Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

Pengembangan Instrumen
Model dan Penelitian Pemgembangan

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:

MUTMAINNAH S. Pd., M. Pd

Oleh:
NAMA : NURMALINDA
NIM : H0416311
KELAS : FISIKA A 2016

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2018

MODEL PENELITIAN PENGEMBANGAN DALAM DUNIA


PENDIDIKAN
A. Beberapa Contoh Model Pengembangan
1. Model Assure
2. Model ADDIE
3. Model Hannafin dan Peck
4. Model Dick and Carry
5. Model Kemp
6. Model Gagne and Briggs
7. Model Borg dan Gall
8. Model 4D
9. Model Bela H. Banathy
B. Pilihlah 2-3 Jenis
Dari ke-9 model pengembangan di atas, maka saya memilih:
1. Model 4D
Model pengembangan perangkat Four-D Model disarankan oleh
Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel
(1974). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design,
Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu
pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
2. Model ADDIE
Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik
adalah model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate).
ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan
Mollenda. Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam
membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif,
dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
3. Model Borg dan Gall
Borg & Gall mendefinisikan penelitian dan pengembangan sebagai
suatu usaha untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam penelitian. Borg & Gall dalam model penelitian yang
dikembangkan menetapkan 10 langkah prosedural dalam pengembangan
bahan ajar (Borg&Gall 1983:772), langkah-langkah tersebut adalah:
Research and Information Collecting (melakukan penelitian dan
pengumpulan informasi), Planning (melakukan perencanaan), Develop
Preliminary Form of Product (mengembangkan bentuk awal produk),
Preliminary Field Testing (melakukan uji lapangan awal), Main Product
Revision (melakukan revisi produk utama), Main Field Testing
(merlakukan uji lapangan untuk produk utama), Operational Product
Revision (melakukan revisi produk operasional), Operational Field
Testing (melakukan uji lapangan terhadap produk final), Final product
revision (melakukan revisi prduk final), dan Dissemination and
implementation (diseminasi dan implementasi).
C. Contoh Penelitian dari Model Pengemembangan yang dipilih
1. Model 4D
 Judul Penelitian
“PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL
4D PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 3
SINGARAJA” (e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015)
 Resume
Dalam pengembangan media pembelajaran ini, prosedur
pengembangan yang dilakukan terdiri atas empat tahap berdasarkan
tahapan model 4D, berikut penggunanaan dari tahap-tahap tersebut
dalam penelitian ini.
a. Tahap Pendefinisian
Tahap ini dilakukan sebagai tahapan awal dalam
mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif, pada tahap
ini melewati beberapa langkah. Pertama analisis awal akhir, pada
langkah ini dilakukan wawancara dan observasi pada salah satu
guru mata pelajaran IPA. Langkah selanjutnya yakni melakukan
analisis siswa, ditemukan karakteristik gaya belajar siswa di SMP
Negeri 3 Singaraja berbeda-beda baik berupa visual, audio
maupun kinestetis. Setelah itu langkah yang dilakukan yakni
analisis tugas, dalam pengembangan multimedia pembelajaran ini
materi yang ditetapkan ialah ekosistem. Selanjutnya melakukan
analisis konsep, konsep dalam pembelajaran ilmu pengetahuan
alam mempelajari tentang menentukan ekosistem. Setelah
melakukan analisis konsep kemudian menentukan spesifikasi
tujuan pembelajaran,
b. Tahap Perancangan
Pada tahap ini dilakukan dengan beberapa langkah yaitu
penyusunan instrumen berupa angket/kuesioner. Penyusunan
instrumen kuesioner yaitu untuk review para ahli diantaranya
review ahli isi pembelajaran, review ahli desain pembelajaran,
dan review ahli media pembelajaran serta uji coba perorangan, uji
coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Kemudian
dilanjutkan dengan pemilihan media. Pemilihan media dilakukan
dengan pemetaan materi sesuai dengan media yang tepat
berdasarkan komponenkomponen grafik, teks, suara, video dan
animasi. Langkah selanjutnya dilakukan pemilihan format dan
dapat ditentukan format atau jenis media yang dikembangkan
ialah multimedia pembelajaran. Selain itu, kemudian dilakukan
