Anda di halaman 1dari 39

PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA SOAL

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas

Mata kuliah: Evaluasi Pembelajaran Kimia

Dosen pengampu: Ella Izzatin Nada, M.Pd.

Disusun oleh

1. Rizki Awaliyah (1808076024)

2. Rukha Maulida (1808076041)

3. Afifah Nur Chamidah (1808076042)

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran merupakan serangkaian proses yang memiliki tiga komponen,


yang pertama rencana pembelajaran, kedua kegiatan belajar mengajar, dan terakhir evaluasi
pembelajaran. Sebagai salah satu komponen proses dalam pembelajaran, evaluasi
pembelajaran memiliki peranan yang penting. Proses berupa pengukuran hasil pembelajaran
wajib dilakukan untuk mengetahui dan menentukan keberhasilan pembelajaran.

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian peserta didik
dalam menguasai setiap kompetensi dasar atau indikator materi yang telah dipelajari.
Instrumen penilaian baik tes maupun nontes seharusnya dapat memberikan informasi
mengenai sejauh mana ketercapaian belajar peserta didik dan seberapa besar keberhasilan
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Analisis butir soal merupakan kegiatan yang diperlukan untuk menilai kualitas butir
soal yang baik, sehingga dapat digunakan kembali pada periode selanjutnya atau jika butir
soal yang kurang baik, maka dapat dilakukan revisi, sementara untuk butir soal yang tidak
baik, tidak perlu digunakan kembali. Untuk itu, butir soal harus dianalisis guna mengetahui
kualitasnya, memperbaiki kualitas butir soal dan meningkatkan mutu butir.soal. Soal
dikatakan baik apabila memenuhi karakteristik penilaian butir soal yang meliputi: validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas pengecoh .

Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tingkat kesukaran dan daya pembeda
instrumen.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Tingkat Kesukaran?

2. Apa pengertian dari Daya Pembeda?

3. Bagaimana perhitungan Tingkat Kesukaran dengan menggunakan cara manual,


Microsoft Excel dan SPSS?

4. Bagaimana perhitungan Daya Pembeda dengan menggunakan cara manual, Microsoft


Excel dan SPSS?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Tingkat Kesukaran

2. Untuk mengetahui pengertian dari Daya Pembeda

3. Untuk mengetahui perhitungan Tingkat Kesukaran dengan menggunakan cara manual,


Microsoft Excel dan SPSS

4. Untuk mengetahui perhitungan Daya Pembeda dengan menggunakan cara manual,


Microsoft Excel dan SPSS
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tingkat kesukaran

Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-tama dapat diketahui
dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing
butir tersebut. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus
asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi, karena diluar jangkauannya.
Misalnya saja guru A memberikan ulangan soalnya, mudah-mudah, sebaliknya guru B kalau
memberikan ulangan soal-soalnya sukar-sukar. Dengan pengetahuannya dengan kebiasaan ini
maka siswa akan belajar giat jika menghadapi ulangan dari guru B dan sebaliknya jika akan
mendapat ulangan dari guru A tidak mau belajar giat atau bahkan mungkin tidak mau belajar
sama sekali.

Witherington mengatakan, bahwa sudah atau belum memadainya derajat kesukaran


item tes hasil belajar dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat
kesulitan dari item tersebut. Angka yang dapat memberikan petunjuk mengenai tingkat
kesulitan item itu dikenal dengan istilah Difculty Index (angka indeks kesukaran)
, yang didalam dunia evaluasi hasil belajar pada umumnya dilambangkan dengan huruf P,
yaitu singkatan dari kata Proportion (Proporsi).

