Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental, karena pembelajaran itu sendiri adalah
suatu proses yang kontinu. Oleh sebab itu:
(a) Dalam melakukan evaluasi dilakukan secara kontinu.
(b) Hasil evaluasi yang diperoleh pada suatu waktu harus senantiasa dihubungkan
dengan hasil-hasil pada waktu sebelumnya, sehingga dapat diperoleh gambaran
yang jelas dan berarti tentang perkembangan peserta didik.
(c) Perkembangan belajar peserta didik tidak dapat dilihat dari dimensi produk saja
tetapi juga dimensi proses bahkan dari dimensi input.
2) Komprehensif
(a) Mengambil seluruh objek, sebagai bahan evaluasi. Misalnya, jika objek evaluasi
itu adalah peserta didik,
(b) Seluruh aspek kepribadian peserta didik itu harus dievaluasi, baik yang
menyangkut kognitif, afektif maupun psikomotor.
(c) Mengevaluasi objek-objek evaluasi lainnya.
Dalam melaksanakan evaluasi, harus berlaku adil tanpa pilih kasih, dilakukan
dengan cara:
(a) Semua peserta didik harus diperlakukan sama tanpa “pandang bulu”.
(b) Hendaknya bertindak secara objektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan
peserta didik.
(c) Sikap like and dislike, perasaan, keinginan, dan prasangka yang bersifat
negatif harus dijauhkan.
(d) Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya, bukan
hasil manipulasi atau rekayasa.
4) Kooperatif
Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-
pihak tersebut merasa dihargai.
5) Praktis
(a) Bagi yang menyusun alat evaluasi maupunorang lain yang akan menggunakan
alat tersebut.
(b) Harus memperhatikan bahasa dan petunjuk mengerjakan soal.
b. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar (Depdiknas, 2003)
Dalam konteks hasil belajar, menurut Depdiknas (2003: 7), terdapat prinsip- prinsip
umum penilaian adalah:
1) Mengukur hasil-hasil belajar yang telah ditentukan dengan jelas dan sesuai dengan
kompetensi serta tujuan pembelajaran;
2) Mengukur sampel tingkah laku yang representatif dari hasil belajar dan bahan-
bahan yang tercakup dalam pengajaran; mencakup jenis-jenis instrumen penilaian
yang paling sesuai untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan;
3) Direncanakan sedemikian rupa agar hasilnya sesuai dengan yang digunakan secara
khusus;
4) Dibuat dengan reliabilitas yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan secara hati-
hati;
5) Dipakai untuk memperbaiki proses dan hasil belajar.
c. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar
Dalam tataran praktis, penilaian hasil belajar, menurut Arifin (2012: 53), perlu
memperhatikan beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
1) Penilaian hendaknya dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas yang harus
dinilai, materi yang akan dinilai, alat penilaian dan interpretasi hasil penilaian.
2) Penilaian harus menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran.
3) Untuk memperoleh hasil yang objektif, penilaian harus menggunakan berbagai alat
(instrumen), baik yang berbentuk tes maupun non-tes.
4) Pemilihan alat penilaian harus sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.
10) Penilaian harus berorientasi kepada kecakapan hidup dan bersifat mendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Wulan,Elis Ratna Wulan. dan Rusdiana,. H. A. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka
Setia