penggambaran rancangan awal multimedia pembelajaran.
c. Tahap pengembangan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan flowchart dan
storyboard. Setelah selesai dengan penyusunan flowchart dan
storyboard, dilanjutkan dengan tahap produksi pengembangan
media. Seluruh materi dan aspek pendukung digabungkan dalam
satu produk media pembelajaran yang utuh menggunakan
Macromedia Flash 8, Adobe Phototshop Cs, Nero Expres,
Microsoft Office Word, dan software pendukung lainnya.
Kemudian dilanjutkan dengan tahap validasi ahli dan uji
pengembangan. Validasi ahli meliputi review para ahli
diantaranya review ahli isi pembelajaran, review ahli desain
pembelajaran, dan review ahli media pembelajaran. Uji
pengembangan meliputi uji coba perorangan, uji coba kelompok
kecil dan uji coba lapangan.
d. Tahap penyebaran
Pada tahap ini yang dilakukan uji validitas yakni penggunaan
perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas
misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain.
Kemudian dilanjutkan pada tahap pengemasan, pada tahap ini
dilakukan proses burn atau proses pemindahan data ke dalam
keping CD dan pembuatan cover dan label CD. Selanjutnya tahap
penyebaran dan pengadopsian produk yang dilakukan pada siswa
VII dan guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di SMP
Negeri 3 Singaraja sehingga produk hasil pengembangan dapat
dipergunakan dan dimanfaatkan secara maksimal dalam
penunjang pembelajaran.
2. Model ADDIE
 Judul Penelitian
“DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI ADDIE
MODEL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER
MAHASISWA DI UNIVERSITAS SLAMET RIYADI
SURAKARTA” (PKN Progresif, Vol. 11 No. 1 Juni 2016)
 Resume
Dalam pengembangan media pembelajaran PKN ini, prosedur
pengembangan yang dilakukan terdiri atas 5 tahap berdasarkan
tahapan model ADDIE. Berikut penggunanaan dari tahap-tahap
tersebut dalam penelitian ini.
Pertama Analysis yaitu melakukan analisis kebutuhan,
mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas.
Kedua, Design, Tahap desain ini, merumuskan tujuan pembelajaran
yang SMART. Ketiga, Development adalah proses mewujudkan
blueprint. Keempat, Implementation adalah langkah nyata untuk
menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Kelima,
Evaluation yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran
yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau
tidak. Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE. Berdasarkan pengembangan instruksional
model ADDIE tersebut kemudian diadopsi dalam tahapan
pengembangan model pembelajaran Project Citizen (PC) dengan
nama baru “MPC” (Modification of Project Citizen).
3. Model Borg dan Gall
 Judul Penelitian
“INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF PENDIDIKAN
KARAKTER BANGSA MATA PELAJARAN PKN SMK”
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jere)
 Resume
Model pengembangan yang digunakan adalah model prosedural 10
langkah diselesaikan 8 langkah. Prosedur pengembangan yang
dilakukan berdasarkan teori Borg dan Gall (1996) mengembangkan
pembelajaran mini (mini course) melalui 8 langkah. Berikut
peggunaannya.
a. Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei). Prasurvei
dilakukan untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka,
pengamatan kelas), identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam
pembelajaran, dan merangkum permasalahan.
b. Melakukan perencanaan. Perencanaan disini adalah menyusun
rancangan pembelajaran pada tiap kompetensi dengan metode
pembelajaran pilihan, dan merancang indikator-indikator butir
karakter.
c. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal yakni berupa
rancangan pembelajaran, indikator-indikator pengamatan butir
karakter beserta rubrik penilaiannya untuk masing-masing
kompetensi dasar dan butir karakternya.
d. Melakukan uji ahli (expert judgment). Uji ahli dilakukan terhadap
seorang profesor dan dosen pembimbing untuk menguji valid
konstruk dari instrument.
e. Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan
dan saran-saran dari hasil uji ahli.
f. Melakukan uji coba terbatas terhadap masingmasing 20 subyek
tiap kompetensi dan tiap butir karakter, revisi berdasar masukan.
g. Uji coba lapangan dengan masing-masing sekolah 25 subyek.
Disini dilakukan uji valid empiris (diuji validitas dan reliabilitas).
h. Melakukan revisi final untuk mendapatkan instrumen yang siap
pakai.

Anda mungkin juga menyukai