Anda di halaman 1dari 18

c c

 
 
      
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 41 Semarang tahun
pelajaran 2006/2007 yang terdiri dari 5 kelas yaitu kelas VII A, VII B, VII C, VII D
dan VII E.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik 0   
Gal ini
dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara lain siswa mendapat materi berdasar
kurikulum yang sama, siswa diampu oleh guru yang sama, siswa yang menjadi objek
penelitian duduk pada kelas yang sama dan pembagian kelas tidak ada kelas unggulan.
Pada penelitian ini diambil dua kelas, yaitu kelas VII B sebagai kelas eksperimen yang
dikenai Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dan kelas VII D sebagai kelas
kontrol yang dikenai pembelajaran konvensional.
c     
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR).

5253
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah.
Ä    
Penelitian ini diawali dengan menentukan populasi dan memilih sampel dari
populasi yang ada. Pemilihan sampel dilakukan dengan r   
, yaitu
pemilihan sampel secara acak. Sampel diambil sebanyak dua kelas, yaitu siswa kelas VII
B sebagai kelas eksprimen dan siswa kelas VII D sebagai kelas kontrol. Sedang untuk
uji coba dipilih satu kelas lagi selain kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas VII
E. Pada kelas eksperimen diterapkan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR), sedang
pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional.
Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi pada kedua kelas untuk
mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Data-data yang
diperoleh dianalisis sesuai dengan statistik yang sesuai. Analisis data dilakukan untuk
menguji normalitas dan homogenitas dari kedua kelas.
     
1. Metode dokumentasi
Metode ini dilakukan untuk memperoleh daftar nama siswa yang termasuk
dalam populasi dan sampel penelitian serta untuk memperoleh
54
data nilai ulangan harian pokok bahasan sebelumnya. Data tersebut digunakan
untuk pemadanan antara kedua kelas dalam hal interaksi menunjukkan bahwa kelas
penelitian berangkat dari titik tolak yang sama.
2. Metode tes
Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan pemecahan
masalah matematika pada pokok bahasan segiempat. Soal tes ini dalam bentuk uraian.
Teknik tes ini dilakukan setelah perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen dan
kelas kontrol dengan tujuan mendapatkan data akhir. Tes diberikan kepada kedua kelas
dengan alat tes yang sama dan hasil pengolahan data digunakan untuk menguji
kebenaran hipotesis penelitian.
Suatu soal hanya disebut sebagai r  (masalah) bagi siswa jika dipenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Siswa memiliki pengetahuan prasyarat untuk mengerjakan soal tersebut.
b. Siswa belum tahu algoritma/ cara pemecahan soal tersebut
c. Siswa mau dan berkehendak untuk menyelesaikan soal tersebut.
d. Siswa diperkirakan mampu menyelesaikan soal tersebut.
(Suyitno, 2004: 35)
Kelebihan penggunaan soal uraian adalah:
a. mudah disiapkan dan disusun.
b. tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan.
55
c. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam
bentuk kalimat yang bagus.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya
bahasa dan caranya sendiri.
e. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang diteskan.
(Arikunto, 2002: 162-164).
3. Metode observasi
Metode observasi digunakan untuk mengetahui penerapan kelima prinsip PMR
berjalan atau tidak dalam pembelajaran, baik yang terlihat pada aktivitas guru maupun
siswa. Observasi dilakukan oleh pengamat pada setiap pembelajaran.
      
