Anda di halaman 1dari 20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan

dengan istilah Research and Development (R&D) yaitu penelitian yang

bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu. Penelitian pengembangan

ini menggunakan model 4-D. Model pengembangan ini disarankan oleh

Thiagarajan, Semmel, dan Semmel. Empat tahap dari model

pengembangan ini meliputi pendefinisian (define), perancangan (design),

pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate) (Endang, 2012).

Endang (2012) mengatakan bahwa pada tahap pendefinisian (define)

yang dilakukan adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat

pengembangan. Pada tahap perancangan (design) adalah membuat

produk awal (prototype) atau rancangan produk. Pada tahap

pengembangan (develop) yang dilakukan adalah mengembangkan

perangkat dan menghasilkan merangkat pembelajaran yang telah diuji

kevalidan, kepraktisan dan keefektifannya. Pada tahap penyebaran

(desseminate) adalah tahap penggunaan perangkat pada skala yang lebih

luas atau dengan cara pengemasan hasil pengembangan dengan jumlah

yang banyak.

Model ini dipilih karena model 4D merupakan model

pengembangan yang sering digunakan dalam penelitian dan

pengembangan bahan ajar seperti modul, LKS dan buku ajar (Endang,

61
2012). Pada penelitian ini peneliti mengembangkan perangkat

pembelajaran matematika kurikulum 2013 pada materi aritmetika sosial

dengan produk berupa silabus, RPP dan LAS melalui desain ASSURE

dengan strategi problem solving.

3.2 Prosedur Pengembangan

3.2.1 Tahap Pendefinisian (Define)

Tujuan kegiatan pada tahap ini adalah untuk menetapkan dan

mendefenisikan syarat-syarat kebutuhan dalam pengembangan perangkat

pembelajaran matematika. Tahap define ini terdiri dari lima tahap, yaitu:

1. Analisis awal-akhir

Pada langkah ini yang dilakukan adalah peneliti mengkaji

kurikulum yang berlaku, menganalisis perangkat pembelajaran guru di

sekolah, menetapkan masalah dasar yang dihadapi, sehingga

diperlukannya solusi untuk permasalahan tersebut. Analisis dilakukan

dengan teknik wawancara dan studi dokumentasi. Peneliti melakukan

wawancara terhadap empat guru matematika tingkat SMP/MTs di

Kecamatan Pujud, Kabupaten Rokan Hilir.

2. Analisis siswa

Analisis siswa bertujuan untuk mengetahui karakteristik siswa

dalam mengikuti pelajaran. Analisis siswa digunakan sebagai acuan untuk

merancang perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan sesuai

dengan karakteristik siswa. Karakteristik yang ditelaah adalah usia siswa

dan kemampuan yang harus dimiliki siswa berdasarkan usianya. Subjek

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP.

62
3. Analisis konsep

Analisis konsep bertujuan untuk mengidentifikasi, merinci, dan

menyusun secara sistematis isi dan materi yang akan diajarkan yaitu

aritmetika sosial. Analisis ini adalah kumpulan prosedural untuk

menentukan isi suatu pengajaran. Hasil analisis digunakan sebagai

pedoman dalam menyusun perangkat pembelajaran matematika yang

akan dikembangkan.

4. Analisis Tugas

Pada langkah ini yang dilakukan adalah menentukan KD dan

indikator pencapaian kompetensi pada materi aritmetika sosial

berdasarkan kurikulum 2013. KD yang digunakan dalam mengembangkan

perangkat pembelajaran matematika ini adalah KD.3.9 yaitu mengenal

dan menganalisis berbagai situasi terkait aritmetika sosial (penjualan,

pembelian, keuntungan, kerugian, potongan, bunga tunggal, persentase,

bruto, neto, dan tara) dan KD.4.9 menyelesaikan masalah berkaitan

dengan aritmetika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan,

kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, dan tara).

5. Spesifikasi tujuan pembelajaran

Pada langkah ini yang dilakukan adalah mendeskripsikan tujuan

pembelajaran yang sesuai dengan hasil analisis konsep kemudian

diintegrasikan dengan penyusunan perangkat pembelajaran yang akan

dikembangkan. Tujuan yang dikembangkan berbasis ABCD.