Angka indeks kesukaran item itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00,
artinya angka indeks kesukaran itu paling rendah adalah 0,00 dan paling tinggi
adalah 1,00. Angka indeks kesukaran sebesar 0,00 (P = 0,00) merupakan petunjuk bagi tester
bahwa butir item tersebut termasuk dalam kategori item yang terlalu sukar,
sebab disini seluruh testee tidak dapat menjawab item dengan betul. Sebaliknya, apabila
angka indeks kesukaran item itu adalah 1,00 (P=1,00) ini merupakan petunjuk
bahwa item ini adalah termasuk dalam kategori item yang terlalu mudah, sebab disini seluruh
testee dapat menjawab dengan betul butir item tersebut.

1. Perhitungan manual

Angka indeks kesukaran item itu dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
P=
∑B
N

Keterangan:
P (Proportion) = angka indeks kesukaran item
ƩB = banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item tersebut
N = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar
Mengenai bagaimana cara memberikan penafsiran (interprestasi) terhadap angka
indeks kesukaran item, Robert L. Torndike dan Elizabeth Hagen (1998:20)
mengemukakan sebagai berikut:

Tabel 8.1. Interval Indeks Kesukaran Item

Besarnya P Interprestasi
0,00 – 0,30 Terlalu sukar
0,31 – 0,70 Cukup (sedang)
0,71 – 1,00 Terlalu mudah

Walaupun demikian ada yang berpendapat bahwa soal-soal yang dianggap baik, yaitu soal-
soal yang sedang, yaitu soal-soal yang mempunyai indeks kesukaran 0,31
sampai dengan 0,70. Perlu diketahui bahwa soal-soal yang terlalu mudah atau terlalu sukar,
lalu tidak berarti tidak boleh digunakan, hal ini tergantung dari penggunaannya. Soal yang
sukar akan menambah gairah belajar bagi siswa yang pandai. Sedangkan soal-soal yang
terlalu mudah, akan membangkitkan semangat kepada siswa
yang lemah.

2. Perhitungan dengan tingkat kesukaran soal

Kode Nomor Soal Skor


Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 6
B 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5
C 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6
D 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 5
E 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 5
F 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6
G 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5
H 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5
I 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 6
J 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 5
K 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 6
L 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8
M 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6
N 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6
O 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 6
Jumlah 9 8 8 8 7 4 6 11 10 15 86

a. Perhitungan dengan cara manual


Contoh perhitungan pada soal nomor 1:

P=
∑B
N
9
¿
15
= 0,6
Maka, soal tergolong soal sedang
b. Perhitungan dengan spss
Langkah pertama, masukkan variabel tiap soal pada variabel view, jangan lupa isikan
value dengan 1 ”benar” dan 2 “salah”

Kamudian masukkan data diatas kedalam data view


Kemudian klik analyze>descriptive statistics>frequencies

Kotak variabel diisi dengan soal1,soal2,dst


Klik statistics>klik mean>klik continue>klik ok

Kemudian akan muncul hasil output berikut

Analisis: dari hasil yang ditunjukkan nilai “mean” pada tabel statistics ditafsirkan
pada rentang tingkat kesukaran, yaitu:
0,00-0,20 sukar
0,21-0,70 sedang
0,71-1,00 mudah
Maka untuk soal nomor satu tergolong soal yang sedang.

c. Perhitungan dengan Ms.excel


Langkah pertama, masukkan data diatas kedalam Ms.excel
Kemudian tambahkan kolom Tingkat kesukaran dibawah kolom jumlah dan
masukkan rumus =B18/15 untuk tingkat kesukaran pada soal nomor 1

Kemudian pada kolom simpulan diisi dengan rumus:


=IF(B19<0,3;"Sukar";IF(AND(B19>=0,3;B19<0,7);"Sedang";IF(B19>0,7;"Mudah"))
)
Maka didapatkan hasil analisis tingkat kesukaran seperti pada gambar diatas.
Soal Subyektif (Essay)