1. Materi dan bentuk tes
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pokok bahasan Segitiga dan
Segiempat dengan sub pokok bahasan jajar genjang, persegi panjang, persegi dan belah
ketupat. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pemecahan masalah siswa maka
bentuk tes yang cocok untuk digunakan adalah soal uraian.
2. Metode penyusunan perangkat
a. Pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan
b. Menentukan tipe soal
56
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) pada kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa kelas VII SMP (dalam penelitian ini mengambil pokok bahasan segitiga dan
segiempat dengan subpokok bahasan sifat, pengertian, keliling dan luas jajar
genjang, persegi panjang, persegi dan belah ketupat). Kemampuan pemecahan
masalah matematik tidak hanya dilihat dari benar atau salah hasil perhitungan
siswa dalam memecahkan masalah, tapi juga dilihat dari kemampuan memahami
masalah, merencanakan strategi penyelesaian, melaksanakan strategi penyelesaian
dan memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Oleh karena itu, agar dapat
mengetahui hasil kemampuan keempat hal tersebut,dalam penelitian ini digunakan
jenis soal uraian.
c. Kaidah penulisan butir soal
1). Gendaknya soal-soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang diteskan
dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif.
2). Gendaknya soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari
buku atau catatan.
3). Pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci jawaban
serta pedoman penilaiannya.
57
4). Gendaknya diusahakan agar pertanyaannya bervariasi antara ´Jelaskan´,
´Mengapa´, ´Bagaimana´, ´Sejauh mana´, agar dapat diketahui lebih jauh
penguasaan siswa terhadap bahan.
5). Gendaknya rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh
tercoba.
6). Gendaknya ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh penyusun tes.
Untuk itu pertanyaan tidak boleh terlalu umum, tetapi harus spesifik. (Arikunto,
2002: 162-164).
3. Rancangan penelitian
Dalam penelitian ini akan diketahui keefektifan PMR pada kemampuan
pemecahan masalah matematik pada siswa kelas VII SMPN 41 Semarang Tahun
Ajaran 2006/ 2007. Setelah diketahui item soal yang dipilih untuk dijadikan instrumen
penelitian maka dilakukan treatmen pada kelas sampel. Perlakuan yang diberikan
adalah kelas eksperimen dengan PMR, sedangkan kelas kontrol dalam proses
pembelajarannya dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah semua
perlakuan berakhir kemudian diberi tes.
4. Pelaksanaan uji coba tes
Setelah perangkat tes tersusun, kemudian diujicobakan pada kelas uji coba
yaitu kelas VII E SMPN 41 Semarang untuk diuji apakah butir-butir soal tersebut
memenuhi kualifikasi soal yang baik dan dapat digunakan.
58
5. Analisis perangkat tes
Sebelum soal tes digunakan, maka diadakan uji instrumen soal tes terlebih
dahulu yang meliputi:
a. Uji validitas
Untuk menghitung validitas tiap butir soal digunakan rumus r
yaitu:

()()(){}(){},YN Y ȈȈȈȈȈȈȈííí=r
2222  (Arikunto, 2002: 81)
dengan
r = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
xy

N = banyaknya peserta tes


X = jumlah skor item
Y = jumlah skor total
Gasil perhitungan r dikonsultasikan pada tabel harga tabel r
xy
dengan taraf signifikasi 5%. Jika r > r maka butir soal tersebut valid/
xy tabel
signifikan. Item yang tidak valid perlu direvisi atau tidak digunakan (Arikunto,
2002: 75).
Soal uji coba yang diberikan sebanyak 5 butir, dan dari hasil uji coba,
semua butir soal valid, karena butir-butir soal tersebut mempunyai r lebih dari
xy
r Perhitungan analisis uji coba validitas soal dapat dilihat pada lampiran 9.
tabel.
59
b. Uji Reliabilitas
Sebuah tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil
yang relatif tetap atau ajeg jika tes tersebut digunakan pada kesempatan yang lain.
Karena tes yang dilakukan merupakan tes bentuk uraian maka rumus yang
digunakan untuk mencari reliabilitas soal adalah rumus alpha, yaitu:

 í í=Ȉ=2122xxx 1r  ''', (Arikunto, 2002: 109)


dengan
r = reliabilitas yang dicari
xx

n = banyak butir soal

Ȉ 2 ' = jumlah varians skor tiap-tiap item


2 ' = varians total
Nilai r yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai r r
xx
pada tabel dengan ketentuan jika r > r maka tes tersebut reliabel.
xx tabel
c. Taraf kesukaran
Untuk soal uraian, teknik perhitungan dengan menghitung berapa persen
siswa yang gagal menjaawab benar atau ada di bawah batas lulus ( 

r )
untuk tiap-tiap item. Untuk menginterpretasikan
60
nilai taraf kesukaran itemnya dapat digunakan tolok ukur sebagai berikut:
1). Jika jumlah testi yang gagal mencapai 27%, termasuk mudah.
2). Jika jumlah testi yang gagal antara 28% sampai dengan 72%, termasuk sedang.
3). Jika jumlah testi yang gagal 72% ke atas, termasuk sukar.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
TK = NTGx 100%, (Arifin, 1991: 135)
dengan
TK = taraf kesukaran
TG = banyaknya testi yang gagal
N = banyaknya siswa
Dari hasil uji coba, butir soal 2, 3 dan 4 termasuk dalam kategori sedang,
sedangkan butir 1 dan 5 termasuk dalam kategori mudah. Perhitungan analisis
taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada lampiran 9.
d. Daya Pembeda
Teknik untuk menghitung daya pembeda bagi tes uraian adalah dengan
menghitung perbedaan dua buah rata-rata yaitu antara rata-rata data kelas atas
dengan rata-rata kelas bawah untuk tiap item. Kelas atas adalah 27 % bagian atas
dari peserta tes setelah nilai diurutkan dari
61
frekuensi besar ke frekuensi kecil, sedangkan kelas bawah adalah 27 %
bagian bawah. Rumus yang digunakan :
()()UU +í=ȈȈ1- n nXX MLMGtii2221, (Arifin, 1991: 141)
dengan
t = daya pembeda
MG = rata- rata dari kelas atas
ML = rata- rata dari kelas bawah

