Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH BIMBINGAN dan KONSELING

DOSEN PEMBIMBING:
Evi Winingsih, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
1. Dwi Emilia Rosanti 22010014010
2. Malikhatun Ni’mah 22010014028
3. Dyah Ayu Ratna Angely 22010014029
4. Marchelia Nugra Pradana Putri 22010014038

Program Studi Bimbingan dan Konseling


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT karena telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang mana sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Dasar Dasar Bimbingan Konseling, dengan judul “Sejarah
Bimbingan dan Konseling”.

Kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan, doa, kritik, dan saran sehingga makalah ini bisa terselesaikan.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki terbatas. Maka dari itu, kami mengharapkan
segala kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga
makalah ini dapat berguna dan memberi manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Surabaya, 15 September 2022

Penyusun 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

i
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................2
2.1 Sejarah Lahirnya Bimbingan dan Konseling di Amerika............................................2
2.2 Sejarah Masuknya Bimbingan dan Konseling di Indonesia........................................7
BAB III...............................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan untuk para peserta didik , baik secara
individu maupun kelompok, agar mampu berkembang dan mandiri dalam bidang
pengembangan kehidupan pribadi, besosial, kemampuan belajar melalui berbagai jenis
layanan berdasarkan norma yang berlaku. Bimbingan dan Konseling merupakan salah
satu komponen pendidikan kita, Bimbingan dan Konseling merupakan kegiatan bantuan
dan bimbingan yang diberikan induvidu pada umumnya,dan khususnya untuk para
peserta didik disekolah. Pendidikan sendiri adalah usaha yang bertujuan untuk
mengembangkan sebuah kepribadian dan potensinya dalam bakat dan minat. Materi
Bimbingan dan Konseling sendiri sangat dibutuhkan bagi semua calon guru. Karena pada
dasarnya semua guru mempunyai tanggung jawab yang sama yaitu membimbing dan
mengarahkan siswanya meskipun bukan guru BK. Sebelum mempelajari materi tentang
Bimbingan dan Konseling lebih lanjut, sangat perlu mengkaji perkembangan Bimbingan
dan Konseling Sejak kelahiran nya,perkembangannya dari waktu ke waktu sehingga
perkembangannya di Indonesia
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Amerika?
2. Bagaimana sejarah Bimbingan dan Konseling setelah masuk di Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Untuk enjelaskan tentang sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di
Amerika
2. Untuk menjelaskan tentang sejarah Bimbingan dan Konseling setelah masuk
di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Lahirnya Bimbingan dan Konseling di Amerika


1. Periode Embrio (1898-1907)
Periode ini mulai dirintis oleh George Merril, yang menyelipkan bimbingan
jabatan, pada "The California School of Mechanical Arts" di San Fransisco, tahun
1895. Kemudian munculnya upaya-upaya bimbingan jabatan oleh Jesse B. Davis yang
menjadi pusat perhatian pada penyuluhan dan pendidikan jabatan di "Central High
School", Detroid, Michigan, pada tahun 1898-1907.

