Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENELITIAN RESEARCH AND DEVELOPMENT DALAM BIDANG PENDIDIKAN


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metode Penelitian II

Dosen Pembina
Devita Sulistiana, S.Si.,M.Pd

Oleh :
Erica Panggayuh P. NIM.21108820005
Latifatul Nararia K. NIM.21108830002
Milannia Eka P. NIM.21108830003
Amilil ‘Ulya NIM.21108830004
Dewi Setyaningsih NIM.21108830006

UNIVERSITAS ISLAM BALITAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PENDIDIKAN
BIOLOGI
MARET 2024
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 KATA PENGANTAR

Ada banyak upaya yang dapat dilakukan oleh setiap insan pendidikan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya itu adalah dengan melakukan kegiatan
penelitin, khususnya penilitian pendidikan. Melalui penelitian, masalah-masalah dalam
pendidikan dapat "tertangkap" kemudian ditemukan solusinya. Hal-hal baru yang lebih
inovatif dalam pendidikan dapat pula dikembangkan dan diaplikasikan dari sebuah penelitian.
Ada beberapa jenis penelitian yang dapat dilakukan, salah satunya adalah penelitian yang
bergenre research and development (R&D)/ penelitian dan pengembangan.
Pada awalnya, penelitian R&D diterapkan pada dunia industri, dan merupakan ujung
tombak dari suatu industri dalam menghasilkan poduk baru yang dibutuhkan oleh pasar.
Hampir 4% biaya digunakan untuk penelitian ini, bahkan untuk bidang-bidang tertentu seperti
komputer dan farmasi alokasi biayanya dapat melebihi 4% (Borg and Gall, 1989). Sedangkan
dalam bidang sosial dan pendidikan, peranan R&D masih sangat kecil yakni kurang dari 1%
dari biaya pendidikan secara keseluruhan. Hal ini dianggap sebagai salah satu alasan utama
mengapa kemajuan dalam bidang pendidikan agak tertinggal jika dibandingkan dengan bidang
lain.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun makalah akan memaparkan sedikit tentang Metode
Penelitian R&D. Di dalam makalah ini terdapat pengertian, langkah-langkah dan ragam
Penelitian R&D dalam bidang pendidikan. Untuk pembahasan selanjutnya, dapat dibaca pada
makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian penelitian R&D?
2. Apa saja prosedur penelitian R&D?
3. Apa saja dimensi-dimensi penelitian R&D?
4. Bagaimana analisis data dalam penelitian R&D?
5. Bagaimana ragam penelitian R&D dalam bidang pendidikan?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian penelitian R&D.
2. Untuk mengetahui prosedur penelitian R&D.
3. Untuk mengetahui dimensi-dimensi penelitian R&D.
4. Untuk mengetahui analisis data dalam penelitian R&D.
5. Untuk mengetahui ragam penelitian R&D dalam bidang pendidikan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penelitian R&D
Apa yang dimaksud dengan Penilitian dan Pengembangan? Ada beberapa pengertian
mengenai Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa Inggris Research and
Development (R & D).
Menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya Metode Penelitan dan
Pendidikan, beliau menyebutkan bahwa Penelitian dan Pengembangan atau Research and
Development (R & D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Prof. Dr. Sugiono dalam bukunya Metode Penelitan dan Pendidikan, beliau
menyebutkan bahwa metode Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa
Inggrisnya Research and Development (R & D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian dan Pengembangan
atau Research and Development (R & D) adalah suatu metode atau langkah untuk menghasilkan
produk baru atau mengembangkan dan menyempurnakan produk yang telah ada, dan digunakan
untuk menguji kefektifan produk tersebut.
2.2 Prosedur Penelitian R&D
Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu siklus, yang
diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan
menggunakan suatu produk tertentu. Contohnya untuk meningkatkan kemampuan guru-guru
yang tersebar dalam suatu daerah yang sangat luas membutuhkan bahan latihan atau penataran
yang disusun dalam bentuk modul. Langkah selanjutnya adalah menetukan karakteristik atau
spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan. Materi latihan apa yang harus diberikan dan
bagaimana proses pembelajarannya. Materi dan proses pembelajaran tersebut harus disesuaikan
