Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya dan tujuan

yang ingin dicapai, maka jenis penelitian ini adalah Quasi eksperimen.

Dimana, peneltian Quasi eksperimen ini merupakan suatu penelitian

eksperimen semu, yang variabel-variabelnya tidak dikontrol sepenuhnya.

Desain penelitian menggunakan Posttest Only Control Design.1 Dalam desain

ini terdapat dua kelompok yang dipilih. Kelompok pertama diberiperlakuan

(X) dan kelompok yang lain tidak. kelompok yang diberiperlakuan disebut

kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberiperlakuan disebut

kelompok kontrol. Secara rinci desain Posttest Only Control Design dapat

dilihat pada Tabel III.1:2

Tabel III.1
RANCANGAN PENELITIAN

Kelas Perlakuan Tes


𝐾𝐸 X T
𝐾𝐾 - T

Keterangan :
𝐾𝐸 = Kelas Eksperimen
𝐾𝐾 = Kelas Kontrol
X = Perlakuan dengan metode pembelajaran Problem Based Instruction.
T = Tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2013),
h. 112.
2
Drs. Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008, h.104

39
40

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Al-Ihsan Boarding School Siak

Hulu siswa kelas VIII pada semester genap tahun ajaran 2016/2017 pada

bulan maret penelitian menyesuaikan jadwal pelajaran semester genap yang

ada disekolah. Sekolah ini beralamat di Jl.Pesantren Desa Kubang Jaya-Siak

Hulu Kabupaten Kampar.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP IT Al-

Ihsan Boarding School Siak Hulu tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari

empat kelas.

2. Sampel

Pengambilan sampel yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol dilakukan dengan teknik Purposive sampling. Pengambilan sampel

dari populasi dilakukan dengan pertimbangan tertentu.3

D. Variabel Penelitian

Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah penerapan

model pembelajaran Problem Based Instruction, dan variabel terikat

(dependen) dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa. Adapun variabel yang dapat mempengaruhi kedua variabel

tersebut yaitu variabel moderator. Variabel moderator adalah variabel yang

mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel

3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2014), h.85
41

independen dengan dependen. Variabel moderator ini disebut juga sebagai

variabel independen kedua. Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan

awal matematis siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Teknik observasi pada penelitian ini menggunakan lembar

pengamatan tentang aktifitas siswa dan guru yang diharapkan muncul dalam

pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Instruction.

2. Teknik Dokumentasi

Teknik ini dilakukan dengan cara melihat data nilai ulangan

matematika pada pokok bahasan sebelumnya yang menjadi populasi dan

sampel dalam penelitian ini kepada guru matematika kelas VIII. Teknik ini

digunakan untuk memperoleh data nama-nama siswa serta melihat

kemampuan awal siswa. Selain itu peneliti juga menggunakan cara

mengambil foto dalam setiap kegiatan pembelajaran sebagai

pendokumentasian dalam penelitian.

3. Teknik Tes.

Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan tes akhir

yang diberikan terdiri dari kemampuan pemecahan masalah matematis.

Tes berbentuk essay dan diberikan pada akhir penelitian. Tujuan dari tes

ini adalah untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah dirumuskan


42

sebelumnya. Soal-soal tes dirancang berdasarkan indikator kemampuan

pemecahan masalah matematis..

F. Posedur Penelitian

Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga bagian yaitu:

tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut

a) Menetapkan jadwal penelitian. Rancangan penelitian ini rencananya

akan dilaksanakan di SMP IT Al-Ihsan Boarding School Siak Hulu

siswa kelas VIII pada semester genap

b) Mengurus izin penelitian.

c) Menentukan sampel.

d) Mempelajari materi pelajaran matematika kelas VIII

e) Mempersiapkan perangkat pembelajaran yaitu Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

f) Mempersiapkan dan menyusun instrumen pengumpul data yaitu kisi-

kisi tes kemampuan awal, soal tes kemampuan awal, kunci jawaban tes

kemampuan awal, kisi-kisi Postest, soal tes Postest, dan kunci jawaban

tes Postest.

g) Memvalidasi semua perangkat penelitian yang diperlukan dalam

penelitian kepada validator.


