Anda di halaman 1dari 8

Teknik Menghitung Kesukaran Tes

Menganalisis tingkat kesukaran tes dimaksudkan untuk mengetahui apakah sebuah


soal tergolong mudah atau sulit untuk dikerjakan. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang
menunjukan sukar atau mudahnya sesuatu soal. (Arikunto, 1999: 207). Hal ini berarti makin
banyak peserta tes yang menjawab butir soal dengan benar maka makin besar indeks tingkat
kesukaran, yang berarti makin mudah butir soal itu. Sebaliknya makin sedikit peserta tes
yang menjawab butir soal dengan benar maka soal tersebut makin sukar untuk dijawab
(Hanifah, N. 2017)

Tes terdiri dari dua bentuk yaitu tes objektif dan tes uraian, untuk menghitung tingkat
kesukaran antara tes objektif dan tes uraian digunakan cara yang berbeda. Saifudin Azwar
(2006:129) mengatakan bahwa untuk menghitung tingkat kesukaran tiap soal digunakanlah
persamaan yaitu banyaknya peserta tes yang menjawab butir soal dengan benar dibagi dengan
banyaknya peserta tes, persamaan ini dapat digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran
pada tes bentuk objektif, persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

B Keterangan:
P= P = indeks kesukaran item
Jx
B = Banyak siswa yang menjawab
soal dengan benar
J X = Jumlah seluruh peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran


P-P Klasifikasi

0,00 – 0,29 Soal sukar


0,30 – 0,69 Soal sedang
0,70 – 1,00 Soal mudah

Untuk menghitung tingkat kesukaran tes bentuk uraian menurut Anas


Sudijono (2011) dapat dilakukan dengan Langkah-langkah berikut:
a. Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus :

Jumlah skor peserta didik tiap soal


Rata−rata=
jumlah peserta didik

b. Menghitung tingkat kersukaran dengan rumus:


Rata−rata
Tingkat kesukaran=
Skor maksimum tiap soal

c. Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria tingkat kesukaran


d. Membuat penafsiran tingkat kesukaran dengan cara membandingkan koefisien
tingkat kesukaran dengan kriterianya
Adapun rumus lain yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran soal
uraian sama dengan soal pilihan ganda yaitu:
S A +S
Tk = B
× 100%
I A+I B

Keterangan:
T k = Indeks tingkat kesukaran soal
S A = Jumlah skor kelompok atas
S B = Jumlah skor kelompok bawah
I A = Jumlah skor ideal kelompok atas
I B =Jumlah skor ideal kelompok bawah

Interpretasi tingkat kesukaran


Indeks Tingkat Kriteria
Kesukaran

0 – 15% Sangat sukar, sebaiknya


dibuang
16% - 30% Sukar
31% - 70% Sedang
71% - 85% Mudah
86% - 100% Sangat mudah,
sebaiknya di buang

Butir-butir item tes hasil belajar dapat dikatakan sebagai butir item yang baik
apabila butir-butir tes tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah, dengan
kata lain derajat kesukaran tes tersebut adalah sedang atau cukup. Soal yang terlalu
mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan
tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Butir
soal yang baik adalah butir soal yang termasuk kategori sedang yaitu memiliki indeks
kesukaran 0,300-0,699.
Cara atau teknik menghitung tingkat kesukaran butir tes dan perangkat tes disertai
dengan contoh

1. Tingkat Kesukaran Butir Soal atau Tes


Menurut Asmawi Zainul, dkk (1997) tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi peserta
tes menjawab benar terhadap butir soal tersebut. Tingkat kesukaran butir soal biasanya
dilambangkan dengan p. Makin besar nilai p yang berarti makin besar proporsi yang
menjawab benar terhadap butir soal tersebut, makin rendah tingkat kesukaran butir soal
itu. Hal ini mengandung arti bahwa soal itu makin mudah, demikian pula sebaliknya.

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal


Tingkat Kesukaran Nilai p

Sukar 0,00 – 0,25


Sedang 0,26 – 0,75
Mudah 0,76 – 1,00

Untuk menyusun suatu naskah ujian sebaiknya digunakan butir soal yang mempunyai
tingkat kesukaran berimbang, yaitu : soal berkategori sukar sebanyak 25%, kategori
sedang 50% dan kategori mudah 25%. Dalam penggunaan butir soal dengan komposisi
seperti di atas, maka dapat diterapkan penilaian berdasar acuan norma atau acuan
patokan. Bila komposisi butir soal dalam suatu naskah ujian tidak berimbang, maka
penggunaan penilaian acuan norma tidaklah tepat, karena informasi kemampuan yang
dihasilkan tidaklah akan berdistribusi normal.

Walaupun demikian ada yang berpendapat bahwa soal-soal yang dianggap baik adalah
soal-soal yang sedang, yaitu soal-soal yang mempunyai indeks kesukaran berkisar antara
0,26 – 0,75. Berbagai kriteria tersebut mempunyai kecenderungan bahwa butir soal yang
memiliki indeks kesukaran kurang dari 0,25 dan lebih dari 0,75 sebaiknya dihindari atau
tidak digunakan, karena butir soal yang demikian terlalu sukar atau terlalu mudah,
sehingga kurang mencerminkan alat ukur yang baik.
Menurut Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen, Tingkat kesukaran butir soal atau tes
merupakan bilangan yang menunjukkan proporsi peserta ujian yang dapat menjawab
betul butir soal atau tes.

Rumusnya sebagai berikut:


Np
P=
N

Keterangan :

P = Proporsi atau angka indeks kesukaran butir soal


Np = Banyaknya peserta tes yang dapat menjawab betul butir soal
N = Jumlah peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran (P) sebagai berikut:

Kurang dari
= Terlalu sukar
0,30
Cukup
0,30 - 0,70 =
(Sedang)
Lebih dari 0,70 = Terlalu mudah

Contoh analisis kesukaran butir soal (tes) :

Nomor Butir Soal


Nama Siswa Total Skor
1 2 3 4 5
Evik 1 0 1 1 1 4
Yudi 1 0 1 1 0 3
Ana 1 0 0 0 1 2
Sinta 0 0 1 1 1 3
Ayudani 0 1 0 0 1 2
3 1 3 3 4
Dari tabel yang disajikan di atas, maka diperoleh tingkat kesukaran butir soal sebagai
berikut :

1) Butir Soal Nomor 1

Np 3
P= =
N 5

= 0,6

Jadi, tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah 0,6 (cukup/sedang)

2) Butir Soal Nomor 2

Np 1
P= =
N 5

= 0,2

Jadi, tingkat kesukaran soal nomor 2 adalah 0,2 (terlalu mudah)

3) Butir Soal Nomor 3

Np 3
P= =
N 5

= 0,6

Jadi, tingkat kesukaran soal nomor 3 adalah 0,6 (cukup/sedang)

4) Butir Soal Nomor 4

Np 3
P= =
N 5

= 0,6

Jadi, tingkat kesukaran soal nomor 4 adalah 0,6 (cukup/sedang)

5) Butir Soal Nomor 5

Np 4
P= =
N 5

= 0,8
Jadi, tingkat kesukaran soal nomor 5 adalah 0,8 (terlalu sukar)

2) Tingkat Kesukaran Perangkat Tes


Tingkat kesukaran perangkat tes (seluruh soal) merupakan bilangan yang
menunjukkan rata-rata proporsi testee yang menjawab betul seluruh tes.

Rumus :
∑ Np
Pp =
n

Keterangan :
Pp = Proporsi atau angka indeks kesukaran perangkat tes (sepaket soal)
ΣNp = Tingkat kesuakran setiap butir soal
n = Jumlah soal atau butir tes

Kriteria kesukaran perangkat tes sama dengan kriteria kesukaran butir tes. Jika kita
menggunakan hasil dari perhitungan di atas, maka di peroleh :
∑ Np (0 , 6+ 0 ,2+0 ,6+ 0 , 6+0 , 8)
Pp = =
n 5
Pp = 0,56
Jadi secara keseluruhan tingkat kesukaran soal (perangkat tes) adalah 0,56 (kategori
sedang)
REFERENSI

Amalia, A. N., & Widayati, A. (2012). Analisis butir soal tes kendali mutu kelas XII SMA
mata pelajaran ekonomi akuntansi di kota Yogyakarta tahun 2012. Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia, 10(1).
Hanifah, N. (2017). Perbandingan Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda Butir Soal Dan
Reliabilitas Tes Bentuk Pilihan Ganda Biasa Dan Pilihan Ganda Asosiasi Mata
Pelajaran Ekonomi. Sosio e-KONS, 6(1).
Susanto, H., Rinaldi, A., & Novalia, N. (2015). Analisis Validitas Reliabilitas Tingkat
Kesukaran Dan Daya Beda Pada Butir Soal Ujian Akhir Semester Ganjil Mata
Pelajaran Matematika Kelas XII Ips Di SMA Negeri 12 Bandar Lampung Tahun
Ajaran 2014/2015. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 203-218.
Guru, D. (2020--2023). Cara Menghitung Tingkat Kesukaran Soal.
https://www.diaryguru.com/2021/10/cara-menghitung-tingkat-kesukaran-soal.html?
m=1.

View of INSTRUMENTASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS:

ANALISIS RELIABILITAS, VALIDITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA

BUTIR SOAL. (2023). Unwir.ac.id.

https://gemawiralodra.unwir.ac.id/index.php/gemawiralodra/article/view/8/4

TAUTAN REFERENSI
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/sosio_ekons/article/view/1715
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/view/919
http://www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-jabar/article/view/50

Anda mungkin juga menyukai