dengan kondisi, latar belakang dan kemampuan guru yang akan mempelajarinya, serta sumber-
sumber belajar yang ada di daerah mereka masing-masing. Setelah itu barulah dibuat draf
produk, atau produk awal yang masih kasar, kemudian produk tersebut diujicobakan di lapangan
dengan sampel secara terbatas dan sampel lebih luas secara berulang-ulang. Selama kegiatan uji
coba dilakukan pengamatan dan evaluasi. Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi diadakan
penyempurnaan-penyempurnaan. Kegiatan evaluasi dan penyempurnaan dilakukan secara terus-
menerus sampai dihasilkan produk yang terbaik atau produk standar. Untuk menguji keampuhan
produk yang dihasilkan diadakan pengujian mutu hasil dengan menggunakan metode
eksperimen.
Menurut Borg dan Gall (1989) ada sepuluh langkah pelaksanaan penelitian dan
pengembangan yaitu:
1. Penelitian dan pengumoulan data.
2. Perencanaan.
3. Pengembangan draf produk.
4. Uji coba lapangan awal.
5. Merevisi hasil uji coba.
6. Uji coba lapangan.
7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan.
8. Uji pelaksanaan lapangan.
9. Penyempurnaan produk akhir.
10. Diseminasi dan implementasi.
Penjelasan lebih rinci dari tiap tahapan dapat diikuti dalam uraian berikut.
1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting). Meliputi pengukuran
kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil.
a. Pengukuran Kebutuhan (need assessment)
Produk yang dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa perangkat keras
seperti alat bantu pembelajaran, buku, modul atau paket belajar, dan lain-lain, atau
perangkat lunak seperti program-program pendidikan dan pembelajaran, model-
model pendidikan, kurikulum, implementasi, evaluasi, instrumen pengukuran, dan
lain-lain. Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memilih produk yang
akan dikembangkan.
1) Apakah produk yang akan dibuat penting untuk bidang pendidikan?
2) Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki nilai ilmu, keindahan dan kepraktisan?
3) Apakah para pengembang memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam
mengembangkan produk ini?
4) Dapatkah produk tersebut dikembangkan dalam jangka waktu yang tersedia?
Kriteria pertama merupakan kriteria pertama, produk pendidikan yang dihasilakn
harus betul-betul penting dan dibutuhkan dalam pendidikan. Tidak ada gunanya
yang tidak digunakan, makin banyak yang menggunakan makin bermanfaat suatu
produk pendidikan. Suatu produk banyak digunakan karena banyak membawa hasil
dan mudah digunakan. Dengan demikian produk yang akan dikembangkan
hendaknya yang akan memberikan sumbangan bagi peningkatan mutu pendidikan,
kurikulum dan pembelajaran.
Pemilihan suatu produk yang akan dikembangkan sebaiknya didasarkan atas
pengukuran dan pemumpulan data kebutuhan. Masalah-masalah atau kelemahan apa
yang dihadapi sekolah saat ini? Diantara masalah tersebut mana yang paling
mendesak dan mempunyai pengaruh besar terhadap pelaksanaan pendidikan. Produk
yang dikembangkan harus ampuh untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
pemilihan produk yang akan dikembangkan disesuaikan dengan bidang keahlian
para pengembang, kelayakan waktu, peralatan dan biaya.
b. Studi Literatur
Untuk mengembangkan suatu produk pendidikan diperlukan studi literatur. Studi
ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang
memperkuat suatu produk. Produk pendidikan terutama produk yang berbentuk
model, program, sistem, pendekatan, software dan sejenisnya memiliki dasar-dasar
konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-konsep atau teori yang
mendukung suatu produk perlu dilakukan kajian literatur secara intensif. Melalui
studi literatur juga dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-
kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara
optimal, serta keunggulan dan keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk
mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk
tersebut.

c. Penelitian dalam Skala Kecil


Dari beberapa pengalaman penelitian dan pengembangan, hasil pengukuran
kebutuhan belum cukup untuk memberikan dasar-dasar kongkrit bagi pengembangan
suatu produk. Kedua hasil studi tersebut masih perlu dilengkapi dengan penelitian
langsung ke lapangan, bagaimana hal yang akan diproduksi itu dilaksanakan.

