Anda di halaman 1dari 28

PENELITIAN PENGEMBANGAN

RESEARCH & DEVELOPMENT (R&D)

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif


dosen pengampu Prof. Dr. H. IM. Hambali , M.Pd

Disusun oleh:
1. Ilma Ainu Sofa (220111801810)
2. Santi Widiasari (220111814239)
3. Subira Kaserero (220111805735)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM MAGISTER BIMBINGAN KONSELING
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami selaku kelompok 3 dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah tentang “Penelitian dan Pengembangan” ini dengan
lancar. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak:
1. Prof. Dr. H. IM. Hambali , M.Pd selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian
Kuantitatif.
2. Teman-teman kelas B22.
Tentunya, makalah ini tidak luput dari kesalahan. Maka dari itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih baik lagi dalam
penyusunan laporan makalah selanjutnya. Semoga, makalah ini memberi banyak
pengetahuan dan gambaran mengenai Penelitian dan Pengembangan (R & D).
Sekian yang dapat kami sampaikan, kurang lebihnya mohon untuk dimaklumi.

Malang, 1 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………...


KATA PENGANTAR ………………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………...
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………...
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………….
2.1 Definisi Metode Penelitian dan Pengembangan …………………………..
2.2 Tujuan Metode Penelitian dan Pengembangan ……………………………
2.3 Karakteristik Penelitian dan Pengembangan ………………………………
2.4 Tahap-tahap Penelitian dan Pengembangan ………………………………
2.5 Model Penelitian dan Pengembangan …………………………………….
12
2.6 Kelebihan dan Kelemahan ………………………………………………...
21
2.7 Contoh Judul Penelitian dan Pengembangan (R&D) ……………………..
22
BAB III PENUTUP …………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………..
3.2 Saran ………………………………………………………………………
DAFTAR RUJUKAN …………………………………………………………..

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan paradigma perguruan tinggi dalam rangka menjawab
kebutuhan tenaga kerja profesional yang dilandasi kemampuan akademik
serta pengalaman dalam bidang keterampilan tertentu serta sikap positip
terhadap profesi yang di embannya merupakan kebutuhan semua pihak.
Pemerintah, sector swasta, industri dan masyarakat pada umumnya,
mempunyai harapan yang sama terhadap output dari setiap jenjang
pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai perguruan
tinggi, diharapkan dapat menghasilkan individu-individu tidak hanya
memiliki pengetahuan tetapi juga harus dapat mengiplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari, paling tidak memberikan kebermaknaan bagi dirinya
sendiri.
Persoalan selanjutnya adalah, bila kita lihat pada kenyataan di
lapangan sebagian besar harapan tersebut belum tercermin dari setiap output
jenjang pendidikan yang ada. Lantas pertanyaannya adalah, apa yang salah
dengan sistem pembelajaran di sekolah, di perguruan tinggi, sampai kepada
institusi-institusi pendidikan lainnya. Ironisnya perguruan tinggi, khususnya
yang menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan tenaga keguruan
dan kependidikan mulai dari S1, S2 sampai S3 tidaklah sedikit jumlahnya.
Lantas muncul pertanyaan berikutnya, apa yang salah dengan dengan hasil-
hasil peneltian yang dilakukan, sehingga tidak dapat melakukan perubahan
terhadap pola-pola pembelajaran yang ada. Bahkan untuk mencoba
menggunakan hasil-hasil penelitiannya sendiripun, si peneliti tidak memiliki
keberanian, karena ia tidak yakin dengan apa yang dilakukannya. Meskipun
penelitian yang dilakukannya itu sudah mengikuti prosedur dan
persyaratanpersyaratan penelitian yang berlaku di perguruan tingginya
bahkan yang berlaku secara universal.
Namun pada hakikatnya, suatu penelitian dan pengembangan
dilakukan untuk menjembatani atau memutus kesenjangan antara penelitian

1
dasar dan terapan. Terkadang seorang peneliti melakukan sebuah penelitian
dengan pendekatan penelitian “tradisioanal” (misalnya penelitian survey,
korelasi, eksperimen) dengan focus penelitian hannya mendeskripsikan
tentang pengetahuan, jarang memberikan deskripsi yang berguna bagi
pemecahan masalah rancangan dan desain dalam pembelajaran atau
pendidikan.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Apa definisi metode Penelitian dan Pengembangan?
2. Apa tujuan metode Penelitian dan Pengembangan?
3. Bagaimana karakteristik metode Penelitian dan Pengembangan?
4. Bagaimana tahap-tahap metode Penelitian dan Pengembangan?
5. Apa saja model-model Penelitian dan Pengembangan?
6. Apa kelebihan dan kelemahan metode Penelitian dan Pengembangan?
1.3 Tujuan
Berikut adalah tujuan yang diharapkan dalam mempelajari penelitian
pengembangan:
1. Untuk mengetahui definisi metode Penelitian dan Pengembangan.
2. Untuk mengetahui tujuan metode Penelitian dan Pengembangan.
3. Untuk mengetahui karakteristik metode Penelitian dan Pengembangan.
4. Untuk mengetahui tahap-tahap metode Penelitian dan Pengembangan.
5. Untuk mengetahui model-model Penelitian dan Pengembangan.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan metode Penelitian dan
Pengembangan.