Nomor Soal
Kode Siswa Skor
1 2 3 4 5
A 20 5 14 10 20 69
B 20 5 20 15 10 70
C 20 5 14 12 13 64
D 20 5 15 14 14 68
E 15 5 15 15 12 62
F 15 5 15 13 10 58
G 18 5 15 18 8 64
H 20 5 20 9 9 63
I 20 5 10 10 10 55
J 20 3 9 8 11 51
K 17 8 10 17 18 70
L 18 5 12 20 20 75
M 20 9 9 20 20 78
N 20 8 8 12 11 59
O 20 5 14 14 15 68
Jumlah 283 83 200 207 201 974

a. Perhitungan dengan cara manual


Untuk mengitung tingkat kesukaran soal essay, langkah pertama adalah mencari rata-
rata skor dari butir soal. Dapat digunakan rumus berikut:
Jumlah skor siswa pada butir soal
Mean=
banyaknya siswa yang mengikuti tes
Kemudian dihitung tingkat kesukaran tiap butir soal dengan rumus:
Mean
TK=
Skor maksimum yang ditetapkan
Setelah didapatkan nilai TK, kemudian dianalisis berdasarkan interval berikut:
0,00-0,20 sukar
0,21-0,70 sedang
0,71-1,00 mudah

Contoh untuk butir soal pertama,


282
Mean=
15

= 18,86667

Skor maksimum dari tiap butir soal adalah 20, dan TK dapat dihitung sbb:

18,86667
TK=
20

= 0,943333

Berdasarkan interval diatas, karena TK bernilai 0,943333, maka soal merupakan


golongan mudah

b. Perhitungan dengan spss


Langkah pertama yaitu, masukkan variabel kedalam variabel view, isikan dengan soal
1, soal 2, dst
Kemudian masukkan data skor dalam data view

Kemudian klik analyze>descriptive statistics>frequencies

Kotak variabel diisi dengan soal1,soal2,dst


Klik statistics>klik mean>klik continue>klik ok

Dan didapatkan output data berikut


Kemudian mean yang didapatkan dibagi dengan skor maksimal tiap butir soal, yaitu
20, sehingga untuk soal nomor 1 dapat dihitung dengan
18,87
TK= dan didapatkan 0,94 sehingga soal nomor satu tergolong soal yang
20
mudah.

c. Perhitungan dengan Ms.Excel

Langkah pertama yaitu, masukkan data diatas kedalam Ms.Excel


Kemudian hitung rata-rata skor siswa pada butir soal dengan rumus
=AVERAGE(B3:B17), sehingga didapatkan hasil berikut

Kemudian hitung tingkat kesukaran dengan rumus =B19/20 sehingga didapatkan data

Kemudian tambahkan 1 kolom simpulan dibawah kolom tingkat kesukaran dam


masukkan rumus
=IF(B20<0,3;"Sukar";IF(AND(B20>=0,3;B20<0,7);"Sedang";IF(B20>0,7;"Mudah"))
)

B. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa
yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).
Angka yang menunjukkan besarnya beda pembeda disebut indeks Diskriminasi, disingkat D.
Seperti halnya indeks kesukaraan, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara
0,00 sampai 1,00 hanya bedanya indeks kesukaraan tidak mengenal tanda negative. Tanda
negative pada indeks diskriminasi digunakan jika sesuatu soal “terbalik” menunjukkan
kualitas tester yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai. Untuk
menghitung daya pembeda perlu dibedakan antara kelompok kecil (kurang dari 100) dan
kelompok besar (100 orang ke atas).

a) Untuk Kelompok Kecil Seluruh kelompok tester dibagi dua sama besar, 50%
kelompok atas dan 50% kelompok bawah.
b) Untuk Kelompok Besar Mengingat biaya dan waktu untuk menganalisa, maka untuk
kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas
sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).

