Disusun oleh:
1. Charis Dwi Ismail (17728251007)
2. Anggun Dwi Astiningsih (17728251016)
PENDIDIKAN KIMIA A
A. Pendahuluan
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Research and Development (R&D)?
2. Bagaimana langkah-langkah dalam Research and Development (R&D)?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan Research and Development (R&D)?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian dari Research and Development (penelititian dan
pengembangan).
2. Mengetahui langkah-langkah dalam Research and Development (penelititian dan
pengembangan).
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam Research and Development (penelititian
dan pengembangan).
3
BAB II
PEMBAHASAN
Borg & Gall (1993) mendefinisikan metode penelitian dan pengembangan atau
yang dikenal dengan R&D (research and development) adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menemukan dan mengembangkan (menghasilkan) produk tertentu, dan
menguji keefektifan (validasi) produk tersebut. Setelah produk teruji, maka dapat
diaplikasikan. Proses pengujian produk dengan eksperimen tersebut dinamakan penelitian
terapan (applied research).
4
adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan
sekolah, dan bukan untuk menguji teori.
Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk
tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku,
modul, alat laboratorium, tapi juga bisa perangkat lunak (software), seperti program
komputer untuk pengolahan data, pembelajaran kelas, pelatihan, bimbingan, evaluasi, dll.
5
melalui penelitian dasar atau menjawab pertanyaan spesifik tentang masalah
praktis/menerapkan pengetahuan melalui penelitian terapan.
Research &
Basic Applied
Development
Research Research
(Penemuan
(Penemuan (Menerapkan
Pengembangan dan
Ilmu Baru) Ilmu/Produk)
Pengujian Produk)
6
2. Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses ujicoba pengembangan suatu
produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian ujicoba, dan setiap kegiatan
ujicoba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun proses. Berdasarkan
temuan -temuan hasil ujicoba diadakan penyempurnaan-penyempurnaan.
3. Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang
dihasilkan. Walaupun dalam tahap ujicoba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi
pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok
pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok
eksperimen, juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak atau kontrol.
Perbandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan
tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan.
Para pendidik dan peneliti berupaya untuk mencari penelitian dan pengembangan
antara penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian yang menghubungkan antara
penelitian dasar dan penelitian terapan adalah penelitian dan pengembangan (R & D).
Penelitian dan pengembangan bukanlah pengganti penelitian dasar dan penelitian
terapan, tetapi ketiga penelitian ini diperlukan untuk mengadakan perubahan, khususnya
dalam bidang pendidikan.
7
Tahap-tahap dari proses penelitian dan pengembangan ditunjukkan sebagai siklus
penelitian dan pengembangan.
Karakteristik penelitian dan pengembangan (R&D) menurut Borg and Gall (1983)
menjelaskan 4 ciri utama R&D, yaitu:
a. Studying research findings (penelitian awal untuk mendukung produk yang akan
dibuat): artinya melakukan studi atau penelitian awal untuk mencari temuan-
temuan penelitian terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
b. Developing the product (mengembangkan produk berdasarkan hasil penelitian):
artinya mengembangkan produk berdasarkan temuan penelitian tersebut.
c. Field testing (uji lapangan produk): artinya dilakukan uji lapangan dalam seting
atau situasi nyata dimana produk tersebut nantinya digunakan.
d. Revising (merevisi kekurangan-kekurangan yang ditemukan setelah uji lapangan):
artinya melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
ditemukan dalam tahp-tahap uji coba lapangan.
Karakteristik penelitian pengembangan menurut Santyasa (2009), penelitian dalam
rangka peningkatan kualitas pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan
upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai
pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan
kualitas pembelajaran.
b. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar
yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
c. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji
coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan
bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan,
validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas,
sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara akademik
8
d. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media
pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporakan secara
sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
C. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Borg dan Gall (1983) menyatakan ada 10 langkah pelaksanaan strategi penelitian
dan pengembangan:
1. Penelitian dan pengumpulan data (Research and information collection): pada
penelitian dan pengumpulan data ini dilakukan analisis kebutuhan, studi literatur, dan
penelitian skala kecil.
2. Perencanaan (Planning): pada tahap perencanaan dilakukan identifikasi
kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, membuat
rumusan tujuan yang hendak dicapai, membuat desain atau langkah-langkah
penelitian, dan merencanakan kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
3. Mengembangkan produk awal/draft produk (Develop preliminary form of
product): Pengembangan draft produk ini meliputi antara lain penyiapan bahan ajar,
proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi.
