Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

1
Nirmala Ramadan Kio
IAIN Sultan Amain Gorontalo
Email: nirmalaramadankio@gmail.com

Abstrak
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah mata pelajaran yang penting untuk dipelajari. SKI
merupakan mata pelajaran yang cukup susah untuk dipahami dan juga terdapat banyak hal
penting yang kurang dipahami jika hanya mengandalkan metode belajar ceramah. Sehingga
siswa membutuhkan tersedianya media pembelajaran yang dapat mendukung para siswa
dalam memahami pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Penelitian ini bertujuan untuk
memahami bahan ajar yang baik dan benar. Bahan ajar dapat juga diartikan sebagai segala
bentuk bahan yang disususn secara sistematis yang membuat siswa dapat belajar secara
mandiri dan dirancang sesuai kurikulum yang berlaku.
Kata kunci: Pengembangan, Bahan Ajar, Sejarah Kebudayaan Islam

PENDAHULUAN
Peran pendidik profesional dalam pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar peserta didik dan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Pendidik
profesional adalah pendidik yang kompeten dalam membangun dan mengembangkan proses
pembelajaran yang baik dan efektif sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang pintar
dan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan kualitas pembelajaran sebagai
komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam
meningkatkan mutu pendidikan terutama menyangkut kualitas lulusan peserta didik.1
Pembelajaran yang didukung dengan fasilitas memadai, bahan ajar, dan kemampuan
pendidik serta peserta didik, menjadi poin utama dalam kelancaran pembelajaran yang akan
menghasilkan output berkualitas dan siap untuk bersaing secara akademik. 2 Menurut Majid,
bahan ajar merupakan informasi, alat atau teks yang diperlukan pendidik/ instruktur untuk
perencanaan dan implementasi pembelajaran, oleh karenanya, pendidik diberikan hak penuh
dalam mendesain ataupun menggunakan bahan ajar. Adapun jenis-jenis bahan ajar terdiri dari
bahan ajar visual (cetak), bahan ajar audio (dengar),bahan ajar audio visual (pandang dengar),
dan bahan ajar multimedia interaktif
Bahan ajar merupakan seperangkat materi pelajaran yang mengacupada kurikulum
yang digunakan dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditentukan. Jenis bahan ajar secara garis besar terbagi menjadi empat, yaitu: (1) bahan cetak
1
Indah Mei Diastuti & Agus Sulton, “Tapis : Jurnal Penelitian Ilmiah” 4, no. 2 (2020): 192–201.
2
Ahmad Suryadi et al., “Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Kebudayaan Islam Berbasis Web-Blog Pada
Peserta Didik Mts,” 2023, 331–38.
antara lain hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart,
foto/gambar,model/maket; (2) bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan
hitam,CD dan audio; (3) bahan ajar pandang dengar seperti film, video; (4) bahan ajar
interaktifseperti CD interaktif.3
Permasalahan yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan adalah guru
memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu
mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar
yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk
membahas bahan ajar apa saja yang baik untuk pembelajaran SKI di Madrsah Ibtidaiyah?

METODE PENELITIAN
Dalam kajian ini, menggunakan jenis penelitian kepustakaaan (Library research).
Dan data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif. Bertujuan untuk mendapatkan data
informasi terkait pengembangan bahan ajar ski yang terdapat pada buku dan jurnal ilmiah
dengan sumber-sumber dan hasil tulisan yang jelas dan relevan. Kemudian mengumpulkan
data yang didapat dan mengkaji informasi tersebut.

HASIL DAN KAJIAN PEMBAHASAN


A. Pengembangan
1. Pengertian Pengembangan
Pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut. pengembangan didefinisika nsebagai
penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan/diarahkan untuk mencari
temukan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan,menguji
keefektifan produk. Pengembangan merupakan suatu jenis penelitian yangbisa
menghasilkan produk yang memiliki tahapan-tahapan tertentu dengan tujuan untuk
menguji keefektifan produk yang telah dikembangkan.4
2. Model-model Pengembangan
Dalam Rafiqah model pengembangan dibagi menjadi empat, yaitu model
Kemp, Dick and Carey, model 4 D dan model PPS.5
a. Model Kemp

