DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7:
DOSEN PENGAMPUH :
PENDIDIKAN BIOLOGI
2021/2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho
Allah SWT.Karena tanpa rahmat dan ridho-Nya kami tidak dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah metodologi penelitian dengan baik dan selesai tepat
waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Mar’atul afidah, S.Pd.,
M.Pd selaku dosen pengampu Metoologi Penelitian yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam
pembuatan makalah ini.Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang penelitian
pengembangan (R&D) terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.Maka dari itu
kami mohon saran dan kritik yang membangun sehingga kita bisa sama-sama belajar
dalam meperbaiki makalah kita yang selanjutnya.
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
Dengan demikian bahwa konsep dasar darisebuah penelitian itu adalah
kegiatan pemecahan masalah karena andanyaketidaksesuaian antara harapan dengan
fakta yang terjadi di lapangan.
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui maksud dari penelitian pengembanga R&D
2. Untuk mengetahui langkah – langkah penelitian R&D
3. Untuk mengetahui perbedaan antara penelitian R&D dengan penelitian lainya
4. Untuk mengetahui contoh dari penelitian R&D
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Yang dimaksud dengan produk dalam konteks ini adalah tidak selalu
berbentuk hardware (buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan
laboratorium), tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti program untuk
pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun
model- model pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi,
manajemen,dll.
Gay (1990)
7
bahan pembelajaran, media, strategi pembelajaran untuk digunakan di sekolah, dan
bukan untuk menguji teori.
Sugiyono (2011)
8
2.2. TUJUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN
9
2.3. LANGKAH – LANGKAH PENELITIAN PENGEMBANGAN
1. Potensi dan masalah Potensi adalah sesuatu yang bila didayagunakan akan
memiliki nilai tambah. Contoh: potensi penduduk usia kerja yang cukup banyak,
sehingga melalui model pendidikan tertentu dapat diberdayakan sebagai tenaga kerja
pertanian atau industri. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi. Contoh: sampah, pengangguran, korupsi. Potensi dan masalah
yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Data
tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan
penelitian orang lain atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi
tertentu yang masih up to date.
10
2. Mengumpulkan informasi Mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai
bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah
tersebut.
6. Uji coba produk Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan
produk. Setelah disimulasikan, maka dapat diuji cobakan pada kelompok yang
terbatas. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah
produk tersebut akan efektif atau tidak. Pengujian dapat dilakukan dengan
eksperimen. Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan
keadaan sebelum dan sesudah menggunakan produk (pre experimental design/ one
group pretest-postest) atau dengan membandingkan antara kelompok yang
menggunakan dengan yang tidak menggunakan produk tersebut (true experimental
design/ pretest-postest control group design).
11
Dalam hal ini ada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengujian
signifikansi efektivitas produk, bila data berbentuk interval dan dilakukan pada dua
kelompok, maka dapat menggunakan t-test berpasangan, sedangkan bila dilakukan
pada lebih dari dua kelompok dapat menggunakan Analisis Varians (Anava).
7. Revisi produk Produk direvisi untuk meningkatkan nilai indikator menjadi lebih
tinggi/ sesuai dengan yang diharapkan. Setelah direvisi, maka diujicobakan lagi ke
kelas yang lebih luas. Produk digunakan selama setengah tahun atau satu tahun,
kemudian dicek lagi kelemahannya, kalau ada, segera diperbaiki lagi.
9. Revisi produk Dilakukan jika dalam penggunaannya di lembaga yang luas terdapat
kekurangan dan kelemahan.
10. Pembuatan produk masal Bila produk tersebut sudah dinyatakan efektif dalam
beberapa kali pengujian, maka produk tersebut dapat digunakan pada setiap lembaga
pendidikan.