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)


Research and Development (R & D) is currently one of the most
widely used research types. Research development is one type of research
that can be a link or breaker gap between basic research with applied
research. Understanding Research Development or Research and
Development (R & D) is often defined as a process or steps to develop a new
product or product that already exist. What this means is not necessarily
hardware (books, modules, learning aids in the classroom and laboratory), nor
can software (software) such as programs for processing data, classroom
learning, libraries or laboratories, or models Education, training, guidance,
evaluation, management, etc.
Research and Development (R & D) According to Gay (1990)
Research Development is a business or activity to develop an effective
product for school use, and not to test the theory. While Borg and Gall (1983:
772) define development research as a process used to develop and validate
educational products. The steps of this process are usually referred to as the R
& D cycle, which consists of studying the research findings related to the
product to be developed, developing the product based on these findings, the
testing field in the setting where it will be used eventually, and revising it to
correct deficiencies Which was found in the stage of filing the test. In a more
rigorous program of R & D, this cycle is repeated until field-test data
indicates that the product meets defined behavioral objectives.
Research development in education (R & D) is a process used to
develop and validate educational products. The steps of this process are
usually referred to as the R & D cycle, which consists of studying the
research findings related to the product to be developed, developing the
product based on these findings, the testing field in the setting where it will
be used eventually, and revising it to correct deficiencies Which was found in
the stage of filing the test. In a more rigorous program of R & D, this cycle is

4
repeated until field-test data indicates that the product meets defined
behavioral objectives.
Seals and Richey (1994) define development research as a systematic
review of the design, development and evaluation of programs, processes and
learning products that must meet the criteria of validity, practicality and
effectiveness. While Plomp (1999) adds the "can indicate added value"
criterion in addition to these three criteria. While Van den Akker and Plomp
(1993) describe development research based on two objectives namely as the
development of product prototype and as formulation of methodological
suggestions for designing and evaluation of the product prototype.
Research and development (R & D) is a process used to
develop and validate educational products. The steps of this process are
usually referred to as the R & D cycle, which consists of studying research
findings pertinent to the product to be developed, developing the products
based on these findings, field testing it in the setting where it will be used
eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the
filed-testing stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is
repeated until the field-test data indicate that the product meets its
behaviorally defined objectives.
Based on the above opinions it can be concluded that development
research is a process used to develop and validate the products used in
education, The resulting products include training materials for teachers,
learning materials, media, problems and management system in learning.
Also we can define research and development methods(R&D) as; the process
by which a company works to generate new knowledge that it might use to
create new technology, products, services, or systems that it will either use or
sell.

2.2 Tujuan Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)


The purpose of the development study usually contains two
information, namely (1) the problem to be solved and (2) the specification of
the learning, model, problem, or device to be generated to solve the problem.
As long as these two aspects are contained in a development research

5
problem formulation, then the formulation of the problem is correct. It can be
argued that the purpose of Development Research is to inform the decision-
making process as long as the development of a product grows and the
developer's ability to create things of this kind in the future.
According to Akker (1999) the purpose of special development
research in education is differentiated based on the development of
curriculum, technology and media, lesson and instruction, and didactic
teacher education. Here's an explanation:
1. In the curriculum section
The goal is to inform the decision-making process throughout the
development of a product / program to improve a program / product to
develop and developer's ability to create things of this kind in the future.
2. In the technology and media
The goal is to improve the instructional design, development, and
evaluation process based on other specific problem-solving situations or
generalized inspection procedures.
3. In the lesson and instruction section
The objectives are for development in the design of the learning
environment, the formulation of the curriculum, and the assessment of
the success of observation and learning, and simultaneously seeking to
contribute to a fundamental scientific understanding.
4. In the teacher education and didactic sections
The aim is to contribute professional teachers' learning and / or
improve changes in a specific educational setting. In the didactic section,
the goal is to make development research as an interactive, circular
process of research and development where the theoretical ideas of the
designer provide product development that is tested in a specified
classroom, pushing rapidly toward theoretical and empirical by finding
the product, the learning process From developers and instructional
theories.
Apart from education issues, the purpose of research and development
methods are as follows :

6
1. R&D represents the activities companies undertake to innovate and
introduce new products and services or to improve their existing
offerings.
2. Companies in different sectors and industries conduct R&D—
pharmaceuticals, semiconductors, and technology companies generally
spend the most.
3. R&D is often a broad approach to exploratory advancement, while
applied research is more geared towards researching a more narrow
scope.
4. The accounting for treatment for R&D costs can materially impact a
company's income statement and balance sheet.
5. Create new and improved products: Whether you're starting a new
company, or looking to expand your existing offerings, innovation
research can help you meet customer demands for new and better
products that solve their problems more quickly and easily.
6. ncrease business efficiency: R&D can help you gain knowledge about
your production processes, business structure, and place in the market,
providing insights that increase productivity by eliminating time-
consuming inefficiencies and allocating resources to the most impactful
projects.
7. Reduce costs: Profits aren't the only way that research and development
can pay off. In fact, many companies focus their R&D on improving
existing technologies and processes for internal use, reducing the overall
cost of bringing your products to market.
8. Remain competitive: Research and development is a great way to stay
ahead of the competition. By investing in emerging technologies that
improve your products, you can gain a competitive edge over even the
most established firms.
9. Secure investment: Even if your research efforts aren't immediately
profitable, they may point to future innovations or developments that
investors are excited to support.

