Anda di halaman 1dari 10

Assalamuallaikum… 

KELOMPOK 5:
- Mustikaning Diniari
- Nada Ichziya Nevi
- Nazilah Zulfa
- Neli Syihatun Fitriah
- Nur Fitri
M. Rasyid Ridha
Sejarah kelahiran Muhammad Rasyid Ridho

Disebuah desa yang bernama Qalamun, sebuah desa yang tidak


jauh dari kota Tripoli, libanon. Tepatnya pada tanggal 27 Jumadil
ula 1282 H (1865 M.) lahirlah seorang anak yang kelak akan
menjadi pembaharu dalam dunia islam. Sebuah nama yang
dianugerahkan dengan segenap rasa cinta oleh kedua orang
tuanya adalah Muhammad Rasyid bin Ali Ridho bin Syamsudin
bin Baha’udin Al-Qolmuni Al-Husaini. Yang kemudian hari dunia
islam lebih mengenal beliau dengan nama Muhammad Rasyid
Ridho. Beliau dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan
keluarga yang taat beragama. Dalam sebuah sumber ada yang
menyebutkan bahwa beliau masih memiliki pertalian darah
dengan Husain bin Ali Abi Thalib cucu Rasulullah SAW.
Riwayat pendidikan Muhammad Rasyid Ridho

Rasyid Ridho belajar membaca Al-Qur’an, balajar menulis, dan belajar


menghitung di sebuah Madrasah tradisional di desanya, Qolamun. Beliau
adalah anak yang berbeda dengan anak-anak yang seusia dengannya, karen
beliau lebih banyak menghabiskan waktu beliau untuk belajar dan banyak
membaca buku. Dan memang sejak kecil beliau sudah memiliki kecerdasan
yang tinggi dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan. Setelah beliaua
menyelesaikan pendidikannya di Madrasah, pada usia 17 tahun beliau
melanjutkan studinya di Madrasah Al-Wathaniyah Al-Islamiyah yaitu
sekolah milik pemerintah di kota Tripoli. Sekolah ini merupakan sekolah
yang tergolong modern yang didirikan oleh Syeikh Al-Jisr, seorang alim
ulama yang gagasan dan pemikiran keagamaannya telah dipengaruhi oleh
ide-ide modernisme. Di Madrasah ini Rasyid Ridho mempelajari
pengetahuan agama dan bahasa arab secara lebih mendalam.ia juga
belajar ilmu bumi, ilmu berhitung, dan pengetahuan modern lain seperti
bahasa Prancis dan Turki.
Karya-karya Rasyid Ridho

Karya-karya yang dihasilkan semasa hidup Rasyid Ridho pun


cukup banyak. Antara lain:
Ø  Tarikh Al-Ustadz Al-Imama As-Syaikh’ Abduh (sejarah
hidup Imam Syaikh Muhammad Abduh)
Ø  Nida’Li Al-jins Al-Latif (panggilan terhadap kaum wanita)
Ø  Al-Wahyu Muhammad (wahyu Allah yang diturunkan
kepada Muhammad SAW)
Ø  Yusr Al-Islam wa Usul At-TASYRI’ Al-‘Am (kemdahan agama
ilam dan dasar-dasar umum penetapan hokum islam)
Ø  Khilafah wa Al-Imamah Al-Uzma (kekhalifahan dan imam-
imam besar)
Ø  Muhawarah Al-Muslih wa Al-Muqqallid (dialog antara
kaum pembaharudan konservatif)
Ø  Zikra Al-Maulid An Nabawiy (perinatan kelahiran nabi
Muhammad SAW)
Ø  Haquq Al-Mar’ah As-Solihah (hak-hak wanita muslim).
Pembaruan-pembaruan Rasyid Ridho

Selain dalam hasil pemikiran modern, arah


pemikiran Rasyid Ridho tidak jauh berbeda dengan
sang guru yaitu Muhammad Abduh ide-ide
pembaharuan penting yang dikumandangkan beliau
antara lain dalam bidang agama, pendidikan, dan
politik.
Pembaruan dalam bidang agama

Di bidang agama, Rasyid Ridho mengatakan bahwa umat islam lemah


karena mereka tidak lagi mengamalkan ajaran Islam yang murni seperti
yang dipraktekan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Melainkan
ajaran-ajaran yang menyimpang dan lebih banyak bercampur dengan
bid’ah dan khurofat. Ia menegaskan jika umat Islam ingin maju, mereka
harus kembali berpegang kepada Qur’an dan Sunnah.
Ia membedakan antara urusan peribadatan (yang berhubungan dengan
Allah SWT) dan masalah mu’amalah (yang berhubungan dengan manusia).
Menurutnya masalah yang pertama, Alqur’an dan hadis harus
dilaksanakan serta tidak berubah meskipun situasi masyarakat terus
berubah dan berkembang. Sedangkan untuk hal kedua, dasar dan
prinsipnya telah diberikan, seperti keadilan, persamaan dan hal lain,
namun pelaksanaan dasar-dasar itu diserahkan kepada manusia untuk
menentukan dengan potensi akal pikiran dan melihat situasi dan kondisi
yang dihadapi, sepanjang tidak menyimpang dari prinsip-prinsip dasar
ajaran islam.
pembaruan dalam bidang politik

Dalam bidang politik beliau tertarik dengan ide Ukhuwah


Islamiyah (persaudaraan islam). Sebab ia banyak melihat
penyebab kemunduran Islam antara lain, karena perpecahan
yang terjadi di kalangan mereka sendiri. Untuk itu, dia
menyeru umat Islam agar bersatu kembali dibawah satu
keyakinan, satu sistem moral, satu sistem pendidikan, dan
tunduk dalam satu sistem hukum dalam satu kekuasaan yang
berbentuk Negara. Namun, Negara yang diinginkannya bukan
seperti konsep barat, melainkan negara dalam bentuk
khilafah (kekhalifahan) seperti pada masa Al-Khulafa Ar-
Rasyidin. Dia menganjurkan pembentukan organisasi Al-
Jami’ah Al-Islamiyah (persatuan islam) dibawah naungan
khalifah.
Wassalamuallaikum.. 

Anda mungkin juga menyukai