1. Mengapa validitas isi, validitas kontruksi dan validitas yang dikaitkan dengan kriteria tertentu
penting dalam pengukuran hasil belajar siswa. Jelaskan.
Jawab :
Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus
diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel
yang hendak diukur. Misalnya test bidang studi IPS, harus mampu mengungkap isi bidang studi
tersebut, pengukuran motivasi harus mampu mengukur seluruh aspek yang berkaitan dengan
konsep motivasi, dan demikian juga untuk hal-hal lainnya. Validitas konstruk adalah validitas
yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep
yang diukurnya.
Validitas isi dan validitas konstruk berkaitan dengan kriteria tertentu penting dalam pengukuran
hasil belajara, karena berhubungan dengan kecocokan butir-butir instrumen dengan tujuan
ukurnya. Kedua jenis validitas tersebut dapat ditentukan melalui pengkajian secara teoretis dan
secara empiris, yang mencakup: (1) menjelaskan pokok bahasan dan sub pokok bahasan; (2)
menetapkan pokok bahasan dan subpokok bahasan yang diukur oleh setiap butir instrumen; (3)
mencocokkan butir-butir instrumen dengan pokok bahasan dan subpokok bahasan yang
diukurnya. Secara teoretis validitas isi dan validitas konstruk dapat dikaji melalui penilaian
panelis. Penilaian panelis dimaksudkan untuk menilai kesesuaian setiap butir instrumen dengan
pokok bahasan dan subpokok bahasan yang diukurnya.
2. Setelah Anda menganalisis setiap butir soal yang telah Anda ujikan, maka Anda dapat
menggunakan informasi hasil analisis tersebut untuk memperbaiki soal. Jelaskan hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam memperbaiki butir soal?
Jawab :
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memperbaiki butir soal adalah sebagai berikut:
1. Perhatikan tingkat kesukaran butir soal. Butir soal dianggap baik jika mempunyai indeks
tingkat kesukaran (P) antara 0,25 sampai dengan 0,75 atau yang mendekati angka tersebut.
2. Perhatikan daya pembeda butir soal. Butir soal dianggap baik jika kunci (jawaban soal)
mempunyai indeks daya pembeda positif tinggi dan pengecohnya mempunyai indeks daya
pembeda negatif.
3. Perhatikan stem atau pokok soalnya sebab stem yang ambigius akan membingungkan
peserta ujian untuk menentukan jawabannya.
3. Perhatikan data hasil tes kelas 6 SD, dengan jumlah siswa 40 untuk no soal 3 dengan jenis soal
Pilihan ganda, adalah sebagai berikut :
Alternatif jawaban
Kelompok Jumlah
A B C* D
Atas 3 8 2 13
Tengah 2 2 7 3 14
Bawah 1 3 8 1 13
Skor Ardi = 80
29
Skor Beni = × 100
40
Nomor soal
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Siswa 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0
Siswa 2 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0
Siswa 3 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1
Siswa 4 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1
Siswa 5 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
Siswa 6 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0
Siswa 7 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
Siswa 8 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
Siswa 9 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
Siswa 10 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1
Siswa 11 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
Siswa 12 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
Siswa 13 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Siswa 14 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
Siswa 15 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Siswa 16 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
Siswa 17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
Siswa 18 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
Siswa 19 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0
Siswa 20 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0
Dari data diatas tentukan (a) tingkat kesukaran soal. (b) daya beda soal.