7
2.3 Karakteristik Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan di bidang pendidikan sebagai penelitian yang
output dan outcomenya berupa produk pendidikan sebagi sulusi untuk
peningkatan kualitas pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda
dengan penelitian pada umumnya, misalnya penelitian deskriptif kualitatif
maupun kuantitatif. Apabila penelitian deskriptif lebih bersifat perincian data
yang sifatnya informatif praktis maupun teoritis, maka penelitian
pengembangan dicirikan oleh produk yang secara langsung dan sekaligus
dirasakan dampaknya untuk peningkatan kualitas pembelajaran berdasarkan
data empiris di lapangan baik data kuantitatif maupun kualitatif.
Terkait dengan uraian diatas, maka karakteristik penelitian
pengembangan adalah sebagai berikut :
1. Produk berbasis masalah
Sebagaimana dikemukakan, bahwa output dari penelitian
pengembangan adalah produk (produk pendidikan). Akan tetapi, produk
yang dikembangkan tidak sembarang produk melainkan produk yang
didesain sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Akan tidak efektif, jika masalah utama yang dihadapi terkait dengan
penggunaan bahan ajar, tetapi produk yang dikembangkan instrumen
asesmen atau media pembelajaran. Menurut Soenarto, masalah itu
menunjukkan suatu kesenjangan antara ”yang seharusnya” dengan
”kenyataan atau faktual, atau fakta empirik” yang dirasakan oleh
pendidik atau peserta didik dalam proses pembelajaran di
kelas/laboratorium.
Selanjutnya dia menegaskan bahwa (a) masalah yang dipilih
dapat diselesaikan dengan menggunakan produk yang akan dihasilkan,
(b) masalah yang dipilih adalah masalah memiliki nilai inovatif dan
bukan sesaat, dan memungkinkan ditemukannya produk pembelajaran
yang menarik, mudah digunakan, tersedia dana, dan alat pendukung,
adanya keahlian untuk merancang dan membuat produk, dan produk
yang dihasilkan dipergunakan untuk memecahkan masalah yang
serumpun.

8
2. Uji coba produk
Sekalipun inti dari penelitian pengembangan adalah menghasilkan
produk (produk pendidikan), tetapi tidak serta merta produk itu langsung
diklaim sebagai hasil yang efektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran. Untuk memperoleh produk yang layak guna, maka
sebelum finalisasi produk perlu dilakukan uji coba produk atau validasi
untuk menentukan tingkat efektifitas produk yang dihasilkan. Secara
prosedural uji coba produk dielaborasi dengan para ahli yang relevan,
pengguna produk, dan uji lapang. Uji coba produk di sini tidak harus
dalam bentuk kegiatan eksperimen dengan mengkaitkan pengaruh
variabel X terhadap Y dengan teknik analisis data kuantitaif , (misalnya
teknik uji-t) melainkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kelayakan,
kesesuaian, dan keefektifan produk yang dihasilkan sebagai solusi untuk
memecahkan permasalahan pembelajaran.
3. Revisi produk
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa produk yang dihasilkan
tidak serta merta dapat diaplikasikan begitu saja, melainkan harus diuji
coba terlebih dahulu baik kepada para ahli, pengguna, maupun uji lapang.
Dari uji coba ini, peneliti memperoleh masukan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif dari para ahli, pengguna, dan uji lapang. Masukan dari
berbagai pihak yang kompeten tersebut dijadikan bahan oleh peneliti
sebagai bahan revisi produk agar produk yang dihasilkan efektif dan
layak guna.
4. Tidak menguji teori
Telah dikemukakan, bahwa pada hakikatnya penelitian
pengembangan tidak dimaksudkan untuk menguji teori, tetapi
mengembangkan teori berupa produk pendidikan untuk peningkatan
kualitas pembelajaran. Dikatakan tidak untuk menguji teori, karena
penelitian pengembangan didasarkan pada suatu asumsi bahwa secara
teoretis-praktis produk yang akan dihasilkan memang efektif sebagai
solusi untuk memecahkan permasalahan di kelas. Untuk itu, sebelum
peneliti mengembangkan jenis produk pendidikan apa yang akan

9
dikembangkan, peneliti terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan
dalam bentuk analisis permasalahan dan analisis kebutuhan yang relevan
untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh guru di kelas.
Dengan ungkapan lain, spesifikasi produk yang dihasilkan didasarkan
pada permasalahan dan kebutuhan yang relevan sebagai solusi untuk
memecahkan permasalahan tersebut.
5. Kebermanfaatan produk untuk perbaikan
Kemanfaatan produk untuk perbaikan atau untuk peningkatan
kualitas pembelajaran baik dari aspek proses maupun hasil merupakan
esensi dari penelitian pengembangan. Apa arti sebuah produk apabila
tidak dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk peningkatan
kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, azas kemanfaatan produk tidak
hanya didasarkan pada seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk
pengembangan produk, melainkan seberapa besar produk tersebut
memiliki daya guna untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2.4 Tahap-tahap Penelitian dan Pengembangan (R&D)


