METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi, Waktu Penelitian, dan Model Pengembangan
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP yang terletak di Jl., Kecamatan,
Kabupaten, Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada kelas VIII
semester genap tahun ajaran.
Metode penelitian ini menggunakan metode Research and Development
(RnD). Metode penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang
menghasilkan suatu produk dan menguji keefektifan produk (Apriliyanti et al.,
2015). Berdasarkan Haryati (2012) supaya dapat menghasilkan produk tertentu
digunakan metode survey dan untuk menguji keefektifan produk supaya dapat
berfungsi di masyarakat digunakan metode eksperimen.
Model pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini adalah model
ADDIE yang merupakan salah satu model desain pembelajaran yang sistematik.
Menurut Romiszowski (1996) mengemukakan bahwa pada tingkat desain materi
pembelajaran dan pengembangan telah diwujudkan dalam banyak praktik
metodologi untuk desain dan pengembangan teks, materi audiovisual, dan materi
berbasis komputer. Menurut Tegeh & Kirna (2013), model ini disusun secara
terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan
masalah belajar. Model ini terdiri dari lima langkah, yaitu : (1) Analisis (analyze)
(2) perancangan (design), (3) pengembangan (development), (4) implementasi
(implementation), dan (5) evaluasi (evaluation).
(Sugiyono, 2018)
Gambar 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design
Keterangan:
X : Perlakuan menggunakan bahan ajar digital berorientasi STEAM
Y : Perlakuan menggunakan buku paket IPA
O1 : Kelompok peserta didik kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan
O2 : Kelompok peserta didik kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan
pembelajaran dengan bahan ajar digital berorientasi STEAM
O3 : Kelompok peserta didik kelas kontrol sebelum diberi perlakuan
O4 : Kelompok peserta didik kelas kontrol setelah diberikan perlakuan
pembelajaran dengan buku paket IPA yang disediakan sekolah
21
Gambar 3.1 menjelaskan mengenai sampel yang terdiri atas dua kelas
yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kegiatan awal pembelajaran kedua
kelas tersebut akan diberikan soal pre-test yang sama untuk mengetahui
kemampuan awal peserta didik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada
materi cahaya dan alat optik. Kemudian diberikan perlakuan pembelajaran, pada
kelas kontrol pembelajaran menggunakan buku paket IPA dari sekolah dan pada
kelas eksperimen menggunakan bahan ajar digital berorientasi STEAM.
Kemudian pada pertemuan akhir akan dilakukan post-test pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen.
3.5 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis.
3.5.1 Tahap Persiapan Penelitian
Tahapan-tahapan Persiapan Penelitian meliputi:
1. Melakukan observasi dan wawancara kegiatan pembelajaran IPA di SMP
Negeri 1 Purwodadi.
2. Menentukan sampel kelas yang akan digunakan untuk penelitian melalui
uji homogenitas dengan nilai akhir semester ganjil.
3. Mempersiapkan bahan ajar digital yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
4. Menyusun instrumen penelitian meliputi: RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran), silabus, angket pengaruh bahan ajar digital berorientasi
STEAM, lembar validasi bahan ajar digital berorientasi STEAM, lembar
validasi soal tes creative problem solving skill, soal tes uraian creative
problem solving skill.
5. Melakukan validasi instrumen kepada ahli.
6. Melakukan uji coba soal untuk mengetahui reliabilitas, daya pembeda dan
tingkat kesukaran. Kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan soal
yang akan digunakan dalam pre-test dan post-test.
3.5.2 Tahap pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian di SMP sebagai berikut:
22
=(
)(1 − )
2
11 −1
Keterangan:
Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya instrumen tes melalui nilai r11
dibandingkan dengan harga r tabel product moment dengan α = 5%. Apabila r11 >
rtabel maka instrumen tes reliabel. Untuk mengetahui derajat reliabilitas instrumen
dapat menggunakan tolak ukur berdasarkan kriteria menurut Lestari (2018)
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi
0,90 ≤≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,70 ≤< 0,90 Tinggi
0,40 ≤< 0,70 Sedang
0,20 ≤< 0,40 Rendah
< 0,20 Sangat Rendah
Kriteria pengujian reliabilitas dikatakan reliable apabila r11 > rtabel
3.7.1.3 Daya Pembeda
Daya beda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan tingkat
kemampuan yang dimiliki peserta didik antara yang tinggi dengan yang rendah.
Daya beda dinilai dengan indeks diskriminasi. Menurut Rusilowati (2014) rumus
untuk menentukan daya pembeda sebagai berikut:
(BA − BB)
=
Keterangan:
DP = Daya pembeda soal
BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
N= Jumlah peserta didik yang mengerjakan tes
Nilai indeks diskriminasi menurut (Arikunto, 2012) sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Indeks Daya Pembeda
Indeks Diskriminasi Kriteria
0,70 <≤ 1,00 Sangat Baik
0,40 <≤ 0,70 Baik
0,20 <≤ 0,40 Cukup
25
Keterangan:
2 = Chi kuadrat
Ο = Frekuensi hasil Pengamatan
Ε = Frekuensi Harapan
= banyaknya kelas interval
Hipotesis yang diberikan:
Ho = distribusi normal
Ha = distribusi tidak normal
Taraf signifikansinya yaitu 5% dengan derajat kebebasan dk = k-1. Kriteria pengujiannya
2 2
jika χ hitung < χ tabel, maka data tersebut berdistribusi normal (Sugiyono, 2018). Hasil analisis data
akhir melalui uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 3.12
N Gain = −
Keterangan:
N Gain = besarnya faktor g
S Maksimal = jumlah skor maksimal tes
S Pretest = jumlah skor pretest
S Posttest = jumlah skor posttest
Adapun besarnya faktor dari N-gain menurut Meltzer dapat dikategorikan pada
tabel 3.13
Tabel 3.13 Kriteria Penilaian N-gain
Besarnya faktor (g) Kriteria penilaian
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
Kriteria penilaian N-gain untuk mengukur creative problem solving skill
peserta didik dibagi menjadi 3 yaitu, apabila g ≥ 0,7 maka termasuk ke kriteria
tinggi, 0,3 ≤ g < 0,7 termasuk ke kriteria sedang dan untuk g < 0,3 termasuk
kriteria rendah.
3.8.2.3 Uji t-Test
Untuk melihat perbedaan peningkatan rata-rata pada creative problem
solving skill setelah pembelajaran dapat diketahui menggunakan uji beda t-test.
Hipotesis statistik yang diajukan adalah sebagai berikut:
31
ℎ 1 1
Keterangan rumus:
= peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen
1
̅