Anda di halaman 1dari 5

KISAH NABI IDRIS AS.

Baiklah kali ini kita akan membahas kisah Nabi Idris AS pada zaman rasul. Ia
keturunan ketujuh dari Nabi Adam AS. Meskipun demikian ia menjadi Nabi dan
Rasul kedua setelah Nabi Adam AS. Nabi Idris AS memimpin ummat yang masih
termasuk keturunan Qobil. Ummat ini pada waktu itu banyak yang rusak
akhlaknya, sehingga Allah SWT menunjuk Nabi Idris AS sebagai Nabi dan
Rasul-Nya

Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam, putra dari Yarid bin
Mihla'iel (Mahlail) bin Qinan (Qainan) bin Anusy bin Shiyth (Syits) bin Adam as.
Nabi Idris as menjadi keturunan pertama yang diutus menjadi nabi setelah Adam.
Dalam agama Yahudi dan Nasrani, Idris dikenal dengan nama Henokh.

Nabi Idris dianugerahi kepandaian dalam berbagai disiplin ilmu, kemahiran,


serta kemampuan untuk menciptakan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan
manusia, seperti pengenalan tulisan, matematika, astronomi, dan lain sebagainya.
Menurut suatu kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia akan
melupakan Allah sehingga Allah menghukum manusia dengan bentuk kemarau
yang berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah
untuk mengakhiri hukuman tersebut. Allah mengabulkan permohonan itu dan
berakhirlah musim kemarau tersebut dengan ditandai turunnya hujan.

Idris dilahirkan di Mesir. Mereka menyebutnya dengan Hirmisal Haramisah,


menurut Bahasa Suryani. Idris lahir di kota Manfis (Manaf). Ada yang
mengatakan Idris dilahirkan di Babilonia dan Hijrah ke Mesir. Ketika melihat
sungai Nil, dia berkata: "Babilonia". yang berarti, sungai seperti sungai kalian,
sungai besar, sungai yang penuh berkah. Pada zamannya dibangun 188 kota, yang
terkecil diantaranya adalah ar-Ruha.

Allah pun memberikan mukjizat kepadanya berupa kepandaian di segala bidang.


Diantara mukjizat Nabi Idris adalah sebagai berikut:

1. Hebat dalam menunggang kuda. Pada waktu itu sedikit orang yang dapat
menunggang kuda.

2. Dapat menulis. Pada waktu itu tidak ada ummatnya yang dapat menulis.

3. Dapat menjahit pakaian. Pada waktu itu, belum ada yang mampu menjahit
pakaian.
Nabi Idris mendapat kitab dari Allah SWT sebanyak 30 Shohifah. Dalam
kitab ini berisi ajaran kebenaran seperti halnya AL Qur’an. Kitab itu merupakan
petunjuk yang disampaikan kepada ummatnya. Sehingga ummatnya yang sudah
rusak akhlaknya sedikit demi sedikit kembali ke jalan yang benar.

Nabi Idris AS juga mendapat gelar “Asadul Usud” yang berarti Singa karena
beliau tidak pernah berputus asa dalam menjalan tugasnya sebagai seorang Nabi.
Ia tidak pernah takut menghadapi ummatnya yang kafir. Meskipun demikian ia
tidak pernah sombong. Ia bersifat pema’af.

Tidak banyak keterangan yang didapati tentang kisah Nabi Idris di dalam
Al-Quran maupun dalam kitab-kitab Tafsir dan kitab-kitab sejarah nabi-nabi. Di
dalam Al-Quran hanya terdpt dua ayat tentang Nabi Idris iaitu dalam surah
Maryam ayat 56 dan 57:

“Dan ceritakanlah { hai Muhammad kepada mereka , kisah } Idris yang


terdapat tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang
sangat membenarkan dan seorang nabi. 57 – Dan Kami telah mengangkatnya ke
martabat yang tinggi.” { Maryam : 56 – 57 }

Nabi Idris menurut sementara riwayat bermukim di Mesir di mana ia


berdakwah untuk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadat menyembah
Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikut-pengikutnya agar
selamat dari siksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup
sampai usia 82 tahun.

Diantara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah :

1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah membawa kemenangan.

2. Orang yang bahagia ialah orang yang berwaspada dan mengharapkan syafaat
dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya.

3. Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa maka ikhlaskanlah
niatmu demikian pula puasa dan solatmu.

4. Janganlah bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntup


sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam
dosa.

5. Taatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu serta


penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.
6. Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya, karena mereka tidak
akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.

7. Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan


memuaskannya.

8. Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya seorang tidak dapat


bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehinya itu.

Dalam hubungan dengan firman Allah bahawa Nabi Idris diangkat


kemartabat tinggi Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahawa Nabi
Idris wafat tatkala berada di langit keempat dibawa oleh seorang Malaikat
Wallahu a’alam bissawab

Kisah Nabi Idris AS Melihat Surga dan Neraka

Setiap hari Malaikat Izrael dan Nabi Idris beribadah bersama. Suatu kali,
sekali lagi Nabi Idris mengajukan permintaan. “Bisakah engkau membawa saya
melihat surga dan neraka?”

“Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaanmu aneh,” kata Izrael.

Setelah Malaikat Izrael memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke
tempat yang ingin dilihatnya.

“Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para Malaikat pun takut
melihatnya,” kata Izrael.

“Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan,
iman saya menjadi tebal setelah melihatnya,” Nabi Idris menjelaskan alasannya.

Waktu mereka sampai ke dekat neraka, Nabi Idris langsung pingsan. Penjaga
neraka adalah Malaikat yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa
manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa hidupnya. Nabi Idris tidak
sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang mengerikan itu. Api neraka
berkobar dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan, tak ada pemandangan yang
lebih mengerikan dibanding tempat ini.

Dengan tubuh lemas Nabi Idris meninggalkan tempat yang mengerikan itu.
Kemudian Izrael membawa Nabi Idris ke surga. “Assalamu’alaikum…” kata
Izrael kepada Malaikat Ridwan, Malaikat penjaga pintu surga yang sangat
tampan.
Wajah Malaikat Ridwan selalu berseri-seri di hiasi senyum ramah. Siapapun
akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan, dengan lemah lembut ia
mempersilahkan para penghuni surga untuk memasuki tempat yang mulia itu.

Waktu melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan karena terpesona.
Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi Idris terpukau
tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat indah di depannya.
“Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah…” ucap Nabi Idris berulang-ulang.

Nabi Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Di pinggir
sungai terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan perak. Ada
juga istana-istana pualam bagi penghuni surga. Pohon buah-buahan ada disetiap
penjuru. Buahnya segar, ranum dan harum.

Waktu berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan surga. Mereka adalah
para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat tampan wajahnya.
Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan.

Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. “Bolehkah saya
meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.”

“Silahkan minum, inilah minuman untuk penghuni surga.” Jawab Izrael.


Pelayan surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat dari
emas dan perak. Nabi Idris pun minum air itu dengan nikmat. Dia amat bersyukur
bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa enak. Tak pernah
terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu. “Alhamdulillah, Alhamdulillah,
Alhamdulillah,” Nabi Idris mengucap syukur berulang-ulang.

Setelah puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk
kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah terpikat
keindahan dan kenikmatan surga Allah.

“Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah
sampai hari kiamat nanti,” kata Nabi Idris.

“Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah
di hisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang
yang beriman lainnya,” kata Izrael.

Tapi Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah
mengkaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris menjadi
satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian. Waktu
diangkat ke tempat itu, Nabi Idris berusia 82 tahun.
Tetapi ada juga yang mengatakan malaikat pencabut nyawa mendatangi Nabi
Idris. Nabi Idris pun mengajaknya bicara sampai malaikat menunda pencabutan
nyawanya. Lantas malaikat itu membawanya ke langit dengan kedua sayapnya.
Sesampainya di langit ke empat, malaikat itu berkata, "Aku sebenarnya diutus
mencabut nyawamu di langit ke empat. Mendapat perintah demikian itu, aku pun
bertanya, 'Bagaimana caranya, sedangkan dia ada di bumi?!'" Ketika Idris
menoleh, malaikat maut menatapnya kemudian mencabut nyawanya di tempat
itu.

Firman Allah:

“Dan ceritakanlah Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah orang yang


sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah mengangkatnya ke
martabat yang tinggi.” (QS Al-Anbiya:85-86).

Pada saat Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ke langit,
beliau bertemu Nabi Idris. “Siapa orang ini? Tanya Nabi Muhammad kepada
Jibril yang mendampinginya waktu itu.

“Inilah Idris,” jawab Jibril. Nabi Muhammad mendapat penjelasan Allah tentang
Idris dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 85 dan 86, serta Surat Maryam ayat
56 dan 57.

https://onehallyu.com/topic/340980-compilation-exomentary-on-v-app/

http://www.dailymotion.com/video/x32ddwx

http://www.dailymotion.com/video/x3dcdfq

Anda mungkin juga menyukai