Anda di halaman 1dari 14

AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN II

Ibadah akhlak dan muamalah untuk


menciptakan pribadi berkualitas
YENNI ERANISA
19100248201016
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk agama
mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya,
Alquran dan Hadis, tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang
dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual,
senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka,
demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik, mencintai
kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positif lainnya.
Pengertian Ibadah,
Muamalah dan Akhlak
Pengertian Ibadah
• Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan
menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan
maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
• Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para
Rasul-Nya.
• Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk
yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
• Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah
Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.
Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.
Pengertian Muamalah
• Dari segi bahasa, muamalah berasal dari kata aamala, yuamilu, muamalat yang berarti
perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan.
• muamalah adalah hukum-hukum syara yang berkaitan dengan urusan dunia, dan
kehidupan manusia, seperti jual beli, perdagangan, dan lain sebagainya
• Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah Ayat 280 yang berbunyi
• Artinya : Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai
dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.
Pengertian Akhlak
• Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka
kebiasaannya itu disebut akhlak .Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang
mengerti benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata – mata
taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena itu seseorang yang sudah
memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan timbul dari hasil perpaduan antara
hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk
suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.
• Allah SWT berfirman Surah Al-Maidah, ayat 8
• Artinya“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlakutidak
adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Hubungan Antara
Ibadah, Muamalah dan
Ahklak
• Aqidah sebagai dasar pendidikan akhlak “Dasar pendidikan akhlak bagi seorang
muslim adalah aqidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, Karena akhlak
tersarikan dari aqidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang beraqidah
dengan benar, niscahya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula
sebaliknya, jika aqidah salah maka akhlaknya pun akan salah.
• ilmu yang menjelaskan baik dan buruk, menjelaskan yang seharusnya dilakukan
manusia kepada yang lainya, yang disebut dengan akhlak. Dengan akhlak yang baik
seseorang akan bisa memperkuat aqidah dan bisa menjalankan ibadah dengan baik dan
benar. Ibadah yang dijalankan dinilai baik apabila telah sesuai dengan muamalah.
Muamalah bisa dijalankan dengan baik apabila seseorang telah memiliki akhlak yang
baik.
• Jika berjanji harus ditepati yaitu apabila seorang berjanji maka harus ditepati. Jika
orang menepati janji maka seseorang telah menjalankan aqidahnya dengan baik.
Dengan menepati janji seseorang juga telah melakukan ibadah. Pada dasarnya setiap
perbuatan yang dilakukan manusia arus didasari denga aqidah yang baik.
• Pendidikan akhlak yang bersumber dari kaidah yang benar merupakan contoh perilaku
yang harus diikuti oleh manusia. Mereka harus mempraktikanya dalam kehidupan
mereka, karena hanya inilah yang menghantarkan mereka mendapatkan ridha allah dan
atau membawa mereka mendapatkan balasan kebaikan dari allah.
• Jujur merupakan salah satu sifat manusia yang berhubungan dengan aqidah. Jujur dapat
terwujud apabila seseorang telah memegang konsep-konsep yang berhubungan dengan
aqidah. Dengan dijalankanya konsep-konsep aqidah tersebut maka seseorang akan
memiliki akhlak yang baik. Sehingga orang akan takut dalam melakukan perbuatan
dosa.
Ibadah, ahklak dan
Muamalah Serta
Implikasinya
dalam Kehidupan
Ibadah dan Muamalah
Syari’ah adalah sebutan terhadap pokok ajaran Allah dan Rasulnya yang merupakan jalan
atau pedoman hidup manusia dalam melakukan hubungan vertical kepada Pencipta, Allah
SWT, dan juga kepada sesama manusia.

Syari’ah memiliki pengertian ajaran yang menjaga kehormatan manusia sebagai makhluk
termulia dengan memelihara atau menjamin lima hal penting, yaitu:
• Menjamin kebebasan beragama (Berketuhanan Yang Maha Esa)
• Menjamin kehiupan yang layak (memelihara jiwa)
• Menjamin kelangsungan hidup keluarga (menjaga keturunan)
• Muamalah adalah istilah yang digunakan untuk permasalahan selain ibadah.
• Ibadah wajib berpedoman pada sumber ajaran Al-Qur’an dan Al-Sunnah, yaitu harus ada contoh
(tatacara dan praktek) dari Nabi Muhammad SAW. Konsep ibadah ini berdasarkan kepada mamnu’
(dilarang atau haram). Ibadah ini antara lain meliputi shalat, zakat, puasa, dan haji. Sedangkan masalah
mu’amalah (hubungan kita dengan sesame manusia dan lingkungan), masalah-masalah dunia, seperti
makan dan minum, pendidikan, organisasi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi, berlandaskan pada
prinsip “boleh” (jaiz) selama tidak ada larangan yang tegas dari Allah dan Rasul-Nya.
• Berkaitan dengan hal di atas (mu’amalah), Nabi Muhammad SAW mengatakan:
• “Bila dalam urusan agama (aqidah dan ibadah) Anda contohlah saya. Tapi, dalam urusan dunia Anda,
(teknis mu’amalah), Anda lebih tahu tentang dunia Anda.”
• Dalam ibadah, sangat penting untuk diketahui apakah ada suruhan atau contoh tata cara, atau aturan
yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Apabila hal itu tidak ada, maka tindakan yang kita lakukan
dalam ibadah itu akan jatuh kepada bid’ah, dan setiap perbuatan bid’ah adalah dhalalah (sesat).
Sebaliknya dalam mu’amalah yang harus dan penting untuk diketahui adalah apakah ada larangan tegas
dari Allah dan Rasul-Nya, karena apabila tidak ada, hal tersebut boleh saja dilakukan.
Akhlak dalam Keluarga
• Keluarga yang seimbang adalah keluarga yang ditandai oleh adanya keharmonisan
hubungan atau relasi antara ayah dan ibu serta anak-anak dengan saling menghormati
dan saling memberi tanpa harus diminta. Pada saat ini orang tua berprilaku proaktif dan
sebagai pengawas tertinggi yang lebih menekankan pada tugas dan saling menyadari
perasaan satu sama lainnya. Sikap orang tua lebih banyak pada upaya memberi
dukungan, perhatian, dan garis-garis pedoman sebagai rujukan setiap kegiatan anak
dengan diiringi contoh teladan, secara praktis anak harus mendapatkan bimbingan,
asuhan, arahan serta pendidikan dari orang tuanya, sehingga dapat mengantarkan
seorang anak menjadi berkepribadian yang sejati sesuai dengan ajaran agama yang
diberikan kepadanya. Lingkungan keluarga sangat menentukan berhasil tidaknya proses
pendidikan, sebab di sinilah anak pertama kali menerima sejumlah nilai pendidikan.
• Tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan oleh orang tua dirasakan oleh
anak dan akan menjadi dasar peniruan dan identifikasi diri untuk berperilaku. Nilai
moral yang ditanamkan sebagai landasan utama bagi anak pertama kali diterimanya dari
orang tua, dan juga tidak kalah pentingnya komunikasi dialogis sangat diperlukan oleh
anak untuk memahami berbagai persoalan-persoalan yang tentunya dalam tingkatan
rasional, yang dapat melahirkan kesadaran diri untuk senantiasa berprilaku taat terhadap
nilai moral dan agama yang sudah digariskan

Anda mungkin juga menyukai