Disusun Oleh :
Kelompok 7
KELAS PGMI 5A
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimahkan
rahmat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusnan
makalah dengan judul “ Analisis Instrumen Penilaian Hasil Belajar“ .
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Evaluasi Pendidikan serta memberikan informasi. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini ada pihak yang terlibat dalam memberikan
bantuan dan dorongan selama penyusunan makalah ini. Untuk itu kami
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Wiwin Arbani, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah evaluasi pendidikan, dan pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada pembaca
agar dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh sebagaimana mestinya. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan, untuk
itu setiap saran, kritik, dan komentar sangat kami harapkan untuk perbaikan
makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila komponen-
komponen penting dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Salah satu komponen yang sering dijadikan tolok ukur keberhasilan
proses pembelajaran adalah penilaian atau evaluasi. Di dalam penilaian
terdapat 3 aspek yang harus dicapai oleh siswa yaitu aspek kognitif,
afektif, psikomotorik (Hardiani, 2017).
Proses penilaian hasil belajar peserta didik memerlukan teknik
serta instrumen yang perlu disiapkan dan diperhatikan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Teknik penilaian pembelajaran terdiri dari
teknik tes dan teknik nontes. Sedangkan instrumen adalah alat yang
berfungsi memudahkan pelaksanaan sesuatu tugas atau mencapai tujuan
secara lebih efektif dan efisien (Arikunto, S, 2007).
Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2016, instrumen
penilaian adalah alat yang digunakan oleh pendidik dapat berupa tes,
pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain
yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan
peserta didik. Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan
sebagai perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup
hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Instrumen
penilaian yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan standar
yang sudah ditetapkan oleh pemerintah (Badriyah, Thamrin, &
Nurhidayati, 2018). Permendikbud nomor 23 tahun 2016 Pasal 14
menyatakan bahwa instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan
pendidikan dalam bentuk penilaian akhir dan/atau ujian sekolah
madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta
memiliki bukti validitas empirik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Indeks Kesukaran dalam analisis instrumen penilaian
hasil belajar ?
2. Bagaimana Daya Beda dalam analisis isntrumen penilaian?
3. Apa Keberfungsian Distraktor dalam analisis instrumen penilaian
hasil belajar?
4. Bagaimana Pengenalan Rasch analisis instrumen penilaian hasil
belajar ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami indeks kesukaran dalam analisis
instrumen penilaian hasil belajar
2. Untuk mengetahui dan memahami daya beda dalam analisis
instrumen penilaian hasil belajar
3. Untuk mengetahui dan memahami keberfungsian distraktor dalam
analisis instrumen penilaian hasil belajar
4. Untuk mengetahui pengenalan rasch dalam analisi instrumen hasil
belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
Di mana :
𝐵
𝑃=
𝐽𝑆
P : Indeks Kesukaran
Besarnya P Interpretasi
𝐵 3
𝑃= =
𝐽𝑆 5
di mana :
Pb = P bersih Pk = P
kotor
a = Alternatif atau option yang disediakan atau
dipasangkan pada butir item yang
bersangkutan
1 = Bilangan konstan
𝑃𝑏 = 𝐵 − 𝑎 − 1
𝐵 + 𝑆 Di
mana :
Pb : Angka indeks kesukaran item (setelah dikoreksi).
B : Jumlah testee yang jawabannya betul. S :
Jumlah testee yang jawabannya salah.
a : Alternatif jawaban yang dipasang pada item yang
bersangkutan.
Contoh :
𝑃𝑏 =
4 − 0,25
=
5
= 3,75/5
= 0,75
Bertitik tolak dari titik di atas, terdapat patokan yang dapat digunakan
untuk mengetahui sebesar manakah sebuah item butir soal dapat dinyatakan
memiliki pembeda yang baik. Patokannya adalah sebagai berikut:
Besarnya angka
Klasifikasi Interpretasi
indeks diskriminasi
item (D)
Butir item yang bersangkutan
daya pembedanya lemah sekali
Kurang dari 0,20 Poor
(jelek), dianggap tidak memiliki
daya pembeda yang baik.