2. Perencanaan
Berpegang pada hasil dari studi literatur, pengukuran dan pemngumpulan data
kebutuhan dan penelitoan dalam skala kecil, dapat disusun rencana pengembangan
produk. Perencanaan ini meliputi rancangan produk yang akan dihasilkan, serta proses
pengembangannya.
Rancangan produk yang akan dikembangkan minimal mencakup: (1) tujuan dari
penggunaan produk, (2) siapa pengguna dari produk tersebut, (3) deskripsi dari
komponen-komponen produk tersebut, dan (3) deskripsi dari komponen-komponen
produk dan penggunaannya. Tujuan pengguna produk perlu dirumuskan sejelas dan
sekongkrit mungkin. Dalam teknologi instruksional tujuan dirumuskan dalam bentuk
objektif yang menggambarkan perilaku-perilaku yang bisa diamati atau diukur.
Dalam merumuskan pengguna produk disebutkan siapa subjek pengguna produk
tersebut. Di samping subjeknya juga perlu dijelaskan spesifikasinya, seperti latar
belakang pendidikan, jabatan atau kepangkatan, tugas dan peranannya, pengalaman,
tugas-tugas non struktural yang diembannya, dll.
Hal selanjutnya yang perlu dirumuskan adalah komponen-komponen produk. Produk
pendidikan yang berbentuk paket pelatihan mencakup rumusan tentang: tujuan
pelatihan, materi pelatihan, proses pembelajaran dan media pembelajaran, tugas dan
evaluasi hasil pembelajaran, serta sumber-sumber belajar yang digunakan baik dalam
bentuk buku, maupun sumber yang ada di masyarakat.
Dalam proses pengembangan produk yang akan dihasilkan, perlu dirumuskan lebih
rinci, mulai dari penentuan produk, penyusunan draf atau produk awal, uji coba
draf/produk awal di lapangan, penyempurnaan draf, uji coba draf yang sudah
disempurnakan, pengujian produk akhir, sampai dengan distribusi dan diseminasi
produk yang dihasilkan.
Kegiatan selanjutnya adalah merencanakn subjek uji coba dan lokasi uji coba, baik
untuk uji coba awal, uji coba lebih luas maupun pengujian produk akhir. Karena produk
yang akan dihasilkan adalah produk standar, maka jumlah subjek yang terlibat dan
lingkup lokasi penelitian dan pengembangan harus representatif unyuk populasi
nasiaonal, propinsi atau kota/kabupaten.
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam perenanaan pengembangan adalah
perhitungan biaya, orang-orang yang akan membantu dan berpartisipasi dalam
pelaksanaan pengembangan, alat dan bahan yang diperlukan serta perkiraan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan semua kegiatan penelitian dan pengembangan.
Untuk pelaksanaan uji coba hal yang perlu direncanakan dengan seksama adalah
instrumen-instrumen yang diperlukan selama uji coba pengembangan dan pengujian,
baik instumen untuk pengamtan maupun pengukuran hasil. Untuk pengolahan dan
pelaporan hasil yang diperlukan adalah teknik-teknik analisis hasil pengamatan dan
pengukuran serta bentuk-bentuk sajian hasil pengolahan seperti grafik, profil, tabel,
deskripsi, naratif, dan lain-lain.

3. Pengembangan Produk Awal


Hasil-hasil pengukuran dan analisis kebutuhan memberikan masukan tentang jenis-
jenis produk pendidikan apa yang diperlukan sekolah saat ini. Hasil studi literatur
meberikan masukan tentang beberapa karakteristik penting dari produk yang akan
dikembangkan, serta bentuk-bentuk produk yang telah dikembangkan di tempat lain.
Hasil penelitian dalam lingkup terbatas memberikan gambaran tentang bahan dasar
dan/atau produk-produk sejenis yang telah digunakan, pelaksanaan produk yang ada,
dan kemungkinan faktor-faktor yang akan mendukung dan menghambat penggunaan
produk yang akan dikembangkan. Sosok atau bangun produk tersebut masih merupakan
produk awal, bersifat tentatif yang akan disempurnakan melalui serentetan kegiatan uji
coba.
Meskipun masih merupakan produk awal, bersifat draf kasar, tetapi sudah disusun
selengkap dan sesempurna mungkin. Draf atau produk awal dikembangkan oleh para
pengembang bekerja sama atau dengan bantuan para ahli atau orang-orang yang punya
keterampialn yang dibutuhkan. Sebelum diuji cobakan di lapangan diperlukan evaluasi
atau “uji coba di atas meja” (desk try out atau desk evaluation).
Uji coba atau evaluasi ini semata-mata bersifat perkiraan atau judgement berdasarkan
analisis dan pertimbangan logika dari para pengembangan dan para ahli. Uji coba atau
evaluasi oleh para ahli juga diperlukan untuk melihat kelayakan produk secara lebih
makro. Uji coba lapanagan akan mendapatkan kelayakan secara mikro, kasus demi
kasus untuk kemudian ditarik kesimpulan secara umum atau digeneralisasikan.