63
3.2.2 Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini yang dilakukan adalah mendesain pembelajaran dan

membuat rancangan awal perangkat pembelajaran yang akan

dikembangkan. Pada tahap ini, sebelum melakukan rancangan awal

perangkat pembelajaran, peneliti mendesain pembelajaran menggunakan

desain ASSURE. Adapun langkah mendesain pembelajaran ASSURE

sebagai berikut.

1. Analyze learner characteristics (Menganalisis karakteristik siswa)

Pada langkah ini, peneliti menganalisis karakteristik siswa

dengan empat faktor yaitu; (1) karakteristik umum; (2) kemampuan

awal; (3) gaya belajar; dan (4) motivasi. Analisis ini diperoleh dengan

cara memberikan kuisioner kepada siswa, wawancara dengan siswa

dan wawancara dengan guru.

2. State performance objectives (Menetapkan tujuan pembelajaran)

Pada langkah ini, peneliti menetapkan tujuan pembelajaran yang

lebih spesifik sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa

dan sebagai kontrol dalam menentukan batas dan kualitas

pembelajaran. Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan spesifikasi

tujuan yang telah diperoleh pada tahap pendefenisian.

3. Select strategi, media and materials (Memilih strategi, media dan bahan

ajar)

Pada langkah ini yang dilakukan adalah memilih strategi, media,

dan bahan ajar yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

64
4. Utilize media and materials (Menggunakan media dan bahan ajar)

Langkah yang dilakukan adalah menerapkan strategi, media dan

bahan ajar dalam proses pembelajaran. Peneliti akan memanfaatkan

media dan bahan ajar dengan dipadukan dengan strategi yang akan

digunakan oleh peneliti, serta menata kelas dan akan menciptakan

awal pembelajaran yang menyenangkan.

5. Requires learner participation (Melibatkan siswa dalam aktivitas

pembelajaran)

Pada Langkah ini, peneliti melibatkan siswa melakukan sesuatu

dalam aktivitas belajar, guru berusaha menarik minat siswa agar tetap

mampu memusatkan perhatian terhadap materi yang disampaikan.

6. Evaluated and revise (Evaluasi dan revisi)

Pada langkah ini, yang dilakukan adalah menilai efektivitas

pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Peneliti setelah mendesain pembelajaran dengan desain ASSURE,

kemudian peneliti membuat rancangan awal perangkat pembelajaran

dengan pendekatan pembelajaran yang diterapkan yaitu pendekatan

saintifik dan strategi problem solving pada materi aritmetika sosial. Selain

itu juga dilakukan hal-hal berikut.

a. Menyusun tes kriteria untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan

sebagai alat evaluasi setelah implementasi kegiatan.

b. Mengumpulkan buku referensi yang terkait dengan materi aritmetika

sosial yang akan digunakan sebagai acuan untuk menyusun silabus,

RPP, LAS dan media pembelajaran yang akan dikembangkan.

65
c. Menyusun rancangan/bentuk dasar (prototype) perangkat

pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, LAS dan media.

d. Merancang lembar validasi perangkat pembelajaran untuk validator.

e. Merancang angket respon siswa terhadap keterlaksanaan

(praktikalitas) penggunaan LAS.

3.2.3 Tahap Pengembangan (Develop)

Pada tahap pengembangan, peneliti mengembangkan perangkat

pembelajaran berupa silabus, RPP, LAS dan soal tes KPMM sesuai

rancangan yang telah disusun. Perangkat pembelajaran yang telah

dikembangkan kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing guna

mendapatkan saran dan masukan menjadi lebih baik hingga perangkat

pembelajaran siap untuk divalidasi. Kemudian dilakukan validasi terhadap

perangkat pembelajaran oleh validator yang berjumlah 3 orang validator.

Validator akan diberikan lembar validasi yang berisi pernyataan-

pernyataan terhadap kesesuaian dari perangkat yang dikembangkan.

Validator memberikan penilaian terhadap perangkat yang dikembangkan

dengan melihat aspek dari masing-masing perangkat.