3
Bariroh, N., & Ngainin, N. (2023). PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK PADA MATA
PELAJARAN SKI MATERI BANI UMAYYAH UNTUK MENINGKATKANKEMAMPUAN KOGNITIF
SISWA KELAS VIIA MTs. BAHRUL ULUMBLAWIKARANGBINANGUN LAMONGAN. EDUTHINK:
Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam, 4(01), 36-46.
4
Miming Arjuni and Nanang Abdul Jamal, “Manajemen Pengembangan Program Pembelajaran Guru (Studi
Impementasi Pengembangan Program Pembelajaran),” IEMJ: Islamic Education Managemen Journal 1, no. 2
(2022): 26–43.
5
28Rafiqah, Pengembangan perangkat Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme, (Makassar: Alauddin University
Press, 2013), h. 96.
Menurut Kemp dalam Rafiqah, menjelaskan bahwa model pengembangan ini
memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen
manapun.
b. Model Dick and Carey
Model pengembangan ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp,
tetapi ditambah dengan komponen melaksanakan analisis pembelajaran.
c. Model 4 D
Model pengembangan 4-D merupakan model pengembangan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan
Melvyn I. Semmel. Model ini terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define
(pembatasan), (2) Design (perancangan), (3) Develop (pengembangan) dan
Disseminate (Penyebaran), atau dikenal model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan,
pengembangan, dan penyebaran.
d. Model PPSI
Secara garis besar, model pengembangan PPSI mengikuti pola dan siklus
pengembangan yang mencakup: pertama perumusaan tujuan, kedua pengembangan
alat evaluasi, ketiga kegiatan belajar, keempat pengembangan program kegiatan,
kelima pelaksanaan pengembangan. Jadi keempat model tersebut pada dasarnya
terdiri atas empat tahap pengembangan yaitu, petama pendefinisian, kedua
perancangan, ketiga pengembangan dan keempat penyebaran.6

3. Langkah-langkah Pengembangan
Untuk memperoleh bahan ajar yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan
efektif maka serangkaian prosedur pengembangan perangkat pembelajaran harus
dipahami berikut ini dideskripsikan langkah-langkah pengembangan perangkat.
Menurut Sugiono langkah-langkah penelitian pengembangan (R&D) yaitu:
a. Potensi dan masalah
Potensi dan masalah yang dikembangkan dalam penelitian harus dirunjukkan
dengandata empirik.
b. Mengumpulkan informasiSetelah mengumpulkan potensi dan masalah dapat
ditunjukkan secara faktualmaka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi
yang dapat digunakan sebagaibahan untuk perencanaan produk tertentu.
c. Desain produkProduk ini dapat berupa barang, model, kebijakan, buku ajar, dan
sejenisnya.
d. Validasi desainValidasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan
beberapa pakar atautenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru
yang dirancangtersebut.
e. Perbaikan desainSetelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan
para ahli lainnya,maka akan dapat diketahui kelemahannya.
f. Uji coba produkSetelah dilakukan perbaikan desain Pengujian dapat dilakukan
dengan eksperimenyaitu membandingkan efektivitas dan efensiensi sistem kerja lama
dengan yang baru.
g. Revisi produk 1
6
Rafiqah, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme, h. 105-109.
Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa
kinerja sistem kerja baru ternyata lebih baik dari sistem lama.
h. Uji coba pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi,
makaselanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam
kondisinyata untuk ruang lingkup yang luas.
i. Revisi produk 2
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi nyata
terdapatkekurangan dan kelemahan. Kemudian pada uji pemakaian
,j. Pembuatan produk massal
pada tahap ini dilakukan produk yang telah di uji cobadinyatakan efektif dan layak
untuk diproduksi massal.7

B. Bahan Ajar
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas. Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.31 Bahan ajar juga merupakan salah satu
komponen di dalam proses belajar mengajar di samping komponen pendidik dan
peserta didik, yang dapat memudahkan pendidik menyampaikan pelajaran.8
Bahan ajar bisa juga diartikan sebagai seperangkat materi yang disusun secara
sistematis untuk digunakan dalam proses belajar.33 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan segala bentuk bahan atau materi yang
berupa bahan tertulis atapun tidak tertulis, yang dapat digunakan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran.