Pada tahap ini, paling tidak ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu studi literatur
dan studi lapangan. Pada studi literatur, digunakan untuk menemukan konsep-konsep
atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat suatu produk. Melalui studi literatur
12
dikaji pula ruang lingkup suatu produk, keluasaan penggunaan, kondisi pendukung,
dll. Melalui studi literatur diketahui pula langkah-langkah yang paling tepat untuk
mengembangkan produk. Studi literatur juga akan meberikan gambaran hasil-hasil
penelitian terdahulu yang bisa sebagai bahan perbandingan untuk mengembangkan
suatu produk tertentu. Selain studi literatur, perlu juga dilakukan studi lapangan atau
dengan kata lain disebut sebagai pengukuran kebutuhan dan penelitian dalam skala
kecil (Sukmadinata: 2005). Dalam mengembangkan suatu produk, sebaiknya
didasarkan atas pengukuran kebutuhan (need assessment).
Perencanaan
Pengembangan produk awal merupakan draft kasar dari produk yang akan
dibuat.Meskipun demikian, draft produk tersebut harus disusun selengkap dan
sesempurna mungkin. Draft atau produk awal dikembangkan oleh peneliti bekerja
sama atau meminta bantuan para ahli dan atau praktisi yang sesuai dengan bidang
keahliannya (uji coba di belakang meja/ desk try out atau desk evaluation).Pada tahap
ini sering juga disebut dengan tahap validasi ahli. Uji coba atau evaluasi oleh ahli
bersifat perkiraan atau judgment, berdasarkan analisis dan pertimbangan logika dari
para peneliti dan ahli. Uji coba lapangan akan mendapatkan kelayakan secara mikro,
kasus demi kasus untuk kemudian ditarik kesimpulan secara umum atau
digeneralisasi.
Setelah uji coba diatas meja, maka dilakukan uji coba lapangan di sekolah
ataupun di laboratorium. Menurut Borg and Hall (1989), uji coba lapangan produk
13
awal disarankan dilakukan pada 1 sampai 3 sekolah dengan jumlah responden antara
10 sampai 30 orang. Selama pelaksanaan uji coba di lapangan, peneliti mengadakan
pengamatan secara intensif dan mencatat hal-hal penting yang dilakukan oleh
responden yang akan dijadikan bahan untuk penyempurnaan produk awal tersebut.
Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji coba lapangan
secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih banyak dilakukan
dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih pada evaluasi terhadap
proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan internal.
Meskipun sudah diperoleh produk yang lebih sempurna, tetapi uji coba dan
penyempurnaan produk masih perlu dilakukan sekali lagi. Hal ini dilakukan agar
produk yang dikembangkan memenuhi standar tertentu. Oleh karena itu target
populasinyapun harus disesuaikan. Uji coba dan penyempurnaan pada tahap produk
awal masih difokuskan kepada pengembangan dan penyempurnaan materi produk,
belum memperhatikan kelayakan dalam konteks populasi. Kelayakan populasi
dilakukan dalam uji coba dan penyempurnaan produk yang telah disempurnakan.
Dalam tahap ini, uji coba dan penyempurnaan dilakukan dalam jumlah sampel yang
lebih besar.
Borg dan Gall (1989), menyarankan dalam tahap ini digunakan sampel sekolah 5
sampai dengan 15 sekolah, dengan sampel subjek antara 30 sampai 100 orang (Ini
bersifat relatif, tergantung jumlah-kategori-dan karakteristik populasi). Langkah-
langkah uji coba produk yang telah disempurnakan sama persis dengan uji coba
produk awal, hanya jumlah sampelnya saja yang berbeda.
14
Penyempurnaan produk dari hasil uji lapangan lebih luas ini akan lebih
memantapkan produk yang kita kembangkan, karena pada tahap uji coba lapangan
sebelumnya dilaksanakan dengan adanya kelompok kontrol. Desain yang digunakan
adalah pretest dan posttest. Selain perbaikan yang bersifat internal. Penyempurnaan
produk ini didasarkan pada evaluasi hasil sehingga pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif.
Setelah dihasilkan suatu produk final yang sudah teruji keampuhannya, langkah
selanjutnya adalah desiminasi, implementasi, dan institusionalisasi. Desiminasi dari
15
suatu produk, yang dikembangkan akan membutuhkan sosialisasi yang cukup
panjang dan lama. Biasanya prses desiminasi dan implementasi akan bergadapan
dengan berbagai masalah kebijakan, legalitas, pendanaan, dll.