1
Pada tahun 1907 J.B. Davis, yang waktu itu menjabat kepala dari "Central High
School" di Grand Rapids, menyisipkan bimbingan Ditation with Petertill A Empat
Hax Capta bimbingan jabatan ke dalam mata pelajaran Bahasa Inggris dengan suatu
dasar yang teratur. Tujuan dari program bimbingan itu adalah agar siswa mampu
1) Mengembangkan karakternya yang baik sebagai asset yang sangat
penting bagi setiap siswa dalam merencanakan, mempersiapkan dan
memasuki dunia kerja (bisnis);
2) Mencegah dirinya dari perilaku bermasalah
3) Menghubungkan minat pekerjaan dengan kurikulum (mata pelajaran).
Jesse B. Davis menerapkan pola-pola bimbingan jabatan (vocational) supaya lebih
tertata rapi dalam mata pelajaran tertentu seperti bahasa Inggris.
Pada tahun 1901 di Boston, Meyer Bloomfield (putra seorang imigran Yahudi dan
lulusan HaHarvard telah membangun "Civic Service House" Pada tahun 1907, Eli W
Weaver mulai berusaha bersama dengan serikat guru SMA di Brooklyn "The
Brooklyn High School Teachers Association, berkonsentrasi pada bimbingan jabatan
dan penempatan kerja, serikat/komite ini bertujuan untuk membantu para
siswa/remaja mampu mengembangkan dan menggunakan kemampuan-
kemampuannya agar menjadi karyawan/pegawai yang produkti, handal, dan
berkualitas. Di tahun yang sama William Wheatly berupaya menyajikan bimbingan
jabatan dalam ilmu pengetahuan sosial dan juga membuka mata pelajaran khusus
dalam hal pekerjaan di SMA (Public High School), di Middletown, Connecticut.
2. Periode Pertumbuhan (1908-1918)
Gerakan bimbingan umumnya dikatakan mulai lahir pada tanggal 13 januari 1980,
ketika Frank Parsons mulai mengelola Biro Pekerjaan (Vocational Bureau) sebagai
direktur pertama pada "Civic Service House" di Boston, Massachussets. Parson
disebut sebagai Bapak Bimbingan (Father of Guidance Movement in American
Education). Sebelum beliau meninggal sempat menulis buku "Choosing Vocational",
diterbitkan pada tahun 1909.
Dia mencetuskan proses memilih karir melalui seleksi ilmiah. Menurut Parson ada
tiga faktor penting yang harus diperhatikan dalam memilih pekerjaan, yaitu
1) Pemahaman yang jelas tentang dirinya sendiri menyangkut bakat,
minat, kompetensi kemauan ambisi,
2) Pemahaman yang jelas tentang dunia kerja, meliputi persyaratan,
kondisi kerja, kompensasi, peluang, prospek kerja, dsb
3) True-reasoning, penalaran yang benar berdasarkan hubungan
karakteristik pribadi dengan dunia kerja yang dipilih.
Pengaruh Parsons amat kuat kepada para ahli yang muncul kemudian, hal ini
terkait khususnya tentang pentingnya analisa ilmiah dan memperhatikan pribadi-
pribadi individu dalam bimbingan jabatan, E.G Williamson mengembangkan teori
Frank Parson dengan teorinya Trait and Factor (Directive) Guidance. Teori ini
bertujuan untuk mengetahui kompetensi dan keahlian siswa/mahasiswa/klien/konseli
dilakukan tes Pengaruh ini masih jelas terasa sampai sekarang.
Gerakan bimbingan dan konseling dimulai dari seting masyarakat, merupakan dari
gerakan progresif yang memfokuskan gerakan pada kesejahteraan dan perkembangan.
Upaya seseorang lebih di arahkan pada bimbingan karir/vocational bagi keberhasilan

2
siswa/remaja/pemuda/ pemudi. Pada saat ini bimbingan lebih memfokuskan pada
pekerjaan, ketimbang masalah pendidikan formal.
Pada tahun 1910 sekitar 35 kota telah menganjurkan program formal bimbingan
sekolah dan mulai melaksanakannya di tahun ini pula, sekitar seratus utusan dari 45
kota berangkat ke Boston untuk menghadiri "First National Conference on Vocational
Guidance". Yang disponsori oleh Biro Jabatan pada "Civic Servitional Guidance".
Dengan berbarengan upaya-upaya di atas, Eli W. Weaver melakukan kegiatan pada
tahun 1907-1911 yang menarik perhatian dengan mendirikan lembaga bimbingan
yang dikenal "The New York City Vocational Guidance Survey" dalam serikat
bimbingan yang bernama "The New York City Guidance Association" (1911). Pada
tahun 1912 dilaksanakannya konferensi kedua bimbingan jabatan "The Second
National Conference on Vocational Guidance" di New York. Pada tahun 1913
dilaksanakan konferensi bimbingan jabatan ketiga di Grand Rapids, organisasi
bimbingan professional pertama didirikan dan diberi nama "National Vocational
Guidance Associations" (NVGA) yang masih memprioritaskan bimbingan jabatan.
Usaha sungguh-sungguh dalam jenis bimbingan pendidikan dimulai pada tahun
1914, ketika Truman L. Kelly sedang menyusun disertasi untuk mencapai gelar
doktor, yang diajukan pada universitas Columbia. Namun demikian meskipun sudah
diletakkan dasar-dasar bimbingan jabatan, tetapi masih lebih dominan ke dunia kerja.
Pengutamaan ini merupakan suatu refleksi yang wajar dalam era ini. Kebanyakan
pemuda tidak berorientasi pada pendidikan tinggi tetapi lebih berorientasi Organisasi
profesional bimbingan sekolah yang pertama adalah "Vocational Guidance
Association of Brooklyn" didirikan tahun 1908. Sedangkan NVGA yang bertaraf
nasional baru berdiri pada tahun 1913.
Publikasi profesional pertama yang berskala luas di bidang ini dilakukan dari
media "The Vocational Guidance Newsletter" yang dimulai tahun 1911 dan Pada
tahun 1915, publikasi profesional yang tadinya kecil, berubah menjadi jurnal bertaraf
nasional yang diberi nama "Vocational Guidance Bulletin". Namun sangat
disayangkan pada tahun 1918 bulletin tidak lagi diteruskan karena keadaan perang.
Adanya gejolak perang berimbas pada kegiatan bimbingan, karena disibukkan dengan
urusan perang pada dunia kerja.
3. Periode Pergolakan Pendidikan (1918-1929)
Setelah perang selesai, pemerintahan Federal menyiapkan pusat rehabilitasi jabatan
bagi para veteran. Gerakan bimbingan sekolah masih terus menerus dipacu oleh
organisasi-organisasi dan yayasan-yayasan, antara lain oleh Commonwealth Fund.
"American Psychological Association" (APA), yang didirikan pada tahun 1892, dan
secara resmi berbentuk badan hukum pada tahun 1925, berpengaruh secara tidak
langsung dalam pengembangan baik terhadap kaum kependidikan maupun para
petugas bimbingan dalam memperdalam kesadaran tentang pentingnya dasar-dasar
psikologis pada setiap tahap program sekolah.
Pada tahun 1924 NVGA mensponsori penelitian yang mengarah ke perkembangan
standar pertama bagi pembuatan dan penilaian sarana pekerjaan.
Pada periode ini sudah mulai menekankan perhatian pada bimbingan individual.
Dan memperkenalkan pendekatan studi kasus. Brewer, pada tahun 1926 merupakan