Daya Pembeda (DP) Interpretasi atau penafsiran DP


DP≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 ¿ DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 ¿ DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 ¿ DP ≤ 0,70 Baik
0,70 ¿ DP ≤ 1,00 Sangat Baik
Cara menentukan daya pembeda (nilai D)

1. Cara Manual

a. Soal Pilihan ganda

Untuk ini perlu dibedakan antara kelompok kecil (kurang dari 100) dan kelompok besar (100
orang ke atas).

a. Untuk Kelompok Kecil (<30)

Seluruh kelompok tester dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok
bawah.

Contoh :

Skor Siswa

A9

B8

C7 Kelompok atas (JA)

D7

E6

F5

G5

H4 Kelompok Bawah (JB)

I4

J3

Seluruh pengikut tes, dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu dibagi dua.

b. Untuk Kelompok Besar (>30)


Mengingat biaya dan waktu untuk menganalisa, maka untuk kelompok besar biasanya hanya
diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27%
skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).

JA = Jumlah kelompok atas

JB = Jumlah kelompok bawah

Contoh :
9
9
8 27 % sebagai JA
8
8
.
.
.
2
1
1 27 % sebagai JB
1
0
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah :

BA BB
D= - = PA - PB
JA JB

Dimana
J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar.

PA : BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar


JA
PB : BB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
JB
(ingat P sebagai simbol indeks kesukaran).
Contoh Perhitungan :
Dari hasil analisa tes yang terdiri dari 10 butir soal yang dikerjakan oleh 20 orang siswa,
terdapat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel analisa 10 butir soal, 20 orang siswa.

Siswa Kelompok Nilai Soal Skor


siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
A B 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0  5
B A 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1  7
C A 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1  8
D B 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1  6
E A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1  10
F B 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1  6
G B 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1  6
H B 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1  6
I A 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1  8
J A 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1  7
K A 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0  7
L B 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0  5
M B 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0  3
N A 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1  7
O A 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1  8
P B 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0  3
Q A 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1  8
R A 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
S B 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6
T B 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6
Jumlah 10 15 12 8 6 16 15 17 20 12
Berdasarkan nama-nama siswa tersebut dapat kita peroleh skorskor
sebagai berikut :
A=5 F=6 K=7 P=3
B=7 G=6 L=5 Q=8
C=8 H=6 M=3 R=8
D=6 I=8 N=7 S=6
E = 10 J=7 O=8 T=6

Dari angka-angka yang belum teratur kemudian dibut array (uraian penyebaran), dari skor
yang paling tinggi ke skor yang paling rendah.

Kelompok Atas Kelompok Bawah


10 6
9 6
8 6
8 6
8 6
8 6
7 5
7 5
7 3
7 3
10 orang 10 orang

Array ini sekaligus menunjukkan adanya kelompok atas (JA) dan kelompok bawah (JB)
dengan pemilikannya sebagai berikut :
Kelompok (JA) Kelompok (JB)
B=7 A=5
C=8 D=6
E = 10 F=6
I=8 G=6
J=7 H=6
K=7 L=5
N=7 M=3
O=9 P=3
Q=8 S=6
R=8 T=6
——— 10 Orang ———— 10 Orang
Mari kita perhatikan lagi tabel analisa, khusus untuk butir soal
nomor 1.
- Dari kelompok atas yang menjawab betul 8 orang
- Dari kelompok bawah yang menjawab betul 2 orang

Kita terapkan dalam rumus indeks diskriminasi :