Setelah diyakini bagus sesuai dengan yang diharapkan, draft tersebut dimintakan
masukan kepada para ahli yang relevan (expert validation). Masukan dari para ahli
dijadikan dasar untuk perbaikan terhadap draft. Setelah draft direvisi berdasar
masukan dari para ahli, langkah berikutnya adalah menguji-coba draft tersebut. Uji-
coba disesuaikan dengan penggunaan perangkat. Bila yang dikembangkan adalah
bahan ajar, maka uji-cobanya adalah digunakan untuk mengajar kepada siswa yang
akan membutuhkan perangkat tersebut. Uji-coba bisa dilakukan pada beberapa bagian
saja terhadap sekelompok kecil siswa, atau satu kelas. Bila yang diuji-coba adalah
silabus, maka uji-cobanya adalah terhadap guru yang akan menggunakan silabus
16
tersebut. Kegiatan uji-cobanya adalah meminta guru menggunakan silabus untuk
menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP).
a. Dimensi tujuan:
Tujuan dari penelitian kuantitatif antara lain: (a) menunjukkan adanya hubungan
antar variabel, (b) menguji teori, dan (c) mencari generalisasi yang mempunyai nilai
prediktif.
Tujuan dari penelitian kualitatif antara lain: (a) menemukan hubungan pola yang
bersifat interaktif -tidak terlihat dengan jelas posisi dari variabel dependen dan
independen-, (b) menemukan teori, (c) menggambarkan realitas yang kompleks, dan
(d) memperoleh pemahaman makna.
Tujuan dari penelitian pengembangan antara lain: (a) menghasilkan produk; dan (b)
menguji keefektifan suatu produk. Kedua tujuan tersebut bisa bersifat kesatuan atau
parsial. Bersifat kesatuan artinya peneliti bisa menghasilkan produk sekaligus
menguji keefektifan dari produk yang dihasilkan. Secara parsial memiliki arti bahwa
peneliti bisa memilih salah satu dari kedua tujuan tersebut, yaitu menghasilkan poduk
tanpa harus melakukan uji keefektifan atau menguji keefektifan suatu produk yang
telah dihasilkan peneliti lain.
b. Dimensi desain:
Desain dari penelitian kuantitatif antara lain: (a) spesifik, jelas, dan rinci; (b)
ditentukan secara mantap sejak awal; (c) menjadi pedoman langkah demi langkah.
Desain dari penelitian kualitaif antara lain: (a) umum; (b) fleksibel; (c) berkembang
dan muncul di dalam proses penelitian; dan (d) mengedepankan konstruksi dari teori
daripada pengujian teori.
17
Desain dari penelitian pengembangan antara lain: (a) memerlukan analisis kebutuhan;
(b) melakukan uji produk; (c) long live product evaluation (evaluasi produk bersifat
sepanjang hayat), hal ini dimaksudkan pada penyesuaian perkembangan produk
dengan revisi.
c. Dimensi proses:
Berbicara penelitian pendidikan, tidak bisa dipisahkan dari penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Creswell (2012:12) menunjukkan dua jalur pendekatan yang berbeda dari
kedua penelitian ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut.
d. Dimensi hasil:
Hasil penelitian kuantitatif hasil adalah berupa jawaban berupa simpulan atas
rumusan masalah yang didapat dari pengujian hipotesis yang telah dirumuskan.