3
orang pertama yang memperkenalkan proses studi kasus ini ke dalam jurusan-jurusan
bimbingan di Universitas Harvard.
Pada tahun 1919 sebanyak 6 "Dean of Men" dari berbagai perguruan tinggi
mengadakan pertemuan untuk membicarakan masalah-masalah umum, dan tahun
berikutnya mereka secara resmi mendirikan organisasi "National Association of
Deans and Adviser of Men" atau NADAM. Tahun 1924 didirikan pula "American
College Personnel Association (ACPA) untuk mengkoordinasi penempatan. Pada
tahun 1929 berubah nama menjadi "National Association of Placement and Personnel
Officers". Pada tahun 1921 NVGA menerbitkan majalah terbarunya yang diberi
nama" The national Vocational Guidance Association Bulletin". Dua tahun kemudian
pengawasan penerbitan dialihkan kepada Biro Bimbingan Jabatan dari "Graduate
School of Education", Universitas Harvard. Perubahan tersebut mengubah pula nama
jurnalnya menjadi "The Vocational Guidance Magazine".
4. Periode Ketaktentuan Ekonomi (1929-1945)
Pada periode ini, perkembangan bimbingan mengalami keterlambatan dibanding
periode sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh,
1) Sebagian besar kesempatan masuknya layanan bimbingan ke dalam
sekolah-sekolah telah berlangsung pada periode periode yang lalu.
2) Depresi ekonomi pada tahun 1929 menyebabkan pembiayaan sekolah
mengalami kemunduran secara drastis.
Hal ini dapat dimaklumi, karena kondisi dunia saat ini dari beberapa Negara
sedang berkecamuk perang. Sehingga bidang perkembangan ekonomi mengalami
kemunduran. Selama berhari-hari suram, gerakan bimbingan mendapat bantuan dari
"Camege Corporation", pada tahun 1933 telah membiayai "National Occupational
Conference" (NOC). Bantuan kedua bersumber dari Pemerintah Federal, yang pada
tahun 1938 telah mendirikan "Occupational Information and Gradance Service"
dalam "Vocational Educational Devision" dari Kantor Pendidikan Amerika Serikat,
yang waktu itu mengangkat seorang direktur yaitu Harry A. Jager dan dua orang
spesialis. Pada periode ini dapat disimpulkan, bahwa dampak dari ketidaktentuan
ekonomi memberi dampak pada semua sektor, termasuk dalam hal ini bidang
pendidikan
5. Periode Modern (1945-Sekarang)
Dampak dari perang dunia II adalah memberikan dorongan luar perkembangan
gerakan bimbingan. Selama masa perang Angkatan Darat meminta untuk sekolah
menengah dan perguruan tinggi memberikan layanan bimbingan dalam penerimaan
calon baru Angkatan Bersenjata.
Periode ini telah berhasil menggabungkan beberapa wadah asosiasi bimbingan
menjadi "American Personnel and Guidance Association". Tujuannya adalah
membantu meneruskan peningkatan dalam memajukan pandangan-pandangan
personel dan menyebarluaskan filsafah, prinsip-prinsip, kebijakan-kebijakan, dan
praktek-praktek bimbingan dalam pendidikan serta dalam perwakilan perwakilan
sosial dan pemerintahan.
Pada tangal 1 April 1952 APGA memulai kegiatannya dengan pembagian kerja
atas lima didivisi