Hasil validasi kemudian dianalisis, jika perangkat pembelajaran

dinilai belum valid oleh validator maka dilakukan revisi dan validasi ulang.

Jika perangkat pembelajaran telah dinilai valid maka hasil validasi

digunakan sebagai landasan untuk merevisi perangkat pembelajaran

tersebut. Setelah revisi produk dinilai telah valid oleh validator, kemudian

langkah selanjutnya yang dilakukan adalah uji coba terbatas berupa LAS

66
pada siswa. Ujicoba tersebut dilakukan untuk melihat keterbacaan produk.

Kekurangan yang ditemukan pada uji coba terbatas, digunakan oleh

peneliti untuk merevisi perangkat pembelajaran sebelum dilakukan uji

coba lapangan. Setelah direvisi dilakukan uji coba lapangan. Uji coba

lapangan dilakukan untuk mengetahui kepraktisan dari produk yang

dikembangkan. Kepraktisan produk didapatkan berdasarkan hasil

penilaian produk oleh siswa. Peneliti memberikan angket respon siswa

kepada siswa untuk mendapatkan masukan langsung dari siswa terhadap

produk yang dikembangkan. Setelah melakukan uji coba lapangan

kemudian akan diketahui kepraktisan perangkat pembelajaran. Jika tidak

praktis dilakukan revisi. Jika sudah praktis maka dilakukan uji coba

efektifitas. Uji coba efektifitas menggunakan penelitian eksperimen

terhadap kelas eksperimen dengan menggunakan perangkat yang

dikembangkan dan kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran

konvensional. Keefektifan perangkat yang telah dikembangkan dilihat

dengan membandingkan hasil kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

3.2.4 Tahap penyebaran (Disseminate)

Pada tahap ini dilakukan dengan menggunggah ke jurnal dan

diseminarkan pada seminar hasil penelitian. Kemudian dilakukan

penyebaran perangkat pembelajaran yang dikembangkan setelah

memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Penyebaran perangkat ini

dilakukan dengan cara memperbanyak perangkat dan diberikan kepada

sekolah tempat dilakukannya penelitian.

67
Define

Analisis Analisis Analisis Analisis Spesifikasi


Awal Akhir Siswa Konsep Tugas tujuan

Design

Silabus RPP LAS Media Lembar Angket respon


Pembelajaran Validasi siswa dan guru

Develop

Membuat perangkat pembelajaran secara lengkap

Validasi oleh ahli

Valid?

Ujicoba Terbatas

Praktis? Revisi
Tidak
Ya
Ujicoba Lapangan

Praktis? Revisi
Tidak
Ya
Uji Efektivitas

Produk Akhir

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Pengembangan Perangkat

68
3.3 Subjek Ujicoba

Subjek uji coba pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 2

Pujud dan SMPN 3 Pujud. Subjek uji coba terbatas menurut Endang

Mulyatiningsih (2012) dilakukan oleh 6-12 orang yang akan diuji cobakan

pada kelas VIII SMPN 3 Pujud, subjek uji coba praktikalitas terdiri dari satu

kelas pada kelas VII SMPN 3 Pujud, dan subjek uji efektivitas terdiri dari

kelas eksperimen kelas VII-2 dan kelas kontrol pada kelas VII-1 SMPN 2

Pujud.

3.4 Ujicoba Produk

3.4.1 Ujicoba Terbatas

Perangkat pembelajaran diujicobakan pada ujicoba terbatas. Uji

coba terbatas pada penelitian ini terdiri dari 8 orang dari kelas VIII SMPN

3 Pujud yang memiliki kemampuan yang heterogen. Siswa dari uji coba

terbatas diminta untuk mengerjakan LAS dengan yang telah

dikembangkan. Setelah selesai mengerjakan LAS, siswa diberikan angket

respon siswa untuk melihat kepraktisan LAS yang dikembangkan.

