Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
tujuan pelaksanaannya, evaluasi bahan ajar non cetak diklasifikasikan menjadi 2 antara lain:
1. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dilakukan untuk memutuskan nilai dari sebuah bahan ajar. tujuannya
untuk melakukan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keberlanjutan
pemanfaatan dari suatu bahan ajar non cetak sekaligus untuk membuat keputusan apakah
akan melanjutkan atau menghentikan penggunaan produk tersebut.
2. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif dilakukan untuk mengembangkan sebuah bahan ajar. Tujuannya untuk
melakukan perubahan atau perbaikan pada suatu bahan ajar non cetak yang sedang
diimplementasikan tersebut, berupa uji coba dan revisi yang berkesinambungan
Menurut (Arief S. Sadiman, dkk., 2003:185) Ada dua macam bentuk evaluasi, yaitu
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan data tentang efektivitas dan Efisiensi bahan ajar. Tujuannya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan bahan ajar yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien. Evaluasi sumatif
adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dalam rangka untuk menentukan apakah bahan ajar
yang dibuat patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu.
Ada tiga tahapan evaluasi formatif, yaitu evaluasi lawan satu (one to one), evaluasi
kelompok kecil (small group evaluation), dan evaluasi lapangan (field evaluation) (Arief S.
Sadiman, dkk., 2003: 175)
Model evaluasi formatif yang dikemukakan oleh Dick dan Carey (2008) memiliki
Langkah-langkah sistematik yang digunakan untuk menyempurnakan penggunaan sebuah
bahan ajar. Model ini dinamakan dengan istilah evaluasi formatif tiga tahap atau the three
stages of formative evaluation. Model evaluasi formatif ini terdiri dari tiga Langkah penting
untuk melakukan pengumpulan data dan informasi yang akan dijadikan sebagai dasar untuk
melakukan revisi terhadap bahan ajar.
Ketiga Langkah dalam evaluasi formatif yang perlu dilakukan untuk mengembangkan
bahan ajar, yaitu (1) evaluasi perorangan (one-one evaluation); (2) evaluasi kelompok kecil
(small group evaluation); (3) evaluasi lapangan (field try out).
1. Evaluasi Perorangan
Tujuan utama dari evaluasi perorangan, yang merupakan Langkah pertama dari evaluasi
formatif adalah untuk memperoleh data dan informasi yang terkait dengan kesalahan-
kesalahan yang sering terjadi dalam merancang dan mengembangkan bahan ajar.
Ada beberapa faktor atau kriteria yang perlu diperhatikan sebagai pengembang bahan ajar
dalam menentukan tahap evaluasi perorangan yaitu:
a. Kejelasan bahan ajar (clarity)
Apakah isi atau materi yang dipresentasikan dalam bahan ajaryang tengah
dikembangkan jelas bagi siswa?
b. Dampak yang diberikan oleh bahan ajar (impact)
Apakah bahan ajar yang digunakan mampu memberi dampak positif terhadap
peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa?
c. Kemudahan dalam menggunakan bahan ajar
d. Seberapa mudah bahan ajar tersebut dapat digunakan untuk memfasilitasi proses
belajar siswa?
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan seperti di atas diperlukan adanya
sesi observasi dan wawancara yang mendalam antara evaluator dengan responden. Hasil
Analisa data pada Langkah evaluasi kelompok kecil adalah penyempurnaan dan
modifikasi bahan ajar berdasarkan masukan yang diperoleh dari sesi evaluator kelompok
kecil.
Terdapat empat tahap dalam evaluasi formatif ini yaitu sebagai berikut
(Suparman, 2004; Dick & Carey, 2009). Langkah-langkah evaluasi formatif tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Kajian dari ahli (expert review).
Review ini melibatkan ahli materi (di luar pengembang bahan ajar) dan ahli desain
instruksional.
Tujuan evaluasi awal ini adalah untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan bahan ajar.