4
 Divisi I, American College Personel Association (ACPA).
 Divisi II, National Association of Guidance Supervisor and Counselor
Trainers (NAGSCT).
 Divisi III, National Vocational Guidance Association (NVGA). Divisi
IV, Student Personnel Association for Teacher Education (SPATE).
 Divisi V, American School Counselor Association (ASCA).
Pada tahun 1957 ditambahkan lagi dengan adanya divisi VI, Rehabilitation
Counseling. Kemudian pada bulan Juli tahun 1983 APGA mengubah namanya
menjadi AACD (American Association for Counseling and Development).
Program bimbingan secara umum telah berkembang pesat di Amerika Serikat.
Dampak dari perkembangan tersebut adalah, Indonesia juga telah mengadopsi ilmu
bimbingan dan konseling yang disesuaikan dengan kondisi wilayah indonesia.1
2.2 Sejarah Masuknya Bimbingan dan Konseling di Indonesia
Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia berawal dari masuknya
bimbingaan konseling (bimbingan Penyuluhan ) pada dunia pendidikan atau sekolah
sejak tahun 1960 yang merupakan salah satu hasil Konferensi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan ( FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di Malang tanggal 20 – 24
Agustus 1960. Selanjutnya pada tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang
mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Selanjutnya pada tahun 1971 beridiri
Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP Padang,
IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya, IKIP
Malang, dan IKIP Menado.
Melalui proyek yang sudah ada sebelumnya Bimbingan dan Penyuluhan
dikembangkan dan juga berhasil disusun “Pola Dasar Rencana dan Pengembangan
Bimbingan dan Penyuluhan “ pada PPSP. Pengangkatan Guru Bimbingan dan
Penyuluhan di sekolah mulai diadakan sejak adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan
dan Penyuluhan. Apa itu PGSP dan PGSLA? yaitu program Bimbingan dan
Penyuluhan di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru Bimbingan
dan Penyuluhan di sekolah yang sampai saat itu belum ada jatah pengangkatan guru
BP dari tamatan S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan.
Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989
dengan lahirnya SK Menpan No 026/Menp an/1989 tentang Angka Kredit bagi
Jabatan Guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di dalam
Kepmen tersebut ditetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan bimbingan dan
penyuluhan di sekolah. Namun pada pelaksanaan disekolah masih belum terlaksana
dengan sempurna untuk mendukung misi sekolah dalam membantu mencapai tujuan
Pendidikan mereka. Sampai tahun 1993 pun sistem pelaksanaan bimbingan
penyuluhan di sekolah masih belum jelas sehingga para pengguna terutama orang tua
murid berpandangan kurang bersahabat dengan BP. Hingga lahirnya SK Menpan No.
83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang di dalamnya
termuat aturan tentang Bimbingan dan Konseling di sekolah. Ketentuan pokok dalam
SK Menpan itu dijabarkan lebih lanjut melalui SK Mendikbud No 025/1995. Di
Dalam SK Mendikbud ini istilah Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi
Bimbingan dan Konseling di sekolah dan dilaksanakan oleh Guru Pembimbing.

