Syari’ah memiliki pengertian ajaran yang menjaga kehormatan manusia sebagai makhluk
termulia dengan memelihara atau menjamin lima hal penting, yaitu:
• Menjamin kebebasan beragama (Berketuhanan Yang Maha Esa)
• Menjamin kehiupan yang layak (memelihara jiwa)
• Menjamin kelangsungan hidup keluarga (menjaga keturunan)
• Muamalah adalah istilah yang digunakan untuk permasalahan selain ibadah.
• Ibadah wajib berpedoman pada sumber ajaran Al-Qur’an dan Al-Sunnah, yaitu harus ada contoh
(tatacara dan praktek) dari Nabi Muhammad SAW. Konsep ibadah ini berdasarkan kepada mamnu’
(dilarang atau haram). Ibadah ini antara lain meliputi shalat, zakat, puasa, dan haji. Sedangkan masalah
mu’amalah (hubungan kita dengan sesame manusia dan lingkungan), masalah-masalah dunia, seperti
makan dan minum, pendidikan, organisasi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, berlandaskan pada
prinsip “boleh” (jaiz) selama tidak ada larangan yang tegas dari Allah dan Rasul-Nya.
• Berkaitan dengan hal di atas (mu’amalah), Nabi Muhammad SAW mengatakan:
• “Bila dalam urusan agama (aqidah dan ibadah) Anda contohlah saya. Tapi, dalam urusan dunia Anda,
(teknis mu’amalah), Anda lebih tahu tentang dunia Anda.”
• Dalam ibadah, sangat penting untuk diketahui apakah ada suruhan atau contoh tata cara, atau aturan
yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Apabila hal itu tidak ada, maka tindakan yang kita lakukan
dalam ibadah itu akan jatuh kepada bid’ah, dan setiap perbuatan bid’ah adalah dhalalah (sesat).
Sebaliknya dalam mu’amalah yang harus dan penting untuk diketahui adalah apakah ada larangan tegas
dari Allah dan Rasul-Nya, karena apabila tidak ada, hal tersebut boleh saja dilakukan.
Akhlak dalam Keluarga
• Keluarga yang seimbang adalah keluarga yang ditandai oleh adanya keharmonisan
hubungan atau relasi antara ayah dan ibu serta anak-anak dengan saling menghormati
dan saling memberi tanpa harus diminta. Pada saat ini orang tua berprilaku proaktif dan
sebagai pengawas tertinggi yang lebih menekankan pada tugas dan saling menyadari
perasaan satu sama lainnya. Sikap orang tua lebih banyak pada upaya memberi
dukungan, perhatian, dan garis-garis pedoman sebagai rujukan setiap kegiatan anak
dengan diiringi contoh teladan, secara praktis anak harus mendapatkan bimbingan,
asuhan, arahan serta pendidikan dari orang tuanya, sehingga dapat mengantarkan
seorang anak menjadi berkepribadian yang sejati sesuai dengan ajaran agama yang
diberikan kepadanya. Lingkungan keluarga sangat menentukan berhasil tidaknya proses
pendidikan, sebab di sinilah anak pertama kali menerima sejumlah nilai pendidikan.
• Tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan oleh orang tua dirasakan oleh
anak dan akan menjadi dasar peniruan dan identifikasi diri untuk berperilaku. Nilai
moral yang ditanamkan sebagai landasan utama bagi anak pertama kali diterimanya dari
orang tua, dan juga tidak kalah pentingnya komunikasi dialogis sangat diperlukan oleh
anak untuk memahami berbagai persoalan-persoalan yang tentunya dalam tingkatan
rasional, yang dapat melahirkan kesadaran diri untuk senantiasa berprilaku taat terhadap
nilai moral dan agama yang sudah digariskan