Ȉ X = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelas atas


21

Ȉ X = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelas bawah


22

n = 27% x N , dengan N adalah jumlah peserta tes.


i

Kemudian t dibandingkan dengan t , dengan nilai dk = (n ± 1) + (n ±


hitung tabel 1 2
1) dan %5=. Dengan kriteria: jika t >t , maka daya pembeda soal tersebut
hitung tabel
signifikan. ( Arifin, 1995:141-142)
Dari hasil analisis tersebut terlihat bahwa semua item soal yang diujicobakan
layak untuk dipakai yaitu dengan kriteria valid dan mempunyai daya pembeda
yang tidak jelek sehingga soal tersebut dapat digunakan. Perhitungan analisis uji
coba tes selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9.
62
$     
Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis dari penelitian dan dari hasil
analisis ditarik kesimpulan. Analisis dalam penelitian ini dibagi dalam dua tahap, yaitu
tahap awal yang merupakan tahap pemadanan sampel dan tahap akhir, yang merupakan
tahap analisis data untuk menguji hipotesis penelitian.
1. Analisis Data Awal
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara
spesifik, setelah data awal yang didapat dari nilai ulangan harian pada pokok
bahasan sebelumnya, maka data tersebut diuji kenormalannya apakah data kedua
kelas tersebut berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data
sampel yang diperoleh digunakan uji Chi-Kuadrat.
Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut:
1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.
2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas dengan rumus: panjang
interval = 1 + 3,3 log n
3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
4) Membuat tabulasi data kedalam interval kelas.
5) Menghitung nilai z dari setiap batas kelas dengan rumus:
63
SXXZiií=, dimana S adalah simpangan baku dan X adalah rata-rata sampel
(Sudjana, 1996: 138).
6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan
tabel.
7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva
(),EiEiOiȤKEi22Ȉí=
dengan
2Ȥ = Chi±kuadrat
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
8) Membandingkan harga Chi±kuadrat dengan tabel Chi±kuadrat dengan taraf
signifikan 5%.
9) Menarik kesimpulan, jika , maka data berdistribusi normal (Sudjana, 1996:
273). tabel2hit2XX<
Dari hasil perhitungan pada lampiran 33 didapat:
a) Untuk kelas eksperimen
Dari hasil perhitungan diperoleh = 7,6005, dengan dk = 3 dan taraf nyata 2ȤĮ=
0,05. Sedangkan pada tabel nilai = 7,81. Karena <2Ȥ2Ȥ2Ȥ maka Go berada
tabel
pada daerah penerimaan, maka data berdistribusi normal. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 33.
64
b) Untuk kelas kontrol
Dari hasil perhitungan diperoleh = 5,0880, dengan dk = 3 dan taraf nyata 2ȤĮ=
0,05. Sedangkan pada tabel nilai = 7,81. Karena <2Ȥ2Ȥ2Ȥ maka Go berada
tabel
pada daerah penerimaan, maka data berdistribusi normal. Perhitungan
selengkapmya dapat dilihat pada lampiran 34.
b. Uji Kesamaan Dua Varians (Gomogenitas)
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel
penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk
menentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji
homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai
varians yang sama atau tidak. Gipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas
adalah sebagai berikut:
G = sampel homogen
o
G = sampel tidak homogen
a
Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai berikut:
kbhitungVVF=, (Sudjana, 1996: 250)
dengan
V = varians terbesar
b
V = varians terkecil
k
65
Untuk menguji apakah kedua varians tersebut sama atau tidak maka F
hitung
dikonsultasikan dengan F dengan Į= 5 % dengan dk pembilang = banyaknya
tabel
data terbesar dikurangi satu dan dk penyebut = banyaknya data yang terkecil
dikurangi satu. Jika F < F maka G diterima. Yang berarti kedua kelas
hitung tabel o
tersebut mempunyai varians yang sama atau dikatakan homogen.
2 2
Dari hasil perhitungan didapat S = 207,22 dan S = 236,36 diperoleh F = 1,141
1 2
dengan derajat kebebasan untuk pembilang = 33, penyebut=32, dan Į= 0,05 dari
daftar F = 1,79. Jelas F < F , maka Go diterima, yang berarti tidak
(0,025)(33,32) hitung tabel
ada perbedaan varians antara kedua kelas tersebut. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 35.
c. Uji Kesamaan Rata-Rata
Analisis data dengan uji t digunakan untuk menguji hipotesis:
Go = 21ȝȝ=
Ga = , 21ȝȝ
1ȝ = rata-rata data kelas eksperimen
2ȝ = rata-rata data kelas homogen (variansnya sama),
maka untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
2121n1n1sxxt+í=dengan ()()2nns1ns1ns 212222112í+í+í=,

(Sudjana, 1996: 239).


