firaun
bermimpi bahwa Mesir terbakar kecuali rumah-rumah kaum Bani Israil. Ia pun mengumpulkan ahli sihir
dan peramal untuk menafsirkan mimpi tersebut.

Para peramal mengartikan bahwa akan lahir seorang bayi laki-laki keturunan Bani Israil yang akan
membinasakan penduduk Mesir. Firaun sangat ketakutan dan memerintahkan untuk membunuh bayi
laki-laki keturunan Bani Israil yang lahir.

Musa lahir bertepatan dengan pembunuhan massal tersebut. Ibunya mencari tempat jauh yang aman
dari jangkauan tentara Raja zalim tersebut. Ibu Musa menyusui dan meletakkannya di dalam sebuah peti
dan di taruh di sungai.

Suatu hari, ibunya lupa menarik peti dan membuat Musa terbawa arus sungai. Peti tersebut terbawa
hingga istana dan ditemukan oleh Asiyah, istri Firaun. Asiyah yang mandul ingin merawat bayi malang
tersebut dan membawa bayi Musa ke hadapan Firaun.

Asiyah menghadirkan beberapa ibu susu untuk Musa. Namun, bayi Musa menolak semuanya. Hingga
suatu ketika, ibu kandung Musa mengetahui berita tersebut. Ia segera ke istana dan menyusui bayi
Musa.

Nabi Musa tumbuh menjadi pria yang sangat baik. Selama bertahun-tahun, ia beserta pengikutnya
bersabar dalam menghadapi kekejaman Firaun. Pada puncaknya, Firaun mengakui dirinya sebagai
tuhan. Atas seizing Allah, Nabi Musa dan pengikutnya pergi dari Mesir untuk menuju Syam. Mendengar
kabar kepergian Musa, Raja Firaun murka dan bersama tentarantya mengejar Nabi Musa.

Saat Firaun dan bala tentaranya hampir menyusul rombongan Nabi Musa, perjalanan mereka terhambat
lautan yang luas. Turunlah wahyu Allah SWT kepada Nabi Musa AS yang berbunyi sebagai berikut;

“Pukullah lautan itu dengan tongkatmu” Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah
seperti gunung yang besar” (QS:Asy-Syu’ara Ayat: 63).

Lautan pun terbelah. Musa dan rombongannya bergegas melintasi lautan disusul oleh Firaun beserta
bala tentaranya. Nabi Musa dan pengikutnya berhasil melewati lautan. Lautan kembali seperti semula,
Firaun dan bala tentaranya binasa karena tenggelam di dalamnya lautan tersebut.
31

KISAH NABI HARUN

 Harun merupakan salah seorang Nabi yang telah diminta langsung oleh Nabi Musa pada Allah dalam
membantu memperkembangkan ajarannya.

Beliau diangkat menjadi nabi pada tahun 1450 SM dan ditugaskan untuk berdakwah kepada para Fir’aun
Mesir dan Bani Israel di Sina, Mesir.

Setia dalam Dakwah

Beberapa kelebihan yang dimiliki Harun. Ia fasih dalam berbicara. Cara berbicaranya sangat lembut,
tenang dan mudah difahami. Ia juga pandai dalam menata perkataan, Orang senang berbincang-bincang
dengannya.

Nabi Musa dan Nabi Harun berdakwah untuk menemui raja yan kejam Fir’aun. Berbagai adu argumen
dilakukan menghadapi Fir’aun. Bahkan diadakan pertarungan ular. Fir’aun lagi-lagi kalah. Ular-ular
penyihir habis ditelan ular besar. Dengan tongkat nabi Musa.

Tibalah dimana Nabi Musa telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk pergi ke bukit Sinai untuk
menerima wahyu. Semasa kepergian Nabi Musa, segala urusan telah diserahkan kepada saudaranya
Nabi Harun.

Selama ditinggal Nabi Musa , Harun juga diberikan amanah untuk mengawasi dan memimpin penduduk
Bani Israel dari perbuatan mungkar, dan juga menyekutukan Allah dengan benda lain. Musa berkata
kepada Harun ??Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku dan perbaikilah, jangan kamu mengikuti
jalan orang yang melakukan kerusakan ? Kepergian Nabi Musa selama 40 hari dan 40 malam.

Kepergian Musa ternyata disalahgunakan dan dimanfaatkan orang bernama Samiri. Ia berniat
memanfaatkan situasi tersebut untuk menyesatkan kaum Nabi Musa yang selama ini telah bersusah
payah membentuk keimanan mereka. Samiri ini membuat patung terbuat dari emas untuk disembah
kaum Musa. Mereka menyembah patung berbentuk hewan sapi itu setelah terkena tipu muslihat Samiri
yang menjadikannya bisa berbicara.

Sisa patung sapi yang terbuat dari emas (Resensiakhirzaman)


Nabi Harun sangat marah setelah melihat umatnya menyembah berhala. Lalu ia berusaha mencegah
umatnya yang menyekutukan Allah agar kembali ke jalan yang benar. Tapi umatnya malah
membangkang dengan memberi ancaman kepada Nabi Harun kalau ia terus melarang mereka
menyembah patung tersebut. Pada akhirnya, Nabi Harun tidak dapat berbuat apa-apa dan mereka
mereka terus menyembah patung itu.

Setelah Nabi Musa kembali, ia terkejut karena kaumnya menyembah berhala. Dalam hal ini, Musa juga
menyalahkan Nabi Harun. Dalam keadaan marah yang tidak dapat dikendalikan Nabi Musa menarik
janggut Nabi Harun dan berkata: â??Wahai Harun, apa yang menghalangi engkau dari mencegah mereka
ketika engkau melihat mereka sesat? Apakah engkau tidak mengikuti aku atau engkau menduharkai
perintahku?â? Harun berkata: â??Wahai saudaraku, janganlah engkau merenggut janggutku dan
janganlah engkau menarik kepalaku, sesungguhnya aku takut engkau akan berkata, ‘engkau
mengadakan perpecahan dalam Bani Israel dan engkau tidak memelihara perkataanku.’”

Diriwayatkan, Nabi Musa yang menarik janggut Nabi Harun saat ia melampiaskan amarahnya membuat
janggut yang dipegang oleh Nabi Musa telah bertukar menjadi putih dan janggut yang tidak kena tangan
Nabi Musa tetap berwarna hitam. Sejak itu janggut Nabi Harun mempunyai dua warna yaitu putih dan
hitam.

Pada akhirnya, Nabi Musa mengetahui siapa dalang dari semua ini. Ia mendapatkan Samiri sebagai
perusak kaumnya. Nabui Musa mengusir Samiri beserta pengikutnya dan berjanji akan menghancurkan
berhala-berhala yang dibuatnya dan akan dihanyutkan kedalam laut. Nabi Musa pun berkata: Samiri dan
para pengikutnya yang kafir akan segera mendapat adzab dari Allah SWT.
32

Nabi Harun hidup selama 122 tahun. Beliau wafat 11 bulan sebelum kematian Musa, di daerah al Tiih,
yaitu sebelum Bani Israil memasuki Palestina. Setelah Nabi Harun dan Nabi Musa meninggal dunia, Bani
Israel dipimpin oleh Yusyaâ?? bin Nun. Namun, setelah Yusyaâ?? wafat, lama-kelamaan sebagian besar
mereka meninggalkan ajaran yang terkandung dalam Taurat. Malah, ada kalangan mereka yang
mengubah hukum di dalam kitab tersebut. Sehingga menimbulkan perselisihan dan perbedaan
pendapat dan akhirnya menyebabkan perpecahan Bani Israel.
33

KISAH NABI DAUD

Nabi Daud adalah salah satu utusan Allah yang berasal dari Bani Israil, beliau dikenal memiliki suara yang
merdu. Saking merdunya bahkan saat ia sedang melantukan kitab Zabur dan berdzikir burung-burung
dan gunung-gunung yang ada disekitarnya turut berdzikir bersama beliau.

Dianugerahi Kekuasaan oleh Allah SWT

Dikisahkan bahwa Nabi Daud adalah seorang prajurit dari kubu Thalut yang kala itu sedang berperang
dengan pasukan jalut. Prajurit dari kubu Thalut memang dikenal dengan keberanian yang sangat tinggi
serta ahli dalam strategi perang serta memiliki pengetahuan yang luas.

Sedari kecil keberanian Nabi Daud memag sudah terlihat, contohnya saat ia dengan berani mengusir
hewan buas yang hendak mengganggu hewan ternaknya. Sampai pada suatu saat nyali besar yang
dimiliki oleh Nabi Daud terdengar oleh Raja Thalut, raja Thalut mengajak Daud muda untuk berperang
melawan kerajaan Jalut dengan yang identic dengan Goliath dan pasukan Filistin.

Perang demi perang Daud lewati bersama Raja Thalut, kedekatan mulai tumbuh diantara keduanya
karena Daud selalu berhasil memenangkan perang. Ketika Thalut gugur di medan perang Allah berikan
anugerah berupa naiknya ia menjadi raja yang memimpin 40 ribu pasukan.

Suara yang Merdu

Setiap nabi yang diutus oleh Allah untuk menyebarkan agamanya selalu diberikan anugrah, salah satu
anugrah yang Allah berikan kepada Nabi Daud adalah suara yang merdu. Dikisahkan pada zaman itu
ketika ada orang sakit yang mendengarkan suara Nabi Daud saat melantukan kitab Zabur akan seketika
sembuh.

Selain itu ketika Nabi Daud melantunkan ayat Zabur seketika alam sekitar menjadi tenang, air angin,
burung dan gunung ikut bertasbih dan memuji kemuliaan Allah.

Mampu Berbicara dengan Hewan

Kemampuan Nabi Daud untuk berbicara dengan hewan yang Allah anugerahkan kepada beliau juga
dianugerahkan kepada anaknya, yakni nabi Sulaiman.

Kemampuan Nabi Daud untuk mengerti bahasa hewan bermula ketika beliau sedang melamun, ditengah
lamunannya ia mendengar suara burung yang saling berbicara satu sama lain. semenjak saat itu Allah
berikan kepadanya anugrah berupa dapat berkomunikasi dengan hewan-hewan.

Nabi Daud adalah orang yang amat sayang kepada sesama makhluk Allah, contohnya adalah bagaiman
ia memperlakukan hewan-hewan yang ada disekitarnya dengan penuh kasih sayang. Sebagai bentuk
timbal balik yang diberikan Nabi Daud kepada hewan-hewan, maka Nabi Daud pun mendapatkan
perilaku yang sama dari mereka.

Awal mula Puasa Daud

Sejarah  yang kita kenal puasa Daud sampai saat ini adalah pada suatu waktu Nabi Daud menyukai
perempuan yang sudah bersuami. Ketika itu Nabi Daud memerintahkan suami dari wanita itu untuk ikut
berperang. Naas suami dari wanita tersebut gugur di medan perang lalu Daud nikahilah wanita tersebut.

Pasca ia menikahi wanita tersebut ia dirundung oleh perasaan bersalah, dan berpuasalah Nabi Daud
untuk memohon ampunan kepada Allah. Puasa inilah yang sampai saat ini kita kenal dengan Puasa
Daud.
34

KISAH NABI SULAIMAN

Kisah Nabi Sulaiman alaihi salam (AS) merupakan putra Nabi Daud AS yang memiliki silsilah langsung
dengan nabi Ibrahim AS. Allah SWT juga telah melimpahkan kepada Nabi Sulaiman nikmat-nikmat
berupa kerajaan yang sempurna dan kekuasaan yang besar, sehingga ditundukkan baginya manusia, jin,
dan burung-burung.

Dalam Kisah Nabi Sulaiman juga dianugerahi ilmu bahasa burung, ini merupakan suatu pemberian yang
belum pernah diberikan kepada seorang manusia pun.

