Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PENELITIAN
1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi pembuatan produk di Lab. Fisika UNIMED, sedangkan untuk tempat
uji coba produk e-book berbantuan sigil-software berlokasi di SMA S Dharma
Pancasila, untuk waktu penelitian akan dilaksanakan pada semester ganjil T.A
2021/2022.

1.2 Subjek dan Objek Penelitian


1.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian dan pengembangan ini adalah peserta didik kelas
X MIA-1 SMA S Dharma Pancasila.
1.2.2 Objek Penelitian
Objek penelitian berupa e-book yang dikembangkan dengan bantuan
sigil-software.

1.3 Jenis dan Prosedur Penelitian


1.3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan
pengembangan Research and Development (R&D). Metode penelitian dan
pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk
dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk supaya berfungsi di
masyarakat luas, maka diperlukan untuk menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2015). Tujuan menggunakan metode penelitian dan pengembangan
ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran berupa e-book dengan
bantuan sigil software mata pelajaran fisika kelas X SMA.
1.3.2 Prosedur Penelitian
Tujuan penelitian pengembangan adalah ingin memanfaatkan sigil
software untuk membuat ebook sebagai ganti buku teks pada masa pandemik
Covid-19. Penelitian ini dititik beratkan pada pengembangan e-book fisika
materi vektor melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah-

41
42

langkah penelitian dan pengembangan melalui model ADDIE menurut Uwes


(2011). diantaranya adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 the model ADDIE


1. Analisis (Analysis)
Pada tahap ini, kegiatan utama adalah menganalisis perlunya
pengembangan model/metode pembelajaran baru dan menganalisis
kelayakan dan syarat-syarat pengembangan model/metode pembelajaran
baru. Pengembangan metode pembelajaran baru diawali oleh adanya
masalah dalam model/metode pembelajaran yang sudah diterapkan.
Masalah dapat terjadi karena model/metode pembelajaran yang ada
sekarang sudah tidak relevan dengan kebutuhan sasaran, lingkungan
belajar, teknologi, karakteristik peserta didik, dan sebagainya. Masalah
tersebut diantaranya adalah :
1) Penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia membuat
proses belajar mengajar di sekolah berubah. Keadaan beberapa
wilayah, tak terkecuali Kota Medan membuat Gubernur Sumatera
Utara, Edy Rahmayadi menutup dan menghimbau sekolah untuk
mengganti proses pembelajaran tatap muka di sekolah maupun
perguruan tinggi menjadi pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran
dalam jaringan (daring).
2) Jika pandemi Covid-19 ini tidak segera berakhir, maka otomatis para
pelajar akan merasakan hambatan sehingga terjadi keterlambatan
dalam menjalani proses yang sedang dijalaninya.
43

3) Hambatan dalam pembelajaran daring (dalam jaringan) berupa;


pelaksanaan pembelajaran daring yang sulit untuk dilaksanakan,
membutuhkan biaya mahal, kurangnya tenaga pendidik fisika, serta
kurangnya buku sebagai media pembelajaran .
2. Desain (Design)
Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilakan melalui
penelitian R&D diharapkan dapat menigkatkan produktivitas pendidikan,
yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan
kebutuhan. Produk-produk pendidikan misalnya, kurikulum yang spesifik
untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan,
buku ajar, modul, kompetensi tenga kependidikan, dan lain-lain (Sugiono,
2015:412).
3. Pengembangan (Development)
Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan
produk. Pada tahapan ini, rancangan yang akan direalisasikan adalah e-
book dengan bantuan sigil-software. Tahap ini juga merupakan bagian dari
salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi e-book
agar dinyatakan layak oleh validator.
4. Implementasi (Implementation)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan e-book dengan
bantuan sigil-software sebagai ganti buku teks pendidikan. Pada tahap ini
e-book yang telah dikembangkan dan diset sedemikian rupa sesuai dengan
tujuan pembelajaran agar bisa diimplementasikan sesuai desain awal.
5. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah e-book fisika yang sedang
dikembangkan berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Evaluasi
yang terjadi pada setiap empat tahap di atas disebut evaluasi formatif,
karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misal, pada tahap rancangan,
mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya
revisi ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang sedang kita
buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang
kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil dan lain-
44

lain. Disamping itu, dalam tahap inipun kita memerlukan evaluasi sumatif
untuk melihat dampak atau hasil dari sistem pembelajaran yang telah kita
laksanakan.