18
Hasil penelitian kualitatif tidak hanya menghasilkan data atau informasi yang sulit
dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga menghasilkan informasi-informasi yang
bermakna, bahkan menghasilkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan
untuk membantu memecahkan masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia. Hasil
penelitian akan dapat ditemukan oleh peneliti lain, asal sasaran, masalah, pendekatan,
metode, rancangan dan latar relatifnya sama (Suparlan, 1994) dalam Mukhadis
(2013:81)
Hasil penelitian pengembangan adalah berupa produk yang telah teruji dan layak
untuk diproduksi secara masal
19
e. Dimensi manfaat:
Manfaat dari penelitian kuantitatif lebih bersifat makro, karena hasil dari penelitian
atas sampel dapat digeneralisasikan kepada populasi. Manfaat dari penelitian
kualitatif lebih bersifat mikro, hasil dari penelitian hanya bisa diberlakukan untuk
lingkup yang diteliti dan memiliki tranferability terhadap kasus yang benar-benar
serupa dengan obyek yang diteliti. Manfaat dari penelitian pengembangan memiliki
sifat sama dengan penelitian kualitatif dan tergantung terhadap cakupan masalah yang
sedang “diobati”. Semakin luas cakupan wilayah penelitian maka manfaat dari hasil
penelitian (produk) juga dapat diterapkan di wilayah yang luas.menutup rapat botol
dan kemudian diberi label yang berisi nama spesimen tersebut.
Contoh ;
Metode yang digunakan : Metode yang dilakukan dalam pembuatan tugas akhir
dengan menggunakan analisis sistem dan perancangan sistem.
Analisis sistem ialah tahapan awal dalam proses pengembangan sistem yang
dilakukan setelah perencanaan sistem, proses selanjutnya yaitu dengan
perancangan sistem informasi itu sendiri. Tujuan dari analisis sistem adalah
untuk memperjelas langkah kerja dan konsep perancangan dengan unsur-unsur yang
20
terlibat dalam sistem, dimulai dari pengelolaan sistem, pengguna sistem, serta
perangkat-perangkat yang dibutuhkan dan digunakan dalam proses pembuatan
sistem. Berikut gambaran analisis
Aplikasi ini memiliki tiga actor yaitu admin, user, dan mediator. Admin bisa
mengatur waktu, input menu ibadah, input doa harian, data kajian, data tanya jawab,
menghitung zakat, dan menerima database user ataupun mediator. User dimulai
dengan registrasi dan login.
21
Lalu, user bisa diskusi tentang kajian dan mengoreksi bacaan. Selain itu, user bisa
menghitung zakat. Antara user dan mediator hanya fungsional sajayang membedakan
dimana mediator sebagai fasilitator dalam diskusi tanya jawab dan mengoreksi
bacaan user.
22
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Penelitian Pengembangan atau Research and Development (R&D) saat ini
merupakan salah jenis penelitian yang banyak dikembangkan. Penelitian
pengembangan merupakan salah satu jenis penelitian yang dapat menjadi
penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian
terapan. Pengertian Penelitian Pengembangan atau Research and Development
(R&D) sering diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.
Yang dimaksud dengan produk dalam konteks ini adalah tidak selalu berbentuk
hardware (buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan laboratorium), tetapi
bisa juga perangkat lunak (software) seperti program untuk pengolahan data,
pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model- model
pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen,dll.
3.2. SARAN
Dalam penyususnan makalah ini saya sangat menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan baik dari segi kata, bahasa maupun kalimat, oleh karena
itu saya sangat berharap sekali masukan, kritik dan saran yang membangun.
23
DAFTAR PUSTAKA
Yamantolsa. https://www.slideshare.net/YamantoIsa/penelitian-pengembangan-research-
and-development diakses paa 23 mei 2022
Borg and Gall (1983). Educational Research, An Introduction. New York and London.
Longman Inc.
Gay, L.R. (1991). Educational Evaluation and Measurement: Com-petencies for Analysis and
Application. Second edition. New York: Macmillan Publishing Compan.
Seels, Barbara B. & Richey, Rita C. (1994). Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
Kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK
UNJ.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Plomp, Tj. (1994). Educational Design: Introduction. From Tjeerd Plomp (eds). Educational
&Training System Design: Introduction. Design of Education and Training (in
Dutch).Utrecht (the Netherlands): Lemma. Netherland. Faculty of Educational Science
andTechnology, University of Twente
24
van den Akker J. (1999). Principles and Methods of Development Research. Pada J. van den
Akker, R.Branch, K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp (eds), Design Approaches and
Tools in Education and Training (pp. 1-14). Dortrech: Kluwer Academic Publishers.
25