FAKULTAS TEKNIK
2022
A. TINGKAT KESUKARAN
Keterangan :
P = Proporsi atau angka indeks kesukaran butir soal
N Banyaknya peserta tes yang dapat menjawab betul butir
=
p soal
N = Jumlah peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran (P) menurut Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen sebagai berikut
Kurang dari
= Terlalu sukar
0,30
Cukup
0,30 - 0,70 =
(Sedang)
Lebih dari 0,70 = Terlalu mudah
Dari tabel yang disajikan di atas, maka diperoleh tingkat kesukaran butir soal sebagai berikut
1) Butir Soal Nomor 1
P=
Np N
=
35
= 0,6
Jadi, tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah 0,6 (cukup/sedang)
Tingkat kesukaran perangkat tes (seluruh soal) merupakan bilangan yang menunjukkan rata-rata
proporsi testee yang menjawab betul seluruh tes.
Keterangan :
Proporsi atau angka indeks kesukaran perangkat tes (sepaket
Pp =
soal)
ΣNp = Tingkat kesuakran setiap butir soal
n = Jumlah soal atau butir tes
Kriteria kesukaran perangkat tes sama dengan kriteria kesukaran butir tes. Jika kita menggunakan hasil
dari perhitungan di atas, maka di peroleh
Pp =
ΣNp n
=
(0,6 + 0,2 + 0,6 + 0,6 + 0,8) 5
=
2,8 5
Pp = 0,56
Jadi secara keseluruhan tingkat kesukaran soal (perangkat tes) adalah 0,56 (kategori sedang).
B. DAYA BEDA
Rumus untuk menghitung tingkat daya beda butir tes hasil belajar adalah sebagai berikut.
Kriteria daya beda (D) menurut Agung (2011:55) adalah sebagai berikut
0,00 – 0,19 = kurang baik
0,20 – 0,39 = cukup baik
0,40 – 0,70 = baik
0,71 – 1,00 = sangat baik
Jika “D” negatif berarti soal tersebut buruk dan harus dibuang. Tes yang baik apabila memiliki
nilai D antara 0,15 - 0,20 atau lebih
Daya beda butir soal yang sering digunakan dalam tes hasil belajar adalah dengan cara
menggunakan indeks korelasi antara skor butir dengan skor totalnya
2. Daya Beda Perangkat Tes
Rumus untuk menghitung tingkat daya beda perangkat tes hasil belajar adalah sebagai berikut
Misalnya sebuah data diperoleh dari hasil ulangan matematika kelas 2 SD. Bentuk soal adalah
pilihan ganda.
Apabila siswa menjawab dengan benar, maka diberikan poin 1 (satu). Apabila siswa salah
menjawab atau tidak menjawab soal, maka diberikan poin 0 (nol).
Jika kalian menggunakan hp, lihatlah dengan mode landscape (layar putar otomatis)
Sekarang data dipecah menjadi kelompok atas dan kelompok bawah. Kelompok atas adalah yang
memiliki skor total lebih tinggi dari kelompok bawah.
Jumlah siswa pada tabel tersebut adalah 10 orang, maka 5 orang kelompok atas dan 5 orang
kelompok bawah.
Agar lebih mudah mengelompokkannya. Urutkan siswa dengan total skor tertinggi ke skor
terendah di aplikasi Microsoft Excel. Caranya : blok nama siswa beserta nilai totalnya, pilih logo
sort & liter lalu Costum sort. Setting sesuai yang dikehendaki lalu tekan OK
Kelompok Atas
Kelompok Bawah
Nama Nomor Butir Soal Total
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
Valen 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7
Adit 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 7
Budi 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 7
Era 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 6
Dewani 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 5
PB 0,4 1 0,2 0,4 1 1 0,4 0,6 0,4 0,8
Contoh cara mencari daya beda butir tes nomor 1 adalah sebagai berikut,
Diketahui:
Diketahui,
C. VALIDITAS
Validitas butir soal tes berbentuk pilihan ganda (multiple choice) disini kita gunakan rumus point biserial,
karena Adapun rumus point biserial sebagai berikut:
keterangan :
Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya.
Mi = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total proporsi
P = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p).
2. Uji Validitas Butir Soal essay
Sementara validitas soal tes berbentuk essay disini gunakan rumus product moment, Adapun
rumus product moment sebagai berikut:
D. RELIABILITAS
Ada banyak rumus Uji reliabilitas tes berbentuk pilihan ganda namun kita gunakan rumus KR 21 .Adapun
rumus KR 21 sebagai berikut:
Keterangan:
Sedangkan uji reliabilitas tes berbentuk esai menggunakan rumus Alpha cronbah karena. Rumus Alpha
cronbah sebagai berikut:
keterangan :
n = jumlah butir soal