4. Uji Coba dan Penyempurnaan Produk Awal


Setelah mendapat masukan dan penyempurnaan-penyempurnaan berdasarkan hasil
evaluasi atau uji coba di atas meja, selanjutnya dilakukan uji coba lapangan di sekolah
ataupun di laboratorium. Uji coba di lapangan lebih baik karena berpraktik dalam situasi
yang sesungguhnya, karena baik keadaan dan jumlah siswa, maupun sarana dan fasilitas
pembelajarannya sesuai dengan keadaan nyata di sekolah.
Untuk contoh paket latihan keterampilan mengajar, kegiatan pertama yang harus
dilakukan adalah mengadakan pertemuan, rapat atau diskusi dengan guru-guru peserta
latihan. Dalam pertemuan tersebut pengembang pertama-tama menjelaskan tujuan
umum pelatihan, langkah-langkah umum yang akan dilakukan serta beberapa hal pokok
yang perlu mendapat perhatian. Setelah itu para peserta diber kesempatan untuk
membaca hasil dari pengembang (paket 1) dan pengembang memberi penjelasan jika
ada hal yang belum dipahami. Yang sangat penting dalam kegiatan ini adalah para
peserta memberikan masukan komentar, kritik, dan saran untuk penyempurnaan paket
latihan yang kemudian didiskusikan kembali, dicari kesimpulannya oleh para peserta
dan para pengembang bagi penyempurnaan paket latihan.
Hasil diskusi tersebut dibahas kembali oleh para pengembang. Paket latihan tersebut
yang telah disempurnakan, diberikan kembali kepada subjek uji coba untuk
dilaksanakan.
Langkah selanjutnya guru-guru peserta latihan uji coba melaksanakan apa yang
dirancang dalam paket latihan di kelas masing-masing. Sebelum pelaksanaan
pembelajaran guru terlebih dulu membuat rencana pembelajaran atau merevisi
perencanaan pembelajaran yang telah ada disesuaikan apa yang dituntut dalam paket
pelatihan.
Selama pembelajaran berlangsung, para pengembang melukakan pengamatan secara
intensif. Pengembang mencatat hal-hal penting berkenaan dengan respon siswa terhadap
apa yang dilakukan dan disampaikan guru. Pengamatan dilakukan dengan pendekatan
kualitatif (pencatatan deskriptif-naratif) dengan format yang telah disediakan.
Setelah guru mengajar dalam satu atau beberapa pertemuan, di luar jam pelajaran
guru dan para pengembang mengadakan pertemuan untuk membahas hasil pengamatan
yang perlu mendapatkan klarifikasi dan penyempurnaan. Berdasarkan hasil diskusi itu
guru membuat atau menyempurnakan persiapan mengajar untuk pertemuan selanjutnya.
Selesai melaksanakan satu paket latihan (keterampilan mengajar) guru membuat
persiapan dan melaksanakan pembelajran (keterampilan mengajar) yang lain dengan
topik dan bahasan yang lain lagi. Selanjutnya uji coba lagi dan dilakukan lagi proses
pengamatan oleh para pengembang, dan dilakukan penyempurnaan paket latihan. Begitu
seterusnya sampai produk paket-paket latihan (keterampilan mengajar) selesai
disempurnakan.