Allah SWT berfirman:

َّ ‫َولَ َق ْد ٰا َت ْي َنا دَ ٗاودَ َو ُسلَي ْٰم َن عِ ْلم ًۗا َو َقااَل ْال َحمْ ُد هّٰلِل ِ الَّذِيْ َف‬
َ ‫ضلَ َنا َع ٰلى َك ِثي ٍْر مِّنْ عِ َبا ِد ِه ْالمُْؤ ِم ِني َْن َو َو ِر‬
َ‫ث ُسلَي ْٰمنُ َد ٗاو َد َو َقا َل ٰ ٓيا َ ُّي َها ال َّناسُ عُلِّ ْم َنا َم ْنطِ ق‬
َّ ‫س َو‬
‫الطي ِْر َف ُه ْم ي ُْو َزع ُْو َن‬ ِ ‫الطي ِْر َوا ُ ْو ِت ْي َنا مِنْ ُك ِّل َشيْ ۗ ٍء اِنَّ ٰه َذا لَه َُو ْال َفضْ ُل ْالم ُِبيْنُ َوحُشِ َر لِ ُسلَي ْٰم َن ُج ُن ْودُهٗ م َِن ْال ِجنِّ َوااْل ِ ْن‬ َّ

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman, dan keduanya
mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang
beriman.” Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata, "Hai manusia, kami telah diberi
pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) itu benar-benar
suatu karunia yang nyata.” Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia , dan burung;
lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan)". (QS. Surat An Naml: 15-17)

Saat Nabi Daud AS didatangi malaikat maut untuk menjemput ajalnya, Nabi Sulaiman AS lalu
memerintahkan semua burung-burung untuk berkumpul.

Terkait hal ini, Rasulullah Saw pernah bersabda, "Daud a.s. adalah seorang lelaki yang besar
cemburunya. Apabila dia bepergian, maka semua pintu rumahnya ditutup dan tidak boleh ada seorang
lelaki pun masuk ke dalam rumahnya menemui istri-istrinya sebelum ia pulang."

Pada suatu hari ia pergi, sebelumnya ia menutup semua pintu istananya, lalu ada seorang wanita
mengintip rumah Nabi Daud, dan ternyata ia melihat ada seorang lelaki sedang berdiri di tengah-tengah
istananya. Lalu wanita itu berkata kepada wanita-wanita yang ada di dalamnya, "Dari manakah lelaki ini
masuk ke dalam istana Daud, padahal semua pintunya telah dikunci? Demi Allah, kalian benar-benar
akan dilaporkan kepada Daud." Ketika Daud datang, ia menjumpai ada seorang lelaki sedang berdiri di
tengah-tengah rumahnya. Daud bertanya, "Siapakah kamu?" Lelaki itu menjawab, "Orang yang tidak
takut kepada para raja dan tidak terhalang oleh penghalang apa pun." Daud berkata, "Kalau begitu, demi
Allah, engkau adalah malaikat maut, selamat datang dengan perintah Allah."

Lalu Daud menyelimuti dirinya di tempat peraduannya, dan malaikat itu mencabut rohnya, dan setelah
malaikat itu menjalankan tugasnya, bertepatan dengan terbitnya matahari, maka Sulaiman a.s. berkata
kepada burung-burung, "Naungilah jasad Daud!" Maka semua burung menaunginya hingga bumi ini
ternaungi oleh burung-burung itu. Kemudian Sulaiman berkata kepada semua burung, "Katupkanlah
sebelah sayapmu (yakni pakailah sebelah sayap saja)." Abu Hurairah bertanya, "Wahai Rasulullah,
bagaimanakah burung dapat melakukan hal itu?" Beliau Saw. mengatupkan tangannya, dan bahwa yang
menaunginya hanyalah elang merah saja, karena dapat mendesak burung lainnya.

Firman Allah Swt:


َّ ‫س َو‬
‫الطي ِْر َف ُه ْم ي ُْو َزع ُْو َن‬ ِ ‫َوحُشِ َر لِ ُسلَي ْٰم َن ُج ُن ْودُهٗ م َِن ْال ِجنِّ َوااْل ِ ْن‬
Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia, dan burung-burung, lalu mereka itu
diatur dengan tertib (dalam barisan). (An-Naml: 17)

Yakni Sulaiman mengumpulkan semua bala tentaranya yang terdiri dari makhluk jin, manusia dan
burung-burung. Nabi Sulaiman diiringi oleh mereka dengan segala kebesaran dan kemegahannya di
tengah-tengah bala tentara manusia, karena merekalah yang mengiringinya. Setelah mereka terdapat
bala tentara dari makhluk jin, sedangkan bala tentara burung kedudukan mereka berada di atas (di
udara); apabila matahari panas, maka burung-burung itu menaunginya dengan sayap-sayapnya.
35

Nabi Sulaiman menyusun secara rapi barisan masing-masing mulai dari pertama sampai yang terakhir
agar tiada seorang pun yang melangkahi posisi yang telah ditetapkan baginya. Hingga apabila mereka
sampai di lembah semut.

Berkatalah seekor semut, "Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarang kalian, agar kalian tidak
diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (An-Naml: 18)

Para mufasir mengatakan, nama semut yang berbicara itu adalah Haras. Ia berasal dari kelompok semut
yang dikenal dengan nama Bani Syisan. Disebutkan bahwa besar semut itu sama dengan seekor serigala,
sedangkan semut yang berbicara itu pincang kakinya. Ia merasa khawatir makhluk jenisnya akan binasa
karena terinjak-injak oleh teracak kuda-kuda pasukan Nabi Sulaiman, maka ia menyerukan kepada
makhluk jenisnya agar memasuki sarang-sarang mereka. Sulaiman as mengerti pembicaraan itu.

Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, "Ya
Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai.”
(An-Naml: 19)

Yakni berilah aku kekuatan untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku sehingga
aku dapat memahami bahasa burung dan bahasa semua hewan berkat pengajaran-Mu kepadaku, juga
kepada kedua orang tuaku, agar diriku menjadi orang yang tunduk patuh dan beriman kepada-Mu dan
untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai. (An-Naml: 19)

Sementara ada sebagian ulama tafsir berpendapat bahwa lembah tersebut terletak di negeri Syam atau
negeri lainnya, dan bahwa semut tersebut mempunyai dua buah sayap seperti lalat atau hal lainnya
hanyalah merupakan dongengan-dongengan yang tidak ada kenyataannya.

Saat dilanda kemarau panjang, Nabi Sulaiman ibnu Daud as keluar untuk meminta hujan. Tiba-tiba ia
menjumpai seekor semut sedang terlentang seraya menghadapkan semua kakinya ke arah langit dan
berdoa.

"Ya Allah, sesungguhnya kami adalah salah satu dari makhluk-Mu. Kami memerlukan sekali siraman
hujan-Mu. Jika tidak Engkau sirami kami, berarti Engkau akan membinasakan kami." Maka Sulaiman
berkata, "Marilah kita pulang, sesungguhnya telah ada makhluk selain kalian yang membacakan doa
istisqa."

Saat sedang menempuh perjalanan di Padang Sahara, Nabi Sulaiman kehabisan perbekalan air. Nabi
Sulaiman lalu mengutus burung hud-hud untuk mencari air. Dengan kemampuan yang dimilikinya secara
alami burung hud-hud dapat melihat cadangan air yang terdapat di dalam tanah; ia dapat melihatnya
sebagaimana seseorang melihat sesuatu yang ada di permukaan tanah. Dan ia dapat mengetahui berapa
jauh letak kedalaman sumber mata air itu dari permukaan tanah.

Apabila burung hud-hud telah menunjukkan adanya sumber air, maka Nabi Sulaiman as. memerintahkan
kepada jin untuk menggali tempat itu hingga keluarlah air dari perut bumi.

Pada suatu hari Nabi Sulaiman a.s. beristirahat di suatu padang pasir, lalu ia memeriksa barisan burung
untuk mencari burung hud-hud, tetapi ia tidak melihatnya. lalu ia berkata, "Mengapa aku tidak melihat
hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir?" (An-Naml: 20).

Nabi Sulaiman mengancam akan menghukumnya dengan mencabuti bulunya, lalu menjemurnya di terik
matahari.

Tiba-tiba, burung hud-hud datang dan berkata, "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum-
mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala
sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.

Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan
mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah),
36

sehingga mereka tidak dapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa
yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan apa yang
kalian nyatakan.

Kerajaan itu dipimpin perempuan bernama Ratu Balqis binti Syarahil yang menguasai negeri Saba. Ibu
Ratu Balqis adalah jin perempuan yang ada di negeri Saba, karena itu tumit kaki Ratu Balqis seperti
teracak kuda. Ibunya bernama Fariah jin perempuan.

Ratu Balqis mempunyai 100.000 personel pasukan. Pendapat lain menyatakan Ratu Saba mempunyai
12.000 pasukan. Kerajaan mereka berada di suatu tempat yang dikenal dengan nama Ma-rib, jauhnya
tiga mil dari kota Sana.

Dikisahkan, singgasana tempat duduknya sangat besar dihiasi dengan emas dan berbagai macam batu
permata dan mutiara. Pelayannya semua wanita berjumlah 600 orang yang khusus melayaninya.

Ahli sejarah mengatakan bahwa singgasana Ratu Balqis itu berada di dalam sebuah istana yang sangat
besar, kokoh bangunannya lagi tinggi dan megah. Di dalam istana itu terdapat 360 jendela di sebelah
timurnya, dan di sebelah baratnya terdapat pula jumlah jendela yang sama.

Bangunan istananya dibangun sedemikian rupa agar sinar matahari setiap harinya masuk dari
jendelanya, begitu pula disaat hendak terbenam, lalu mereka bersujud kepada matahari di setiap pagi
dan petangnya.

Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari,
selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu
menghalangi mereka dari jalan (Allah). (An-Naml: 24)

Setelah mendapat penjelasan dari burung hud-hud, lalu Sulaiman berkata: "Akan kami lihat, apa kamu
benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta".

Sulaiman as lalu menulis surat, ditujukan kepada Ratu Balqis dan kaumnya, lalu menyerahkannya
kepada hud-hud untuk membawanya. Surat itu dibawa hud-hud di dalam sayapnya sebagaimana
biasanya burung pengantar surat, menurut pendapat yang lain mengatakan dengan paruhnya, hud-hud
terbang menuju ke negeri mereka, dan ia hinggap di istana Ratu Balqis, di tempat yang sepi yang biasa
dipakai oleh Ratu Balqis kala menyendiri.

Lalu hud-hud melemparkan surat itu melalui celah yang ada di istananya, tepat berada di hadapan Ratu
Balqis, setelah itu hud-hud menjauh sebagai sikap etika dan sekaligus berjaga-jaga. Ratu Balqis
kebingungan menyaksikan pemandangan yang menakjubkan itu sehingga membuatnya terpana sejenak.
Kemudian ia menuju ke tempat surat itu dijatuhkan, lalu mengambilnya dan membuka laknya serta
membacanya. Ternyata yang tertulis di dalamnya adalah seperti berikut:

Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya, "Dengan menyebut nama Allah Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan
datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (An-Naml: 30-31)

Maka Ratu Balqis mengumpulkan semua menteri dan pembesar kerajaannya, lalu berkatalah ia kepada
mereka. Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.
(An-Naml: 29)

Yakni mulia karena ia telah melihat keajaiban perkara surat itu, sebab burunglah yang mengantarkan
surat itu kepadanya, lalu burung tersebut surut mundur darinya sebagai etika terhadap raja. Hal seperti
itu tidak akan mampu dilakukan oleh sembarang raja. Kemudian Balqis membacakan surat itu kepada
mereka.

Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya, "Dengan menyebut nama Allah Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan
datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (An-Naml: 30-31).
37

Maka mereka mengetahui bahwa surat tersebut berasal dari Nabi Allah Sulaiman a.s. Dan bahwa
mereka belum pernah menerima surat seperti itu, memakai gaya bahasa yang berpacamasastra tinggi,
ringkas, dan padat, tetapi fasih; karena pengertiannya telah dapat ditangkap hanya dengan sedikit
kalimat, tetapi indah.