1.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan kejadian-kejadian, keterangan,
karakteristik sebagian atau seluruh anggota populasi yang akan menunjang atau
mendukung penelitian (Misbahuddin, 2012:82). Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah metode angket (kuisioner).
Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan
seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Metode angket digunakan untuk mengukur indikator yang berkenaan dengan
kriteria pendidikan, tampilan program, dan kualitas teknis. Instrumen produk
meliputi angket uji ahli dan angket respon peserta didik.
Angket uji validasi ahli diberikan kepada pakar ahli setelah desain produk
selesai dibuat, yang kemudian digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam
merevisi produk e-book yang disusun. Angket uji validasi ahli terdiri dari dua, yaitu
uji ahli materi dan uji ahli media pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan
dengan menunjukkan e-book berbantuan sigil-software yang kemudian meminta
validator untuk mengisi angket tersebut. Angket uji validasi ahli disusun dengan
empat alternatif jawaban yaitu “Sangat Baik (SB)” , “Baik (B)” , “Kurang (K)” , “
Sangat Kurang (SK)”.
Angket respon siswa diberikan kepada siswa pada akhir penelitian
pengembangan e-book dengan bantuan sigil-software. Instrumen ini digunakan
untuk mengumpulkan data kelayakan dan keefektifan produk yang dikembangkan.
Angket responsi siswa disusun dengan empat alternatif jawaban, misalnya pada uji
ketertarikan yaitu dengan alternatif jawaban, “Tidak Setuju (TS)”, “Kurang Setuju
(KS)”, “Setuju (S)” , “Sangat Setuju (SS)”.

1.5 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini
disesuaikan dengan jenis data yang diperoleh. Adapun jenis data yang diperoleh
dari penelitian dan pengembangan ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Maka dari itu analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut ꞉
45

1.5.1 Analisis Kualitatif


Analisis ini dilakukan dengan cara mengelompokan informasi-informasi
dari data kualitatif, yang berupa masukan, kritik, atau saran perbaikan yang
terdapat pada angket. Teknik analisis kualitatif ini digunakan untuk mengolah
data hasil review dari ahli media, ahli materi, guru fisika, peserta didik kelas X,
dan juga hasil belajar yang berupa pretest-posttest.

1.5.2 Analisis Kuantitatif


Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis data
kuantitatif berupa angka. Analisis kuantitatif digunakan untuk analisis data yang
diperoleh dari angket ahli media, ahli materi, guru fisika kelas X dan peserta
didik kelas X.

1.5.2.1 Analisis Data Hasil Angket Validasi Ahli


Setelah semua angket dari ahli materi dan ahli media dikumpulkan
maka didapatkan skor ataupun tanggapan maka dianalisis dengan
menggunakan skala likert. Angket menggunakan rentang skor 1 sampai 5,
setiap pilihan jawaban diberi skor yaitu꞉ (1) (SL) Sangat Layak; (2) (L)
Layak; (4) (TL) Tidak Layak; dan (5) (STL) Sangat Tidak Layak (Sugiyono,
2011). Data yang diperoleh dari jawaban angket yang diberikan dianalisis
dengan langkah-langkah sebagai berikut꞉
1. Data yang diperoleh berupa daftar check list yang dirangkum dalam
skala likert yang telah diberi skor seperti tertera tabel dibawah ini꞉
Tabel 3.1 Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi dengan Skala
Likert
No Jawaban Skor
1. Sangat Layak 5
2. Layak 4
3. Cukup Layak 3
4. Tidak Layak 2
5. Sangat Tidak Layak 1
(Sugiyono, 2011)
46

2. Menghitung tingkat kelayakan dengan rumus sebagai berikut꞉



P= × 100%
N
Keterangan꞉
P = Presentase kategori
∑ = Jumlah skor jawaban kategori yang dipilih
N = Total Skor
(Sudjana, 2007)
3. Dari hasil perhitungan rumus diatas, hasilkan dalam bentuk persen.
Klasifikasi skor tersebut selanjutnya diubah menjadi klasifikasi dalam
bentuk persentase, kemudian ditafsirkan dengan kalimat secara
kualitatif.
Tabel 3.2 Skala kriteria kelayakan
Rentang Interval Kriteria
Skala Persentase
81 ≤ 100 81 ≤ x ≤ 100% Sangat Layak
61 ≤ 80 61 ≤ x ≤ 80% Layak
41 ≤ 60 41 ≤ x ≤ 60% Cukup Layak
21 ≤ 40 21 ≤ x ≤ 40% Tidak Layak
0 ≤ 100 0 ≤ x ≤ 100% Sangat Tidak Layak
(Arikunto, 2010)