43

h) Menentukan siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi, sedang,

dan rendah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui tes

kemampuan awal.

i) Menyusun pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok secara

heterogen pada kelas eksperimen dengan cara mengurutkan nama

siswa berdasarkan kemampuan awal, kemudian ditentukan

kelompoknya yang terdiri dari 6-7 kelompok.

2. Tahap Pelaksanaan

Proses pembelajaran yang dilakukan pada kedua kelas sampel

menggunakan model pembelejaran yang berbeda. Untuk kelas eksperimen

dengan model pembelajaran Problem Based Instruction sedangkan kelas

kontrol dengan model pembelajaran langsung. Untuk teknis

pelaksanaannya disesuaikan saat melakukan penelitian.

3. Tahap Penyelesaian

Pada tahap ini penyelesaian ini peneliti akan melakukan hal-hal

berikut ini:

a) Peneliti memberikan tes akhir berupa tes kemampuan pemecahan

masalah yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah

materi pelajaran yang dipelajari selesai.

b) Menganalisa tes akhir yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

c) Menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh sesuai dengan analisis

data yang digunakan.


44

G. Pengembangan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Ada dua

jenis tes yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes kemampuan awal dan

tes akhir (Postest) dilakukan tes kemampuan pemecahan masalah. Untuk lebih

jelasnya, ada pada penjelasan berikut.

1. Tes kemampuan awal yaitu tes yang diberikan kepada siswa sebelum

pembelajaran untuk mengukur kemampuan awal siswa di kelas

eksperimen dan kelas kontrol yaitu siswa yang berkemampuan awal tinggi,

sedang dan rendah. Dalam pengelompokan kemampuan awal berdasarkan

pendapat Arikunto, kriteria pengelompokan berdasarkan rata-rata ( 𝑋 ) dan

standar deviasi (SD) dapat dilihat pada Tabel II.1.

Sebelum soal kemampuan awal diberikan pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol, terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

a) Membuat kisi-kisi tes kemampuan awal. Kisi-kisi soal tes kemampuan

awal dirancang dan disusun berdasarkan kepada indikator

pembelajaran yang telah dipelajari siswa.

b) Menyusun butir soal kemampuan awal sesuai dengan kisi-kisi soal

yang dibuat.

c) Melakukan validasi kepada beberapa validator yaitu beberapa dosen

pendidikan matematika UIN Suska Riau.

d) Uji tes kemampuan awal.

Sebelum diberikan kepada kelas eksperimen dan kontrol, terlebih

dahulu diuji cobakan pada kelas yang berbeda.


45

e) Analisis soal uji coba tes kemampuan awal.

Analisis yang dilakukan terhadap soal kemampuan awal yang

diuji coba adalah:

1) Validitas butir tes

Dalam penelitian ini validitas tes yang digunakan adalalah

validitas isi (content validity). Menurut Suharsimi Arikunto dalam

Mas’ud Zein dan Darto, validitas tes dikatakan valid apabila tes

tersebut mengukur apa yang hendak diukur.4 Validitas butir soal ini

dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor setiap item dengan

skor totalnya yang diperoleh siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan

korelasi Product Moment.5

𝑛 𝑋𝑌 − ( 𝑋 )( 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
2 2
𝑛 𝑋 2 − ( 𝑋) 𝑛 𝑌 2 − ( 𝑌)

Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi

𝑛 : banyaknya siswa atau jumlah responden

𝑋 : jumlah skor item

𝑌 : jumlah skor total

4
Mas’ud Zein dan Darto, Evaluasi Pembelajaran Matematika. 2012. Pekanbaru: Daulat
Riau. h. 50
5
Hartono. Metodologi Penelitian. Pekanbaru:Zanafa Publising. 2011. h.67.
46

Setelah itu dihitung uji-t dengan rumus:

𝑟𝑥𝑦 𝑛 − 2
𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
1 − 𝑟𝑥𝑦 2

Keterangan:

𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 : nilai t hitung

𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi

𝑛 : jumlah responden

Kriteria yang digunakan untuk menentukan validitas butir

soal dengan membandingkan nilai 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dalam hal

ini pada taraf ∝= 0,05 dan derajat kebebasan 𝑑𝑘 = 𝑛 − 2 ,

kaidah keputusan:

Jika 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir soal tersebut valid.