Secara rinci, informasi yang ingin digali dari kajian oleh para ahli ini adalah tentang hal-
hal berikut.
a. Informasi yang berkaitan dengan content (materi): seperti kelengkapan, akurasi,
kepentingan, serta kedalaman.
b. Informasi yang berkaitan dengan desain instruksional: seperti kesesuaian dengan
karakteristik dan tugas perkembangan peserta didik, kesesuaian antara tujuan materi-
evaluasi, ketepatan pemilihan media, dan ketertarikkan bagi peserta didik.
c. Informasi yang berkaitan dengan implementasi: seperti kemudahan penggunaan,
kesesuaian dengan lingkungan belajar sebenarnya, kesesuaian dengan lingkungan.
d. Informasi kualitas teknis: seperti kualitas layout, grafis, audio, visual, dan lain
sebagainya.
2. Evaluasi orang per orang (one-to-one evaluation)
Evaluasi satu-satu, yaitu dilakukan dengan dua atau tiga peserta didik secara individual.
Maksud evaluasi ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan dalam
bahan ajar, dan mendapatkan komentar tentang materi ajar. Hasil evaluasi satu-satu ini
dapat langsung digunakan untuk merevisi bahan ajar pada tahap awal.
Secara rinci, informasi yang diharapkan dari evaluasi ini terdiri dari berbagai aspek,
antara lain:
a. Materi (content), dalam evaluasi materi dapat diketahui tingkat kesulitan, kejelasan,
kemenarikan, serta kekinian materi.
b. Desain instruksional, dalam evaluasi ini dapat diketahui kejelasan tujuan, kelogisan
sistematika penyampaian materi.
c. Implementasi, dalam evaluasi ini dapat diketahui tingkat kesulitan penggunaan,
tingkat kemudahan, dan atau kesulitan yang dihadapi.
d. Kualitas teknis, dalam evaluasi ini dapat diketahui kualitas tulisan, gambar serta
layout.
3. Evaluasi kelompok kecil (small group)
Evaluasi ini dilakukan oleh sekelompok kecil peserta didik, yaitu 8-12 orang yang
mewakili populasi sebenarnya, dengan menguji cobakan salah satu bagian dari bahan ajar
pada kelompok kecil tersebut dan mencatat performansi mereka dan komentar-
komentarnya. Bahan ajar yang dievaluasi dalam kelompok kecil ini adalah bahan ajar
dari hasil revisi tahap awal. Beberapa hal yang perlu ditanyakan pada kelompok kecil ini
adalah: (1) kemudahan dalam memahami bahan ajar, (2) kemenarikan dan sistematika
instruksional dari bahan ajar, (3) bagian bahan ajar yang sulit dipahami, dan (4) butir tes
yang tidak relevan dengan materi yang disajikan. Setelah evaluasi pada kelompak kecil
ini dilakukan, maka bahan ajar dilakukan revisi sekali lagi.
4. Uji lapangan (field test)
Evaluasi ini mengobservasi bahan ajar yang diujicobakan kepada sekelompok peserta
didik tertentu dalam suatu situasi nyata. Evaluasi ini akan dilakukan terhadap bahan ajar
yang sudah selesai direvisi tapi masih membutuhkan atau memungkinkan untuk direvisi
akhir. Uji coba lapangan ini dilakukan kepada 15-30 peserta didik, berdasar pada bahan
ajar yang telah direvisi dari evaluasi pada kelompok kecil. Manfaat evaluasi ini akan
diperoleh informasi apakah bahan ajar dengan menggunakan metode tertentu akan benar-
benar berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa prosedur evaluasi
bahan ajar non cetak, yaitu lebih mengarah ke evaluasi formatif.. Ada tiga tahapan evaluasi
formatif dalam mengembangkan bahan ajar non cetak, yaitu evaluasi lawan satu (one to one),
evaluasi kelompok kecil (small group evaluation), dan evaluasi lapangan (field evaluation)
Pribadi, Benny Agus dan Putri, Dewi A Padmo.2019. Pengembangan Baan Ajar. Tangerang
Selatan Universitas Terbuka
Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia
Suparman, A (2004). Desain Instruksional. Proyek pengembangan Universitas Terbuka Ditjen
Dikti Departemen Pendidikan Nasional Jakarta: PAU-PPAI