3.5.2.2 Analisis Angket Respon Guru dan peserta didik


Angket menggunakan skala likert, rentang skor 1 sampai 4, setiap pilihan jawaban
diberi skor yaitu꞉ (1) (SS) sangat setuju; (2) (S) setuju; (3) (TS) tidak setuju; dan
(5) (STS) sangat tidak setuju (Sugiyono, 2016). Data dari hasil angket respon guru
dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut꞉
Membuat rekapitulasi hasil angket terhadap e-book. Data diperoleh berupa daftar
check list yang dirangkum dalam bentuk tabel skala likert yang telah diberi skor
seperti tertera tabel dibawah ini.
47

Tabel 3.3 Kriteria jawaban instrument dengan skala likert


No Jawaban Skor
1. Sangat setuju 4
2. Setuju 3
3. Tidak setuju 2
4. Sangat Tidak setuju 1
(Sugiyono, 2016)
Persentase respon guru dan peserta didik dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
Persentase Respon = 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Hasil persentase respon diubah menjadi data kualitatif sesuai standar yang
ditunjukkan tabel berikut :
Tabel 3.4 Kriteria respon guru dan peserta didik
Rentang Interval
Kriteria
Skala Persentase
81 ≤ 100 81 ≤ x ≤ 100% Sangat Baik
61 ≤ 80 61 ≤ x ≤ 80% Baik
41 ≤ 60 41 ≤ x ≤ 60% Cukup Baik
21 ≤ 40 21 ≤ x ≤ 40% Tidak Baik
0 ≤ 100 0 ≤ x ≤ 100% Sangat Tidak Baik
(Arikunto, 2010)

1.6 Menghitung N-Gain


Setelah sampel diberikan perlakuan, data yang diperolah dari hasil pretest-
posttest, dianalisis menggunakan n-gain. N-gain merupakan selisih data yang
diperoleh dari pretest dan posttest. Melalui perhitungan ini didapatkan data n-gain
sejumah siswa yang mengikuti tes tersebut. Selanjutnya, dilakukan perhitungan
rata-rata selisih perolehan nilai pretest dan posttest tersebut untuk mendapatkan
indeks n-gain. Menurut Meltzer besarnya peningkatan dihitung dengan rumus gain
ternormalisasi, yaitu꞉

skor 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−skor 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡


N − Gain = skor maksimum−skor pretest
48

Tabel 3.5 Kriteria gain ternormalisasi


Nilai Gain Ternormalisasi Interpretasi
0,70 ≤ g ≤ 1,00 Tinggi
0,30 ≤ g < 0,70 Sedang
0,00 < g < 0,30 Rendah
g = 0,00 Tidak terjadi peningkatan
-1,00 ≤ 0,00 Terjadi peningkatan

Menghitung persentase keefektifan e-book dalam meningkatkan hasil


pembelajaran peserta didik. Hasil ini dianalisis menggunakan rumus sebagai
berikut꞉
Tefk
Vefk = × 100%
s − max
Keterangan꞉
Vp ꞉ Validitas keefektifan
Tefk ꞉ Total skor empirik keefektifan
s-max ꞉ Skor maksimal yang diharapkan
Data hasil analisis perhitungan rumus diatas, dihasilkan dalam bentuk
persen. Klasifikasi skor tersebut selanjutnya diubah menjadi klasifikasi dalam
bentuk persentase, kemudian ditafsirkan dengan bentuk kalimat secara kualitatif.
Tabel 3.6 Skala kriteria keefektifan
Rentang
Kategori Keterangan
Skala
76% - 100% Efektif Dapat digunakan tanpa revisi
46% - 70% Cukup Efektif Dapat digunakan dengan revisi kecil
26% - 45% Kurang efektif Disarankan untuk tidak digunakan
0% - 25% Tidak efektif Tidak dapat digunakan
(Diadaptasi dari Akbar, 2013)

Anda mungkin juga menyukai