1
Sukirno Agus, "Teori & Teknik Konseling", edisi ke-1, (Serang: A-Empat, 2015). Hlm. 4-8

5
Ketidakjelasan konsep yang dilakukan berdampak buruk pada citra bimbingan dan
konseling sehingga teerjadi kesalahpahaman dalam pelaksanaan bk. Masalah yang
terjadi diantaranya: konselor sekolah dianggap sebagai polisi sekolah, BK dianggap
sebagai pemberian nasehat, BK dibatasi pada menangani masalah yang insidental, BK
dibatasi untuk klien-klien tertentu saja, BK bekerja sendiri, konselor sekolah harus
aktif sementara pihak lain pasif, adanya anggapan bahwa pekerjaan BK dapat
dilakukan oleh siapa saja, menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua
klien, BK dibatasi untuk menangani masalah-masalah yang ringan saja. Pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah diselenggarakan dengan pola yang tidak jelas,
ketidak jelasan pola yang harus diterapkan
Disebabkan diantaranya oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Belum Adanya Hukum
Sejak Konferensi di Malang tahun 1960 sampai dengan munculnya Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan di IKIP Bandung dan IKIP Malang tahun 1964, fokus
pemikiran adalah mendesain pendidikan untuk mencetak tenaga-tenaga BP di
sekolah. Melalui IPBI inilah kelak yang akan berjuang untuk memperolah Payung
hukum pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah menjadi jelas arah
kegiatannya. IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia) didirikan oleh Konvensi
Nasional Bimbingan I di Malang pada tahun 1975.
2. Semangat luar biasa untuk melaksanakan
Semangat yang luar biasa untuk melaksanakan ini karena di sana dikatakan
“Tugas guru adalah mengajar dan/atau membimbing.” Penafsiran pelaksanaan ini
di sekolah dan didukung tenaga atau guru pembimbing yang berasal dari lulusan
Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan atau Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan (sejak tahun 1984/1985) masih kurang, menjadikan pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas.
3. Belum ada aturan main yang jelas
Apa, mengapa, untuk apa, bagaimana, kepada siapa, oleh siapa, kapan dan di
mana pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan dilaksanakan juga belum jelas.
Oleh siapa bimbingan dan penyuluhan dilaksanakan, di sekolah banyak terjadi
diberikan kepada guru-guru senior, guru-guru yang mau pensiun, guru mata
pelajaran yang kurang jam mengajarnya untuk memenuhi tuntutan angka
kreditnya.
SK Mendikbud No. 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional
Guru terdapat hal-hal yang substansial, khususnya yang menyangkut bimbingan dan
konseling adalah :
1. Istilah “bimbingan dan penyuluhan” secara resmi diganti menjadi “bimbingan
dan konseling.”
2. Pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah adalah guru pembimbing, yaitu
guru yang secara khusus ditugasi untuk itu. Dengan demikian bimbingan dan
konseling tidak dilaksanakan oleh semua guru atau sembarang guru.
3. Guru yang diangkat atau ditugasi untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan
konseling adalah mereka yang berkemampuan melaksanakan kegiatan tersebut.2

2
Basuki Agus, “Landasan Historis Bimbingan dan Konseling”, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2015)

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dengan demikian, dapat disimpulkan Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa


sejarah lahirnya bimbingan dan konseling di Amerika Serikat dari periode embrio
sampai periode ketaktentuan ekonomi adalah gerakan bimbingan dan konseling
dimulai dari masyarakat, melalui gerakan progresif yang memfokuskan gerakan pada
kesejahteraan dan perkembangan untuk membantu para siswa/remaja agar mampu
mengembangkan dan menggunakan kemampuan- kemampuannya untuk menjadi
karyawan/pegawai yang produkti, handal, dan berkualitas. Dengan mengupayakan
agar seseorang lebih mengarah pada bimbingan karir/vocational bagi keberhasilan
siswa/remaja/pemuda/ pemudi. Pada saat ini bimbingan lebih memfokuskan pada
pekerjaan, ketimbang masalah pendidikan formal. Oleh karena itu ketidaktentuan
ekonomi memberi dampak pada semua sektor, termasuk dalam bidang pendidikan.

Kemudian periode modern telah berhasil menggabungkan beberapa wadah asosiasi


bimbingan menjadi "American Personnel and Guidance Association". Untuk
membantu meneruskan peningkatan dalam memajukan pandangan-pandangan
personel, menyebarluaskan filsafah, prinsip-prinsip, kebijakan-kebijakan, praktek-
praktek bimbingan dalam pendidikan, perwakilan sosial dan pemerintahan. Sehingga
menjadikan program bimbingan secara umum telah berkembang pesat di Amerika
Serikat. Oleh karena itu, Indonesia juga mengadopsi ilmu bimbingan dan konseling
yang disesuaikan dengan kondisi wilayah indonesia.

Perkembangan BK di Indonesia mulai tumbuh dan dikenal layanan Bimbingan dan


Konseling Sekolah, fokus layanan lebih ditekankan pada penanganan permasalahan
siswa, terutama menyangkut perilaku disiplin sekolah. Bimbingan dan Konseling
dilakukan secara sporadik, oleh guru tanpa latar belakang BK.

Dengan demikian juga, dapat disimpulkan bahwa program bimbingan secara


umum telah berkembang pesat di Amerika Serikat. Dampak dari perkembangan
tersebut adalah, Indonesia juga telah mengadopsi ilmu bimbingan dan konseling yang
disesuaikan dengan kondisi wilayah indonesia
Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia berawal dari masuknya
bimbingaan konseling (bimbingan Penyuluhan ) pada dunia pendidikan atau sekolah
sejak tahun 1960 yang merupakan salah satu hasil Konferensi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan

7
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno Agus, "Teori & Teknik Konseling", edisi ke-1, (Serang: A-Empat, 2015).
Hlm. 4-8
Basuki Agus, “Landasan Historis Bimbingan dan Konseling”, (Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta, 2015)

Anda mungkin juga menyukai