0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan7 halaman
Teks tersebut merangkum 3 contoh penelitian model pengembangan dalam pendidikan. Contoh pertama menggunakan model 4D untuk mengembangkan multimedia interaktif pada pembelajaran IPA di SMP. Contoh kedua menggunakan model ADDIE untuk mengembangkan pembelajaran PKN di perguruan tinggi. Contoh ketiga menggunakan model Borg dan Gall untuk mengembangkan instrumen penilaian afektif pendidikan karakter di SMK.
Teks tersebut merangkum 3 contoh penelitian model pengembangan dalam pendidikan. Contoh pertama menggunakan model 4D untuk mengembangkan multimedia interaktif pada pembelajaran IPA di SMP. Contoh kedua menggunakan model ADDIE untuk mengembangkan pembelajaran PKN di perguruan tinggi. Contoh ketiga menggunakan model Borg dan Gall untuk mengembangkan instrumen penilaian afektif pendidikan karakter di SMK.
Teks tersebut merangkum 3 contoh penelitian model pengembangan dalam pendidikan. Contoh pertama menggunakan model 4D untuk mengembangkan multimedia interaktif pada pembelajaran IPA di SMP. Contoh kedua menggunakan model ADDIE untuk mengembangkan pembelajaran PKN di perguruan tinggi. Contoh ketiga menggunakan model Borg dan Gall untuk mengembangkan instrumen penilaian afektif pendidikan karakter di SMK.
Pengembangan Instrumen Model dan Penelitian Pemgembangan
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:
MUTMAINNAH S. Pd., M. Pd
Oleh: NAMA : NURMALINDA NIM : H0416311 KELAS : FISIKA A 2016
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2018
MODEL PENELITIAN PENGEMBANGAN DALAM DUNIA
PENDIDIKAN A. Beberapa Contoh Model Pengembangan 1. Model Assure 2. Model ADDIE 3. Model Hannafin dan Peck 4. Model Dick and Carry 5. Model Kemp 6. Model Gagne and Briggs 7. Model Borg dan Gall 8. Model 4D 9. Model Bela H. Banathy B. Pilihlah 2-3 Jenis Dari ke-9 model pengembangan di atas, maka saya memilih: 1. Model 4D Model pengembangan perangkat Four-D Model disarankan oleh Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. 2. Model ADDIE Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. 3. Model Borg dan Gall Borg & Gall mendefinisikan penelitian dan pengembangan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam penelitian. Borg & Gall dalam model penelitian yang dikembangkan menetapkan 10 langkah prosedural dalam pengembangan bahan ajar (Borg&Gall 1983:772), langkah-langkah tersebut adalah: Research and Information Collecting (melakukan penelitian dan pengumpulan informasi), Planning (melakukan perencanaan), Develop Preliminary Form of Product (mengembangkan bentuk awal produk), Preliminary Field Testing (melakukan uji lapangan awal), Main Product Revision (melakukan revisi produk utama), Main Field Testing (merlakukan uji lapangan untuk produk utama), Operational Product Revision (melakukan revisi produk operasional), Operational Field Testing (melakukan uji lapangan terhadap produk final), Final product revision (melakukan revisi prduk final), dan Dissemination and implementation (diseminasi dan implementasi). C. Contoh Penelitian dari Model Pengemembangan yang dipilih 1. Model 4D Judul Penelitian “PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL 4D PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 3 SINGARAJA” (e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) Resume Dalam pengembangan media pembelajaran ini, prosedur pengembangan yang dilakukan terdiri atas empat tahap berdasarkan tahapan model 4D, berikut penggunanaan dari tahap-tahap tersebut dalam penelitian ini. a. Tahap Pendefinisian Tahap ini dilakukan sebagai tahapan awal dalam mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif, pada tahap ini melewati beberapa langkah. Pertama analisis awal akhir, pada langkah ini dilakukan wawancara dan observasi pada salah satu guru mata pelajaran IPA. Langkah selanjutnya yakni melakukan analisis siswa, ditemukan karakteristik gaya belajar siswa di SMP Negeri 3 Singaraja berbeda-beda baik berupa visual, audio maupun kinestetis. Setelah itu langkah yang dilakukan yakni analisis tugas, dalam pengembangan multimedia pembelajaran ini materi yang ditetapkan ialah ekosistem. Selanjutnya melakukan analisis konsep, konsep dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam mempelajari tentang menentukan ekosistem. Setelah melakukan analisis konsep kemudian menentukan spesifikasi tujuan pembelajaran, b. Tahap Perancangan Pada tahap ini dilakukan dengan beberapa langkah yaitu penyusunan instrumen berupa angket/kuesioner. Penyusunan instrumen kuesioner yaitu untuk review para ahli diantaranya review ahli isi pembelajaran, review ahli desain pembelajaran, dan review ahli media pembelajaran serta uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan media. Pemilihan media dilakukan dengan pemetaan materi sesuai dengan media yang tepat berdasarkan komponenkomponen grafik, teks, suara, video dan animasi. Langkah selanjutnya dilakukan pemilihan format dan dapat ditentukan format atau jenis media yang dikembangkan ialah multimedia pembelajaran. Selain itu, kemudian dilakukan penggambaran rancangan awal multimedia pembelajaran. c. Tahap pengembangan Pada tahap ini dilakukan penyusunan flowchart dan storyboard. Setelah selesai dengan penyusunan flowchart dan storyboard, dilanjutkan dengan tahap produksi pengembangan media. Seluruh materi dan aspek pendukung digabungkan dalam satu produk media pembelajaran yang utuh menggunakan Macromedia Flash 8, Adobe Phototshop Cs, Nero Expres, Microsoft Office Word, dan software pendukung lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan tahap validasi ahli dan uji pengembangan. Validasi ahli meliputi review para ahli diantaranya review ahli isi pembelajaran, review ahli desain pembelajaran, dan review ahli media pembelajaran. Uji pengembangan meliputi uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. d. Tahap penyebaran Pada tahap ini yang dilakukan uji validitas yakni penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Kemudian dilanjutkan pada tahap pengemasan, pada tahap ini dilakukan proses burn atau proses pemindahan data ke dalam keping CD dan pembuatan cover dan label CD. Selanjutnya tahap penyebaran dan pengadopsian produk yang dilakukan pada siswa VII dan guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di SMP Negeri 3 Singaraja sehingga produk hasil pengembangan dapat dipergunakan dan dimanfaatkan secara maksimal dalam penunjang pembelajaran. 2. Model ADDIE Judul Penelitian “DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI ADDIE MODEL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER MAHASISWA DI UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA” (PKN Progresif, Vol. 11 No. 1 Juni 2016) Resume Dalam pengembangan media pembelajaran PKN ini, prosedur pengembangan yang dilakukan terdiri atas 5 tahap berdasarkan tahapan model ADDIE. Berikut penggunanaan dari tahap-tahap tersebut dalam penelitian ini. Pertama Analysis yaitu melakukan analisis kebutuhan, mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas. Kedua, Design, Tahap desain ini, merumuskan tujuan pembelajaran yang SMART. Ketiga, Development adalah proses mewujudkan blueprint. Keempat, Implementation adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Kelima, Evaluation yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Berdasarkan pengembangan instruksional model ADDIE tersebut kemudian diadopsi dalam tahapan pengembangan model pembelajaran Project Citizen (PC) dengan nama baru “MPC” (Modification of Project Citizen). 3. Model Borg dan Gall Judul Penelitian “INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA MATA PELAJARAN PKN SMK” (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jere) Resume Model pengembangan yang digunakan adalah model prosedural 10 langkah diselesaikan 8 langkah. Prosedur pengembangan yang dilakukan berdasarkan teori Borg dan Gall (1996) mengembangkan pembelajaran mini (mini course) melalui 8 langkah. Berikut peggunaannya. a. Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei). Prasurvei dilakukan untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas), identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum permasalahan. b. Melakukan perencanaan. Perencanaan disini adalah menyusun rancangan pembelajaran pada tiap kompetensi dengan metode pembelajaran pilihan, dan merancang indikator-indikator butir karakter. c. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal yakni berupa rancangan pembelajaran, indikator-indikator pengamatan butir karakter beserta rubrik penilaiannya untuk masing-masing kompetensi dasar dan butir karakternya. d. Melakukan uji ahli (expert judgment). Uji ahli dilakukan terhadap seorang profesor dan dosen pembimbing untuk menguji valid konstruk dari instrument. e. Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil uji ahli. f. Melakukan uji coba terbatas terhadap masingmasing 20 subyek tiap kompetensi dan tiap butir karakter, revisi berdasar masukan. g. Uji coba lapangan dengan masing-masing sekolah 25 subyek. Disini dilakukan uji valid empiris (diuji validitas dan reliabilitas). h. Melakukan revisi final untuk mendapatkan instrumen yang siap pakai.
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadapaktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas Xi Ipsdi Sma Negeri 1 Kedondongkabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2018