Melakukan penelitian dan pengumpulan data (research and
information) ialah melakukan hal-hal awal dalam penelitian dan
pengumpulan data. Kegiatan awal seperti mengetahui fenomena dan
permasalahan yang terjadi, lalu mencari solusi permasalahan yang terjadi
dengan cara mengembangkan sebuah produk dari penelitian dan
pengembangan. Pembuatan solusi berdasarkan dengan pengukuran
kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil dan pertimbangan
segala aspek nilai.
Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam
penelitian ini diadaptasi dari Borg and Gall yang terdiri dari 10 langkah yaitu
sebagai berikut:
1. Studi Pendahuluan (Research and Information Collecting)
Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka,
studi literatur, penelitian skala kecil dan standar laporan yang
dibutuhkan. Analisis kebutuhan: Untuk melakukan analisis kebutuhan
ada beberapa kriteria, yaitu 1) Apakah produk yang akan dikembangkan

10
merupakan hal yang penting bagi pendidikan? 2) Apakah produknya
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan? 3) Apakah SDM yang
memiliki keterampilan, pengetahuan dan pengalaman yang akan
mengembangkan produk tersebut ada? 4) Apakah waktu untuk
mengembangkan produk tersebut cukup? Studi literatur: Studi literatur
dilakukan untuk pengenalan sementara terhadap produk yang akan
dikembangkan. Studi literatur ini dikerjakan untuk mengumpulkan
temuan riset dan informasi lain yang bersangkutan dengan
pengembangan produk yang direncanakan. Riset skala kecil:
Pengembang sering mempunyai pertanyaan yang tidak bisa dijawab
dengan mengacu pada reseach belajar atau teks professional. Oleh
karenanya pengembang perlu melakukan riset skala kecil untuk
mengetahui beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan.
2. Merencanakan Penelitian (Planning)
Setelah melakukan studi pendahuluan, pengembang dapat
melanjutkan langkah kedua, yaitu merencanakan penelitian. Perencanaan
penelitian R & D meliputi: 1) merumuskan tujuan penelitian; 2)
memperkirakan dana, tenaga dan waktu; 3) merumuskan kualifikasi
peneliti dan bentuk-bentuk partisipasinya dalam penelitian.
3. Pengembangan Desain (Develop Preliminary of Product)
Langkah ini meliputi: 1) Menentukan desain produk yang akan
dikembangkan (desain hipotetik); 2) menentukan sarana dan prasarana
penelitian yang dibutuhkan selama proses penelitian dan pengembangan;
3) menentukan tahap-tahap pelaksanaan uji desain di lapangan; 4)
menentukan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian.
4. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)
Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas. Langkah ini
meliputi: 1) melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk; 2)
bersifat terbatas, baik substansi desain maupun pihak-pihak yang terlibat;
3) uji lapangan awal dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh
desain layak, baik substansi maupun metodologi.
5. Revisi Hasil Uji Lapangan Terbatas (Main Product Revision)

11
Setelah mendapatkan hasil dari uji coba lapangan awal, maka
langkah selanjutnya adalah revisi hasil uji coba. Langkah revisi hasil uji
coba merupakan langkah perbaikan model atau desain berdasarakan pada
hasil uji lapangan terbatas. Penyempurnaan produk awal akan
dilaksanakan sesudah dilaksanakan uji coba lapangan secara terbatas.
Pada tahap penyempurnaan produk awal tersebut, lebih banyak
dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilaksanakan
lebih pada evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang
dilaksanakan lebih pada hal yang bersifat perbaikan internal.
6. Main Field Testing (uji lapangan produk utama)
Langkah uji lapangan produk utama ini, merupakan uji produk
yang dilakukan secara lebih fokus terhadap hal yang meliputi uji
efektivitas desain produk, uji efektivitas desain (umumnya langkah
memakai teknik eksperimen model penggulangan). Hasil dari pengujian
pada tahap ini yaitu diperolehnya desain yang efektif, baik itu dari sisi
substansi maupun dari sisi metodologi. Misalnya, uji ini dilakukan di 5
sampai 15 sekolah dengan subjek sebanyak 30 sampai 100. Pengumpulan
data mengenai dampak sebelum dan sesudah implementasi produk
memakai kelas khusus, yaitu data kuantitatif penampilan subjek uji coba
(guru) sebelum dan sesudah menerapkan model yang diujicobakan.
Hasil-hasil dari pengumpulan data ini, selanjutnya dievaluasi dan bila
memungkinkan dibandingkan dengan hasil dari kelompok pembanding.
7. Operational Product Revision (revisi produk)
Langkah revisi produk ini, merupakan penyempurnaan produk atas
hasil uji lapangan berdasarkan masukan dan hasil uji lapangan utama.
Jadi perbaikan kali ini merupakan perbaikan ke dua sesudah
dilaksanakannya uji lapangan yang lebih luas dari pada uji lapangan yang
pertama. Penyempurnaan produk dari hasil uji lapangan lebih luas ini,
akan membuat produk yang dikembangkan menjadi lebih mantap karena
pada tahap uji coba lapangan sebelumnya telah dilaksanakan dengan
adanya kelompok kontrol. Desain yang dipakai adalah desain pretest dan
posttest. Disamping perbaikan yang bersifat internal, penyempurnaan