Setelah Balqis membacakan surat Nabi Sulaiman kepada para pembesar kerajaannya maka ia meminta
saran dari mereka tentang apa yang harus ia lakukan. Mereka menjawab, "Kita adalah orang-orang yang
memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan)." (An-Naml: 33)

Mereka menyebutkan kepada ratunya tentang bilangan pasukan mereka dan peralatan senjatanya serta
kekuatan mereka, kemudian menyerahkan keputusan mereka kepadanya setelah menjelaskan hal
tersebut, seraya mengatakan: dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang
akan kamu perintahkan. (An-Naml: 33)

Yaitu tidak ada hambatan bagi kami dan tidak ada keberatan bila engkau berniat akan memeranginya.
Sesudah itu segala sesuatunya kami serahkan kepada pendapatmu, kami akan mengerjakan dan
menaatinya.

Kemudian Balqis mengambil keputusan cenderung kepada perdamaian, gencatan senjata, dan
diplomasi. Untuk itu ia mengatakan: Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka
dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-
utusan itu. (An-Nami: 35).

Balqis mengatakan kepada kaumnya, "Jika Sulaiman mau menerima hadiah kita, berarti dia adalah
seorang raja, kalian boleh memeranginya. Dan jika dia menolaknya, berarti dia seorang nabi, maka
ikutilah dia oleh kalian."

Ketika utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata, "Apakah (patut) kamu menolong aku
dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang kalian berikan;
tetapi kalian merasa bangga dengan hadiah kalian. Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan
mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan
mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang
hina dina.”

Lalu Ratu Balqis berkata, "Jika Sulaiman mengetahui bahwa yang berpakaian pria adalah pelayan wanita,
dan yang berpakaian wanita adalah pelayan pria, berarti dia adalah seorang nabi." Kemudian Nabi
Sulaiman memerintahkan kepada mereka untuk melakukan wudu. Maka pelayan yang wanita
menuangkan air ke tangannya, sedangkan pelayan yang pria mencedokkan tangannya ke air. Melalui hal
inilah Nabi Sulaiman dapat membedakan mereka.

Nabi Sulaiman as tidak melirik sedikit pun terhadap hadiah yang mereka bawa dan tidak
memperhatikannya, bahkan berpaling darinya. Lalu Nabi Sulaiman as berkata dengan nada yang
menyanggah: Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? (An-Naml: 36)

Setelah utusan-utusan itu kembali kepada ratu mereka dengan membawa kembali hadiahnya dan
pesan-pesan dari Nabi Sulaiman, maka ratu mereka —juga kaumnya— tunduk dan patuh. Lalu ia
berangkat bersama bala tentaranya menuju ke negeri Nabi Sulaiman dengan rasa tunduk, menyerah dan
menghormati Nabi Sulaiman serta berniat akan mengikuti agama Islam. Ketika Nabi Sulaiman
mengetahui kedatangan mereka, gembiralah ia dan sangat senang.
38

KISAH NABI ILYAS

Nabi dalam kata bahasa Arab berasal dari “Naba” yang memiliki arti pemberitahuan yang tidak mungkin
salah. Menurut ahli bahasa Arab Nabi memiliki arti duta besar antara Tuhan dan makhluk yang berakal
atau manusia. Para ulama mengatakan Nabi memiliki arti orang yang memberikan informasi tentang
ajaran Tuhan.

Sejarah peradaban Nabi dan Rasul dalam agama Islam mengandung unsur moral spiritual dengan
berbagai macam makna. Unsur moral dalam setiap ajaran-Nya selalu berdasarkan fenomena-fenomena
yang terjadi pada umat saat itu.

Dalam riwayat sejarah para Nabi dan Rasul terdapat beberapa kaum yang dibimbing oleh para Nabi
salah satu kaum yang paling sering disebut dalam sejarah maupun kitab yaitu kaum Bani Israil.

Nabi Ilyas adalah putra Yasin bin Finhash dan salah satu keturunan Nabi Harun. Nabi Ilyas diutus oleh
Allah SWT untuk menjadi seorang Nabi dan menjadi pembimbing bagi kaum Yordan. Beliau diberi
amanat untuk membawa kaum Bani Israil kembali pada ajaran Allah. Ketika itu kaum Bani Israil terkenal
akan kebiasaan menyembah berhala yang bernama Baal.

Silsilah Keluarga Nabi Ilyas

Bermula dari kisah Nabi Harun yang merupakan leluhur dari Nabi Ilyas. Dalam kitab Al-Quran kisah Nabi
Harun sering disebut berdampingan dengan kisah Nabi Musa karena ditempatkan pada wilayah dan
masa yang sama dengan Musa. 

Pada masa itu Nabi Harun dan Nabi Musa tengah menyelamatkan kaumnya dan keluar dari wilayah
Mesir dari raja Firaun. Raja Firaun merupakan raja dengan sifat diktator selalu bertindak diluar batas
(zalim).

Firaun telah berpaling dari ajaran Tuhan. Raja tersebut selalu membeda-bedakan rakyatnya berdasarkan
golongan dan membuat rakyatnya terpecah belah. Bani Israil adalah kelompok masyarakat yang tidak
disukai Firaun pada masa tersebut.

Pada masa Firaun menjabat sebagai raja, Bani Israil termasuk kedalam masyarakat terbaik namun kaum
Bani Israil dipimpin oleh raja yang berbuat kerusakan. Bani Israil tengah aktif mempelajari kitab firman
Tuhan yang diwariskan oleh Nabi Ibrahim. Di dalam kitab tersebut telah dinyatakan akan lahir seorang
laki-laki keturunan Ibrahim yang akan menghancurkan raja mesir yang sedang berkuasa.

Kabar tersebut telah menyebar luas secara turun-temurun hingga diketahui pada generasi Firaun. Firaun
mengantisipasi dengan memerintahkan kepada pengikutnya agar membunuh setiap anak laki-laki Bani
Israil, namun Firaun tidak bisa mencegah takdir yang disampaikan oleh Tuhan dalam kitab-Nya.

Advertisement

Hubungan Dengan Kisah Nabi Musa dan Nabi Harun

Setelah Nabi Musa berhasil mengeluarkan umatnya yaitu Bani Israil dari Mesir, Nabi Musa mengutus
Nabi Harun untuk menjaga kaumnya agar kaumnya tidak tersesat. Nabi Musa kemudian menuju bukit
Sinai untuk berkhalwat dan berpuasa selama empat puluh hari untuk menerima wahyu selanjutnya dari
Tuhan. Setelah Nabi Musa menjalankan tugasnya untuk menerima wahyu lalu kembali ke tempat Nabi
Harun tinggal bersama kaumnya.

Namun Nabi Musa mendapati kaumnya telah disesatkan oleh sorang bernama Samiri dalam
kelompoknya dan berpaling dari ajaran Tuhan mereka menyembah patung sapi yang terbuat dari emas,
kaumnya beranggapan bahwa Nabi Harun merupakan orang yang lemah sehingga tidak menuruti Nabi
Harun yang saat itu menjadi pemimpin umatnya.

Saat itu Nabi Musa memerintahkan kepada tujuh puluh orang terbaik di kaum tersebut untuk pergi ke
bukit Sinai untuk bertaubat dan memohon ampun mewakili seluruh kaumnya yang telah menyimpang
ditemani oleh Nabi Musa. Setelah mereka sampai kemudian bersujud, saat bersujud memohon ampun
39

mereka mendengar percakapan Nabi Musa dengan Tuhan lalu timbullah keinginan dalam benak mereka
keinginan untuk melihat Tuhan.

Setelah mendengar percakapan tersebut kaumnya berkata dengan lancang kepada Nabi Musa bahwa
mereka tidak akan menyembah Tuhan kecuali mereka diperlihatkan wujud-Nya secara nyata. Sebagai
jawabannya Tuhan menurunkan petir kepada tujuh puluh orang tersebut dan merenggut nyawa mereka
sekaligus. Nabi Musa yang melihat tujuh puluh kaum terbaiknya wafat memohon kepada Tuhan agar
mereka dihidupkan kembali dan memaafkan segala dosa yang telah diperbuat kaumnya. Setelah Nabi
memohon lalu mereka dihidupkan kembali dan berjanji untuk menaati segala perintah yang dibenarkan
oleh Tuhan. Bukti Nabi Ilyas Adalah Rasul Allah

Perjuangan para Nabi yang menghadapi kaum Bani Israil setelah Nabi Harun berlanjut kepada
keturunannya Nabi Ilyas. Nabi Ilyas yang menurut ahli garis keturunan merupakan keluarga dari Nabi
Harun. Beliau adalah Ibnu Yasin bin Fanhash bin al-Izar bin Harun. 

“Dan sesungguhnya Ilyas termasuk salah seorang dari rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada
kaumnya: ‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Pantaskah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan
sebaik-baik Pencipta, yaitu Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?’ Maka mereka
mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang
dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang
datang kemudian. (Yaitu) kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?. Sesungguhnya demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba
Kami yang beriman.” (QS. Ash-Shaffat: 123-132).

Penggalan ayat tersebut merupakan penggalan ayat dari surat Ash-Shaffat yang membuktikan bahwa
Ilyas termasuk ke dalam Rasul Allah di dalam kitab AlQuran. Ibnu Katsir telah meriwayatkan dalam tafsir
yang telah ditulisnya mengenai kisah Nabi Ilyas.

Nabi Ilyas Mengurus Kaum Bani Israil

Nabi Ilyas pertama diutus diperkirakan tahun 870 sebelum masehi dan periode sejarahnya diperkirakan
910-850 SM. Nabi Ilyas diutus di daerah Ba’labak sebelah barat Damaskus di mana penduduknya yaitu
kaum Bani Israil menyembah berhala. Nama kota Ba’labak atau disebut juga dengan Ba’albek berasal
dari nama berhala yang disembah kaum Bani Israil. Berhala tersebut bernama Ba’la, yang merupakan
patung yang terbuat dengan emas.

Nabi Ilyas diutus oleh Allah SWT untuk memerintahkan kepada kaum Bani Israil semua untuk
meninggalkan berhala dan menyembah kepadaNya. Namun raja dan kaum Bani Israil pada masa itu
menolak seruan Nabi Ilyas karena mereka lebih mempercayai berhala. Mereka kemudian menantang
kepada Tuhan yang disembah oleh Nabi Ilyas untuk mendatangkan bencana sebagai bukti bahwa Tuhan
yang Nabi Ilyas sembah benar-benar ada.

Kaum Bani Israil juga bersengkongkol agar dapat mengusir Nabi Ilyas dengan melempari batu dan
diancam akan dibunuh. Karena ancaman yang diberikan kaum Bani Israil, Nabi Ilyas terpaksa
meninggalkan perkampungan itu dan berpindah-pindah tempat. Ia kemudian memutuskan bersembunyi
di sebuah gua. Selama berada dalam gua, Allah memberikan bantuan berupa burung gagak yang
membawa makanan untuk dimakan oleh Nabi Ilyas.

Bencana pun datang kepada kaum Bani Israil di kota Ba’labak bencana kekeringan telah merenggut
nyawa dari penduduk satu demi satu. Bencana tersebut telah membuat kekacauan di kota Ba’labak
binatang ternakpun ikut menjadi korban dalam bencana itu. Bani Israil meyakini bahwa bencana ini
merupakan bencana yang ditimpakan Ba’al karena Nabi Ilyas telah berdakwah di kota tersebut. Bani
Israil bersama raja bersepakat untuk mencari Nabi Ilyas dan mengusirnya dari kota Ba’labak.

Nabi Ilyas Bertemu Ilyasa

Pada suatu hari, persembunyian Nabi Ilyas diketahui oleh raja dan kaum Bani Israil. Nabi Ilyas merasa
dalam bahaya, maka ia terpaksa berpindah tempat dengan menyusuri sungai. Nabi Ilyas lalu
40

menemukan sebuah rumah terpencil, memberikan salam dan bertemulah ia dengan salah satu tuan
rumah yang merupakan seorang perempuan. Nabi Ilyas meminta izin untuk bersembunyi di situ.