4. Ujicoba lapangan awal (Preliminary field testing): Ujicoba lapangan awal atau
ujicoba terbatas dilakukan pada 1-3 sekolah menggunakan 6-12 subjek. Selama
ujicoba lapangan awal dilak ukan observasi, wawancara, dan pengedaran angket.
Tujuan dari ujicoba awal ini adalah untuk mendapatkan evaluasi kualitatif terhadap
produk yang dikembangk an.
5. Merevisi produk utama (Main product revision): Revisi produk utama dilakukan
berdasarkan temuan-temuan pada ujicoba lapangan awal.
6. Ujicoba lapangan utama (Main field testing): Ujicoba lapangan utama dilakukan
pada 5-15 sekolah dengan 30-100 subjek. Data kuantitatif tentang penampilan guru
sebelum dan sesudah menggunakan model dikumpulkan. Data yang diperoleh
selanjutnya dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok kontrol.
7. Penyempurnaan produk operasional (Operational product revicion):
Penyempurnaan produk operasional dilakukan berdasarkan temuan-temuan pada
ujicoba lapangan utama.
8. Ujicoba lapangan operasional (Operational field testing): Ujicoba lapangan
operasional dilakukan pada 10-30 sekolah dengan melibatkan 40-200 subjek.
Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, observasi, dan lainnya.
9
9. Penyempurnaan produk akhir (Final product revision): Penyempurnaan produk
akhir dilakukan berdasarkan temuan-temuan pada ujicoba lapangan operasional.
10. Diseminasi dan implementasi (Dissemination and implementation): Membuat
laporan tentang produk pada pertemuan profesional dan mempublikasikan pada
jurnal, bekerjasama dengan penerbit, memonitor distribusi untuk melakukan
pengendalian kualitas.
Kesepuluh tahapan ini, jika diikuti dengan baik, akan menghasilkan produk berbasis
penelitian yang siap digunakan, misalnya di sekolah.
Seperti diuraikan di atas, penelitian dan pengumplan data ini meliputi: a) analisis
kebutuhan, b) studi literatur, dan c) penelitian skala kecil.
a) Analisis kebutuhan
Kriteria pertama, yaitu produk pendidikan yang akan dihasilkan harus betul-betul
yang penting dan dibutuhkan dalam pendidikan. Produk yang akan dikembangkan
harusnya didasarkan pada analisis kebutuhan. Masalah-masalah atau kelemahan-
kelemahan apa yang dihadapi oleh sekolah saat ini? Diantara masalah tersebut, mana
yang paling mendesak dan besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan pendidikan. Untuk
mengatasi masalah tersebut, produk pendidikan apa yang perlu dikembangkan yang
dipandang ampuh. Pemilihan produk yang akan dikembangkan disesuaikan dengan
10
bidang keahlian dan kemampuan para pengembang, kelayakan waktu, peralatan, dan
biaya.
b) Studi Literatur
Sering hasil analisis kebutuhan dan studi literatur belum cukup untuk memberikan
dasar-dasar konkrit untuk pengembangan suatu produk. Untuk itu, perlu dilengkapi
dengan penelitian ke lapangan. Pada contoh penelitian dan pengembangan yang
dilaksanakan di Far West Laboratory, paket pelatihan guru yang dikembangkan berkaitan
dengan keterampilan-keterampilan mengajar. Para pengembang mengadakan penelitian
lapangan terhadap beberapa orang guru untuk mengetahui keterampilan-keterampilan
mengajar mereka dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanan
pembelajaran, meliputi sarana dan fasilitas pembelajaran, suasana kelas, dan iklim
sekolah secara keseluruhan.
2. Perencanaan
Perencanan ini meliputi rancangan produk yang disusun berdasarkan hasil studi
literatur, analisis kebutuhan, dan studi lapangan. Rancangan produk yang akan
dikembangkan minimal mencakup: a) tujuan penggunaan produk; b) siapa pengguna
11
produk; c) deskripsi komponen-komponen produk dan penggunaannya. Contoh rumusan
tujuan dalam paket pelatihan keterampilan mengajar guru, umpamanya guru mampu
menyajikan pelajaran dalam langkah-langkah k ecil secara sistematis, guru mampu
memberikan contoh dalam kehidupan; guru mampu membangkitkan motivasi belajar
siswa, dan lain-lain. Di samping itu, kriteria pencapain tujuan harus menjadi perhatian
pengembang.