12
produk ini juga berdasarkan pada evaluasi hasil sehingga pendekatan
yang dipakai adalah pendekatan kuantitatif.
8. Operational Field Testing (uji coba lapangan skala luas/uji kelayakan)
Pada langkah ini sebaiknya dilaksanakan dengan skala yang besar,
meliputi uji efektivitas dan adaptabilitas desain produk, dan uji
efektivitas dan adabtabilitas desain yang melibatkan para calon pemakai
produk tersebut. Hasil dari uji lapangan berupa model desain yang sudah
siap diterapkan, baik dari sisi substansinya ataupun metodologinya.
Misalnya uji ini dilaksanakan di 10 sampai 30 sekolah dengan subjek
sebanyak 40 sampai 200. Pengujian ini dilakukan melalui angket,
wawancara, dan observasi dan yang kemudian hasilnya dianalisis.
9. Final Product Revision (revisi produk final)
Langkah revisi produk final ini, merupakan penyempurnaan
produk yang sedang dikembangkan. Penyempurnaan produk akhir
dipandang perlu guna lebih akuratnya produk yang sedang
dikembangkan. Pada tahap revisi produk final ini telah diperoleh suatu
produk yang tingkat efektivitasnya bisa dipertanggungjawabkan. Hasil
penyempurnaan produk akhir mempunyai nilai "generalisasi" yang bisa
diandalkan. Penyempurnaan didasarkan atas masukan atau hasil uji
kelayakan dalam skala luas.
10. Disemination and Implementasi (Desiminasi dan implementasi)
Desiminasi dan implementasi, merupakan tahap pelaporan produk
kepada forum - forum profesional di dalam jurnal dan implementasi
produk pada praktik pendidikan. Penerbitan produk untuk didistribusikan
secara komersial maupun free guna dimanfaatkan oleh publik. Distribusi
produk haruslah dilaksanakan sesudah melalui quality control. Selain itu
juga harus dilakukan monitoring terhadap pemanfaatan produk oleh
publik guna mendapatkan masukan dalam kerangka mengendalikan
kualitas produk.
2.5 Model-Model Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Research and Development (Penelitian dan Pengembangan)
merupakan metode penelitian untuk mengembangkan dan menguji produk

13
yang nantinya akan dikembangkan dalam dunia pendidikan. Terdapat
berbagai macam model penelitian yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam
penelitian Research and Development ini, berikut ini macam-macam model
yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan (Amali et al., 2019).
1. Model Pengembangan Borg dan Gall
Menurut (Borg & Gall, 1983) model pengembangan ini
menggunakan alur air terjun (waterfall) pada tahap pengembangannya.
Model pengembangan Borg dan Gall ini memiliki tahap-tahap yang relatif
panjang karena terdapat 10 langkah pelaksanaan: (1) penelitian dan
pengumpulan data (research and information colleting), (2) perencanaan
(planning), (3) pengembangan draft produk (develop preliminary form of
product), (4) uji coba lapangan (preliminary field testing), (5)
penyempurnaan produk awal (main product revision), (6) uji coba
lapangan (main field testing), (7) menyempurnakan produk hasil uji
lapangan (operational product revision), (8) uji pelaksanaan lapangan
(operasional field testing), (9) penyempurnaan produk akhir (final product
revision), dan (10) diseminasi dan implementasi (disemination and
implementation) (Hamdani, 2011). Langkah tersebut ditunjukkan pada
bagan berikut:

Gambar 1. Model Penelitian Pengembangan (Borg & Gall, 1983)

14
Tahap yang dilaksanakan pada pengembangan penelitian ini secara
rinci sebagai berikut :
1) Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan data
melalui survei), termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur
yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk
merumuskan kerangka kerja penelitian.
2) Planning (perencanaan), termasuk dalam langkah ini merumuskan
kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan,
menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika
mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas.
3) Develop preliminary form of product (pengembangan bentuk
permulaan dari produk), yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari
produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah
persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku
petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat
pendukung.
4) Preliminary field testing (ujicoba awal lapangan), yaitu melakukan uji
coba lapangan awal dalam skala terbatas. Dengan melibatkan subjek
sebanyak 6 – 12 subjek. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis
data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket.
5) Main product revision (revisi produk), yaitu melakukan perbaikan
terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil uji coba awal.
Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai
dengan hasil yang ditunjukkan dalam uji coba terbatas, sehingga
diperoleh draft produk (model) utama yang siap diujicobakan lebih
luas.
6) Main field testing (uji coba lapangan), uji coba utama yang melibatkan
seluruh peserta didik.
7) Operational product revision (revisi produk operasional), yaitu
melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih
luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain
model operasional yang siap divalidasi.