5. Uji coba dan Penyempurnaan Produk Yang Telah Disempurnakan


Meskipun sudah diperoleh produk yang lebih sempurna, tetapi uji coba
penyempurnaan produk masih harus dilakukan satu kali petaran lagi. Hal itu dilakukan
karena produk yang dihasilkan adalah produk standar, yang berlaku secara nasional,
atau untuk lingkup propinsi, minimal lingkup kota/kabupaten.
Kelayakan populasi dilakukan dalam uji coba dan penyempurnaan produk yang telah
disempurnakan. Dalam tahap ini dilkukan uji coba produk dengan sampel yang lebih
besar karena sampel harus mewakili populasi baik dalam jumlah maupun dalam
karakteristiknya.
Langkah-langkah pada tahap ini sama dengan langkah-langkah pada tahap uji coba
produk awal. Demikian seterusnya pengamat, diskusi dengan guru, serta rapat antar tim
pengembang dilakukan secara beulang-ulang sampai semua paket selesai diujicobakan
dan disempurnakan sehingga diperoleh paket latihan final.

6. Pengujian Produk Akhir


Untuk menguji apakah suatu produk pendidikan layak dan memiliki keunggulan
dalam praktik, maka dilakukan pengujian produk akhir. Dalam pengujian ini sudah tidak
ada lagi penyempurnaan produk sebab produk sudah dipandang smpurna dalam uji coba
paket putaran kedua. Pengujian produk dapat dilakukan pada sekolah-sekolah dan guru-
guru yang sama pada putaran kedua, tetapi dengan topik atau pokok bahasan yang
berbeda. Pengujian bisa juga dilakukan pada sekolah-sekolah dan guru yang berbeda,
hal ini lebih baik karena belum punya pengalaman menggunakan produk itu. Dalam
penilitian disebutnya tidak ada unsur kematangan.
Dalam pengujian ini juga sebaiknya digunakan kelompok kontrol, yaitu sekolah-
sekolah dan guru-guru yang memiliki karakteristik dan kemampuan yang sama
(random), minimal berpasangan (matching) dengan kelompok pengujian atau kelompok
eksperimen. Kegiatan pada tahap ketiga ini memang ditujukan untuk menguji dampak
dari penggunaan keterampilan mengajar terhadap pengethuan dan keterampilan siswa.
Pengujian ini dilaksanakan dalam bentuk desain eksperimen. Model desain yang
digunakan adalah “The Randomized Preteset-Posttest Control Group Design”
merupakan desain eksperimen murni karena kedua kelompok eksperimen dirandom.
Atau minimal menggunakan desain “The Mathcing Only Pretest-Posttest Control Group
Design” desain ini termasuk ke dalam eksperimen kuasi, karena kedua kelompok desain
hanya dipasangkan.
Dalam pelaksanaannya kedua kelompok baik yang menggunakan desain pertama
maupun kedua, diberi pretest. Kemudian kelompok eksperimen belajar dengan
menggunakan pendekatan keterampilan mengajar, sedangkan kelompok kontrol
menggunakan pendekatan biasa. Setelai selesai mempelajari semua pokok bahasan
kemudian kedua kelompok diberi post test. Hasil yang dibandingkan: antara hasil pretest
dan post test pada kelompok eksperimen, pretest-posttest kelompok kontrol. Pretest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta post test kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test menunjukkan keberartian hasil
belajar, perbedaan signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen menunjukkan pengaruh penggunaan keterampilan mengajar.

7. Diseminasi, Implementasi dan Institusionalisasi


Setelah dihasilkan suatu produk final yang sudah teruji keampuhannya, langkah
selanjutnya adalah diseminasi, implementasi dan institusionalisasi. Diseminasi
merupakan langkah untuk mensosialisasikan dan menyebarkan hasil. Diseminasi
produk-produk yang dikembangkan oleh lembaga-lembaga dibawah Departemen
Pendidikan Nasional sangat mudah. Dengan legalisasi dan instruksi dari Menteri, Dirjen
atau minimal Direktur, maka suatu produk dalam tempo yang singkat bisa
didiseminasikan ke Dinas-dinas Pendidikan dan ke sekolah-sekolah untuk kemudian
diimplementasikan dan diinstitusionalisasikan.