Butir item yang bersangkutan
0,20 - 0,40 Satisfactor y telah memiliki daya pembeda
yang cukup (sedang)
Butir item yang bersangkutan
0,40 - 0,70 Good telah memiliki daya pembeda
yang baik.
Butir item yang bersangkutan
0,70 - 1,00 Excellent telah memiliki daya pembeda
yang baik sekali.
Butir item yang bersangkutan
Bertanda negatif - daya pembedanya negatif (jelek
sekali)
Tes yang baik adalah tes yang dapat dijawab dengan benar oleh
siswa yang pandai saja. Contohnya, jika suatu kelompok anak yang
berprestasi tinggi dapat menjawab dengan benar suatu tes dan seluruh atau
hampir suatu kelompok yang berprestasi rendah menjawab salah, dikatakan
bahwa soal itu memiliki indeks diskriminasi (D) terbesar. Sebaliknya jika
kelompok yang berprestasi rendah seluruhnya menjawab soal dengan benar
sedangkan kelompok berprestasi tingginya menjawab dengan salah, maka
indeks diskriminasi (D) soal tersebut -1,00. Sedangkan jika antara kedua
kelompok sama-sama menjawab dengan benar, berarti indeks diskriminasi
(D) soal tersebut 0,00 atau tidak memiliki daya pembeda.8
a. Rumus Pertama,
D = PA – PB atau
D = PH - PL Di
mana :
D = Discriminatory power (angka indeks diskriminasi
item)
𝐵𝐴
𝑃𝐴 = 𝑃𝐻 =
𝐽𝐴
Di mana:
𝐵𝐵
𝑃𝐵 = 𝑃𝐿 =
𝐽𝐵
Di mana:
Di mana:
2 : Bilangan konstan
9 27% sebagai JA
2 27% sebagai JB
A A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
B B 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 5
C B 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4
D B 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 5
E B 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 6
F A 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
G A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
H A 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7
I B 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 3
J A 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8
10=N 7 7 4 8 7 6 7 8 6 5 65
3, J = 8
Dari angka-angka yang belum teratur lalu disusun menjadi array
(urutan penyebaran), dari skor yang paling tinggi ke skor yang
paling rendah.
JA JB
G = 10 E=6
A=9 B=5
F=8 D=5
J=8 C=4
H=7 I=3
Nomor
Pa = Pb = D = Pa Butir
Ba Bb Ja Jb
Ba/Ja Bb/Jb - Pb
Item
3 4 0 5 5 0,8 0 0,8
4 4 4 5 5 0,8 0,8 0
Nomor
Besarnya
Butir Klasifikasi Interpretasi
D
Item
Daya pembeda
3 0,8
Excellent itemnya baik sekali
1 dan 7 Daya pembedanya
0,6
Good baik
6,8 Daya pembedanya
0,4
dan 9 Satisfactory cukup (sedang)
Daya pembedanya
5 0,2 Poor
lemah sekali (jelek)
tidak memiliki daya
4 0,0 Poor pembeda sama sekali
(jelek)
D. Pengenalan Rasch
Pemodelan pengukuran Rasch adalah satu cara untuk
mengukur sesuatu menjadi lebih berarti. Pengalaman bersifat
kontinu, namun pada satu saat kita memperhatikan hal itu, maka ia
menjadi suatu yang diskrit (berlainan). Demikian juga bila kita
dimintai pendapat akan satu kejadian, misalnya kenaikan bahan bakar
minyak, maka respon yang kita diberikan misalnya adalah tidak
setuju. Ketika kita dapat membedakan satu skala sikap dalam hal
persetujuan akan satu kejadian, misalnya dari tidak setuju, cenderung
tidak setuju, setuju atau setuju; maka sikap yang diambil menjadi
sesuatu yang diskrit. Untuk menjadikan sikap atan satu
kejadian/pengamatan lebih berarti, kita merepresentasikan
sikap/pengamatan tersebut dalam bentuk, misalnya, untuk sikap tidak
setuju maka penilaian adalah 1, cenderung tidak setuju = 2,
cenderung setuju = 3 dan setuju = 4.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga materi yang telah kami buat dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA