Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen , yaitu perbedaan hasil

belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write dengan

strategi pembelajaran ekspositori. Hasil belajar yang dimaksud adalah skor yang

dicapai siswa setelah diberikan tes pada akhir eksperimen.

2. Rancangan Penelitian

Kedua kelompok siswa yang menjadi subjek penelitian diberi

pembelajaran yang berbeda pada pokok bahasan yang sama. Pembelajaran yang

dimaksud adalah pembelajaran yang menggunakan Strategi Think-Talk-Write

dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan Strategi Ekspositori

pada materi operasi aljabar. Jadi, strategi pembelajaran yang dieksperimenkan

adalah strategi Think-Talk-Write yang akan dibandingkan dengan strategi

ekspositori.

Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, agar pembelajaran lebih

efektif maka berdasarkan silabus pembelajaran yang digunakan sekolah ,

terlebih dahulu disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masing-

masing untuk pembelajaran operasi aljabar dengan menggunakan yang berbeda

pada pokok bahasan yang sama. Pembelajaran yang dimaksud adalah

pembelajaran yang menggunakan Strategi Think-Talk-Write dibandingkan

dengan pembelajaran yang menggunakan Strategi Ekspositori pada materi

38
39

operasi aljabar. Jadi, strategi pembelajaran yang dieksperimenkan adalah strategi

Think-Talk-Write yang akan dibandingkan dengan strategi ekspositori.

B. Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka yang menjadi lokasi penelitian ini

adalah SMP Negeri 8 Pematangsiantar, jalan Pane No 38 Kecamatan Siantar

Timur Kotamadya Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8

Pematangsiantar semester ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari

sepuluh kelas yaitu:

Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Pematangsiantar T.A 2016/2017

Total
Kelas VIII1 VIII2 VIII3 VIII4 VIII5 VIII6 VIII7 VIII8 VIII9 VIII10 VIII11 VIII12
siswa
Jumlah 34 33 33 34 30 30 25 25 21 21 23 23 332

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk mewakili

penelitian. Pemilihan sampel dari 10 populasi diambil sebanyak dua kelas

dilakukan secara acak. Kelas yang pertama sebagai kelas eksperimen dan kelas

yang kedua sebagai kelas kontrol. Dalam penentuan sampel terlebih dahulu

dilakukan uji kesamaan varians dan uji kesamaan rataan berdasarkan nilai akhir

semester siswa (lampiran 1) yaitu:

a. Uji Kesamaan Varians


40

Dengan syarat :

: σ 21=σ 22=σ 23=σ 24 =σ 25=σ 26=σ 27=σ 28=σ 29=σ 210

: ∃i ≠ j ; σ i ≠ σ j ; i, j =1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
2 2

Dari uji kesamaan varians diperoleh bahwab=15,622< x 20 ,99 : 9=21 ,7

(lampiran 2) maka Ho diterima sehingga disimpulkan seluruh siswa kelas VIII

SMP Negeri 8 Pematangsiantar T.A 2016/2017 tidak ada perbedaan varians yang

signifikan.

b. Uji Kesamaan Rataan

Dengan syarat :

: μ1=μ2 =μ 3=μ4 =μ5=μ6 =μ7=μ 8=μ9=μ10

: ∃i ≠ j ; μi ≠ μ j ; i, j =1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

Dari uji kesamaan rataan diperoleh F hit =1,294< F 0 , 01: 9,327=2,4873

(lampiran 2) maka H 0 diterima sehingga rataan seluruh kelas tidak berbeda secara

signifikan.

Berdasarkan pengujian tersebut, maka direncanakan pemilihan sampel

sebanyak dua kelas secara acak dari populasi. Dua kelas tersebut yaitu kelas VIII1

dan kelas VIII3. Kelas VIII1 sebanyak 35 orang sebagai kelas eksperimen yaitu

kelas yang pembelajarannya dengan menggunakan strategi pembelajaran TTW

dan kelas VIII3 sebanyak 34 orang sebagai kelas kontrol yaitu kelas yang

pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.


41

D. Variabel dan Defenisi Operasional

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran pada

materi operasi aljabar.

Definisi Operasional:

1. Strategi Think-Talk-Write adalah pembelajaran yang membantu

mengaktifkan siswa untuk memgemukakan pendapat/ide tentang bahan ajar,

menghargai pendapat teman lain dan mempu bekerjasama, melatih

kreativitas siswa dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

2. Strategi Ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses

penyampaian materi secara langsung dari seorang guru kepada siswa dengan

maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada

materi operasi aljabar.

Definisi Operasional: Hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan atau

penguasaan siswa terhadap materi operasi aljabar yang dipelajari setelah

menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada skor yang dicapai siswa

setelah diberikan tes pada akhir penelitian.


42

E. InstrumenPenelitian

Instrumen yang digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah tes. Tes

yang digunakan adalah tes berbentuk objektif, yaitu tes berupa pilihan berganda

sebanyak 20 butir soal (lampiran 5). Masing-masing soal mempunyai empat

alternatif jawaban. Untuk soal yang dijawab dengan benar diberi skor 1 dan untuk

jawaban yang salah diberi skor 0, sehingga skor maksimum adalah 20. Waktu

yang diberikan dalam penyelesaian soal adalah 60 menit.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menyusun tes adalah

sebagai berikut :

1. Menentukan ruang lingkup tes

Materi pelajaran yang di tes adalah materi operasi aljabar di kelas VIII SMP.

2. Menentukan jenjang kognitif yang akan diukur.

Jenjang kognitif yang akan diukur dalam penelitian dalam penelitian ini adalah:

ingat (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3) . Aspek-aspek ini dapat dilihat

pada kisi-kisi tes pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Matematika

No. Tujuan Pembelajaran Jenjang Kognitif

C1 C2 C3

1. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur 1, 2,3


aljabar
2. Siswa dapat menentukan hasil penjumlahan dan 4, 5, 6, 7
pengurangan bentuk aljabar.
3. Siswa dapat menentukan hasil perkalian bentuk 8, 9, 10, 11,
aljabar. 12

4. Siswa dapat menentukan hasil pembagian 13, 14, 15


bentuk aljabar
5. Siswa dapat menentukan hasil pemangkatan 16, 17, 18,
bentuk aljabar
43

19, 20

F. Uji Coba Instrumen

Sebelum tes diberikan, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen.

Tujuannya adalah untuk melihat validitas butir tes, reliabilitas tes, daya pembeda,

dan tingkat kesukaran soal.

1. Validitas Butir Tes

Validitas butir tes berfungsi untuk mengukur dengan tepat apa yang

hendak diukur. Arikunto (2012: 76) menyatakan: ”sebuah item dikatakan valid

apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total”. Dengan kata lain,

suatu butir tes dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap

skor total. Skor pada butir tes menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah.

Sebuah butir tes memiliki validitas yang tinggi jika skor pada butir soal

mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan

korelasi sehingga untuk mengetahui validitas butir tes digunakan rumus korelasi

butir tes dengan skor total.

Untuk menguji validitas tes, maka digunakan rumus korelasi product

moment Pearson dengan angka kasar sebagai berikut:

N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )


r XY = { N ∑ X 2 −( ∑ X )2 }{ N ∑ Y 2 −( ∑ Y )2 } (Arikunto, 2012: 72)

Keterangan :
r XY =koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
X = jumlah skor butir tes tertentu
Y = jumlah skor total
N = jumlah siswa
Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi
adalah sebagai berikut :
44

antara 0,801 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi


antara 0,601 sampai dengan 0,800 : tinggi
antara 0,401 sampai dengan 0,600 : cukup
antara 0,201 sampai dengan 0,400 : rendah
antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah
(Arikunto, 2012: 75)

2. Reliabilitas Tes

Suatu tes dikatakan reliabel jika hasilnya dapat dipercaya yaitu jika tes

tersebut memiliki hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas berhubungan

dengan ketetapan hasil tes (Arikunto, 2012: 100). Maksudnya jika tes dilakukan

berulang-ulang maka akan diperoleh hasil yang tetap. Untuk mengukur reliabilitas

tes digunakan rumus sebagai berikut :

r hitung= ( )(
n
n−1
S 2− ∑ pq
S2 ) (Arikunto, 2012: 115)

Keterangan:
rhitung = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ( q = 1− p )
∑ pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S2 = varians
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
∑X = jumlah total butir soal
N = jumlah siswa

(∑ X )
2

2
∑X 2

N
S =
N (Arikunto, 2012: 112)
45

Pada taraf signifikan  = 0,01, apabila harga rhitung > rtabel , disimpulkan

bahwa instrumen tersebut reliabel dan sebaliknya jika harga r hitung < rtabel maka

instrumen tersebut tidak reliabel. Sementara rtabel di poreleh dari tabel-tabel

product momen.

3. Tingkat Kesukaran Butir Tes

Tes yang baik adalah tes yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.

Rumus yang dipakai untuk menghitung tingkat kesukaran butir tes adalah:

B
P=
JS (Arikunto, 2012: 223)

Keterangan : P = Indeks kesukaran


B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk mengartikan angka indeks kesukaran tes digunakan kriteria sebagai berikut:

0,00 ≤ P ≤ 0,30 : soal sukar

0,30 < P ≤ 0,70 : soalsedang

0,70 < P ≤ 1,00 : soal mudah (Arikunto, 2012: 225)

kriteria tingkat kesukaran yang dipakai dalam penelitian ini adalah yang :

mudah, sedang dan sukar.

4. Daya Pembeda Butir Tes

Daya pembeda butir tes adalah kemampuan soal membedakan siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang

menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Dalam

menentukan daya pembeda diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas
46

sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah

(JB).

Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut:

B A BB
− =P A−Palignl¿ B ¿ ¿ ¿
D = J A JB (Arikunto, 2012: 228)

Dimana:

J = jumlah peserta tes


JA = banyaknya peserta kelompok atas (kelompok atas adalah siswa yang
berkemampuan tinggi)
J B = banyaknya peserta kelompok bawah (kelompok bawah adalah siswa yang
berkemampuan rendah)
B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
Dengan klasifikasi daya pembeda :
0,00 ≤ D ≤ 0,20 : jelek
0,20 ≤D < 0,40 : cukup
0,40 ≤ D <0,70 : baik
0,70 ≤ D < 1,00 : baik sekali (Arikunto, 2012: 232)

G. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini mengambil dua kelompok kelas yang diperbandingkan hasil

belajarnya. Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian, pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan yaitu

konsultasi, menyusun rencana pembelajaran, membuat soal test hasil belajar.

2. Pelaksanaan Pengajaran, pada kelas eksperimen, peneliti memberikan

pelaksanaan mengajar dengan menggunakan strategi Think-Talk-Write.


47

Sedangkan pada kelas kontrol, peneliti memberikan perlakuan mengajar

dengan menggunakan strategi ekspositori.

3. Melaksanakan Tes, melaksanakan tes pada kedua kelas baik kelas eksperimen

maupun kelas kontrol untuk memperoleh data hasil belajar siswa setelah kelas

tersebut diberi perlakuan mengajar masing-masing.

4. Pengumpulan data siswa, berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan maka

diperolehlah data siswa mengenai materi operasi aljabar selama penelitian

berlangsung.

5. Menganalisis data hasil belajar siswa, proses perhitungan data-data hasil belajar

siswa yang telah diperoleh dari penelitian dengan menggunakan rumus-rumus

statistik.

6. Pengujian Hipotesis, berdasarkan perhitungan data hasil belajar siswa maka

akan diperoleh pembuktian dari hipotesis yang telah dibuat sebelumnya pada

bab 2.

H. Teknik Analisis Data

Setelah instrumen memenuhi keempat hal diatas maka dapat diberikan

kepada subjek penelitian untuk memperoleh data yang akan dianalisis. Analisis

data dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Menentukan rataan dari masing-masing sampel

Data yang diperoleh ditabulasikan dalam tabel sebaran frekuensi, lalu

dihitung rataannya dengan rumus:


48

∑X
X= N (Simbolon, 2013: 30)

Dimana: X = mean (rata-rata)

X = skor siswa

N = jumlah siswa

2. Menghitung standart deviasi dari masing-masing sampel

Standart deviasi ditentukan dengan menggunakan rumus:


2
N ∑ X 2−( ∑ X ) (Simbolon, 2013: 42)
s=
N (N−1)

Dan rumus yang digunakan menghitung varians adalah:

N ∑ X 2−( ∑ X )
2
2
s=
N (N −1)

Dimana: n =banyak siswa


X = skor siswa
S2 = varians
S = standart deviasi/simpangan baku

3. Menguji normalitas sampel

Uji normalitas data dilakukan dengan karena sebagai syarat dalam

pengujian hipotesis data menyebar normal. Uji normalitas yang dilakukan

adalah dengan menggunakan uji Lilliefors (Sudjana, 2005: 466), yaitu:

1. Dihitung X = rataan dan s = simpangan baku


2. Urutkan data X dan carilah angka bakunya (tidak seharusnya diurutkan
hanya untuk memudahkan pemikiran menghitung proporsi berikut)
3. Hitung proporsi z ≤ z i artinya (banyaknya semua z yang kurang dari atau
N
sama dengan z i (N i )¿ /¿ banyak semua data (n) yaitu i =S (z i)
n
4. Hitung (p z ≤ z i)=F ( z )
i menurut sebaran normal