Saat itu, di rumah tersebut ada satu laki-laki dari anggota keluarga yang sedang sakit parah. Nabi Ilyas
kemudian berdoa kepada Tuhan untuk kesembuhan anggota keluarga yang sedang sakit itu atas ucapan
terimakasih karena telah diizinkan bersembunyi. Akhirnya, anggota keluarga yang sedang sakit itu
sembuh atas izin Tuhan.

Ternyata anggota keluarga yang sedang sakit itu merupakan Ilyasa yang tidak lama setelah itu diangkat
menjadi Nabi setelah belajar bersama Nabi Ilyas kemudian mengikuti ajaran Nabi Ilyas dan ikut
berdakwah bersamanya.

Doa Nabi Ilyas Untuk Bani Israil

Setelah beberapa tahun, Nabi Ilyas dan Nabi Ilyasa melanjutkan dakwahnya kepada penduduk Ba’labak
yang sudah mulai berputus asa terhadap bencana yang dialami kota tersebut karena berhala yang
disembahnya tidak bisa menyembuhkan penderitaan kaum mereka.

Bani Israil kemudian berjanji bahwa mereka akan mengikuti apa yang diperintahkan Nabi Ilyas. Akhirnya
Nabi berdoa kepada Allah dengan izinNya, kaum Bani Israil terlepas dari penderitaan. Para Bani Israil
menghancurkan patung-patung Ba’al yang sebelumnya disembah oleh kaum tersebut. Setelah itu
perkampungan Bani Israil diturunkan hujan kemudian sawah dan ladang dijadikan subur kembali serta
binatang ternak berkembang secara subur mereka hidup dengan damai.

Bani Israil Ingkar Janji

Namun setelah beberapa tahun kemudian kaum Bani Israil kembali ingkar dan kembali menyembah
berhala. Nabi Ilyas berdoa kembali kepada Tuhan agar mereka dibukakan hatinya. Tetapi akhirnya
bencana kekeringan melanda kaum Bani Israil kembali, dan Nabi Ilyas meninggalkan kaumnya dari
perkampungan tersebut. Setelah Nabi Ilyas meninggalkan kaumnya diriwayatkan Nabi Ilyas telah wafat
dengan cara diangkat oleh Tuhan ke langit.
41

KISAH NABI ILYASA

Nabi Ilyasa AS punya kemiripan nama dengan Nabi Ilyas AS, hanya berbeda satu huruf vokal. Tapi
sesungguhnya keduanya tak memiliki hubungan darah persaudaraan. Ilyasa diketahui merupakan murid
dari Nabi Ilyas.

Sumber lain menyebut, saking sayangnya, Ilyas mengangkat Ilyasa sebagai anak angkat.

Di tengah pelarian Nabi Ilyas dari kejaran penduduk Ba'lebak yang marah, dipertemukanlah ia dengan
Ilyasa yang sedang sakit keras. Dari perjumpaan itu, hubungan mereka bermula. Ilyas mendoakan dan
memohon Allah untuk menyembuhkan Ilyasa. Doa itu dikabulkan, Ilyasa sehat.

Sejak itu Ilyasa diangkat menjadi murid Nabi Ilyas AS. Pelbagai ajaran kebaikan dan ilmu-ilmu agama.
Nabi Ilyasa beriman kepada Allah SWT dan jadi kawan setia mengiringi Nabi Ilyas berdakwah.

Selain hubungan bapak-anak, guru-murid, keduanya digambarkan pula seperti sahabat, Ilyasa tak absen
mendampingi Ilyas menyerukan ajaran kebaikan. Termasuk ke Bani Israil di negeri Ba'lebak.

Diceritakan dalam buku "The Prophets; Hikmah Kisah 25 Nabi Allah", dalam bahasa Ibrani, Ilyas atau Elia
bermakna Yahweh--sebutan Tuhan bagi Bani Israil. Sedangkan Ilyasa atau Elisa bermakna Allah--Elohim-
ku yang berarti keselamatan.

"Nama tersebut merupakan gelar sekaligus menjadi penanda bahwa Ilyasa meneruskan tugas kenabian
Ilyas. Ilyas mendatangi Ilyasa menyampaikan kabar dari Allah, kemudian Ilyasa mengikuti bimbingan
Ilyas," demikian ditulis dalam buku karya Dian Noviyanti.

Setelah Nabi Ilyas wafat, Ilyasa meneruskan tugas sebagai Nabi untuk menyebarkan ajaran Allah SWT
dan mengajak ke kebaikan.

Dalam Alquran, nama Nabi Ilyasa disebut dua kali dalam surat Al-Anam dan surat Shad. Allah berfirman
dalam surat Al-An'am ayat 86 dan 87 bahwa Ilyasa termasuk dalam manusia-manusia pilihan.

٨٧ ‫ٓاِئهمۡ َو ُذرِّ ٰ َّيت ِِهمۡ َوِإ ۡخ ٰ َون ِِهمۡۖ َو ۡٱج َت َب ۡي ٰ َنهُمۡ َو َهد َۡي ٰ َنهُمۡ ِإلَ ٰى صِ ٰ َر ٖط م ُّۡس َتق ِٖيم‬ َ ‫وط ۚا َو ُكاّٗل َفض َّۡل َنا َعلَى ۡٱل ٰ َعلَم‬
ِ ‫ َوم ِۡن َءا َب‬٨٦ ‫ِين‬ َ ‫َو ۡٱل َي َس َع َويُو ُن‬
ٗ ُ‫س َول‬

Artinya:
"Dan Ismail, Ilyasa', Yunus dan Luth. masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya).
Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara
mereka. dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki
mereka ke jalan yang lurus."

Tak lama setelah meninggalnya Nabi Ilyas AS, penduduk Bani Israil kembali mengingkari Allah. Karena
terlena keadaan dan sumber alam yang kembali normal, jauh dari bencana kekeringan, Bani Israil di
negeri Ba'labak itu kembali menyembah berhala.

Sebagaimana Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa juga kembali memperingatkan Bani Israil dan mengajak mereka
kembali ke ajaran Allah. Namun ajakan itu diabaikan dan tak luput dari hinaan. Nabi ilyasa tetap gigih
dan sabar seraya mengajak Bani Israil beriman kepada Allah SWT.

Nabi Ilyasa pun meminta petunjuk kepada Allah SWT atas kondisi tersebut. Pertanyaan Ilyasa dijawab
dengan penduduk di negeri Ba'labak itu yang kembali dilanda bencana kekeringan. Ilyasa kembali
memperingatkan kaumnya untuk bertobat, tapi lagi-lagi, tak dipedulikan.

Bencana kekeringan seperti saat masa Nabi Ilyas pun kembali datang. Penduduk menderita kelaparan,
42

kehausan bahkan ada yang sampai busung lapar. Satu demi satu meninggal lantaran tak kuat
menanggung derita.

Negeri Ba'labak pun diceritakan hancur karena bencana kekeringan. Tak ada yang tersisa dari wilayah
itu, binasa. Yang ada hanya tinggal Nabi Ilyasa dan pengikutnya yang setia. Ia kemudian memutuskan
untuk hijrah atau berpindah.

Dalam perjalanan bersama pengikutnya, saat melewati reruntuhan negeri Ba'labak, Nabi Ilyasa
mengingatkan ke pengikutnya untuk senantiasa beriman kepada Allah.

Salah satu hikmah dari kisah Nabi Ilyasa, adalah sifat sombong dan takabur penduduk Ba'labak yang
mengingkari nikmat Allah SWT. Setelah diberikan kembali kemakmuran, hujan dan sumber daya alam
yang hilang, mereka lupa lantas mengingkari Allah.

Lalu Allah mendatangkan pelajaran dengan melenyapkan segala nikmat dan kesenangan hidup mereka.
Akhirnya, kesengsaraan yang didapat.

Teladan lain dari Nabi Ilyasa adalah sikap pantang menyerah dan pemaaf sekalipun mendapat perlakuan
tak mengenakan. Ia juga memegang amanah untuk meneruskan dakwah ke umat Nabi Ilyas dan
mengimani, taat terhadap Allah hingga akhir hayat.
43

KISAH NABI YUNUS

Yunus termasuk salah satu Nabi yang kisahnya diceritakan berkali-kali dalam Al-Qur’an. Bahkan,
namanya diabadikan menjadi salah satu surah. Allah menceritakan kisah Nabi Yunus sebanyak empat
kali dalam kitab-Nya tersebut.

Pertama, kisah Yunus alaihissalam  disebutkan Allah dalam Surah Yunus (10) ayat 98:

“Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat
kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus) itu beriman, Kami hilangkan dari mereka
azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai
waktu tertentu.”

Kemudian Allah menyebutkannya pada Surah Al-Anbiya’ (21) ayat 87—88:

“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka
bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada
Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim’.

Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami
menyelamatkan orang-orang yang beriman.

Kisah Nabi Yunus juga dapat kita temukan pada Surah As-Saffat (37) ayat 139—148:

“Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang Rasul, (ingatlah) ketika dia lari, ke kapal yang
penuh muatan, kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).

Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang
banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari
kebangkitan.

Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian
untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu
(orang) atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada
mereka hingga waktu tertentu.”

Nabi Yunus Pergi Meninggalkan Kaumnya

Nabi Yunus diutus oleh Allah untuk berdakwah pada penduduk Ninawa. Ketika mendapatkan perintah
tersebut, perjalanan panjang melintasi padang pasir yang luas dan gersang pun ditempuh Nabi Yunus
dari negeri Syam.

Sesampainya di Ninawa, Yunus alaihissalam  mendapati para penduduknya tenggelam dalam kekafiran.


Mereka menjadikan berhala sebagai Tuhan. Ritual penyembahan terhadap berhala ini telah berlangsung
lama.

Sebagai pendatang, Nabi Yunus dianggap orang asing oleh penduduk setempat. Ketika beliau memulai
dakwahnya dan mengajak kaum Ninawa untuk menyembah Allah, mereka malah mengolok-olok Nabi
Yunus.

Dakwah Nabi Yunus pun tak pernah dianggap oleh kaum Ninawa. Bahkan mereka merasa Nabi Yunus
telah melakukan penghinaan terhadap berhala dan agama nenek moyang. Mendapati respon kaum
Ninawa yang seperti itu Nabi Yunus tetap sabar.

Tahun demi tahun berlalu, kondisi tersebut belumlah berubah. Hingga sampai 33 tahun Nabi Yunus
berdakwah, hanya dua orang penduduk Ninawa saja yang mendengarkan beliau. Nama mereka adalah
Tanuh dan Rubil.

Sampai pada suatu hari, habis sudah kesabaran Nabi Yunus menghadapi kaum Ninawa yang keras kepala
itu. Beliau pun berniat meninggalkan kaumnya. Namun, sebelum beliau pergi, Nabi Yunus
44

menyampaikan kepada penduduk Ninawa bahwa azab Allah akan datang. Kemudian pergilah Nabi Yunus
dalam keadaan sedih, kecewa, dan marah.

Nabi Yunus Melompat ke Laut dan Ditelan Ikan Paus

Beranjak dari Ninawa, Nabi Yunus menuju dermaga dan menumpang pada sebuah kapal. Cuaca cerah
saat kapal sedang bersandar sehingga sang nakhoda mengizinkan Nabi Yunus untuk ikut naik, meski ia
tahu kapalnya sudah kelebihan muatan.

Sampai di tengah laut, cuaca tiba-tiba memburuk. Awan hitam bergulung-gulung, angin kencang, dan
gelombang besar tiba-tiba memerangkap kapal. Badai besar itu membuat kapal tidak stabil. Nabi Yunus
pun mengajak nakhoda dan seluruh penumpang kapal untuk berzikir kepada Allah.

Sang nahkoda kemudian memerintahkan kepada seluruh penumpang untuk membuang barang bawaan
mereka ke laut. Harapannya, dengan beban yang berkurang kapal akan bisa kembali stabil. Ternyata
tidak demikian kenyataannya.