3.4.2 Ujicoba Lapangan

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji coba terbatas, LAS yang

dikembangkan dilakukan revisi. Perangkat pembelajaran yang telah

direvisi diujicobakan kepada kelompok besar yang terdiri dari 30 orang

siswa kelas VII SMPN 3 Pujud. Pada tahap ini, dilakukan proses

pembelajaran berdasarkan RPP yang telah dirancang dengan

69
menggunakan LAS. Setelah selesai diuji cobakan kemudian siswa diminta

untuk mengisi angket respon siswa yang bertujuan untuk menilai LAS

tersebut, dilakukan diskusi dengan siswa tentang respon terhadap LAS

yang telah mereka kerjakan secara lebih rinci. Guru sebagai pengamat

diberikan lembar pengamatan dan angket respon guru. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui kepraktisan produk yang dikembangkan.

3.4.3 Uji Efektivitas

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji coba praktikalitas,

perangkat pembelajaran yang dikembangkan direvisi. Selanjutnya

dilakukan ujicoba skala yang lebih besar untuk melihat efektivitas

perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Uji coba efektivitas terdiri

dari dua kelas. Kelas kontrol yaitu kelas VII-1 SMPN 2 Pujud. Kelas

kontrol dilakukan proses pembelajaran sebagaimana yang dilakukan oleh

guru di sekolah dan kelas eksperimen yaitu kelas VII-2 SMPN 2 Pujud

dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.

Hasil dari kedua kelas dibandingkan untuk melihat keefektifan produk

yang dikembangkan.

3.5 Jenis Data

Jenis data adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara

langsung dari validator, guru, dan siswa yang diperoleh dari lembar

validasi, lembar pengamatan, dan angket respon siswa serta hasil tes

KPMM siswa yang diperoleh dari soal tes KPMM.

70
3.6 Instrumen Pengumpulan Data

3.6.1 Instrumen Validitas

Instrumen validitas dalam penelitian pengembangan ini adalah

lembar validasi silabus, lembar validasi RPP, lembar validasi LAS dan

lembar validasi soal KPMM. Bentuk dari lembar validasi yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu angket terstruktur dan tidak terstruktur. Angket

terstruktur digunakan untuk mendapatkan skor penilaian yang digunakan

untuk kevalidan silabus, RPP dan LAS. Angket terstruktur menggunakan

skala likert dengan skala 4, 3, 2, dan 1 yang menyatakan sangat sesuai,

sesuai, kurang sesuai dan tidak sesuai. Angket tidak terstruktur digunakan

agar validator memberikan saran yang terkait dengan produk sebagai

dasar pelaksanaan revisi. Lembar validasi dibuat masing-masing

berdasarkan aspek-aspek yang akan dinilai pada silabus, RPP, LAS dan

soal KPMM.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Validasi Silabus


Aspek yang Dinilai Jumlah Pertanyaan
Kelengkapan identitas silabus 1
Kompetensi inti dan kompetensi dasar 2
Indikator pencapaian kompetensi 3
Materi pembelajaran 3
Kegiatan pembelajaran 2
Penilaian hasil belajar 2
Sumber belajar 3
Sumber: Diadaptasi dari Sa’dun akbar (2013) dan Kemendikbud (2017)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Validasi RPP


Aspek yang Dinilai Jumlah Pertanyaan
Kelengkapan komponen RPP 2
Kejelasan indikator pencapaian kompetensi 3
Kejelasan tujuan pembelajaran 4
Materi pembelajaran 5
Pemilihan pendekatan dan strategi pembelajaran 1
Alat, media dan sumber belajar 5
Kegiatan pembelajaran 13
Penilaian hasil belajar 4
Sumber: Diadaptasi dari Sa’dun akbar (2013) dan Kemendikbud (2017)

71
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Validasi LAS
Aspek yang Dinilai Jumlah Pertanyaan
Tampilan sampul LAS 1
Isi LAS 14
Kesesuaian dengan syarat didaktis 7
Kesesuaian dengan syarat konstruksi 7
Kesesuaian dengan syarat teknis 9
Sumber: Diadaptasi dari Sa’dun akbar (2013) dan Kemendikbud (2017)