2.3 Dimensi-Dimensi Penelitian R&D

Dalam penelitian R&D, terdapat beberapa dimensi yang umumnya


diperhatikan, antara lain:
1. Dimensi tujuan: Tujuan dari penelitian pengembangan antara lain: (a) menghasilkan
produk; dan (b) menguji keefektifan suatu produk. Kedua tujuan tersebut bisa bersifat
kesatuan atau parsial. Bersifat kesatuan artinya peneliti bisa menghasilkan produk
sekaligus menguji keefektifan dari produk yang dihasilkan. Secara parsial memiliki arti
bahwa peneliti bisa memilih salah satu dari kedua tujuan tersebut, yaitu menghasilkan
poduk tanpa harus melakukan uji keefektifan atau menguji keefektifan suatu produk yang
telah dihasilkan peneliti lain.
2. Dimensi desain: Desain dari penelitian pengembangan antara lain: (a) memerlukan
analisis kebutuhan; (b) melakukan uji produk; (c) long live product evaluation (evaluasi
produk bersifat sepanjang hayat), hal ini dimaksudkan pada penyesuaian perkembangan
produk dengan revisi.
3. Dimensi proses: Proses penelitian pengembangan diawali dengan potensi atau masalah
yang muncul di lingkungan peneliti, kemudian peneliti menetapkan produk apa yang
akan dihasilkan sebagai solusi atas masalah tersebut. Merujuk pada Sugiyono (2010:408),
tahap-tahap penelitian pengembangan diantaranya: Adapun langkah-langkah penelitian
media yang digunakan adalah sebagai berikut (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data,
(c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, (g) revisi
produk, (h) uji coba pemakaian, (i) revisi produk, dan (j) produksi masal.
4. Dimensi hasil: Hasil penelitian pengembangan adalah berupa produk yang telah teruji
dan layak untuk diproduksi secara masal.
5. Dimensi manfaat: Manfaat dari penelitian pengembangan memiliki sifat sama dengan
penelitian kualitatif dan tergantung terhadap cakupan masalah yang sedang “diobati”.
Semakin luas cakupan wilayah penelitian maka manfaat dari hasil penelitian (produk)
juga dapat diterapkan di wilayah yang luas.
2.4 Analisis Data Dalam Penelitian R&D
a. Analisis Kebutuhan
Analisis data pada tahap ini menggunakan deskriptif kualitatif, yang didapat melalui hasil
wawancara terbuka dengan informan dan literature review. Wawancara tersebut berisi
pertanyaan-pertantaan terkait variable yang akan diteliti, guna mengetahui permasalahan yang
ada. Sedangkan literature review berisi kajian permasalahan yang berasal dari hasil penelitian
terdahulu. Berdasarkan kajian dari dua metode tersebut, dapat diketahui permasalahan yang
dialami terkait stimulasi kemampuan geometri anak sehingga dapat dirumuskan solusi atas
permasalahan tersebut.
b. Pengembangan produk
Analisis data pada tahap ini menggunakan deskritif kualitatif dan deskritif kuantitatif. Adapun
data kualitatif diperoleh melalui komentar dan saran yang diberikan oleh expert judgment dan
guru terkait produk yang dikembangkan pada uji kelayakan. Sedangkan data kuantitatif didapat
dari penjumlahan skor rata-rata penilaian instrument angket yang ditujukan untuk penilaian
materi produk oleh expert judgment dan guru.
Nilai kelayakan produk yang diakui dalam penelitian ini minimal dengan kategori “Baik”.
apabila rata-rata hasil penilaian desain model pembelajaran berbasis pendekatan project untuk
stimulasi kemampuan geometri anak usia 5-6 tahun mendapat kategori “Baik”, maka produk
pengembangan telah dianggap layak untuk diuji cobakan. Demikian sebaliknya, jika nilai
kelayakan produk mendapatkan kategori nilai dibawah “Baik” yang berarti “Cukup”, maka
produk belum layak digunakan untuk uji coba lapangan.
c. Uji Efektifitas
Analisis data pada uji efektifitas dengan metode experimental jenis equivalent time series design
pada penelitian ini menurut Creswell (2012:314) ialah dengan cara membandingkan nilai posttest
dari waktu ke waktu. Sedangkan Campbell & Julian (1963:43) juga menyatakan bahwa biasanya
analisis pengkuran desain penelitian ini menggunakan paired pada kelas eksperimen.
Berdasarkan pernyataan tersebut, diketahui bahwa paired t-test tergolong pada statistic
parametris yang mana mempersyaratkan adanya asumsi (data berdistribusi normaldata bersifat
interval/rasio) dalam pengujian efektifitas ini.
Sehubungan dengan hal tersebut, berikut penjabaran uji prasyarat yang akan diperlukan dalam
uji efektifitas ini.:
1) Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang digunakan