Akhirnya sang nakhoda harus mengambil keputusan pahit, yaitu mengurangi jumlah penumpang kapal.
Agar adil, penentuan siapa penumpang yang harus keluar dari kapal pun dilakukan dengan undian.

Sang nahkoda meminta seluruh penumpang menuliskan nama mereka, kemudian proses pengundian
pun dimulai. Pada pengundian pertama nama yang keluar adalah YUNUS. Namun seluruh penumpang
menolak hasil tersebut sehingga diulang kedua kalinya.

Pengundian kedua kali juga mengeluarkan nama yang sama, YUNUS. Meski para penumpang lainnya
masih keberatan, tetapi Nabi Yunus menerima hasil undian tersebut dengan ikhlas. Hal ini sesuai dengan
firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 141 di atas, “kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk
orang-orang yang kalah (dalam undian).”

Beliau pun menceburkan dirinya ke laut setelah menyebut asma Allah. Dalam beberapa riwayat
dikisahkan bahwa setelah Nabi Yunus terjun ke laut, cuaca kembali cerah dan lautan kembali tenang.

Di laut, Nabi Yunus diombang-ambingkan gelombang. Kemudian Allah memerintahkan seekor ikan paus
untuk mendekat dan menelan Nabi Yunus tanpa meremukkan tulang dan daging beliau.

Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa ikan yang menelan Nabi Yunus adalah ikan Nun (merujuk
pada Surah Al-Anbiya’ ayat 87). Ikan itu disebut-sebut masih hidup saat ini dan akan terus hidup hingga
hari kiamat. Pendapat tersebut merujuk pada Surah As-Saffat ayat 144, “ … niscaya dia akan tetap
tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.”

Di dalam perut ikan yang gelap, Nabi Yunus sempat mengira dirinya telah meninggal. Allah pun
mewahyukan bahwa beliau ada di dalam perut ikan. Nabi Yunus pun menggerakkan kakinya dan
bersujud.

Tak lama kemudian, Nabi Yunus mendengar suara-suara tasbih dari para penghuni lautan. Hal ini
mengilhamkan kepada beliau untuk menyadari kesalahannya. Nabi Yunus pun sadar bahwa
keputusannya meninggalkan kaum Ninawa dalam keadaan marah adalah hal yang tidak benar. Karena
itu Allah menghukum beliau dengan memenjarakan di dalam perut ikan.

Hal ini seperti firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 142 di atas, “Maka dia ditelan oleh ikan besar
dalam keadaan tercela.”  Sebutan ‘tercela’ pada ayat tersebut menandakan Allah tidak berkenan pada
keputusan Nabi Yunus meninggalkan kaumnya.

Allah juga menegaskan kekecewaan-Nya pada Nabi Yunus dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 87. “Dan
(ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa
Kami tidak akan menyulitkannya, …”

Sadar akan kesalahan beliau, Nabi Yunus pun lantas berdoa sebagaimana yang Allah kisahkan dalam
lanjutan ayat ke-87 Surah Al-Anbiya’ di atas. “ … maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap,
‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim’.”
45

Allah pun memperkenankan doa Nabi Yunus, seperti yang Dikisahkan dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 88.
“Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami
menyelamatkan orang-orang yang beriman.”

Allah memerintahkan kepada ikan paus untuk memuntahkan Nabi Yunus sehingga beliau terdampar di
daratan yang tandus. Tubuh Nabi Yunus pun dalam keadaan lemah dan sakit karena kekurangan nutrisi
di dalam perut ikan. Untuk itu Allah menyembuhkan beliau dengan menumbuhkan
tanaman yaqthinah (sejenis labu) dan meminta Nabi Yunus memakannya.

Hal ini dikisahkan Allah dalam Surah As-Saffat ayat 145—146. “Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan
yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon
dari jenis labu.”

Adapun mengenai berapa lama waktu Nabi Yunus berada dalam perut ikan, ada beberapa perbedaan
pendapat di antara para ahli tafsir. Ada yang menyebutkan bahwa Yunus alaihissalam  ditelan ikan paus
pada waktu dhuha dan dimuntahkan kembali sore harinya.

Ada pula yang berpendapat Nabi Yunus ditelan selama 3 hari. Pendapat lain menyebutkan bahwa beliau
berada di dalam perut ikan selama 7 hari. Namun, pendapat yang paling masyhur adalah selama 40
hari. 

Pertobatan Kaum Ninawa dan Kembalinya Nabi Yunus ke Tengah Mereka

Seperginya Nabi Yunus dengan kekecewaan terhadap kaum Ninawa, azab Allah benar-benar datang
beberapa hari kemudian, seperti yang beliau janjikan. Awan gelap menutupi langit bersama petir
menggelegar, angin kencang menyapu rumah, peternakan, dan ladang kaum Ninawa. Tak sampai di situ,
gempa besar juga Allah timpakan kepada mereka.

Penduduk Ninawa pun sadar, peringatan yang disampaikan Nabi Yunus benar-benar terjadi. Karena
itulah mereka bertobat dan menyebut nama Allah untuk memohon perlindungan. Kaum Ninawa juga
mencari Nabi Yunus, sayangnya saat itu beliau sudah pergi.

Pertobatan yang dilakukan kaum Ninawa ini serius dan jujur. Seluruh penduduk, laki-laki, perempuan,
anak-anak, tua, muda, semua luruh dalam khusyuk menyebut asma Allah. Melihat kejujuran
pertaubatan mereka, Allah pun menerima dan menghentikan azab-Nya.

Peristiwa tersebut sebagaimana diceritakan Allah dalam Surah Yunus ayat 98 di atas:

“Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat
kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus) itu beriman, Kami hilangkan dari mereka
azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai
waktu tertentu.”

Allah menuntun Nabi Yunus untuk kembali kepada kaum Ninawa. Kaum yang telah bertaubat itu
menyambut Yunus alaihissalam  dengan sukacita. Allah pun memberikan keberkahan dan kenikmatan
hidup kepada mereka hingga waktu tertentu, seperti yang disebutkan dalam Surah Yunus ayat 98 di
atas.

Kembalinya Nabi Yunus kepada kaum Ninawa juga diabadikan Allah dalam Surah As-Saffat ayat 147—
148. “Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu
Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada m

Ikan Nabi Yunus

Berdasarkan kisah yang diceritakan turun menurun, ikan yang menelan Nabi Yunus AS memiliki wujud
yang begitu besar hingga dapat menelan apapun. Ikan yang menelan Nabi Yunus dinamai ikan nun. 
Walaupun ikan ini belum terdefinisikan dengan jelas, namun penggambaran ikan ini dimiripkan dengan
ikan paus. Secara logis, memang tidak ada ikan lain yang memiliki ukuran lebih besar dari ikan paus.
46

KISAH NABI ZAKARIA

adalah salah seorang nabi yang harus diimani dimana beliau juga disebutkan di dalam al-Kitab dan al-
Qur’an. Beliau diangkat menjadi nabi pada tahun ke 2 SM yang ditugaskan untuk berdakwah kepada
Bani Israil di Palestina. Namanya disebutkan sebanyak 8 kali di dalam Al-Quran.

Kedatangan Nabi Zakaria ini adalah untuk berdakwah kepada kaumnya agar mau terus menerus
menjaga ketauhidan mereka. Sama seperti nabi lainnya, dimana tugasnya adalah untuk menjaga agama
Allah agar tetap diikuti dan juga ditaati oleh semua umat di zamannya.

Nabi Zakaria a.s adalah seorang Nabi yang masih keturunan dari Nabi Sulaiman a.s. Beliau ialah ulama
besar di kalangan Bani Israil. Istrinya bernama Isya, saudara perempuan Hannah, sedangkan Hannah
ialah istri Imran seorang pembesar di kalangan Bani Israil. Hannah dikaruniai seorang anak perempuan
yang diberi nama Maryam. Sebelum Hannah melahirkan, Imran suaminya wafat.

Nabi Zakaria lah yang pada akhirnya menjadi bapak asuh dari Maryam wanita suci dan sholehah. Karena
Hannah bernazar jika ia memiliki anak, maka anak itu akan diserahkan ke Baitul Maqdis (Rumah suci).
Nabi Zakaria dan para imam Baitul Maqdis terkejut dan heran melihat Hannah yang sudah tua memiliki
seorang anak. Dengan penjelasannya akhirnya mereka paham dan mengerti bahwa anak itu adalah
kehendak dari Allah SWT.

Nabi Zakaria Memiliki Anak

Bukan seorang nabi jika tidak diuji oleh Allah SWT. Begitupun dengan nabi Zakaria yang juga memiliki
ujian tersendiri. Zakaria mendapatkan ujian dimana ia tidak memiliki keturunan atau anak meski dia
sudah berusia lanjut. Namun beliau tetap terus berdoa kepada Allah agar diberikan keturunan.
Kemudian pada akhirnya beliau dikaruniai seorang anak laki-laki yang juga nentinya akan menjadi
seorang nabi yakni yang bernama Yahya.

Allah SWT berfirman dalam  surat Maryam ayat 4-6:

َ ‫َقا َل َربِّ ِإ ِّني َو َه َن ْال َع ْظ ُم ِم ِّني َوا ْش َت َع َل الرَّ ْأسُ َش ْيبًا َولَ ْم َأ ُكنْ ِب ُدعَاِئ‬
‫ك َربِّ َشقِ ًّيا‬

َ ‫ت ا ْم َرَأتِي َعاقِرً ا َف َهبْ لِي مِنْ لَ ُد ْن‬


‫ك َولِ ًّيا‬ ِ ‫ت ْال َم َوال َِي مِنْ َو َراِئي َو َكا َن‬
ُ ‫َوِإ ِّني ِخ ْف‬

‫وب ۖ َواجْ َع ْل ُه َربِّ َرضِ ًّيا‬


َ ُ‫آل َيعْ ق‬ ُ ‫َي ِر ُثنِي َو َي ِر‬
ِ ْ‫ث مِن‬
Artinya: Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi
uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku. Sesungguhnya aku
khawatir terhadap penggantiku  sepeninggalku, sedangkan isteriku adalah seorang yang mandul, maka
anugerahilah aku dari sisi-Mu seorang putra, yang akan mewarisiku dan mewarisi sebagian keluarga
Ya’qub; dan jadikanlah ia, wahai  Tuhanku, seorang yang diridhai“. (QS. Maryam: 4-6)

Akhirnya, Nabi Zakaria a.s memohon kepada Allah SWT agar diberi seorang anak yang akan melanjutkan
keturunan dan ajarannya. Kemudian Allah mengabulkan doanya dengan memberinya seorang anak yang
bernama Yahya, yang kelak juga diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah. Hal ini telah diabadikan dalam
surat Maryam.

‫ُك ِبغُاَل ٍم اسْ ُم ُه َيحْ َي ٰى لَ ْم َنجْ َع ْل لَ ُه مِنْ َق ْب ُل َس ِم ًّيا‬


َ ‫َيا َز َك ِريَّا ِإ َّنا ُن َب ِّشر‬
Artinya: “Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang
anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa
dengan dia“. (QS. Maryam: 7)

Mendengar berita itu, beliau sangat kaget dan heran. Bagaimana mungkin ia akan mendapatkan
keturunan dengan usianya yang sudah tua dan istrinya yang mandul. Beliau berkata:
ُ ‫ت امْ َرَأتِي َعاقِرً ا َو َق ْد َبلَ ْغ‬
‫ت م َِن ْال ِك َب ِر عِ ِت ًّيا‬ ِ ‫َقا َل َربِّ َأ َّن ٰى َي ُكونُ لِي غُاَل ٌم َو َكا َن‬
47

Artinya: Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah
seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua“. (QS.
Maryam: 8)

‫ك َش ْيًئ ا‬ َ ‫ك ه َُو َعلَيَّ َهيِّنٌ َو َق ْد َخلَ ْق ُت‬


ُ ‫ك مِنْ َق ْب ُل َولَ ْم َت‬ َ ِ‫َقا َل َك ٰ َذل‬
َ ‫ك َقا َل َر ُّب‬
Artinya: Tuhan berfirman: “Demikianlah”. Tuhan berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan
sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama
sekali“. (QS. Maryam: 9)

‫ال َس ِو ًّيا‬
ٍ ‫ث لَ َي‬ َ ‫ك َأاَّل ُت َكلِّ َم ال َّن‬
َ ‫اس ثَاَل‬ َ ‫َقا َل َربِّ اجْ َع ْل لِي آ َي ًة ۚ َقا َل آ َي ُت‬
Artinya: Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda”. Tuhan berfirman: “Tanda bagimu ialah
bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu
sehat“. (QS. Maryam: 9)

Itulah mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Zakaria a.s. Beliau diberikan seorang anak
meskipun usianya sudah sangat tua dan rambutnya sudah dipenuhi uban. Tapi karena Kuasa Allah, tidak
ada yang mustahil.