15
8) Operational field testing (uji coba lapangan operasional), yaitu
langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan.
9) Final product revision (revisi produk akhir), yaitu melakukan
perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna
menghasilkan produk akhir (final)
10) Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan
produk/model yang dikembangkan dan menerapkannya di lapangan.
Model pengembangan Borg dan Gall ini memiliki kelebihan dan
kekurangannya. Kelebihan dari model ini yaitu mampu menghasilkan
suatu produk dengan nilai validasi yang tinggi dan mendorong proses
inovasi produk yang tiada henti, sedangkan untuk kelemahan dari model
ini yaitu memerlukan waktu yang relatif panjang, karena prosedur realtif
kompleks dan memerlukan sumber dana yang cukup besar.
2. Model Pengembangan 4D
Menurut (Thiagarajan, 1974) model pengembangan 4D terdiri dari
empat tahap pengembangan. Tahap pertama Define atau sering disebut
sebagai tahap analisis kebutuhan, tahap kedua adalah Design yaitu
menyiapkan kerangka konseptual model dan perangkat pembelajaran, lalu
tahap ketiga Develop, yaitu tahap pengembangan melibatkan uji validasi
atau menilai kelayakan media, dan terakhir adalah tahap Disseminate,
yaitu implementasi pada sasaran sesungguhnya yaitu subjek penelitian.

16
Gambar 2. Langkah-langkah Pengembangan 4D
Adapun rincian tahapan pengembangan sebagai berikut:
1. Tahap Define (Pendefinisian)
Tahap awal dalam model 4D ialah pendefinisian terkait sayarat
pengembangan. Sederhananya, pada tahap ini adalah tahap analisis
kebutuhan. Dalam pengembangan produk pengembang perlu
mengacu kepada syarat pengembangan, manganalisa dan
mengumpulkan informasi sejauh mana pengembangan perlu
dilakukan.
Tahap pendefinisian atau analisa kebutuhan dapat dilakukan
melalui analisa terhadap penelitian terdahulu dan studi literatur.
(Thiagarajan, 1974) menyebut ada lima kegiatan yang bisa dilakukan
pada tahap define, yakni meliputi:
a) Front-end Analysis (Analisa Awal)
Analisa awal dilakukan untuk mengidentifikasi dan menentukan
dasar permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran
sehingga melatarbelakangi perlunya pengembangan. Dengan
melakukan analisis awal peneliti/pengembang memperoleh
gambaran fakta dan alternatif penyelesaian. Hal ini dapat
membantu dalan menentukan dan pemilihan perangkat
pembelajaran yang akan dikembangkan.
b) Learner Analysis (Analisa Peserta Didik)
Analisa peserta didik merupakan kegiatan mengidentifikasi
bagaimana karakteristik peserta didik yang menjadi target atas
pengembangan perangkat pembelajaran. Karakteristik yang
dimaksud ialah berkaitan dengan kemampuan akademik,
perkembangan kognitif, motivasi dan keterampilan individu yang
berkaitan dengan topik pembelajaran, media, format, dan bahasa.
c) Task Analysis (Analisa Tugas)
Analisa tugas bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan yang
dikaji peneliti untuk kemudian dianalisa ke dalam himpunan
keterampilan tambahan yang mungkin diperlukan. Dalam hal ini,

17
pendidik menganalisa tugas pokok yang harus dikuasai peserta
didik agar peserta didik bisa mencapai kompetensi minimal yang
ditetapkan.
d) Concept Analysis (Analisa Konsep)
Dalam analisa konsep dilakukan identifkasi konsep pokok yang
akan diajarkan, menuangkannya dalam bentuk hirarki, dan
merinci konsep-konsep individu ke dalam hal yang kritis dan tidak
relevan. Analisa konsep selain menganalisis konsep yang akan
diajarkan juga menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan
secara rasional.
e) Specifying Instructional Objectives (Perumusan Tujuan
Pembelajaran)
Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil
dari analisa konsep (concept analysis) dan analisa tugas (task
analysis) untuk menentukan perilaku objek penelitian.
2. Tahap Design (Perancangan)
Tahap kedua dalam model 4D adalah perancangan (design). Ada 4
langkah yang harus dilalui pada tahap ini yakni constructing criterion-
referenced test (penyusunan standar tes), media selection (pemilihan
media), format selection (pemilihan format), dan initial design
(rancangan awal). a) Constructing Criterion-Referenced Test
(Penyusunan Standar Tes) Penyusunan standar tes adalah langkah
yang menghubungkan tahappendefinisan dengan tahap perancangan.
Penyusunan standar tes didasarkan pada hasil analisa spesifikasi
tujuan pembelajaran dan analisa peserta didik. Dari hal ini disusun
kisi-kisi tes hasil belajar. Tes disesuaikan dengan kemampuan
kognitif peserta didik dan penskoran hasil tes menggunakan panduan
evaluasi yang memuat penduan penskoran dan kunci jawaban soal. b)
Media Selection (Pemilihan Media) Secara garis besar pemilihan
media dilakukan untuk identifikasi media pembelajaran yang
sesuai/relevan dengan karakteristik materi. Pemilihan media
didasarkan kepada hasil analisa konsep, analisis tugas, karakteristik