JA = 10
JB = 10
PA = 0,8
PB = 0,2
BA = 8
BB = 2
Maka D = PA – PB
= 0,8 – 0,2
= 0,6
Butir soal ini termasuk baik karena lebih banyak dijawab benar oleh kelompok atas
dibandingkan dengan jawaban kelompok bawah. Ini berarti bahwa untuk menjawab soal
dengan benar tidak dapat dilakukan dengan menebak:
Butir- butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4
sampai 0,7
Klasifikasi Daya Pembeda
D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor)
D : 0,20 – 0,40 : cukup (satisfactory)
D : 0,40 – 0,70 : baik (good)
D : 0,70 – 1,00 : baik sekali (excellent)
D : negative, semuanya tidak wajib, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negative
sebaiknya dibuang saja.
b. Soal Essay
RESPONDE JUMLA
N 1 2 3 4 5 H
1 4 3 2 4 3 16
2 3 4 3 4 5 19
3 4 5 3 3 3 18
4 5 3 4 2 2 16
5 4 3 2 3 3 15
6 3 4 3 4 4 18
7 4 2 2 2 3 13
8 3 4 3 3 3 16
9 2 3 1 2 4 12
10 4 3 3 3 2 15
1. Diurutkan jumlah skor dari yang terbesar

RESPONDE JUMLA
N 1 2 3 4 5 H
2 3 4 3 4 5 19
3 4 5 3 3 3 18
6 3 4 3 4 4 18
1 4 3 2 4 3 16
4 5 3 4 2 2 16
8 3 4 3 3 3 16
5 4 3 2 3 3 15
10 4 3 3 3 2 15
7 4 2 2 2 3 13
9 2 3 1 2 4 12

2. Dibagi menjadi kelompok atas dan bawah, karena hanya 10 responden maka
pembagiannya 50%, yaitu

RESPONDE JUMLA
N 1 2 3 4 5 H
2 3 4 3 4 5 19
3 4 5 3 3 3 18
6 3 4 3 4 4 18
1 4 3 2 4 3 16
4 5 3 4 2 2 16
             
             
             
8 3 4 3 3 3 16
5 4 3 2 3 3 15
10 4 3 3 3 2 15
7 4 2 2 2 3 13
9 2 3 1 2 4 12

3. Dihitung rata-rata setiap soal dari masing masing kelompok

Σskor
Rata-rata=
Σsiswa

RESPONDE JUMLA
N 1 2 3 4 5 H
2 3 4 3 4 5 19
3 4 5 3 3 3 18
6 3 4 3 4 4 18
1 4 3 2 4 3 16
4 5 3 4 2 2 16
RATA-
RATA 3,80 3,80 3,00 3,40 3,40  
             
             
8 3 4 3 3 3 16
5 4 3 2 3 3 15
10 4 3 3 3 2 15
7 4 2 2 2 3 13
9 2 3 1 2 4 12
RATA-
RATA 3,40 3,00 2,20 2,60 3,00  

4. Mencari daya pembeda soal (DP) dengan rumus

Rata−rata atas – rata−ratabawah


DP =
SMI

Dimana SMI yaitu skor maksimal = 5.

Pada soal nomor 1

Rata−rata atas – rata−ratabawah


DP =
SMI

3,80−3,40
=
5

= 0,08

Butir soal ini termasuk buruk karena selisih soal yang dijawab benar oleh kelompok atas
dengan soal yang dijawab benar oleh kelompok bawah sangat sedikit, nilai daya pembedanya
hanya 0,08. Ini berarti bahwa untuk menjawab soal dapat dilakukan dengan menebak

2. Menggunakan MS. Excel


a. pilihan ganda

Langkah-langkahnya sebagai berikut :


1. Siapkan data soal yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data soal dibawah ini
berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal yang masih belum diurutkan.

Skor
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Siswa
A 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5
B 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7
C 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
D 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 6
E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
F 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
G 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
H 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6
I 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
J 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7
K 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
L 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 5
M 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3
N 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7
O 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
P 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3
Q 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8
R 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
S 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6
T 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6

2. Urutkan data skor total dari skor yang tertinggi ke skor terendah dengan cara
mengklik “Sort & Filter  Z to A”

Skor
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Siswa
E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
O 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
C 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
I 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
Q 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8
R 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
B 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7
J 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7
K 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
N 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7
D 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 6
F 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
G 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
H 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6
S 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6
T 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6
A 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5
L 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 5
M 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3
P 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3