Jika 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir soal tersebut invalid.

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh koefisien

validitasnya. Soal yang diujikan peneliti adalah valid. Dibawah ini

disajikan tabel hasil perhitungan uji validitas.


47

TABEL III.2
VALIDASI SOAL KAM

Koefisien
No Soal 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keputusan Interpretasi
Korelasi
1. 0,55 2,97 2,09 Valid Sedang
2. 0,73 4,78 2,09 Valid Tinggi
3. 0,67 3,98 2,09 Valid Tinggi
4. 0,63 3,62 2,09 Valid Tinggi
5. 0,44 2,19 2,09 Valid Sedang
6. 0,70 4,12 2,09 Valid Tinggi
7. 0,58 3,15 2,09 Valid Sedang
8. 0,51 2,66 2,09 Valid Sedang
9. 0,52 2,75 2,09 Valid Sedang
10. 0,49 2,53 2,09 Valid Sedang

TABEL III.3
VALIDITAS SOAL POSTEST

Nomor Koefisien Harga Harga


Keputusan Interpretasi
Item Korelasi 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
1. 0,73 4,74 2,09 Valid Tinggi
2. 0,83 6,58 2,09 Valid Sangat Tinggi
3. 0,68 4,17 2,09 Valid Tinggi
4. 0,85 7,22 2,09 Valid Sangat Tinggi
5. 0,69 4,23 2,09 Valid Tinggi
6. 0,64 3,74 2,09 Valid Tinggi
7. 0,46 2,32 2.09 Valid Sedang

Berdasarkan kriteria validitas soal, diperoleh bahwa setiap

butir soal KAM dan Postest valid seperti tampak pada tabel III.2

dan III.3 di atas. Oleh karena itu, soal KAM dan soal tes tersebut

layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

2) Uji Realibilitas

Reliabilitas tes adalah ukuran apakah tes tersebut dapat

dipercaya. Suatu tes dikatakan reliabel apabila beberapa kali

pengujian menunjukkan hasil yang reliabel sama. Untuk


48

menentukan koefisien reliabilitas digunakan rumus alpha seperti

berikut:6

𝑛 𝜎𝑖2
𝑟11 = 1−
𝑛−1 𝜎𝑡2

Keterangan :

𝑟11 : reliabilitas yang dicari

𝜎𝑖2 : jumlah variansi skor tiap-tiap item

𝜎𝑡2 : variansi total

𝑛 : jumlah butir soal

Jika 𝑟𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti instrumen penelitian yang digunakan

tidak reliabel.

Jika 𝑟𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti instrumen penelitian yang digunakan

sudah reliabel.

Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas butir soal KAM

secara keseluruhan diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,76

yang berarti bahwa hasil KAM mempunyai reliabilitas yang

tinggi. Dan hasil uji Postest diperoleh reabilitas butir soal adalah

0,81 yang berarti soal tes mempunyai reabilitas yang sangat tinggi.

3) Uji Tingkat Kesukaran

Untuk menentukan tingkat kesukaran suatu soal dapat

digunakan rumus sebagai berikut:7

6
Ibid. h.385
7
Ibid. h. 86
49

𝑆𝐴 + 𝑆𝐵 − 𝑇 𝑆𝑚𝑖𝑛
𝑇𝐾 =
𝑇 𝑆𝑚𝑎𝑥 − 𝑆𝑚𝑖𝑛
Keterangan:

TK = Tingkat Kesukaran

SA = Jumlah skor atas

SB = Jumlah skor bawah

TABEL III. 4
PROPORSI TINGKAT KESUKARAN SOAL

Tingkat Kesukaran Evaluasi


TK > 0,70 Mudah
0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang
TK < 0,30 Sukar
Sumber: Nana Sudjana

Data hasil uji tingkat kesukaran soal KAM dan Postest dapat

dilihat pada Tabel III.5 dan III.6 berikut.