18
peserta didik sebagai pengguna, serta rencana penyebaran
menggunakan variasi media yang beragam. Pemilihan media harus
didasari untuk memaksimalkan penggunaan bahan ajar dalam proses
pengembanan bahan ajar pada proses pembelajaran. c) Format
Selection (Pemilihan Format) Pemilihan format dalam pengembangan
perangkat pembelajaran bertujuan untuk merumuskan rancangan
media pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode, dan
sumber pembelajaran. d) Initial Design (Rancangan Awal) Rancangan
awal adalah keseluruhan rancangan perangkat pembelajaran yang
harus dikerjakan sebelum ujicoba dilakukan. Rancangan ini meliputi
berbagai aktifitas pembelajaran yang terstruktur dan praktik
kemampuan pembelajaran yang berbeda melalui praktik mengajar
(Microteaching).
3. Tahap Develop (Pengembangan)
Tahap ketiga dalam pengembangan perangkat pembelajaran model
4D adalah pengembangan (develop). Tahap pengembangan
merupakan tahap untuk menghasilkan sebuah produk pengembangan.
Tahap ini terdiri dari dua langkah yaitu expert appraisal (penilaian
ahli) yang disertai revisi dan delopmental testing (uji coba
pengembangan).
a) Expert Appraisal (Penilaian Ahli)
Expert appraisal merupakan teknik untuk mendapatkan saran
perbaikan materi. Dengan melakukan penilaian oleh ahli dan
mendapatkan saran perbaikan perangkat pembelajaran yang
dikembangkan selanjutnya direvisi sesuai saran ahli. Penilaian
ahli diharapkan membuat perangkat pembelajaran lebih tepat,
efektif, teruji, dan memiliki teknik yang tinggi.
b) Delopmental Testing (Uji Coba Pengembangan)
Uji coba pengembangan dilaksanakan untuk mendapatkan
masukan langsung berupa respon, reaksi, komentar peserta didik,
para pengamat atas perangkat pembelajaran yang sudah disusun.

19
Uji coba dan revisi dilakukan berulang dengan tujuan memperoleh
perangkat pembelajaran yang efektif dan konsisten.
4. Tahap Disseminate (Penyebarluasan)
Tahap terakhir dalam pengembangan perangkat pembelajaran
model 4D ialah tahap penyebarluasan. Tahap akhir pengemasan akhir,
difusi, dan adopsi adalah yang paling penting meskipun paling sering
diabaikan.
Tahap penyebarluasan dilakukan untuk mempromosikan produk
hasil pengembangan adar diterima pengguna oleh individu, kelompok,
atau sistem. Pengemasan materi harus selektif agar menghasilkan
bentuk yang tepat. Terdapat tiga tahap utama dalam tahap disseminate
yakni validation testing, packaging, serta diffusion and adoption.
Dalam tahap validation testing, produk yang selesai direvisi pada
tahap pengembangan diimplementasikan pada target atau sasaran
sesungguhnya. Pada tahap ini juga dilakukan pengukuran
ketercapaian tujuan yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas
produk yang dikembangkan. Selanjutnya setelah diterapkan,
peneliti/pengembang perlu mengamati hasil pencapaian tujuan, tujuan
yang belum dapat tercapai harus dijelaskan solusinya agar tidak
berulang saat setelah produk disebarluaskan.
Pada tahap packaging serta diffusion and adoption, pengemasan
produk dilakukan dengan mencetak buku panduan penerapan yang
selanjutnya disebarluaskan agar dapat diserap (difusi) atau dipahami
orang lain dan dapat digunakan (diadopsi) pada kelas mereka.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalm melaksanakan
diseminasi/penyebarluasan adalah analisa pengguna, strategi dan
tema, pemilihan waktu penyebaran, dan pemilihan media penyebaran.
Kelebihan model 4D yaitu tidak membutuhkan waktu yang
realtif lama, karena tahapan relatif tidak terlalu kompleks. Kelemahan
Model 4D yaitu di dalam model 4D hanya sampai pada tahapan
penyebaran saja, dan tidak ada evaluasi, dimana evaluasi yang
dimaksud adalah mengukur kualitas produk yang telah diujikan, uji

20
kualitas produk dilakukan untuk hasil sebelum dan sesudah
menggunakan produk.
3. Model Pengembangan ADDIE
Menurut Dick et al. (2005) mengembangkan model model
pengembangan yaitu model ADDIE, model tersebut terdiri dari lima
tahapan pengembangan.

Gambar 3. Langkah-langkah Pengembangan ADDIE


Model yang melibatkan tahap-tahap pengembangan model dengan
lima langkah/fase pengembangan meliputi: Analysis, Design,
Development or Production, Implementation or Delivery dan Evaluations.
Tahap Model Penelitian Pengembangan ADDIE
1. Analysis
Dalam model penelitian pengembangan ADDIE tahap pertama adalah
menganalisis perlunya pengembangan produk (model, metode, media,
bahan ajar) baru dan menganalisis kelayakan serta syarat-syarat
pengembangan produk. Pengembangan suatu produk dapat diawali
oleh adanya masalah dalam produk yang sudah ada/diterapkan.
Masalah dapa muncul dan terjadi karena produk yang ada sekarang
atau tersedia sudah tidak relevan dengan kebutuhan sasaran,
lingkungan belajar, teknologi, karakteristik peserta didik dan
sebagainya.
2. Design
Kegiatan desain dalam model penelitian pengembangan ADDIE
merupakan proses sistematik yang dimulai dari merancang konsep dan
konten di dalam produk tersebut. Rancangan ditulis untuk masing-
masing konten produk. Petunjuk penerapan desain atau pembuatan