3. Data dibagi menjadi 2 yaitu kelompok atas dan kelompok bawah karena data yg kita
uji yaitu kelompok kecil. Untuk membagi data tersebut, antara data ke data siswa ke
10 dan ke 11 diberi jarak. Dengan cara di blok  klik kanan  insert

Sehingga menjadi :

Skor
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Siswa
E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
O 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
C 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
I 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
Q 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8
R 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
B 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7
J 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7
K 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
N 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7
                       
                       
                       
                       
                       
D 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 6
F 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
G 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
H 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6
S 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6
T 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6
A 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5
L 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 5
M 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3
P 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3

4. Masukkan komponen-komponen untuk mencari Daya Pembeda, yaitu BA


(Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.), JA (Banyaknya peserta
kelompok atas), dan BA/JA (dengan 2 angka dibelakang koma) untuk kelompok atas.
Begitu pula dengan BB, JB, dan BB/JB untuk kelompok bawah.

Skor
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Siswa
E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
O 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
C 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
I 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
Q 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8
R 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
B 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7
J 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7
K 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
N 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7
BA 8 8 8 6 5 9 9 8 10 8  
JA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10  
BA/J 0,8 0,8 0,8 0,6 0,5 0,9 0,9 0,8 1,0 0,8
 
A 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
                       
                       
D 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 6
F 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
G 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
H 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6
S 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6
T 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6
A 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5
L 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 5
M 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3
P 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3
BB 2 7 4 2 1 7 6 9 10 4
JB 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
BB/J 0,2 0,7 0,4 0,2 0,1 0,7 0,6 0,9 1,0 0,4
B 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5. Mencari daya pembeda soal (DP) dengan rumus DP = BA/JA - BB/JB

Skor
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Siswa
E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
O 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
C 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
I 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
Q 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8
R 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
B 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7
J 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7
K 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
N 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7
BA 8 8 8 6 5 9 9 8 10 8  
JA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10  
BA/J 0,8 0,8 0,8 0,6 0,5 0,9 0,9 1,0 0,8
0,80  
A 0 0 0 0 0 0 0 0 0
                       
                       
D 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 6
F 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
G 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
H 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6
S 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6
T 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6
A 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5
L 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 5
M 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3
P 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3
BB 2 7 4 2 1 7 6 9 10 4
JB 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
BB/J 0,2 0,7 0,4 0,2 0,1 0,7 0,6 1,0 0,4
0,90
B 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,6 0,1 0,4 0,4 0,4 0,2 0,3 0,0 0,4
DP
0 0 0 0 0 0 0 -0,10 0 0

6. Menentukan kriteria daya pembeda soal

Rumusnya:

=IF(B30<=0;"Sangat
Jelek";IF(B30<=0,2;"Jelek";IF(B30<=0,4;"Cukup";IF(B30<=0,7;"Baik";"Sangat Baik"))))

B30 yaitu cell daya beda

Skor
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Siswa
E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
O 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
C 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
I 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
Q 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8
R 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
B 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7
J 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7
K 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
N 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7
BA 8 8 8 6 5 9 9 8 10 8  
JA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10  
BA/J 0,8 0,8 0,8 0,6 0,5 0,9 0,9 1,0 0,8
0,80  
A 0 0 0 0 0 0 0 0 0
                       
                       
D 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 6
F 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
G 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
H 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6
S 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6
T 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6
A 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5
L 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 5
M 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3
P 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3
BB 2 7 4 2 1 7 6 9 10 4
JB 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
BB/J 0,2 0,7 0,4 0,2 0,1 0,7 0,6 1,0 0,4
0,90
B 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,6 0,1 0,4 0,4 0,4 0,2 0,3 0,0 0,4
DP
0 0 0 0 0 0 0 -0,10 0 0

Sangat Jelek

Sangat Jelek
Kriteria

Cukup

Cukup

Cukup

Cukup

Cukup
Jelek

Jelek
Baik

b. Essay

A. Siapkan data soal yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data soal dibawah ini
berupa soal ESSAY sebanyak 5 butir soal yang masih belum diurutkan