2. Prinsip-Prinsip Bahan Ajar


Ada beberapa prinsip bahan ajar atau materi pembelajarn, yaitu:
a. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Pada prinsip ini, materi
pembelajaranhendaknya relevan atau ada keterkaitan dengan pencapaian
standar kompetensi dankompetensi dasar.
b. Prinsip konsistensi artinya keajengan. Pada prinsip ini kompetensi dasar yang
harusdikuasai peserta didik
c. Prinsip kecukupan artinya pada prinsip ini materi yang diajarkan hendaknya
cukupmemadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar
yangdiajarkan. Materi yang akan diajarkan tidak boleh terlalu sedikit, dan
tidak bolehterlalu banyak.9
3. Jenis-Jenis Bahan Ajar
7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 408-426.
8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 408-426.
9
Syahruddin Nurdin dan Adriantoni, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Graffindo Persada, 2016) h. 108.
Ada beberapa jenis-jenis bahan ajar yaitu:
a. Bahan ajar pandang (visual) (terdiri atas bahan ajar cetak dan non cetak) bahan
ajar cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja
siswa,
b. brosur, leaflet, wallchart, foto/ gambar, sedangkan bahan ajar non cetak
(nonprinted), seperti model/maket.b. Bahan ajar dengan (audio) seperti kaset,
radio, piringan hitam, dan compact diskaudio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.
d. Bahan ajar multimedia interaktif seperti CAI (Computer Assisted
Instruction)compact disk (CD), dan bahan ajar berbasis web.35 Menurut
Muhammad Yaumijenis bahan cetak dalam pembelajaran yaitu buku teks,
modul, lembar kerja siswa,lembaran lepas (handout), artikel jurnal, surat
kabar, poster, atau komik.10

4. Tujuan dan Manfaat Bahan Ajar


Bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan belajar memiliki tujuan dan manfaat
sebagai berikut:
a. Tujuan bahan ajar
1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik.
2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping
buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.11
b. Manfaat bahan ajar
1) Manfaat bagi guru
a) Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik.
b) Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh.
c) Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.
d) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan
ajar.
e) Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan
peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya
f) Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
2) Manfaat bagi peserta didik
a) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
b) Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan
terhadap kehadiran guru

10
Asep Herry Hernawan, Permasih, and Laksmi Dewi, “Panduan Pengembangan Bahan Ajar,” Depdiknas
Jakarta, 2008, 1–13.
11
K P Rajagukguk et al., “Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar Tematik Integratif Berbasis Discovery Learning
Untuk Guru Sekolah Dasar,” Jurnal … 3, no. 1 (2022): 42–48.
c) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.12
C. Sejarah Kebudayaan Islam
1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Menurut H. Darmadi menyatakan bahwa Sejarah secara bahasa berasal dari
bahasa arab yaitu ‫( شجر‬syajara) yang artinya terjadi, atau‫( شجرة‬syajarah) yang berarti
pohon, atau juga ‫( شجرة ال ن سب‬syajarah al-nasab) yangartinya pohon silsilah. Kata
sejarah sendiri dalam bahasa arab disebut ‫( ت ري خ‬tarikh) yang artinya ketentuan
masa dan perhitungan tahun. Dengan begitu pengertian sejarah menurut istilah adalah
catatan-catatan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian masa lampau.
Kesimpulannya, sejarah kebudayaan Islam adalah keseluruhan aktivitas manusia
muslim dan haslnya yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral,hokum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan lain yang di dapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.13
Badri Yatim mengartikan kebudayaan sebagai bentukungkapan tentang
semangat mendalam suatu masyarakat yang direfleksikandalam seni, sastra, religi,
dan moral. Abdullah mengungkapkan jika al-Kroeberdan C. Kluckhohn pada tahun
1952 telah berhasil menghimpun 160 definisikebudayaan. Dari pendapat yang banyak
itu, dapat disimpulkan bahwakebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan dari
kerja jiwa manusia dalamarti yang seluas luasnya.6 Sedangkan menurut Imam
Barnadib, kebudayaanadalah hasil budi daya manusia dalam berbagai bentuk dan
sepanjang sejarahsebagai milik manusia yang tidak beku melainkan selalu
berkembang danberubah.14
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan suatu peristiwa yang tejadi di masa
lampau yang tekait tentang semua pemikiran manusia yang meliputi nilai-nilai islam.
merupakan berita atau cerita peristiwa masa lalu yang mempunyai asal muasal
tertentu. Dimana peristiwa menjelang dan saat Muhammad Saw lahir dan diutusnya
sebagai rasul.15
2. Tujuan Belajar Sejarah Kebudayaan Islam
a. Peserta didik mampu memahami sejarah kebudayaan islam
1) Memiliki kemampuan berfikir kritis secara krisis yang dapat digunakan
untuk menguji dan memanfaatkan pengetahuan sejarah.
2) Memahami dan mengkaji setiap dinamika yang terjadi dalam masyarakat
dan memiliki keterampilan sejarah yang bisa dimanfaatkan untuk
mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan analitis.
b. Peserta didik memiliki wawasan sejarah