Doa Nabi Zakaria dalam Meminta Keturunan Sholeh

Beliau sudah sangat lama menginginkan keturunan, sudah lama menikah tapi Allah mengujinya dengan
keturunan. Kurang lebih 60 tahun beliau mendambakan seorang anak. Namun beliau tetap selalu
berdoa dengan rendah hati penuh keikhlasan dan lemah lembut, sehingga Allah mengabulkan
permintaannya di usianya yang sudah cukup tua. Berikut ini bacaan doa nabi Zakaria yang bisa kita
amalkan juga untuk meminta keturunan yang shalih dan shalihah:

Doa Nabi Zakaria Meminta Keturunan Arab

َ ‫ك ُذرِّ ي ًَّة َط ِّي َب ًة ِا َّن‬


‫ك َس ِم ْي ُع ال ُّد َعا ِء‬ َ ‫َربِّ َهبْ لِىْ مِنْ لَ ُد ْن‬
Doa Nabi Zakaria Meminta Keturunan Latin

Rabbi hablii min ladunka dzurriyyatan thayyibatan innaka samii’ud du’aa

Terjemahan

“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha
Pendengar doa”.

Menurut keterangan dari ahli tafsir, setelah masuk ke dalam mihrabnya dan mengunci seluruh pintu,
kemudian nabi Zakaria memohon kepada Allah agar diberikan kepadanya seorang anak, yang
diterangkan dalam al-Quran dengan doa ini.

ِ ‫َربِّ الَ َت َذرْ نِىْ َفرْ ًد َاواَ ْنتَ َخ ْير ُْال َو‬
‫ار ِثي َْن‬

Rabbi laa tadzar nii fardan wa anta khairul waaritsiin

“Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau
membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris yang paling Baik”.
48

KISAH NABI YAHYA

menghabisi Yahya. Kemudian Yahya menemui ajalnya secara tragis dan meneguk madu syahadah. Yahya
bin Zakaria adalah Nabi Islam yang disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu sebanyak 4 kali. Diyakini bahawa
Yahya hidup selama 30 tahun dari 1 SM – 31 SM. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 28 M dan
ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Nabi Yahya wafat di Damaskus Syiria.

Allah SWT berfirman:

“Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: ‘Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau
seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa. Kemudian Malaikat (Jibril)
memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat di mihrab (katanya): ‘Sesungguhnya Allah
menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang
datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk
keturunan orang-orang saleh.” (QS. Ali ‘Imran: 38-39)

“Hai Yahya, ambilah al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya
hikmah selagi ia masih anak-anak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian
(dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya,
dan bukanlah ia orang yang sombong dan durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia diiahirkan,
dan pada hari itu ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan kembali.” (QS. Maryam: 12-15)

“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (memperoleh) seorang anak
yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan
dia.” (QS. Maryam: 7)

Inilah Yahya seorang Nabi yang Allah SWT bersaksi bahwa sebelumnya tak seorang pun yang serupa
dengannya. Yaitu seorang Nabi yang Allah SWT berkata tentangnya:

“Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami.” (QS. Maryam: 13)

Sebagaimana Khidir diberi ilmu dari sisi Allah SWT, maka Yahya diberi rasa cinta dari sisi Allah SWT. Al-
Hanan ialah ilmu yang luas yang terkandung di dalamnya sesuatu kecintaan yang dalam terhadap
makhluk dan alam. Hanan ialah salah satu dari tingat cinta vang bersumber dari ilmu. Yahya adalah
seorang Nabi yang menjadi cermin dari ibadah, zuhud, dan cinta. Nabi Yahya mengungkapkan cinta
kepada semua makhluk. Ia dicintai oleh manusia, burung-burung, binatang buas, bahkan gurun dan
gunung. Darah Nabi Yahya tertumpah ketika beliau berusaha mempertahankan kebenaran yang
disampaikannya di istana raja yang lalim. Peristiwa tragis itu berkaitan dengan seorang penari pelacur.
Para ulama banyak menyebutkan keutamaan Yahya. Yahya hidup sezaman dengan Nabi Isa dan
termasuk kerabat dekatnya dari sisi ibu (anak bibinya).

Ada hadis yang meriwayatkan bahwa Yahya dan Isa pernah bertemu pada suatu hari. Lalu Isa berkata
kepada Yahya, mintakanlah ampun bagiku wahai Yahya. Sesungguhnya engkau lebih baik daripada aku.
Yahya berkata: “Mintakanlah ampun bagiku wahai Isa karena engkau lebih baik daripada aku.” Isa
berkata: “Tidak, engkaulah yang lebih baik daripada aku. Engkau mengucapkan salam kepadaku
sedangkan Allah SWT mengucapkan salam kepadamu.” Kisah tersebut menunjukkan keutamaan Yahya
ketika Allah S”WT menyampaikan salam kepadanya pada hari ia dilahirkan, pada hari ia mati, dan pada
hari ia dibangkitkan kembali dalam keadaan hidup. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah pergi dan
menemui para sahabatnya. Pada suatu hari, beliau mendapau mereka sedang menyebut-nyebut
keutamaan para nabi. Ada yang mengatakan, Musa kalimullah (seorang nabi yang diajak bicara oleh
Allah SWT). Ada yang mengatakan, Isa ruhullah (tiupan ruh Allah SWT). Dan ada juga yang mengatakan,
Ibrahim khalilullah (seorang kekasih Allah SWT).

Demikianlah para sahabat berbicara tentang para nabi lalu Rasulullah saw menemui mereka. Ketika
Rasul saw 
49

mendapati mereka tidak menyebut nama Yahya, beliau berkata: “Di manakah putra seorang syahid yang
mendapatkan banyak penderitaan, yang memakan pohon karena takut dosa, di manakah Yahya bin
Zakaria.”

Sementara itu, datanglah musim semi di Palestina dan bumi tampak semakin menghijau dan langit
semakin terang. Bulan dengan cahayanya menembus puncak-puncak pohon dan kebun. Bunga-bunga
mawar dan jeruk semakin berkembang dan baunya tersebar ke udara. Dan burung-burung yang sedang
berterbangan tampak bernyanyi dan melantunkan lagu-lagu kegembiraan di tengah-tengah suasana
yang ceria dan penuh keindahan.

Kemudian lahirlah Yahya. Kelahiran Yahya dipenuhi banyak mukjizat. Beliau lahir pada saat ayahnya
Zakaria berusia lanjut sehingga tampak seakan-akan ia putus asa karena tidak akan mempunyai
keturunan. Beliau lahir melalui doa yang suci yang bersumber dari hati Nabi Zakaria yang suci dan tulus.
Nabi Yahya lahir di tengah-tengah masa yang dipenuhi dengan puncak kesucian sebagaimana juga
dihiasi dengan puncak kelaliman. Maryam adalah simbol puncak kesucian di zamannya. Mihrabnya
penuh dengan bau yang harum yang memancarkan kalimat-kalimat salat yang terus menerus dan zikir
yang bersumber dari hati yang suci. Mesjid tampak dipenuhi dengan gelombang orang-orang yang salat
dan orang-orang mukmin yang berzikir. Namun nun jauh di sana kelaliman tetap membunyikan
genderangnya.

Yahya dilahirkan dan masa kecilnya tidak seperti lazimnya masa yang dilalui oleh anak-anak. Umumnya
anak-anak saat itu bermain hal-hal yang tidak berguna, sedangkan Yahya tampak serius sejak beliau
kecil. Anak-anak kecil saat itu merasa senang dan terhibur ketika mereka menyiksa binatang, sementara
Yahya justru memberi makan bintang-binatang dan burung dari makanannya sebagai bentuk belas
kasihan darinya, bahkan terkadang Yahya sendiri makan dari daun-daun pohon atau buahnya. Ketika
beliau menginjak usia dewasa, maka cahaya wajahnya semakin bersinar dan hatinya penuh dengan
hikmah dan cinta kepada Allah SWT serta kedamaian. Yahya adalah seseorang yang menyukai membaca
sejak usia dini. Beliau rajin membaca dan menggali ilmu. Ketika beliau masih kecil, Allah SWT
memanggilnya: “Hai Yahya, ambilah al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan
kepadanya hikmah selagi ia masih anak-anak.”

Yahya mendapatkan perintah—saat beliau masih kecil—untuk mengambil Kitab dengan kekuatan. Yakni,
hendaklah ia belajar kitab dengan penuh ketelitian, Yaitu kitab syariat. Allah SWT memberinya
kemampuan untuk mengetahui syariat dan memutuskan perkara manusia saat beliau masih kecil. Yahya
adalah orang yang paling alim di zamannya dan paling banyak menerima hikmah. Beliau mempelajari
syariat secara sempurna. Oleh karena itu, Allah SWT memberinya kekuasaan saat beliau masih kecil.
Beliau mampu menyelesaikan persoalan di antara manusia dan menjelaskan mereka rahasia-rahasia
agama, bahkan beliau mengenalkan merekajalan kebenaran dan mengingatkan mereka dari jalan
kesalahan atau kebatilan. Kemudian Yahya semakin dewasa dan ilmunya makin bertambah serta kasih
sayangnya pun makin meningkat, baik kepada kedua orang tuanya maupun kepada binatang. Kasih
sayang Nabi Yahya meliputi segala sesuatu.

Beliau mengajak manusia untuk bertaubat dari dosa mereka; beliau memandikan mereka di sungai
Jordania agar mereka menyucikan diri mereka dengan taubat; beliau mengajak mereka untuk
menyembah Allah SWT. Di sana tidak terdapat seseorang yang ridak. suka kepada Yahya atau
menginginkan keburukan baginya. Yahya adalah seseorang yang sangat dicintai oleh masyarakatnya
karena ia memang seorang yang penyayang, seorang yang bertakwa, seorang yang alim, dan seorang
yang berbudi mulia. Beliau keluar dan pergi ke gunung dan kebun bahkan gurun dan tinggal di dalamnya
selama berbulan-bulan untuk menyembah Allah SWT dan menangis di hadapan-Nya serta salat. Beliau
merasakan kedamaian di daratan, bahkan beliau tidak memperhatikan makanannya. Beliau makan dari
daun-daun pohon dan minum dari air sungai. Bahkan beliau makan belalang dan juga rumput. Beliau
tidur di gua mana pun yang ditemuinya di gunung dan lubang mana pun yang didapatinya di bumi.

Terkadang beliau masuk di suatu gua gunung lalu beliau menemukan binatang buas di dalamnya seperti
serigala atau singa namun karena kesibukannya dan konsentrasinya saat berzikir kepada Allah SWT dan
salat sehingga beliau tidak lagi memperhatikan serigala atau singa. Serigala dan singa itu melihat Nabi
50

Yahya lalu mereka mengetahui bahwa ini adalah seorang Nabi Allah SWT yang sangat berbelas kasih
kepada binatang, maka binatang-binatang buas itu menundukkan kepalanya dan meninggalkan tempat
itu dengan tenang sehingga Nabi Yahya tidak mendengar suara mereka.