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Validasi Soal KPMM


Aspek yang Dinilai Jumlah Pertanyaan
Kelengkapan soal 4
Kesesuaian soal dengan KPMM 3
Kesesuaian materi dengan IPK 2
Materi pembelajaran 5
Sumber: Diadaptasi dari Sa’dun akbar (2013)

3.6.2 Instrumen Praktikalitas

Instrumen praktikalitas pada penelitian pengembangan ini berupa

angket respon siswa terhadap penggunaan LAS matematika pada materi

Aritmetika Sosial kelas VII SMP/MTs, angket respon guru dan lembar

pengamatan. Lembar penilaian yang digunakan berupa angket yaitu

angket terstruktur dan angket tidak terstruktur. Angket respon ini

menggunakan skala likert dengan skala 1, 2, 3, dan 4 yang menyatakan

sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju. dari Angket ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap LAS

matematika dan mengetahui sejauh mana keterlaksanaan perangkat

pembelajaran yang telah dikembangkan. Kisi-kisi angket respon siswa dan

angket respon guru adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Respon Siswa


Aspek yang Dinilai Jumlah Pertanyaan
Tampilan LAS 7
Isi/Materi pada LAS 9
Kemudahan penggunaan LAS 3
Sumber: Diadaptasi dari Eli (2009) dan Hasti (2017)

72
Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Respon Guru
Aspek yang Dinilai Jumlah Pertanyaan
Penyajian materi 5
Penyajian silabus 5
Penyajian RPP 5
Penyajian LAS 11
Sumber: Diadaptasi dari Sa’dun akbar (2013) dan Kemendikbud (2017)

Lembar pengamatan yang digunakan pada penelitian ini adalah

lembar pengamatan terstruktur. Lembar pengamatan bertujuan sebagai

pedoman untuk mengamati aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa dan

guru serta interaksi belajar siswa selama proses pembelajaran. Lembar

pengamatan menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban, yaitu 1, 2,

3, dan 4 yang menyatakan kurang, cukup, baik, dan sangat baik. Kisi-kisi

lembar pengamatan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.7 Kisi-kisi Lembar Pengamatan


Aspek yang Dinilai Jumlah Pertanyaan
Apersepsi dan motivasi 3
Tujuan pembelajaran 2
Penguasaan materi pembelajaran 11
Penerapan strategi problem solving dan KPMM 8
Penutup pembelajaran 5

3.6.3 Instrumen Efektivitas

Instrumen ini digunakan antara lain: (1) untuk mengukur

ketercapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan perangkat

pembelajaran yang dikembangkan. Ketercapaian tujuan pembelajaran

menggunakan nilai kriteria ketuntasan minimal yang diperoleh dasi hasil

belajar peserta didik; dan (2) untuk melihat dampak penggunaan

perangkat pembelajaran yang diperoleh dari hasil tes KPMM. Tes KPMM

dibuat untuk mendeskripsikan KPMM siswa setelah mengikuti

73
pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang

dikembangkan. Instrumen efektivitas dalam penelitian ini adalah soal tes

KPMM. Instrumen divalidasi oleh pakar yang sesuai dengan bidangnya

meliputi validitas isi dan validitas konstruksi. Validitas isi terfokus pada

soal tes yang mencerminkan isi materi yang diujikan. Validitas konstruksi

terfokus pada soal tes yang mencakup aspek berpikir atau kemampuan

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bentuk soal tersebut adalah soal

uraian. Tes tersebut diberikan kepada siswa setelah pembelajaran

menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan selesai

dilaksanakan. Soal KPMM dapat dilihat pada Lampiran 9.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Validasi Perangkat Pembelajaran

Validasi dilakukan oleh para ahli atau validator yang sesuai dengan

bidang kajiannya. Dalam penelitian ini terdapat tiga orang validator yaitu

tiga orang dosen pendidikan matematika. Validator diberikan lembar

validasi kemudian mencermati perangkat pembelajaran dan memberikan

penilaian. Saran dan masukan dari validator menjadi acuan untuk merevisi

perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Lembar validasi selanjutnya

dianalisis untuk melihat tingkat validitasnya.