21
produk diupayakan ditulis secara jelas dan rinci. Pada tahap ini
rancangan produk masih bersifat konseptual dan akan mendasari
proses pengembangan di tahap berikutnya.
3. Development
Development dalam model penelitian pengembangan ADDIE berisi
kegiatan realisasi rancangan produk yang sebelumnya telah dibuat.
Pada tahap sebelumnya, telah disusun kerangka konseptual penerapan
produk baru. Kerangka yang masih konseptual tersebut selanjutnya
direalisasikan menjadi produk yang siap untuk diterapkan. Pada tahap
ini juga perlu dibuat intrumen untuk mengukur kinerja produk.
4. Implementation
Penerapan produk dalam model penelitian pengembangan ADDIE
dimaksudkan untuk memperoleh umpan balik terhadap produk yang
dibuat/dikembangkan. Umpan balik awal (awal evaluasi) dapat
diperoleh dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan
pengembangan produk. Penerapan dilakukan mengacu kepada
rancangan produk yang telah dibuat.
5. Evaluation
Tahap evaluasi pada penelitian pengembangan model ADDIE
dilakukan untuk memberi umpan balik kepada pengguna produk,
sehingga revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan
yang belum dapat dipenuhi oleh produk tersebut. Tujuan akhir evaluasi
yakni mengukur ketercapaian tujuan pengembangan.

2.6 Kelebihan dan Kelemahan Penelitian dan Pengembangan (R&D)


A. Kelebihan
1. Pendekatan R & D mampu menghasilkan suatu produk/model yang
memiliki nilai validasi tinggi, karena produk tersebut dihasilkan
melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi oleh ahli.
2. Pendekatan R & D merupakan penghubung antara penelitian yang
bersifat teoritis dengan penelitian yang bersifat praktis.
3. Metode penelitian yang ada dalam R & D cukup komprehensif, mulai
dari metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.

22
4. Mendorong proses inovasi produk/model yang tiada henti sehingga
diharapkan akan selalu ditemukan produk/model yang selalu actual
dengan tuntutan kekinian.
5. Mampu mengatasi kebutuhan nyata dan mendesak (real needs in the
here-and-now) melalui pengembangan solusi atas suatu masalah
sembari menghasilkan pengetahuan yang bisa digunakan di masa
mendatang.
A. Kelemahan
1. Pada prinsipnya memerlukan waktu yang relative panjang, karena
prosedur yang harus ditempuh relatif kompleks.
2. Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena penelitian R & D
ditujukan untuk pemecahan masalah “here and now”, dan dibuat
berdasar sampel (spesifik), bukan populasi.
3. Penelitian R & D memerlukan sumber dana dan sumber daya yang
cukup besar.
2.7 Contoh Judul Penelitian dan Pengembangan (R&D)
1. Pengembangan Panduan Biblioedukasi Berdamai Dengan Diri Sendiri
Untuk Memenuhi Self Esteem Remaja Narsistik
2. Pengembangan Panduan Konseling Kelompok Teknik Psikodrama
Untuk Mengatasi Masalah Dalam Psychological Well-Being Siswa SMP
3. Pengembangan Buku Panduan Teknik Self-Instruction Untuk Mengatasi
Masalah Dalam Self-Esteem Siswa SMP
4. Pengembangan Media Bimbingan Cara Berinteraksi Dengan Siswa
Tunarungu Dalam Bentuk Video Edukasi Di SMK Inklusi

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penelitian R & D merupakan sebuah proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan, atau suatu metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Produk-produk pendidikan yang dihasilkan baik
yang berupa hardware maupun software diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas dan efektifitas pendidikan yang berkualitas, dan relevan dengan
kebutuhan. Sehingga secara umum dapat meningkatkan kualitas pendidikan
di Indonesia.

3.2 Saran
1. Peneliti dalam bidang Pendidikan, khususnya dalam bidang Bimbingan
dan Konseling perlu untuk melakukan penelitian dan pengembangan agar
dapat menghasilkan prototype atau produk yang berkualitas dan dapat
digunakan secara luas untuk menunjang proses pembelajaran dan layanan
dalam dunia pendidikan, khususnya dalam layanan bimbingan dan
konseling.
2. Peneliti perlu memperhatikan langkah-langkah penelitian agar hasil
penelitiannya baik.

24
DAFTAR PUSTAKA

Aina Mulyana. 2016. Definition Purpose and steps of Research and Development.
Retrieved October 10, 2022, from https://ainamulyana.blogspot.com/2016
/08/definition-purpose-and-steps-of.html

Amali, K., Kurniawati, Y., & Zulhiddah, Z. (2019). Pengembangan Lembar Kerja
Peserta Didik Berbasis Sains Teknologi Masyarakat pada Mata Pelajaran
IPA di Sekolah Dasar. Journal of Natural Science Integration, 2(2), 191-
202

Arip Nurahman (2019). Research and Development in Education:Project: Physics


Education In Vocational School (SMK).
DOI:10.13140/RG.2.2.19276.26247

Borg, & Gall. (1983). Educational research: An introduction. In: New York
Longman.

Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2005). The systematic design of instruction.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Thiagarajan, S. (1974). Instructional development for training teachers of


exceptional children: A sourcebook.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Numerical, Verbal dan R&D. Bandung:


Afabeta

Sukmadinata, N.S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya

25

Anda mungkin juga menyukai