12
Ika Purwaningsih, Idham Syafri Marliansyah, and Siti Rukiyah, “Analisis Manfaat Penggunaan Media Sosial
Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa,” Jurnal Visionary :
Penelitian Dan Pengembangan Dibidang Administrasi Pendidikan 10, no. 2 (2022): 19,
https://doi.org/10.33394/vis.v10i2.6156.
13
Nurkholis Imam Ikhsan, Fahmi Irfani, and Ibdalsyah Ibdalsyah, “Efektivitas Media Audio Visual Dalam
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Terhadap Hasil Belajar Siswa Di MTs Badru Tamam,” Reslaj : Religion
Education Social Laa Roiba Journal 4, no. 4 (2022): 899–917, https://doi.org/10.47467/reslaj.v4i4.1006.
14
Ikhsan, Irfani, and Ibdalsyah.
15
Sitti Aisyah, Sejarah Kebudayaan Islam, (Makassar: Syahadah, 2016), h. 2.
Memiliki kemampuan belajar dan mengambil ibrah dari masa lalu untuk
memahami kehidupan masa kini dan mengupayakan perubahan lebih baik untuk
masa depan.
c. Peserta didik memiliki kesadaran sejarah
1) Menyadari nilai penting dan kekuatan waktu yang berjalan terus
kedepan dan tidak bisa diulang lagi.
2) Mengambil ketauladan dari para tokoh atau aktor sejarah dan masyarakat
untuk melakukan perubahan yang lebih baik.16

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh tentang bahan ajar. Dapat
dipahami bahwa bahan ajar adalah merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam
proses pembelajaran dan merupakan salah satu bagian dari sumber ajar yang dapat diartikan
sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran yang baik yang bersifat khusus maupun yang
bersifat umum yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran. Suatu bahan ajar
haruslah dirancang dan ditulis dengan kaidah intruksional karena akan digunakan oleh guru
untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran. Bahan atau materi pembelajaran paa
dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan
topik/subtopi dan dapat dipahami bahwa peran seorang guru dalam merancang atau
menyusun bahan ajar sangatlah menentukan keberhasilan proses belajar dan pembelajaran
melalui sebuah bahan ajar

16
Andi Prastowo, Pembelajaran Kontsruktivistik- Scientific untuk Pendidikan Agama Di
Sekolah/ Madrasah, Teori, Aplikasi, dan Riset Terkai, h. 389.
DAFTAR PUSTAKA
Arjuni, Miming, and Nanang Abdul Jamal. “Manajemen Pengembangan Program
Pembelajaran Guru (Studi Impementasi Pengembangan Program Pembelajaran).” IEMJ:
Islamic Education Managemen Journal 1, no. 2 (2022): 26–43.
Hernawan, Asep Herry, Permasih, and Laksmi Dewi. “Panduan Pengembangan Bahan Ajar.”
Depdiknas Jakarta, 2008, 1–13.
Ikhsan, Nurkholis Imam, Fahmi Irfani, and Ibdalsyah Ibdalsyah. “Efektivitas Media Audio
Visual Dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Terhadap Hasil Belajar Siswa Di
MTs Badru Tamam.” Reslaj : Religion Education Social Laa Roiba Journal 4, no. 4
(2022): 899–917. https://doi.org/10.47467/reslaj.v4i4.1006.
Purwaningsih, Ika, Idham Syafri Marliansyah, and Siti Rukiyah. “Analisis Manfaat
Penggunaan Media Sosial Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam
Meningkatkan Prestasi Siswa.” Jurnal Visionary : Penelitian Dan Pengembangan
Dibidang Administrasi Pendidikan 10, no. 2 (2022): 19.
https://doi.org/10.33394/vis.v10i2.6156.
Rajagukguk, K P, M Sadri, P C Azhar, and ... “Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar Tematik
Integratif Berbasis Discovery Learning Untuk Guru Sekolah Dasar.” Jurnal … 3, no. 1
(2022): 42–48.
Sulton, Indah Mei Diastuti & Agus. “Tapis : Jurnal Penelitian Ilmiah” 4, no. 2 (2020): 192–
201.
Suryadi, Ahmad, Asmah Amir, Jalan Hm, Yasin Limpo, Jl Abu, and Dg Pasolong.
“Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Kebudayaan Islam Berbasis Web-Blog Pada
Peserta Didik Mts,” 2023, 331–38.

Anda mungkin juga menyukai