RESPONDE JUMLA
N 1 2 3 4 5 H
1 4 3 2 4 3 16
2 3 4 3 4 5 19
3 4 5 3 3 3 18 B. Urutkan
4 5 3 4 2 2 16 data skor
5 4 3 2 3 3 15
total atau
6 3 4 3 4 4 18
7 4 2 2 2 3 13 jumlah
8 3 4 3 3 3 16 dari skor
9 2 3 1 2 4 12
10 4 3 3 3 2 15 yang
tertinggi
ke skor terendah dengan cara mengklik “Sort & Filter  Z to A”

RESPONDE JUMLA
N 1 2 3 4 5 H
2 3 4 3 4 5 19
3 4 5 3 3 3 18
6 3 4 3 4 4 18
1 4 3 2 4 3 16
4 5 3 4 2 2 16
8 3 4 3 3 3 16
5 4 3 2 3 3 15
10 4 3 3 3 2 15
7 4 2 2 2 3 13
9 2 3 1 2 4 12

C. Data dibagi menjadi 2 yaitu kelompok atas dan kelompok bawah karena data yg kita
uji yaitu kelompok kecil. Untuk membagi data tersebut, antara data ke data siswa ke 5
dan ke 6 diberi jarak. Dengan cara di blok  klik kanan  insert

Sehingga menjadi

RESPONDE JUMLA
N 1 2 3 4 5 H
2 3 4 3 4 5 19
3 4 5 3 3 3 18
6 3 4 3 4 4 18
1 4 3 2 4 3 16
4 5 3 4 2 2 16
             
             
             
8 3 4 3 3 3 16
5 4 3 2 3 3 15
10 4 3 3 3 2 15
7 4 2 2 2 3 13
9 2 3 1 2 4 12
D. Masukkan komponen-komponen untuk mencari Daya Pembeda, yaitu rata-rata
kelompok atas dan rata-rata kelompok bawah.

RESPONDE JUMLA
N 1 2 3 4 5 H
2 3 4 3 4 5 19
3 4 5 3 3 3 18
6 3 4 3 4 4 18
1 4 3 2 4 3 16
4 5 3 4 2 2 16
RATA-
RATA 3,80 3,80 3,00 3,40 3,40  
             
             
8 3 4 3 3 3 16
5 4 3 2 3 3 15
10 4 3 3 3 2 15
7 4 2 2 2 3 13
9 2 3 1 2 4 12
RATA-
RATA 3,40 3,00 2,20 2,60 3,00  

E. Mencari daya pembeda soal (DP) dengan rumus DP = (Rata-rata atas – rata-rata
bawah)/SMI. Dimana SMI yaitu skor maksimal = 5.

RESPONDE JUMLA
N 1 2 3 4 5 H
2 3 4 3 4 5 19
3 4 5 3 3 3 18
6 3 4 3 4 4 18
1 4 3 2 4 3 16
4 5 3 4 2 2 16
RATA-
RATA 3,80 3,80 3,00 3,40 3,40  
             
             
8 3 4 3 3 3 16
5 4 3 2 3 3 15
10 4 3 3 3 2 15
7 4 2 2 2 3 13
9 2 3 1 2 4 12
RATA- 3,40 3,00 2,20 2,60 3,00  
RATA
DP 0,08 0,16 0,16 0,16 0,08  

F. Menentukan kriteria daya pembeda soal

Dengan rumus :

=IF(B16<=0;"Sangat
Jelek";IF(B16<=0,2;"Jelek";IF(B16<=0,4;"Cukup";IF(B16<=0,7;"Baik";"Sangat Baik"))))