Pada kesempatan yang lain, Nabi Yahya memberi makan binatang-binatang buas dengan penuh kasih
sayang. Bahkan beliau tidak makan di malam harinya karena makanannya diberikan kepada binatang-
binatang itu. Beliau merasa puas saat menjadikan salat dan zikir sebagai makanan dari hatinya sebelum
beliau memberi makanan pada tubuhnya. Beliau makan dari daun-daun pohon. Beliau bermalam atau
bergadang dalam keadaan air matanya berlinangan saat berzikir kepada Allah SWT dan tenggelam
dalam lautan cinta dan bersyukur kepada-Nya. Ketika Nabi Yahya berdiri di depan manusia untuk
mengajak mereka menyembah Allah SWT, maka beliau mampu membuat mereka menangis karena cinta
dan khusuk. Beliau mampu mempengaruhi hati mereka dengan kebenaran yang dibawanya dan beliau
menampakkan bahwa beliau memang dekat dengan Allah SWT.

Pada suatu hari, Nabi Yahya keluar menemui manusia. Mesjid tampak ramai dipenuhi orang-orang. Nabi
Yahya berdiri dan beliau mulai berbicara: “Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan aku untuk
menyampaikan kalimat-kalimat yang telah aku kerjakan dan aku telah memerintahkan kalian untuk juga
mengerjakannya. Hendaklah kalian menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya. Barangsiapa
yang menyekutukan Allah SWT dan menyembah selain-Nya, maka ia seperti seorang budak yang dibeli
oleh majikannya lalu ia bekerja dan memberikan tenaganya kepada tuan selain tuannya. Siapakah di
antara kalian yang ingin memiliki budak seperti itu. Dan aku memerintahkan kalian untuk melaksanakan
salat. Sesungguhnya Allah SWT melihat hamba-Nya saat ia salat. Oleh karena itu, jika kalian salat, maka
hendaklah kalian berusaha untuk khusuk. Aku pun memerintahkan kalian untuk berpuasa, maka siapa
yang melakukan demikian, maka ia seperti seseorang lelaki yang mempunyai bingkisan dari misik yang
baunya harum. Setiap lelaki ini berjalan, maka akan terpancarlah bau harum misik darinya. Aku pun
memerintahkan kalian agar banyak melakukan zikir kepada Allah SWT, maka orang seperti itu seperti
seorang lelaki yang dicari-cari oleh musuhnya lalu ia segera berlindung dalam benteng yang kuat. Dan
benteng yang paling kuat adalah zikrullah dan tiada keselamatan tanpa benteng itu.”

Nabi Yahya mengakhiri nasihatnya lalu ia turun dari mimbar dan kembali ke gurun. Di gurun itu hanya
terdapat pasir yang berterbangan dan tiada suara lain selain suara angin dan napas pohon serta suara
kaki-kaki binatang buas dan gerakan batu-batu gunung. Di sanalah Yahya berdiri di tengah-tengah
kesunyian ini. Beliau melaksanakan salat dan menangis.

Kemudian terjadilah pergulatan hebat antara Nabi Yahya dan pemerintah yang berkuasa. Salah seorang
penguasa di zaman itu adalah seorang yang lalim dan sempit akalnya. Kerusakan tersebar di istananya.
Ia mendengar berita tentang Yahya. Ia heran karena banyaknya manusia yang memberikan penghargaan
dan penghormatan yang luar biasa kepada Yahya sedangkan ia sebagai seorang raja tidak mendapatkan
penghormatan yang demikian besar.

Raja tersebut ingin memperkosa istri saudaranya di mana ia mempunyai anak perempuan yang memiliki
kecantikan yang terkenal. Dalam cerita disebutkan bahwa anak perempuan itu mampu melakukan tarian
yang mengagumkan sambil memakai tujuh helai baju. Setiap ia menari, maka terlepaslah setiap baju
yang dipakainya dan pada tarian yang terakhir, ia tampak dalam keadaan telanjang.

Raja bertanya kepada Yahya, apakah ia boleh menikahi istri saudaranya. Yahya menjawab, itu tidak
diperbolehkan. Raja tetap berbicara kepada Yahya dan mendesak kepadanya agar membolehkannya
menikah dengan wanita yang disukainya itu, dan hendaklah Yahya mencari solusi atau fatwa yang sangat
memuaskannya. Namun Yahya menolak keras untuk memenuhi permintaan raja itu. Kemudian Yahya
pun meninggalkannya. Akhirnya, raja tampak marah kepada Yahya dan memerintahkan agar Yahya
dipenjara. Kemudian raja itu pun memperkosa istri saudaranya. Anak perempuan wanita itu yang suka
menari telah melihat Yahya saat ia berbicara dengan raja. Anak perempuan itu sangat tertarik akan
ketampanan Yahya dan keagungan kepribadiannya.

Ringkasnya, wanita yang ahli menari itu pun merasa jatuh cinta kepada Yahya. Ia pergi menemui Yahya
di penjaranya dan ia melihat Yahya dalam keadaan duduk salat dan menangis. Wanita itu terus
51

mengawasi Yahya saat beliau salat sampai selesai. Lalu ia meletakkan dirinya di bawah kaki Yahya dan
memintanya agar mencintainya sebagaimana ia mencintai Yahya. Yahya menjawab bahwa di dalam
hatinya tidak ada cinta lain selain cinta kepada Allah SWT. Wanita itu pun bangkit dari tempatnya dalam
keadaan putus asa. Ia meninggalkan Yahya dalam keadaan hatinya dipenuhi kebencian padanya. Ia
kembali ke istana raja.

Waktu Isya telah berakhir. Raja mulai meminum minuman kesukaannya, yaitu khamr. Wanita itu
memberikan minum kepada raja. Saking banyaknya raja minum, sampai-sampai raja merasa bahwa
kepalanya seperti balon besar dan ia sebentar lagi akan terbang. Di sanalah wanita penari itu segera
memakai pakaian tarian dan kembali kepada raja. Raja melihatnya dan ia merasa kepalanya bertambah
besar dan wanita itu mulai menari. Lalu dipukullah rebana dan berbagai alat musik sehingga wanita itu
tampak menari dan menikmati tariannya. Pada tarian ketujuh ia berhenti lalu membuka wajahnya
sambil berkata kepada raja: “Wahai tuanku, aku ingin bertanya sedikit kepadamu.” Raja yang sedang
mabuk itu berkata: “Segala sesuatu yang engkau inginkan akan kuberikan kepadamu sekarang juga.”
Wanita itu berkata: “Aku menginginkan kepala Yahya bin Zakaria.”

Mendengar perkataan itu, raja segera sadar dari mabuknya lalu ia merasakan ketakutan. Ia berkata
kepadanya: “Mintalah kepadaku yang lain saja.” Wanita itu berkata: “Aku menginginkan darah Yahya bin
Zakaria.” Wanita ini adalah simbol keburukan. Raja berkata sambil minum minuman keras yang keempat
kalinya setelah empat puluh kali: “Bunuhlah Yahya!” Akhirnya, pemimpin pasukan raja mengeluarkan
perintah kepada anak buahnya untuk
52

KISAH NABI ISA

Dalam ajaran agama Islam, Nabi Isa alaihissalam adalah seorang nabi yang lahir tanpa ayah. Ia lahir
karena mukjizat yang diberikan oleh kepada ibunya, Siti Maryam. Ada banyak sekali hikmah dari kisah
Nabi Isa yang bisa menjadi pelajaran dalam hidup kita sebagai umat muslim yang harus meyakini kisah
para nabi.

Merupakan bagian yang penting dari keyakinan Islam untuk percaya pada semua Nabi yang Allah Swt.
utus untuk menuntun umat manusia. Siapa pun yang masuk Islam dengan menerima ajarannya, atau
mereka yang beragama Islam, semua harus percaya pada para Nabi yang datang sebelum Muhammad
Saw. dan menyebarkan pesan Kebenaran dan Bimbingan untuk kemanusiaan.

Kelahiran Nabi Isa

Nabi Isa lahir dilahirkan oleh Maryam yang belum pernah menikah. Pada suatu malam, Maryam
dikunjungi oleh seorang malaikat dan malaikat itu berkata bahwa Maryam akan segera melahirkan
seorang anak yang kelak akan menjadi nabi.

Maryam sangat cemas, bagaimana ia bisa melahirkan anak tanpa suami? Kemudian, ia merasakan
kehidupan yang menendang di dalam dirinya. Dengan berat hati, ia pergi ke Nazaret, kota tempat ia
dilahirkan dan kemudian Maryam tinggal di sebuah rumah sederhana untuk menghindari masyarakat
yang nantinya akan mencurigai kehamilannya.

Hingga kemudian lahirkan putranya yang ia beri nama Isa. Setelah kelahiran putranya tersebut, ia
memutuskan untuk kembali ke kota. Namun, Maryam bingung apa yang harus ia sampaikan kepada
orang-orang?

Seperti yang ia duga sebelumnya, kedatangannya di kota dengan bayi yang baru lahir di tangannya
membangkitkan rasa ingin tahu orang-orang. Orang-orang menghujat Maryam dan mengatakan bahwa
bayinya adalah dosa mengerikan. Namun Maryam dengan tegas mengatakan bahwa bayi itu adalah
titipan Allah Swt.

Sebagian besar orang menyadari bahwa bayi itu unik, karena jika Allah menghendaki sesuatu, Allah
hanya perlu mengatakan "Jadilah" maka itu pasti itu terjadi.

Kelahiran Isa membuat orang-orang Yahudi merasa takut. Para pemuka suku Yahudi merasa bahwa Isa
adalah orang yang berbahaya dan akan mengancurkan berhala sembahan mereka. Para pemuka itu
menuduh Maryam melakukan kesalahan besar sehingga ia melahirkan anak tanpa menikah.Suku Yahudi
sangat membenci Isa sehingga mereka berambisi untuk membunuhnya.

Isa Diangkat Nabi

Kisah Nabi Isa dimulai ketika ia tumbuh dewasa, saat berusia 12 tahun, tanda-tanda kenabian mulai
muncul dalam dirinya. Isa bisa memberi tahu teman-temannya makan malam macam apa yang
menunggu mereka di rumah dan apa yang mereka sembunyikan dan di mana. Allah lalu mengirim
wahyu kenabian kepada Isa ketika ia berusia tiga puluh tahun.
53

Allah mewahyukan kepadanya hukum baru yang membatalkan beberapa hukum yang diturunkan
kepada Nabi Musa. Nabi Isa menyampaikan wahyu kepada orang-orang dan memanggil mereka untuk
percaya pada pesan dakwahnya.

Nabi Isa, seperti semua nabi Allah juga memiliki n mukjizat. Allah mengutus semua nabi dengan mukjizat
sebagai bukti kenabian mereka, sehingga orang-orang akan bersaksi, tahu tentang nabinya, dan percaya
pada kenabian mereka.

Banyak mukjizat Nabi Isa yang diberikan oleh Allah seperti bisa menyembuhkan segala penyakit. Ia bisa
mengembalikan penglihatan pria yang dilahirkan buta.Suatu ketika Nabi Isa memohon kepada Allah
untuk menghidupkan kembali satu orang yang telah meninggal dan Allah menghidupkan orang ini
kembali. Dari mukjizat inilah banyak orang yang akhirnya mau beriman kepada Allah Swt.

Para pengikut nabi Isa yang beriman kemudian meminta nabinya untuk meminta makanan dari Allah
yang turun pada mereka dari langit. Nabi Isa kemudian membuat permohonan kepada Allah dan para
malaikat menjatuhkan makanan di depan mata orang-orang.

Ratusan orang kemudian makan dari makanan yang dijatuhkan dari langit. Mukjizat ini meningkatkan
kepercayaan orang-orang untuk beriman kepada Allah. Namun, para pemuka Yahudi menghujat bahwa
Isa memiliki sihir.