TABEL III.5
TINGKAT KESUKARAN SOAL KAM

Nomor Angka Indeks Kesukaran Interprestasi


Soal Item
1 0,55 Sedang
2 0,58 Sedang
3 0,56 Sedang
4 0,58 Sedang
5 0,48 Sedang
6 0,55 Sedang
7 0,53 Sedang
8 0,52 Sedang
9 0,46 Sedang
10 0,51 Sedang
50

TABEL III.6
TINGKAT KESUKARAN SOAL POSTEST

Nomor Angka Indeks Kesukaran Interprestasi


Soal Item
1 0,72 Mudah
2 0,67 Sedang
3 0,53 Sedang
4 0,65 Sedang
5 0,50 Sedang
6 0,24 Sukar
7 0,65 Sedang

4) Uji Daya Beda

Daya pembeda soal dapat didefinisikan sebagai

kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa kelompok

tinggi dan siswa kelompok rendah. Soal yang baik adalah soal yang

mampu membedakan antara kelompok tinggi dan kelompok

rendah.

Untuk mengetahui daya pembeda item soal digunakan

rumus sebagai berikut: 8

𝑆𝐴 − 𝑆𝐵
𝐷𝑃 = 1
𝑇 𝑆𝑚𝑎𝑥 − 𝑆𝑚𝑖𝑛
2

Keterangan:

DP = Daya Pembeda

SA = Jumlah skor atas

SB = Jumlah skor bawah

T = Jumlah siswa pada kelompok atas dan bawah

8
Mas’ud zein dan Darto. Op. Cit. h. 87
51

Smax = Skor maksimum

Smin = Skor minimum

TABEL III. 7
PROPORSI DAYA PEMBEDA SOAL

Daya Pembeda Evaluasi


DP ≥ 0,40 Baik sekali
0,30 ≤ DP < 0,40 Baik
0,20 ≤ DP < 0,30 Cukup
DP < 0,20 Jelek
Sumber: Riduwan

TABEL III.8
DAYA PEMBEDA SOAL KAM

Nomor Butir
Besarnya DP Interpretasi
Soal

1 0,35 Baik
2 0,50 Baik Sekali
3 0,39 Baik
4 0,46 Baik Sekali
5 0,08 Jelek
6 0,29 Cukup
7 0,33 Baik
8 0,18 Jelek
9 0,20 Cukup
10 0,20 Cukup
52

TABEL III.9
DAYA PEMBEDA SOAL POSTEST

Nomor Butir
Besarnya DP Interpretasi
Soal

1 0,10 Jelek
2 0,09 Jelek
3 0,08 Jelek
4 0,13 Jelek
5 0,21 Cukup
6 0,05 Jelek
7 0,04 Jelek

H. Tabel Perbandingan KAM

Pada penelitian ini kemampuan awal berperan sebagai variabel

moderator. Tujuan diperhatikan kemampuan awal sebagai variabel moderator

adalah untuk melihat model pembelajaran Problem Based Instruction lebih

baik digunakan pada kelompok siswa berkemampuan awal rendah,

kemampuan awal sedang, atau siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi.

Untuk itu peneliti mengambil suatu kriteria untuk menentukan kemampuan

awal siswa.

TABEL III.10
KRITERIA PENGELOMPOKAN KEMAMPUAN AWAL

Kriteria Motivasi Belajar Keterangan


𝑋 ≥ (𝑋 + 𝑆𝐷) Tinggi
𝑋 − 𝑆𝐷 > 𝑋 > (𝑋 + 𝑆𝐷) Sedang
𝑋 ≤ 𝑋 − 𝑆𝐷 Rendah
Diadopsi dari tesis Ramon Muhandaz
53

TABEL III.11
HASIL KEMAMPUAN AWAL

KELOMPOK SISWA EKSPERIMEN KELOMPOK SISWA KONTROL


TINGGI SEDANG RENDAH TINGGI SEDANG RENDAH
SE.2 – 67 SE.1 – 50 SE.8 – 38 SK.4 – 55 SK.1 – 47 SK.5 – 30
SE.4 – 58 SE.3 – 47 SE.14 – 38 SK.12 – 58 SK.2 – 45 SK.9 – 30
SE.7 – 65 SE.5 – 40 SE.22 – 35 SK.17 – 60 SK.3 – 38 SK.13 – 25
SE.9 – 60 SE.6 – 35 SK.21 – 60 SK.6 – 50 SK.20 – 25
SE.10 – 40 SK.7 – 35
SE.11 – 55 SK.8 – 50
SE.12 – 47 SK.10 – 50
SE.13 – 45 SK.11 – 48
SE.15 – 45 SK. 14 – 50
SE.16 – 55 SK.15 – 45
SE.17 – 53 SK.16 – 47
SE.18 – 40 SK.18 – 35
SE.19 – 45 SK.19 – 40
SE.20 – 53 SK.22 – 45
SE.21 – 40 SK.23 – 40
SE.23 – 55 SK.24 – 40
SE.24 – 47 SK.25 – 45
SE.25 – 50 SK.26 – 48
SE.26 – 45