RESPONDE JUMLA
N 1 2 3 4 5 H
2 3 4 3 4 5 19
3 4 5 3 3 3 18
6 3 4 3 4 4 18
1 4 3 2 4 3 16
4 5 3 4 2 2 16
RATA-
RATA 3,80 3,80 3,00 3,40 3,40  
             
             
8 3 4 3 3 3 16
5 4 3 2 3 3 15
10 4 3 3 3 2 15
7 4 2 2 2 3 13
9 2 3 1 2 4 12
RATA-
RATA 3,40 3,00 2,20 2,60 3,00  
DP 0,08 0,16 0,16 0,16 0,08  
KRITERI
A

Jelek

Jelek

Jelek

Jelek

Jelek

3. Menggunakan SPSS
a. Soal Pilihan Ganda
1. Dibuka SPSS selanjutnya klik Variabel view dan diisi seperti pada gambar
2. Selanjutnya buka Data View dan diisi dengan data yang ada

3. Selanjutnya pilih Analyze dibagian atas  Correlate  Bivariate, pada kotak “Variables”
diisi Soal1-soal9 dan jumlah, kemudian klik Pearson, Two-tailed, Flag signification, OK
4. Muncul hasilnya

Untuk menentukan daya pembeda, nilai perhitungan yang digunakan adalah r hitung pada
SPSS yang dibandingkan dengan:
0,40 - 1,00 = Soal baik
0,30 – 0,39 = Soal diterima dan diperbaiki
0,20 – 0,29 = Soal diperbaiki
0,00 – 0,19 = Soal ditolak
R hitung dapat diketahui dari nilai pearson correlation seperti pada uji validitas
Untuk daya pembeda soal nomor 1 dapat dilihat pada nilai pearson correlation jumlah soal
nomor 1, yaitu 0,612 yang artinya soal nomor 1 adalah baik
b. Soal Essay
1. Dibuka SPSS selanjutnya klik Variabel view dan diisi seperti pada gambar

2. Selanjutnya buka Data View dan diisi dengan data yang ada
3. Selanjutnya pilih Analyze dibagian atas  Correlate  Bivariate, pada kotak “Variables”
diisi Soal-soal5 dan jumlah, kemudian klik Pearson, Two-tailed, Flag signification, OK
4. Muncul hasilnya

Untuk menentukan daya pembeda, nilai perhitungan yang digunakan adalah r hitung pada
SPSS yang dibandingkan dengan:
0,40 - 1,00 = Soal baik
0,30 – 0,39 = Soal diterima dan diperbaiki
0,20 – 0,29 = Soal diperbaiki
0,00 – 0,19 = Soal ditolak
R hitung dapat diketahui dari nilai pearson correlation seperti pada uji validitas
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi, karena diluar
jangkauannya. Angka indeks kesukaran item itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai
dengan 1,00, artinya angka indeks kesukaran itu paling rendah adalah 0,00 dan paling
tinggi adalah 1,00.
2. Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa
yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan
rendah).

3. Tingkat kesukaran soal dapat ditentukan dengan cara manual dengan rumus P=
∑ B.
N
Selain itu dapat ditentukan menggunakan aplikasi MS. Excel dan SPSS.
BA BB
4. Daya pembeda soal dapat ditentukan dengan cara manual dengan rumus D= -
JA JB
= PA - PB. Selain itu dapat ditentukan menggunakan aplikasi MS. Excel dan SPSS.
B. Kritik dan Saran
Dari pemaparan di atas mungkin banyak kekeliruan atau kesalahan dalam
penulisan, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun
agar penulis dapat belajar dan memperbaiki kesalahan kami. Atas kekurangannya,
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Asrul, dkk. 2014. Evaluasi pembelajaran. Medan: Citapustaka Media.

Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pengembangan Sistem Penilaian. Jakarta:


Direktorat Pendidikan Menengah Umum

Chabib, M. Thoha. 1991. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Nahjiah, Ahmad. 2015. Buku ajar evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Interpena.

Anda mungkin juga menyukai