66
Dengan
X = nilai ulangan harian kelas eksperimen
1

2X = nilai ulangan harian kelas kontrol


n = banyaknya subyek kelas eksperimen
1
n = banyaknya subyek kelas kontrol
2
Dengan kriteria pengujian: terima Go jika ± t < t < t dengan derajat
tabel hitung tabel
kebebasan d(k) = n + n ± 2 dan tolak Go untuk harga t lainnya. Dari hasil
1 2
perhitungan diperoleh t = 0,53661, dengan dk = 65 dan taraf nyata Į= 0,05.
Sedangkan pada tabel nilai t = 1,67. Karena ± t <t < t maka Go berada
tabel hitung tabel
pada daerah penerimaan. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata
yang signifikan. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 36.
2. Analisis Data Akhir
Setelah semua perlakuan berakhir kemudian diberi tes. Data yang diperoleh
dari hasil pengukuran kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah hasilnya sesuai
dengan hipotesis yang diharapkan.
a. Uji Normalitas
Langkah-langkah pengujian normalitas sama dengan langkah-langkah uji
normalitas pada analisis data awal.
b. Uji Kesamaan Dua Varians (Gomogenitas)
Langkah-langkah pengujian homogenitas sama dengan langkah- langkah uji
homogenitas pada analisis data awal.
67
c. Uji Keefektifan Pembelajaran
Pembelajaran dikatakan efektif jika memenuhi syarat ketuntasan belajar yaitu jika
rata±rata kemampuan pemecahan masalah siswa mencapai minimal 65 (Mulyasa,
2003:99). Rumus yang digunakan adalah:
nSȝxt0í=,
Dengan
t = tingkat keefektifan
= rata-rata kemampuan pemecahan masalah
S = simpangan baku
n = banyak siswa
Dengan uji pihak kanan, kriteria yang digunakan adalah Go ditolak jika (Sudjana,
1996: 227). ()(1nĮ1hitungttíí>
d. Uji Perbedaan Rata-rata (Uji Pihak Kanan)
Gipotesis yang diajukan dalam uji perbedaan rata-rata adalah sebagai berikut:
211210ȝȝGȝȝG>===
1ȝ = rata-rata data kelas eksperimen
2ȝ = rata-rata data kelas kontrol
Uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
68
UU +UU í=22212121nsnsXXt
1) Jika 21ȠȠ

2) Jika 21ȠȠ=
s2121n1n1XXt+í=, dengan ()()2nns 1ns 1ns212222112í+í+í=,

keterangan:
1X = rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas eksperimen
2X= rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas kontrol
1n = banyaknya siswa kelas eksperimen
2n = banyaknya siswa kelas kontrol
21s = varians kelas eksperimen

22s = varians kelas kontrol


2s = varians gabungan

dengan dk = n + n - 2, kriteria pengujian tersebut ditolak jika ) dengan


1 2
menentukan taraf signifikan = 5% peluang (1-Į) (Sudjana, 1996: 243). ()( Į
69
e. Estimasi Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah
'ȝ' 2121+<<í,
dengan
= koefisien kepercayaan
21= bilangan Z didapat dari tabel normal baku untuk peluang 21
f. Analisis Gasil Observasi
Analisis ini digunakan untuk menjawab pertanyaan ³Bagaimanakah
penerapan Pembelajaran Matematika Realistik pada siswa dan guru matematika
kelas VII SMP?´. Penilaian berdasar pada bagimanakah penerapan prinsip
Pembelajaran Matematika Realistik dengan memberi skor berskala 1 ± 4. Adapun
kriteria penskoran keaktifan siswa sebagai berikut :
1. Banyak siswa yang melakukan aktivitas < 25 %
2. Banyak siswa yang melakukan aktivitas 25 % - 49 %
3. Banyak siswa yang melakukan aktivitas 50 % - 74 %
4. Banyak siswa yang melakukan aktivitas 75 %
Data hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung dianalisis dengan menggunakan persentase (%), yakni
banyaknya frekuensi aktivitas dibagi dengan seluruh frekuensi aktivitas, dikali
dengan 100 %.


Anda mungkin juga menyukai