Uji perbedaan kemampuan awal matematis antara siswa pada kelas

eksperimen dan kelas control .


54

TABEL III.12
UJI “t” KAM

𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 5% Keterangan


1,70 2,01 Ha ditolak

Berdasarkan Tabel III.12, dapat diambil keputusan dengan cara

membandingkan nilai 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , dengan ketentuan sebagai

berikut:

Jika 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka Ha diterima dan H0 ditolak.

Jika 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka Ha ditolak dan H0 diterima.

Berdasarkan hasil perhitungan 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dibandingkan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

pada taraf signifikan 5% adalah 1,70 ≤ 2,01 atau 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka Ha

ditolak dan H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat perbedaan kemampuan awal matematis siswa pada kelas

eksperimen dan control.

I. Teknik Analisis Data

Pengolahan data tes dimulai dengan menganalisa hasil tes kemampuan

pemecahan masalah matematis. Untuk mengetahui kemampuan tersebut antara

siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama atau tidak, dilakukan

uji perbedaan dua rata-rata. Sebelum menggunakan uji perbedaan dua rata-

rata, harus diperiksa terlebih dahulu normalitas dan homogenitas data tes

kemampuan pemecahan masalah kedua kelompok tersebut.


55

1. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data sampel

berdistribusi normal atau tidak. Statistika yang digunakan dalam uji

normalitas ini adalah uji chi-kuadrat sebagai berikut:9

2
(𝑓𝑜 − 𝑓𝑕)2
𝜒 =
𝑓𝑕

Keterangan :

𝜒 2 : Nilai normalitas hitung

𝑓𝑜 : frekuensi yang diperoleh dari data penelitian

𝑓𝑕 : frekuensi yang diharapkan


2
Menentukan 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan dk= k-1 dan taraf signifikan 5% kaidah

keputusan:
2 2
Jika 𝑥𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data distribusi tidak normal.

2 2
Jika 𝑥𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data distribusi normal.

2. Uji homogenitas variansi

Uji homogenitas variansi ini bertujuan untuk melihat apakah kedua

data mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang

akan digunakan pada penelitian ini adalah Uji F, yaitu:10

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝐹𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Menentukan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan dk pembilang = 𝑛1 − 1 dan dk

penyebut = 𝑛2 − 1 dengan taraf signifikan 5%.

9
Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2010. h.107
10
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. 2005. h.250
56

3. Uji Hipotesis

Sesuai dengan rumus masalah penelitian, maka teknik yang

digunakan dalam menganalisis data untuk menguji hipotesis 1, 2, 3, dan 4

menggunakan uji “t” karena datanya berdistribusi normal dan homogen.

Adapun penggunaan uji “t” yaitu sebagai berikut:11

𝑀𝑋 − 𝑀𝑌
𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑆𝐷𝑋 2 𝑆𝐷𝑌 2
+
𝑁−1 𝑁−1

Keterangan:

𝑀𝑋 : Mean variabel X

𝑀𝑌 : Mean variabel Y

𝑆𝐷𝑋 : Standar deviasi X

𝑆𝐷𝑌 : Standar deviasi Y

N: Jumlah sampel

Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah rata-rata hasil

belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata hasil

belajar kelas kontrol. Uji yang dilakukan adalah uji pihak kanan, dengan

kriteria pengujian jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari

∝ = 0,05 maka hipotesis 𝐻𝑎 diterima, jika nilai signifikansi yang

diperoleh lebih besar dari ∝ = 0,05 maka 𝐻0 diterima.

11
Hartono. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta:Pustaka Belajar. 2012. h.208

Anda mungkin juga menyukai