5. Hitung selisih F (z i) dengan S(z i ) yaitu nilai mutlak |F ( zi ) −S (z i)|


6. Carilah nilai mutlak tersebesar
49

7. Bandingkan dengan nilai kritik L pada tabel tersedia


8. Pengambilan keputusan: bila Lo < Ltab maka H o terima, artinya populasi
menyebar normal.

4. Uji Homogenitas Data

Untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang bervarians sama

(homogen) atau tidak, digunakan uji homogenitas varians (uji kesamaan dua

varians), dengan hipotesis:

2 2
Ho: σ 1=σ 2 berarti tidak ada perbedaan secara signifikan dari varians sampel

kelompok strategi pembelajaran TTW dan strategi pembelajaran

ekspositori.

2 2
Ha: σ 1≠σ 2 berarti ada perbedaan secara signifikan dari varians sampel

kelompok strategi pembelajaran TTW dan strategi pembelajaran

ekspositori.

Diuji dengan menggunakan rumus:

Varians terbesar
F = Varians terkecil (Simbolon, 2013: 168)

F
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: Jika Fhit < α ; ( v 1 , v2 ) dengan

F α ; (v ) didapat dari daftar distribusi F dengan peluang α, sedangkan derajat


1 , v2

kebebasan (dk) v1 = ( n1 – 1) dan v 2 = ( n2 - 1) dengan taraf nyata α = 0,01 maka

kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang

homogen.

5. Uji Hipotesis Penelitian


50

Untuk membandingkan hasil belajar siswa dari kedua sampel digunakan

uji selisih dua rataan. Adapun rumus yang dipakai sesuai dengan hasil uji

normalitas dan uji homogenitas sebelumnya, dalam hal ini varians dari populasi

tidak diketahui maka akan digunakan rumus jika varians tidak diketahui untuk

sampel yang berasal dari populasi yang homogen atau sampel yang berasal dari

populasi tidak homogen.

Hipotesis penelitian untuk uji selisih dua rataan ini adalah:

H0
: µ1 = µ2, ( rataan hasil belajar sampel kelompok strategi pembelajaran Think-

Talk-Write dan strategi pembelajaran ekspositori tidak berbeda

secara signifikan)

Ha : µ1 ≠ µ2, (rataan hasil belajar sampel kelompok strategi pembelajaran Think-

Talk-Write dan strategi pembelajaran ekspositor berbeda secara

signifikan)

a. Jika populasi homogen (σ 21=σ 22dan tidak diketahui)

X 1 −X 2
t hit =
S
√ 1 1
+
n1 n2 ( Simbolon, 2013: 161)

dimana:

( n1 −1) S21 −(n 2−1 )S 22


S2 = varians gabungan = n1 +n2 −2 (Simbolon,2013: 181)

S S
Dimana, 12 , 2 2 berturut vari\ans sampel pertama dan sampel kedua, dengan

taraf signifikansi adalah α , dimanaα = 0,01 dan daerah kritik :

t <−t 1−0,025 α ;n +n −2 ataut >t 1−0,025α ;n + n −2


1 2 1 2
51

b. Jika populasi heterogen, (σ 21 ≠ σ 22dan tidak diketahui)

t hit = −¿ ¿


2 2
S1 S2
S +
n1 n 2

Daerah kritik:

t hit <−t t hit > t


(1− 12 a ): v atau (1−12 a ): v
2 2
Dimana: v= (s1 + s2 )
¿¿¿

Kriteria pengujian

t hit <−t t hit > t


i. Terima Ho jika (1− 12 a ): v atau (1−12 a ): v
ii. Tolak H0 jika syarat i tidak dipenuhi.

Alternatif 2:

2 2 2 2
s1 s s1 s
t 1   2 t 1  t 1   2 t 1 
n1  2  1
1  ;  n 1  n2  1 2 ; n2 1 n1  2  1
1  ;  n 1  n2  1 2 ; n2 1
t hit  2 2
 2 2
s1 s2 s1 s2
 
n1 n2 t hit n1 n2
< atau >

Kriteria pengujian :

−t 1 <t hit ¿ t 1
1− α ; n1 +n2 −2 1− α ;n + n −2
2 1 2
i. Terima Hojika 2

−t 1 <t hit ¿ t 1
1− α ; n1 +n2 −2 1− α ;n + n −2
2 1 2
ii. Tolak H0 jika syarat i tidak dipenuhi 2
52

Anda mungkin juga menyukai