dalam peneltian berdistribusi normal. Uji normalitas dipakai pada hasil dari uji Kolmogorov-
smirnov yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 23 for windows. Data
dikatakan normal jika nilai signifikansi ˃ 0,05.
2) Uji Hipotesis
a) Uji t sampel berpasangan (paired simple t-test)
Paired simple t-test digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan peningkatan kemampuan
geometri anak pada posttest pertama dan posttest keempat yang menggunakan model stimulasi
berbasis pendekatan project.
2.5 Ragam Penelitian R&D Dalam Bidang Pendidikan
Berikut contoh judul penelitian R&D dalam bidang pendidikan.
a. Pengembangan buku ajar menulis nonsastra berdasarkan strategi RAFT (Role Audience
Format Topic) untuk kelas VIII MTSN 1 Bandung.
b. Pengembangan buku ajar berbasis lokal materi keanekaragaman burung di kota Surakarta
sebagai sumber belajar alternatif Biologi untuk siswa SMA kelas X.
c. Pengembangan buku ajar Matematika SMU untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah dan komumikasi matematis siswa.
d. Pengembangan buku petunjuk praktikum Kimia berbasis green chemistry materi Laju Reaksi
untuk SMA kelas XI.
e. Pengembangan Buku Praktikum IPA Materi Gaya Magnet untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Gunung Sari.
f. Pengembangan buku panduan praktikum teknik laboratorium II untuk meningkatkan
keterampilan bereksperimen.
g. Pengembangan modul panduan praktikum mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas VII
semester ganjil.
h. Pengembangan metode pembelajaran keterampilan membaca Bahasa Arab berbasis teori
kecerdasan majemuk (multiple intelligence).
i. Pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan metode sorongan dan team
teaching pada materi Bilangan di kelas VII SMPN 1 Bagusrejo.
j. Pengembangan media pembelajaran gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis
narasi siswa kelas IV mata pelajaran Bahasa Indonesia di MIN 7 Rowosari.
k. Pengembangan media gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia
pada anak kelas II SDN 3 Semeru Raya.
l. Pengembangan Media Audio Visual untuk. Menunjang Pembelajaran Membaca Indah
Tembang Dolanan pada Siswa Kelas II MIN 10 Rajabesi.
m. Pengembangan Model Pembelajaran Sains bagi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Lampung.
n. Pengembangan media pembelajaran audio visual untuk meningkatkan prestasi belajar
menggambar bentuk siswa kelas XI.
o. Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning (M-Learning) Berbasis Android pada
Materi Sistem Peredaran Darah Manusia.
p. Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) Matematika materi Lingkaran berdasarkan standar
proses national council of teacher of mathematics (NCTM) untuk SMPN 3 Bukitrejo kelas VII.
q. Pengembangan model pembelajaran discovery learning yang diintergrasikan dengan group
investigation pada materi Protista kelas X SMA Negeri Dalamrejo.
r. Pengembangan alat peraga pembelajaran Matematika untuk kelas III SD dengan materi
perkalian berbasis metode Montessori.
s. Pengembangan Alat Peraga Resonator sebagai Alternatif Media Pembelajaran pada Materi
Gelombang Bunyi Kelas XII SMA (http://www.metodeee.com).
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penelitian R & D merupakan sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk pendidikan, atau suatu metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk-produk
pendidikan yang dihasilkan baik yang berupa hardware maupun software diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas dan efektifitas pendidikan yang berkualitas, dan relevan dengan
kebutuhan. Sehingga secara umum dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
3.2 Saran
Dengan di tulisnya makalah ini, penulis berharap agar semua pembaca bisa lebih memahami
tentang pengertian penelitian R&D, prosedur penelitian R&D, dimensi-dimensi penelitian R&D,
analisis data penelitian R&D dan ragam penelitian R&D dalam bidang pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan


R&D). Bandung: Alfabeta

Syaodih, Nana. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Frayudha, A. D. (2014, Agustus). Cara Menggunakan Metode Riset and Development.


Retrieved November 7, 2015, from http://agadefra.blogspot.co.id/2014/08/cara-
menggunakan-metode-riset-and.html

Anda mungkin juga menyukai