1. Halimatussa’diah (2022011034010)
2. Afriani Hermin selfira Ramandei
3. Khaerunisa
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2024
BAB I
PEMBAHASAN
1.1. Pengertian Alat Penilaian
Alat penilaian (tes) adalah Suatu pernyataan/tugas atau seperangkat tugas yang
direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut pendidikan, setiap butir
pernyataan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Himpunan
pertanyaan yang harus dijawab, dipilih, ditanggapi oleh peserta tes dengan tujuan untuk
mengukur suatu aspek tertentu dari orang yang dites.
1.2. Kualitas Alat Penilaian
1.2.1. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal pada tingkat
kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Tingkat
kesukaran dinyatakan dalam indeks kesukaran (difficulty index), yaitu angka yang
menunjukkan proporsi siswa yang menjawab benar soal tersebut. Semakin besar
indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah
soal itu.
Dalam hal ini, item yang baik adalah item yang tingkat kesukarannya dapat
diketahui, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Sebab, tingkat kesukaran item
itu memiliki korelasi dengan daya pembeda. Bilamana item memiliki tingkat
kesukaran yang maksimal, maka daya pembedanya akan rendah, demikian pula bila
item itu terlalu mudah maka tidak akan memiliki daya pembeda. Oleh karena itu,
sebaiknya tingkat kesukaran soal itu dipertahankan dalam batas yang mampu
memberikan daya pembeda. Namun, jika terdapat tujuan khusus dalam penyusunan
tes, maka tingkat kesukaran itu bisa dipertimbangkan. Misalnya, tingkat kesukaran
item untuk tes sumatif berbeda dengan tingkat kesukaran pada tes diagnostic.
Menurut Arikunto (2013: 223), cara melakuan analisis untuk menentukan tingkat
kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
B
TK=
Js
Keterangan :
TK=¿ tingkat kesukaran
B=¿ jumlah peserta didik yang menjawab benar
Js=¿ jumlah peserta didik
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan
sebagai berikut:
Dari hasil analisa tes yang terdiri dari 5 butir soal yang di kerjakan oleh 5 orang
siswa, terdapat dalam tabel sebagai berikut :
1 2 3 4 5
Intan 1 0 1 1 1 4
Alvin 1 0 1 1 0 3
Kayes 1 0 0 0 1 2
Kevin 0 0 1 1 1 3
Indah 0 1 0 0 1 2
Jumlah 3 1 3 3 4
Seluruh pengikut tes dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: kelompok atas (dengan
kemampuan tinggi) dan kelompok bawah (dengan kemampuan rendah). Menurut
Sundayana (2016: 77), cara menentukan jumlah kelompok atas dan kelompok
bawah yaitu dengan mengurutkan perolehan skor yang didapat oleh peserta tes, lalu
jika jumlah peserta tes lebih dari 30 maka 27% menjadi kelompok atas dan 27%
menjadi kelompok bawah. Sedangkan, jika jumlah peserta tes kurang dari 30 maka
diambil 50% tiap kelompoknya.
Apabila seluruh kelompok atas dapat menjawab soal tersebut dengan benar,
sedang seluruh kelompok bawah menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai D
paling besar, yaitu 1,00. Sebaliknya, jika semua kelompok atas menjawab salah,
tetapi semua kelompok bawah menjawab benar, maka nilai D = -1,00. Tetapi jika
siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah sama-sama menjawab benar atau
sama-sama menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai nilai D = 0,00, karena
tidak mempunyai pembeda sama sekali.
Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
BA − BB
DP=
1
N
2
Keterangan:
DP=¿ indeks daya pembeda
BA=¿ jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok atas yang menjawab benar
untuk tiap soal
BB= jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok bawah yang menjawab benar
untuk tiap soal
N = jumlah siswa keseluruhan
D :0 , 40 −0 , 70 : baik
D :0 , 20− 0 , 40 : cukup
D :0 , 00 −0 , 20 :jelek/buruk
Contoh Soal
Dari hasil analisa tes yang terdiri dari 5 butir soal yang di kerjakan oleh 5 orang
siswa, terdapat dalam tabel sebagai berikut :
1 2 3 4 5
Intan 1 1 1 1 1 5
Alvin 1 0 1 1 1 4
Kayes 1 0 0 0 1 2
Kevin 0 0 1 1 0 2
Indah 0 0 0 0 1 1
Jumlah 3 1 3 3 4
Nama Skor
Siswa Total
Nama Skor
Siswa Total
Kayes 2
Indah 1
Sehingga, diperoleh:
•Kelompok atas yang menjawab benar untuk butir soal nomor 4 adalah sebanyak 2
siswa (BA=2)
•Kelompok bawah yang menjawab benar untuk butir soal nomor 4 adalah sebanyak 1
siswa (𝐵𝐵 = 1)
BA − BB 2 −1
DP= = 1
1 1 = =0 , 4
N (5) 2 ,5
2 2
Dengan demikian, diperoleh indeks butir soal nomor 4 sebesar 0,4. Berdasarkan
klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto, maka butir soal nomor ini dikatakan
baik.
Ditanya : TK ?
B 12
Di jawab : TK= = =0 ,30 (sukar)
Js 40
B 2
TK= = =0 , 5
JS 8
Dengan demikian, dapat ditafsirkan bahwa butir soal no 8 merupakan soal yang
sedang dengan indeks tingkat kesukarannya adalah 0,5.
4. Dalam hasil analisis tes yang terdiri dari 8 butir soal yang dikerjakan oleh 4 orang
siswa terdapat dalam tabel berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Lala 1 1 1 0 1 1 1 1 7
2. Agus 0 0 0 1 1 1 0 1 4
3. Maya 1 1 1 1 1 1 0 0 6
4. Rahmat 1 1 0 1 1 0 1 1 6
5. Rahma 0 1 0 1 1 1 0 1 5
6. Sahrul 1 1 1 1 1 1 1 1 8
Tentukan
indeks daya Jumlah 4 5 3 5 5 6 3 5 beda dari butir
soal no 5!
Penyelesaian :
Berdasarkan data pada tabel tersebut maka dapat kita buat tabel pembagian kelompok
atas dan kelompok bawah (yang mana kedua kelompok tersebut terbagi dua sama banyak
) seperti berikut:
siswa skor
Lala 7
Maya 6
Agus 4
siswa skor
Sahrul 8
Rahmat 6
Rahma 5
Sehingga, diperoleh :
Jumlah seluruh siswa adalah 4 orang ( N=4 )
Kelompok atas yang menjawab benar untuk butir soal no 5 adalah sebanyak 3 siswa ( BA
=2)
Kelompok bawah yang menjawab benar untuk butir soal no 5 adalah sebanyak 2 siswa
(BB=2)
Kemudian, nilai-nilai yang telah diperoleh dimasukkan ke dalam rumus diskriminasi, yaitu :
BA − BB 3 −2 1
DP= = = =0 ,5
1 1 2
N (4)
2 2
dengan demikian, diperoleh indeks diskriminasi butir soal no 5 sebesar 0,5. berdasarkan
klasifikiasi daya pembeda menurut arikunto, maka soal no 5 ini dikatakan jelek karena
kemungkinan banyak kelompok bawah yang menjawab soal ini dengan menebak.
5. Ada berapa 3 titik tiga daya pembeda dan sebutkan!
Jawaban:
DAFTAR PUSTAKA
https://staffnew.uny.ac.id/upload/132231727/pendidikan/MACAM+ALAT+EVALUASI-2.pdf.
Diakses 27 februari 2024