Setelah mendapat wahyu , Nabi Isa hidup di bumi selama sekitar tiga tahun. Ia biasa melakukan
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain berdakwah kepada orang-orang untuk beribadah kepada
Allah. Nabi Isa begitu terpisah dari hal-hal duniawi sehingga ia tidak khawatir bahwa ia tidak memiliki
rumah untuk kembali pada malam hari.

Ia terbiasa tidur di mana pun, apakah di tanah terbuka atau di tempat yang terlindung. Ia mengenakan
pakaian yang terbuat dari wol yang tidak ditenun. Ia makan dari tanaman mentah di bumi, tanpa
keinginan untuk memasaknya. Ia tidak menikah atau punya anak.

Ketika Nabi Isa berusia 33 tahun, orang-orang keturunan Israel yang tidak menyukainya merencanakan
untuk membunuhnya, tetapi Allah menyelamatkan Nabi Isa dari bahaya tersebut. Saat itu Nabi Isa
dengan 12 sahabatnya sedang bercengkerama di sebuah rumah.

Nabi Isa kemudian mengatakan kepada 12 sahabatnya, "Siapa di antara kamu yang ingin dibuat seperti
saya, dibunuh di sebuah tempat dan menjadi teman saya di surga?"

Setelah itu teman yang termuda di antara mereka berdiri dan berkata, "Aku." Nabi Isa kemudian
menyuruhnya duduk, lalu mengulangi pertanyaan yang sama. Lagi, pemuda yang sama berkata, "Aku."
Sekali lagi, Nabi Isa menyuruhnya duduk, lalu sekali lagi mengajukan pertanyaan yang sama.
54

Setelah pemuda yang kesekian kalinya berkata sama mau menjadi sukarelawan untuk ketiga kalinya,
Nabi Muhammad menerima wahyu bahwa pemuda ini akan menjadi orang yang akan terlihat seperti dia
dan dibunuh.

 Nabi Isa kemudian diangkat ke langit dari lubang langit-langit rumah. Ketika orang-orang Yahudi
mengejar Nabi Isa, mereka melihat pemuda itu, yang dibuat oleh Allah untuk terlihat menyerupai seperti
Isa. Mereka mengambilnya, mengira dia adalah Nabi Isa, dan menyalibnya.

Setelah Nabi Isa diangkat ke langit, bangsanya hidup mengikuti bimbingan, pengajaran, dan
metodologinya 200 tahun. Namun, 300 tahun setelah Nabi Isa diangkat ke langit, orang-orang yang
mengikuti ajaran yang salah berusaha memutarbalikkan ajaran Islam.

Setelah sekitar 500 tahun, tidak ada satupun orang yang beriman dari bangsa Nabi Isa yang tersisa, maka
saat itulah Nabi Muhammad diturunkan. Muhammad adalah satu-satunya umat  yang menyembah Allah
di antara orang-orang yang tinggal bumi waktu itu.
55

KISAH NABI MUHAMMAD

Sebagian besar umat Muslim sudah mengetahui bagaimana kisah Nabi Muhammad beserta mukjizatnya.
Cerita kehidupan ini bukan hanya sekedar cerita saja melainkan menjadi panutan untuk menerapkannya
dalam kehidupan. Mengingat bahwa sangat banyak sifat baik darinya.

1. Kelahiran Nabi Muhammad Nabi SAW

Nabi Muhammad lahir di Makkah hari Senin, 12 Rabi’ul Awal pada tahun 571 kalender Romawi (1450
tahun yang lalu). Rasul lahir dari ibu bernama Aminah dan ayahnya bernama Abdullah.

“Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau
menjawab, hari Senin adalah hari aku dilahirkan,”

Tahun tersebut juga disebut sebagai Tahun Gajah yakni tahun ketika pasukan gajah di bawah pimpinan
Abrahah Habasyah tengah menyerang Ka’bah.

Allah SWT pun menghentikan aksi mereka dengan segala kebesaranNya. Burung ababil pun datang
menjatuh batu-batu untuk mendatangkan wabah penyakit.

Kisah kelahiran Nabi Muhammad ini ada di dalam Surah Al Fil yang memiliki arti Tahun Gajah. Rasulullah
lahir di masa ini dan dibesarkan sebagai anak yatim karena ayahnya, Abdullah telah meninggal dunia
sebelum usianya genap 3 Tahun. Semasa kecilnya, akhirnya dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Muthalib.

Pada saat Nabi lahir, seorang ibu bernama Halimah Sa’diyah dengan ikhlas mau menyusui Muhammad
meski ASI-nya sulit keluar. Namun karena Keikhlasan Halimah pun diberi balasan oleh Allah SWT, karena
setelah itu air ASI-nya keluar dengan deras.

2. Masa Kecil Nabi Muhammad

Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim di rumah Abu Talib. Semasa kecilnya, Rasulullah
tumbuh dan menjalani kehidupannya seperti pada anak pada umumnya. Adanya tradisi Quraisy pada
zaman dahulu, pada hari kedelapan belas membuat ibunya harus menyembunyikannya di pedalaman.

Tradisi Quraisy tersebut membuat Nabi Muhammad tidak bisa merasakan kasih sayang ibunya sampai
berumur 8 sampai 10 tahun. Hal ini justru membuatnya berada di bawah asuhan Halimah binti Sa’diyah
selama tiga tahun. Rasulullah menjadi anak yang tanggap, bersikap baik dan cerdas pada masanya.

3. Masa Remaja Nabi Muhammad

Pada masa Remasa, Nabi Muhammad terjaga dari perbuatan merugikan kawan sekitarnya. Sampai suatu
ketika, Nabi pun bercerita ketika dua kali duduk saat mendengarkan pesta perkawinan di zaman
Jahiliyah.

Allah justru menutup telinganya sampai tertidur dan terbangun esoknya. “Setelah itu, aku tidak pernah
lagi berniat mengikuti perbuatan buruk.” (HR Thabrani).

Muhammad yang menginjak usia 20 tahun di Mekah yang bertepatan peristiwa Harbul Fijar antara
Kabilah Quraisy melawan Qais dan Aylan.

4. Nabi Muhammad Menjelang Dewasa

Menjelang usia Nabi Muhammad yang dewasa, membuatnya semakin menekuni dunia bisnis. Nabi pun
berdagang dengan kawan terbaiknya yakni Saib bin Abi Saib. Barulah pada saat berusia 25 tahun,
Rasulullah menjalin kerja sama bisnis bersama wanita kaya raya yakni Siti Khadijah.

Perkenalan Muhammad dengan Khadijah memang berawal dari dunia perniagaan. Perempuan ini biasa
membiayai kafilah perdagangan Mekkah ke Suriah untuk nanti membagi keuntungan bersama mitranya.
Hal ini menjadi alasan bagi mereka berdua dalam melakukan perjalanan dagang tersebut.

Buku Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW menceritakan berbagai tanda kerasulan yang sudah terjadi
sejak beliau masih anak-anak, serta perjalanan hidupnya yang begitu banyak rintangan.
56

5. Pernikahan Nabi Muhammad dan Khadijah

Banyaknya kegiatan perdagangan yang melibatkan mereka berdua, membuat Khadijah merasa kian
tertarik. Perempuan ini akhirnya mengutus seorang sahabatnya, Nafisah binti Umayyah untuk
menyampaikan keinginannya yakni melamar Muhammad.

Muhammad SAW pun menyampaikan kabar gembira ini kepada paman-pamannya. Salah satunya yakni,
Hamzah bin Abdul Muthalib lantas mendatangi rumah Khuwailid bin Asad dengan Muhammad untuk
melamar Khadijah. Maka menikahlah mereka berdua ketika Nabi berusia 28 tahun.

6. Nabi Muhammad Mendapatkan Wahyu Pertama

Sebelum menjadi Rasul, Nabi Muhammad sudah mendapatkan beberapa karunia istimewa dari Allah
seperti wajahnya terlihat bersinar dan bersih. Hal ini nyatanya menjadi pertanda kebesaran Allah yang
menandakan akan datangnya nabi terakhir dengan kedudukan tertinggi sampai akhir zaman.

Nabi Muhammad mendapatkan sebuah mimpi ketika Malaikat Jibril menghampirinya. Rasul pun sedang
menyendiri di dalam Gua Hira tepatnya di samping Jabal Nur. Turunlah wahyu pertama yang ia bawakan
dari Allah yakni Surah Al – “Alaq 1 – 4.

7. Dakwah Pertama Nabi Muhammad

Nabi Muhammad akhirnya memulai dakwahnya secara terang-terangan pada keluarga paling dekat yaitu
kalangan Bani Hasyim. Hanya Ali bin Abu Thalib yang mau menerima dan memutuskan untuk beriman
kepada Allah. Sementara Abu Thalib ikut melindungi Rasul saat berdakwah.

Dakwah secara terang-terangan ini selalu mendapatkan pertentangan oleh kaum Quraisy. Bahkan
beberapa orang menuduh Nabi Muhammad gila dan melemparkan kotoran ke tubuh Nabi. Abu Jahal
dan Abu Lahab sebagai pamannya bahkan juga ikut menentang Rasul selama berdakwah.

8. Pertentangan dari Kaum Kafir Quraisy

Bersama dengan kaum kafir Quraisy lainnya, Abu Jahal dan Abu Lahab menentang dakwah Rasulullah.
Keduanya bahkan sempat mengintimidasi pengikutnya agar meninggalkan Nabi. Mereka khawatir jika
ajaran dari Muhammad hanya bisa merusak agama nenek moyang yakni menyembah berhala.

Banyak dari kaum Quraisy yang mencoba segala cara untuk membunuh Nabi Muhammad. Mereka juga
memberikan uang tebusan pada Abu Thalib agar membiarkan Rasul wafat. Rencana pembunuhan ini
pun sering melibatkan orang luar agar tidak memecahkan perang saudara.

9. Perintah Berzakat di Zaman Rasulullah

Memasuki zaman Rasulullah SAW tepatnya di tahun pertama di Madinah, Nabi dan sahabatnya serta
kaum Muhajirin masih menghadapi usaha untuk tetap bertahan hidup. Hal ini karena tidak semua dari
mereka merupakan orang berkecukupan, kecuali Usman bin Affan.

Kondisi kaum Muslimin yang sudah mulai sejahtera di tahun kedua Hijriah, barulah muncul perintah
zakat. Nabi Muhammad SAW akhirnya langsung mengutus Mu’adz bin Jabal untuk menjadi Qadli di
Yaman. Rasul pun memberikan nasihat kepadanya agar menyampaikan pada ahli kitab tentang hal ini.

10. Perintah Kurban di Masa Rasulullah

Nabi Muhammad melaksanakan perintah qurban ketika sedang melakukan haji Wada di Mina. Saat itu,
Rasulullah menyembelih sebanyak 100 ekor unta. Beliau melaksanakannya sendiri pada 63 ekor
sementara sisanya ia serahkan kepada Ali Bin Abi Thalib.

Penyembelihan ini Nabi Muhammad lakukan setelah melaksanakan Shalat Idul Adha. Perintah ini pun
sudah ada di dalam Surah Al Hajj ayat 36 mengenai jenis hewan yang bisa umat Muslim jadikan sebagai
kurban. Sebagai umat Muslim, juga harus mengetahui cara menyembelih dan tujuannya.

11. Wafatnya Nabi Muhammad


57

Abu Bakar sebagai sahabat Nabi Muhammad yang sedang tidak di Madinah, terjadilah peristiwa sangat
menyedihkan. Rasulullah wafat bersamaan dengan turunnya wahyu Allah yakni Surat Az Zumar ayat 30,
artinya “Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula.”.

Nabi Muhammad mulai sakit di bulan Shafar tahun 11 Hijriah. Beliau sakit kepala dan demam hingga
akhirnya membuat suhu tubuh meninggi. Kondisi ini terjadi selama kurang lebih 2 minggu. Rasulullah
akhirnya mengunjungi rumah istri-istrinya dan tiba di kediaman Aisyah dengan badan sudah lemah.

Anda mungkin juga menyukai