Tes terdiri dari dua bentuk yaitu tes objektif dan tes uraian, untuk menghitung tingkat
kesukaran antara tes objektif dan tes uraian digunakan cara yang berbeda. Saifudin Azwar
(2006:129) mengatakan bahwa untuk menghitung tingkat kesukaran tiap soal digunakanlah
persamaan yaitu banyaknya peserta tes yang menjawab butir soal dengan benar dibagi dengan
banyaknya peserta tes, persamaan ini dapat digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran
pada tes bentuk objektif, persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
B Keterangan:
P= P = indeks kesukaran item
Jx
B = Banyak siswa yang menjawab
soal dengan benar
J X = Jumlah seluruh peserta tes
Keterangan:
T k = Indeks tingkat kesukaran soal
S A = Jumlah skor kelompok atas
S B = Jumlah skor kelompok bawah
I A = Jumlah skor ideal kelompok atas
I B =Jumlah skor ideal kelompok bawah
Butir-butir item tes hasil belajar dapat dikatakan sebagai butir item yang baik
apabila butir-butir tes tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah, dengan
kata lain derajat kesukaran tes tersebut adalah sedang atau cukup. Soal yang terlalu
mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan
tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Butir
soal yang baik adalah butir soal yang termasuk kategori sedang yaitu memiliki indeks
kesukaran 0,300-0,699.
Cara atau teknik menghitung tingkat kesukaran butir tes dan perangkat tes disertai
dengan contoh
Untuk menyusun suatu naskah ujian sebaiknya digunakan butir soal yang mempunyai
tingkat kesukaran berimbang, yaitu : soal berkategori sukar sebanyak 25%, kategori
sedang 50% dan kategori mudah 25%. Dalam penggunaan butir soal dengan komposisi
seperti di atas, maka dapat diterapkan penilaian berdasar acuan norma atau acuan
patokan. Bila komposisi butir soal dalam suatu naskah ujian tidak berimbang, maka
penggunaan penilaian acuan norma tidaklah tepat, karena informasi kemampuan yang
dihasilkan tidaklah akan berdistribusi normal.
Walaupun demikian ada yang berpendapat bahwa soal-soal yang dianggap baik adalah
soal-soal yang sedang, yaitu soal-soal yang mempunyai indeks kesukaran berkisar antara
0,26 – 0,75. Berbagai kriteria tersebut mempunyai kecenderungan bahwa butir soal yang
memiliki indeks kesukaran kurang dari 0,25 dan lebih dari 0,75 sebaiknya dihindari atau
tidak digunakan, karena butir soal yang demikian terlalu sukar atau terlalu mudah,
sehingga kurang mencerminkan alat ukur yang baik.
Menurut Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen, Tingkat kesukaran butir soal atau tes
merupakan bilangan yang menunjukkan proporsi peserta ujian yang dapat menjawab
betul butir soal atau tes.
Keterangan :
Kurang dari
= Terlalu sukar
0,30
Cukup
0,30 - 0,70 =
(Sedang)
Lebih dari 0,70 = Terlalu mudah
Np 3
P= =
N 5
= 0,6
Np 1
P= =
N 5
= 0,2
Np 3
P= =
N 5
= 0,6
Np 3
P= =
N 5
= 0,6
Np 4
P= =
N 5
= 0,8
Jadi, tingkat kesukaran soal nomor 5 adalah 0,8 (terlalu sukar)
Rumus :
∑ Np
Pp =
n
Keterangan :
Pp = Proporsi atau angka indeks kesukaran perangkat tes (sepaket soal)
ΣNp = Tingkat kesuakran setiap butir soal
n = Jumlah soal atau butir tes
Kriteria kesukaran perangkat tes sama dengan kriteria kesukaran butir tes. Jika kita
menggunakan hasil dari perhitungan di atas, maka di peroleh :
∑ Np (0 , 6+ 0 ,2+0 ,6+ 0 , 6+0 , 8)
Pp = =
n 5
Pp = 0,56
Jadi secara keseluruhan tingkat kesukaran soal (perangkat tes) adalah 0,56 (kategori
sedang)
REFERENSI
Amalia, A. N., & Widayati, A. (2012). Analisis butir soal tes kendali mutu kelas XII SMA
mata pelajaran ekonomi akuntansi di kota Yogyakarta tahun 2012. Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia, 10(1).
Hanifah, N. (2017). Perbandingan Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda Butir Soal Dan
Reliabilitas Tes Bentuk Pilihan Ganda Biasa Dan Pilihan Ganda Asosiasi Mata
Pelajaran Ekonomi. Sosio e-KONS, 6(1).
Susanto, H., Rinaldi, A., & Novalia, N. (2015). Analisis Validitas Reliabilitas Tingkat
Kesukaran Dan Daya Beda Pada Butir Soal Ujian Akhir Semester Ganjil Mata
Pelajaran Matematika Kelas XII Ips Di SMA Negeri 12 Bandar Lampung Tahun
Ajaran 2014/2015. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 203-218.
Guru, D. (2020--2023). Cara Menghitung Tingkat Kesukaran Soal.
https://www.diaryguru.com/2021/10/cara-menghitung-tingkat-kesukaran-soal.html?
m=1.
https://gemawiralodra.unwir.ac.id/index.php/gemawiralodra/article/view/8/4
TAUTAN REFERENSI
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/sosio_ekons/article/view/1715
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/view/919
http://www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-jabar/article/view/50