3.7.2 Menyebarkan Angket Respon

Angket diberikan kepada guru dan siswa untuk melihat praktikalitas

perangkat pembelajaran. siswa diberikan angket respon pada tahap uji

coba terbatas dan tahap uji coba lapangan untuk melihat kepraktisan LAS.

74
Guru diberikan angket respon untuk menilai perangkat pembelajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran. Angket selanjutnya dianalisis

untuk melihat tingkat kepraktisan perangkat pembelajaran.

3.7.3 Observasi

Observasi ini dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa

selama proses pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan

yang telah disediakan pada setiap pertemuan. Pengamat juga

memberikan komentar dalam bentuk uraian tentang kesesuaian rencana

pembelajaran dengan tindakan untuk setiap aktivitas pembelajaran pada

kolom komentar dan saran perbaikan. Pada penelitian ini yang bertindak

sebagai pengamat adalah guru matematika kelas VII SMP Negeri 3 Pujud.

3.7.4 Tes KPMM

Alat yang digunakan untuk mengukur KPMM siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran terdiri dari lima butir soal. Tes KPMM

diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada uji efektivitas.

Tes KPMM untuk mengetahui hasil belajar siswa dan peningkatan KPMM

siswa menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Kevalidan Perangkat Pembelajaran

Data untuk menentukan kevalidan produk diperoleh dari penilaian

tiga dosen, yang kemudian akan dianalisis. Untuk mengetahui skor dari

validator menggunakan rumus berikut.

75
𝑛 ̅
̅𝑣 = ∑𝑖=1 𝑉𝑖
𝑀 (Anas Sudijono, 2011)
𝑛

Keterangan:

̅𝑣 = rata-rata total validitas


𝑀

𝑉̅𝑖 = rata-rata validasi validator ke-i

𝑛 = banyaknya validator

Penentuan rentang dapat diketahui melalui skor tertinggi dikurang

skor terendah dibagi dengan skor tertinggi. Berdasarkan penentuan

rentang tersebut diperoleh rentang 0,75. Adapun kriteria validasi analisis

rata-rata yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8. Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran


Interval Kategori
3,25 ≤ 𝑥̅ < 4 Sangat Valid
2,50 ≤ 𝑥̅ < 3,25 Valid
1,75 ≤ 𝑥̅ < 2,50 Kurang Valid
1,00 ≤ 𝑥̅ < 1,75 Tidak Valid
Sumber: Suharsimi Arikunto, 2012

Data dari lembar penilaian yang berupa saran atau komentar

digunakan sebagai acuan untuk merevisi produk yang dikembangkan.

Analisis juga digunakan untuk mengetahui produk dengan kriteria

penilaian sebagai berikut :

1 = Layak diuji cobakan tanpa revisi

2 = layak diuji cobakan dengan revisi

3 = tidak layak diuji cobakan

Produk yang dikembangkan dikatakan layak untuk diuji cobakan

jika minimal tingkat kevalidan yang dicapai berdasarkan hasil penilaian

validator masuk dalam kategori valid atau layak diuji cobakan dengan

revisi.

76
3.8.2 Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran

Analisis kepraktisan produk yang dihasilkan didapatkan dari hasil

analisis angket respon siswa yang disajikan dalam bentuk tabel dengan

skala likert. Analisis data angket respon siswa ini dilakukan dengan

menggunakan rumus:

𝑇𝑠𝑎
𝑉𝑝 = × 100%
𝑇𝑠ℎ

(Sa’dun Akbar, 2013)

Keterangan : 𝑉𝑝 = skor responden

𝑇𝑠𝑎 = total skor empiris dari responden

𝑇𝑠ℎ = total skor maksimal yang diharapkan

Adapun kriteria terhadap kepraktisan dilihat pada Tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9. Kriteria Kepraktisan


Interval Kriteria Kepraktisan
85,01% - 100,00% Sangat praktis.
70,01% - 85,00% Praktis
50,01% - 70,00% Kurang praktis
01,00% - 50,00% Tidak praktis
Sumber: Sa’dun Akbar, 2013

Menurut Sa’dun Akbar (2013), perangkat pembelajaran dapat

digunakan jika persentase tingkat keterbacaan lebih dari 70%. Produk

yang dikembangkan dikatakan memenuhi aspek kepraktisan baik jika

minimal tingkat kepraktisan yang dicapai adalah Praktis.