Jawab :
a. Tingkat kesukaran
Nomor soal
Nama Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Siswa 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 5
Siswa 2 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4
Siswa 3 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 6
Siswa 4 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 6
Siswa 5 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6
Siswa 6 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4
Siswa 7 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 5
Siswa 8 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6
Siswa 9 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
Siswa 10 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 5
Siswa 11 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
Siswa 12 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7
Siswa 13 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
Siswa 14 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7
Siswa 15 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
Siswa 16 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8
Siswa 17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
Siswa 18 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7
Siswa 19 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6
Siswa 20 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 4
Jumlah 10 16 4 18 14 13 13 9 18 12
Tingkat
0,5 0,8 0,2 0,9 0,7 0,65 0,65 0,45 0,9 0,6
kesukaran
∑x
P=
sm N
Dengan,
P = proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran
Sm = skor maksimum
N = jumlah peserta tes
10 13
Soal Nomor 1, 𝑃 = = 0,5 Soal Nomor 6, 𝑃 = = 0,65
1×20 1×20
16 13
Soal Nomor 2, 𝑃 = = 0,8 Soal Nomor 7, 𝑃 = = 0,65
1×20 1×20
4 9
Soal Nomor 3, 𝑃 = = 0,2 Soal Nomor 8, 𝑃 = = 0,45
1×20 1×20
18 18
Soal Nomor 4, 𝑃 = = 0,9 Soal Nomor 9, 𝑃 = = 0,9
1×20 1×20
14 12
Soal Nomor 5, 𝑃 = = 0,7 Soal Nomor 10, 𝑃 = = 0,6
1×20 1×20
b. Daya beda
Nomor soal
Nama Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Siswa 17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
Siswa 9 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
Siswa 11 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
Siswa 13 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
Siswa 15 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
Siswa 16 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8
Siswa 12 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7
Siswa 14 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7
Siswa 18 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7
Siswa 3 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 6
Siswa 4 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 6
Siswa 5 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 6
Siswa 8 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6
Siswa 19 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6
Siswa 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 5
Siswa 7 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 5
Siswa 10 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 5
Siswa 2 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4
Siswa 6 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4
Siswa 20 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 4
Jumlah 10 16 4 18 14 13 13 9 18 12
Tingkat
0,5 0,8 0,2 0,9 0,7 0,65 0,65 0,45 0,9 0,6
kesukaran
Daya beda 0 0,4 0,2 0,2 0,2 0,3 0,1 0,1 0,2 0,8
𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
5 5 8 5
Soal Nomor 1, 𝐷 = − =0 Soal Nomor 6, 𝐷 = − = 0,3
10 10 10 10
10 6 7 6
Soal Nomor 2, 𝐷 = − = 0,4 Soal Nomor 7, 𝐷 = − = 0,1
10 10 10 10
3 1 5 4
Soal Nomor 3, 𝐷 = − = 0,2 Soal Nomor 8, 𝐷 = − = 0,1
10 10 10 10
10 8 10 8
Soal Nomor 4, 𝐷 = − = 0,2 Soal Nomor 9, 𝐷 = − = 0,2
10 10 10 10
8 6 10 2
Soal Nomor 5, 𝐷 = − = 0,2 Soal Nomor 10, 𝐷 = − = 0,8
10 10 10 10
6. Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan
pada prinsip-prinsip penilaian, jelaskan apa sajakah prinsip tersebut ?
Jawab :
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan
pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
Oleh karena itu, instrumen yang digunakan perlu disusun melalui prosedur sebagaimana
dijelaskan dalam panduan agar memiliki bukti kesahihan dan keandalan.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas tanpa
dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan
objektivitas penilaian, pendidik menggunakan rubrik atau pedoman dalam
memberikan penilaian terhadap jawaban peserta didik atas butir soal uraian dan tes praktik
atau kinerja.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender. Faktor-faktor tersebut tidak relevan di dalam penilaian
sehingga perlu dihindari agar tidak berpengaruh terhadap hasil penilaian.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini hasil penilaian benar-benar dijadikan dasar untuk memperbaiki
proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil penilaian
menunjukkan banyak peserta didik yang gagal, sementara instrumen yang digunakan sudah
memenuhi persyaratan secara kualitatif, berarti proses pembelajaran kurang baik. Dalam hal
demikian, pendidik harus memperbaiki rencana dan pelaksanaan pembelajarannya.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, pendidik
menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian kepada peserta didik. Selain itu, pihak
yang berkepentingan dapat mengakses prosedur dan kriteria penilaian serta dasar penilaian
yang digunakan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, penilaian bukan semata-mata
untuk menilai prestasi peserta didik melainkan harus mencakup semua aspek hasil belajar
untuk tujuan pembimbingan dan pembinaan.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku. Oleh karena itu, penilaian dirancang dan
dilakukan dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. Dalam penilaian
kelas, misalnya, guru mata pelajaran matematika menyiapkan rencana penilaian bersamaan
dengan menyusun silabus dan RPP.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan. Oleh karena itu, instrumen penilaian disusun dengan merujuk pada kompetensi
(KI L, KI, dan KD). Selain itu, pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria pencapaian
yang telah ditetapkan
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan dengan mengikuti prinsip-prinsip
keilmuan dalam penilaian dan keputusan yang diambil memiliki dasar yang objektif.