77
3.8.3 Analisis Keefektivan Perangkat Pembelajaran

Data hasil belajar siswa yang digunakan untuk mengetahui

efektivitas perangkat pembelajaran dalam penelitian ini adalah nilai

KPMM.

3.8.3.1 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Perangkat pembelajaran dikatakan efektif apabila persentase tes

hasil belajar (KPMM) siswa mencapai kriteria ketuntasan belajar secara

klasikal yaitu minimal 75%, sesuai dengan kriteria yang berlaku disekolah

yaitu 75. Adapun alat yang digunakan untuk melihat ketercapaian KKM

yaitu dengan menggunakan tabel frekuensi. Untuk mengetahui ketuntasan

hasil belajar siswa dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


Persentase = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

3.8.3.2 Analisis Peningkatan KPMM

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian pre-

eksperimen dengan desain Static Group Comparasion. Peneliti hanya

menggunakan posttest. Kelas eksperimen merupakan kelas yang

menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dan kelas

kontrol diberi perlakuan sesuai dengan sebagaimana guru mengajar di

kelas tersebut sebelumnya. Setelah selesai diberi perlakuan, kedua kelas

diberikan tes berupa soal KPMM pada materi aritmetika sosial. Hasil tes

KPMM siswa yang menggunakan produk yang telah dikembangkan

dibandingkan dengan hasil tes KPMM siswa yang menggunakan

pembelajaran yang konvensional. Untuk melihat efektivitas KPMM siswa

78
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan menganalisis

hasil tes KPMM. Hasil tes KPMM dianalisis menggunakan uji normalitas,

uji homogenitas, dan uji perbedaan.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui hasil tes KPMM kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas data dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS for Windows

versi 16.0 menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Adapun hipotesis untuk

uji normalitas adalah sebagai berikut.

𝐻0 ∶ Hasil tes KPMM kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi


normal
𝐻1 ∶ Hasil tes KPMM kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
berdistribusi normal
Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika nilai significance

(sig.) lebih besar dari 𝛼=0,05 maka 𝐻0 diterima, dalam hal lainnya 𝐻0

ditolak (V. Wiratna, 2014).

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan jika data hasil tes KPMM berdistribusi

normal. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui hasil tes KPMM

kelas eksperimen dan kelas kontrol bervariansi homogen atau tidak. Uji

homogenitas data dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS for Windows

versi 16.0 menggunakan uji Levene Test. Adapun hipotesis untuk uji

homogenitas adalah sebagai berikut.

𝐻0 ∶ Hasil tes KPMM kelas eksperimen dan kelas kontrol bervariansi


homogen

79
𝐻1 ∶ Hasil tes KPMM kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
bervariansi homogen
Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika nilai significance

(sig.) lebih besar dari 𝛼=0,05 maka 𝐻0 diterima, dalam hal lainnya 𝐻0

ditolak (V. Wiratna, 2014).

3. Uji Perbedaan

Uji perbedaan dapat dilakukan berdasarkan kriteria normalitas dan

homogenitas hasil tes KPMM. Jika hasil uji normalitas dan uji homogenitas

menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen, maka uji perbedaan

dilakukan dengan uji 𝑡 atau uji Independent- Samples T Test. Jika data

tidak berdistribusi normal, maka data dilakukan dengan teknik statistik non

parametrik menggunakan uji Mann Whitney Test atau uji 𝑈. Uji perbedaan

dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS for Windows versi 16.0. Adapun

hipotesis untuk uji perbedaan adalah sebagai berikut.

𝐻0 ∶ Hasil tes KPMM siswa pada kelas kontrol lebih baik daripada kelas
eksperimen
𝐻1 ∶ Hasil tes KPMM siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada
kelas kontrol
Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika nilai significance

(sig.) lebih besar dari 𝛼=0,05 maka 𝐻0 diterima, dalam hal lainnya 𝐻0

ditolak (V. Wiratna, 2014).

80

Anda mungkin juga menyukai