Dari hasil analisis kebutuhan akan dapat ditentukan jenis produk-produk sangat
diperlukan saat ini, misalnya oleh sekolah. Hasil-hasil studi literratur akan memberikan
informasi tentang beberapa karakterisktik penting dari produk yang dikembangkan dan
bentuk-bentuk produk yang telah dikembangkan. Kemudian, hasil-hasil penelitian dalam
lingkup terbatas akan memberikan informasi tentang produk sejenis yang telah
12
digunakan, pelaksanaan produk yang ada, dan kemungkinan faktor-faktor yang
mendukung dan menghambat pengunaan produk yang akan dikembangkan.
Pada pengembangan produk awal ini, produk yang dibuat masih berupa produk
awal atau draft dan bersifat tentatif. Walaupun masih berupa produk awal, namun produk
telah disusun selengkap dan sesempurna mungkin. Pada contoh produk pelatihan untuk
peningkatan keterampilan guru dalam mengajar yang dikembangan di Far West
Laboratory, produk awal/draft paket pelatihan telah memuat komponen-komponen
paket secara lengkap, misalnya paket pelatihan tersebut terdiri dari lima paket materi
pelatihan, satu buku pedoman pelaksanaan, dan satu CD atau video yang memuat contoh-
contoh pembelajaran. Pada setiap paket materi pelatihan memuat identitas paket
(misalnya judul paket, nomor kode, jumlah jam latihan, dan prasyarat), rumusan tujuan,
uraian materi pelatihan, tugas- tugas dan latihan yang harus dikerjakan, media, alat dan
bahan yang dapat digunakan, tes akhir dan buku-buku rujukan. Buku pedoman
pelaksanaan, umpamanya, memuat petunjuk-petunjuk pembimbingan, pemberian tugas
latihan praktek bagi pembimbing atau fasiltator. Buku pedoman juga berisi format-format
observasi, instrumen evaluasi proses dan hasil belajar, dan format pelaporan kemajuan
peserta pelatihan. CD, misalnya, berisi contoh-contoh bentuk keterampilan guru
mengajar. Sebelum diujicoba di lapangan, draft perlu dievaluasi melalui desk evaluation
oleh para ahli. Evaluasi ini bertujuan untuk mendapatkan analisis dan pertimbangan logis
dari para ahli, selanjutnya dilakukan penyempunaan berdasarkan hasil desk evaluation
tersebut.
Ujicoba dan penye mpurnaan produk awal difokuskan pada pengembangan dan
penyempurnaan materi produk, belum memperhatikan kelayakan dalam konteks populasi.
Tujuan dari ujicoba lapangan awal adalah untuk mendapatkan evaluasi kualitatif dari
produk pendidikan baru yang dikembangkan. Ujicoba lapangan awal sebaiknya
dilakukan di tempat yang kondisinya sama dengan tempat produk diimplementasikan,
misalnya di sekolah. Hal ini berkaitan dengan implementasi produk dalam kondisi
sesungguhnya, yaitu baik keadaan dan jumlah siswa, maupun sarana dan fasilitas
pembelajarannya sesuai dengan keadaan nyata di sekolah. Pada contoh paket pelatihan
keterampilan mengajar di atas, kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah
mengadakan pertemuan, rapat, atau diskusi dengan guru-guru peserta latihan. Pada
pertemuan tersebut, pertama-tama pengembang menjelaskan tujuan umum pelatihan,
13
langkah-langkah yang dilakukan dan beberapa hal pokok yang perlu mendapatkan
perhatian. Setelah itu, para peserta pelatihan diberi paket pelatihan, dan diberi waktu
yang cukup untuk mempelajarinya, selanjutnya diadakan diskusi bersama antara
pengembang dan peserta pelatihan. Para peserta dapat mengklarifikasi hal-hal yang belum
jelas atau belum dipahami dengan baik. Di samping itu, masukan-masukan dari peserta
pelatihan sangat penting dijaring untuk penyempurnaan produk awal. Produk yang telah
disempurnakan ini diberikan kembali kepada peserta latihan untuk pelaksanaan ujicoba
lapangan awal.
Borg and Gall (1983), menyatakan bahwa tujuan dari ujicoba lapangan utama
adalah untuk menentukan apakah produk pendidikan sudah mencapai tujuan atau tidak.
Tujuan lain dari ujicoba ini adalah untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan
untuk memperbaiki pembelajaran. Umumnya, rancangan eksperimen digunakan pada
ujicoba ini. Pada kasus program pelatihan guru di atas, one-group pretest-posttest design
digunakan untuk menguji apakah keterampilan guru meningkat secara signifikan atau
tidak. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru direkam dengan videotape. Hasil rekaman
videotape selanjutnya dianalisis.
14
Demikian juga untuk standar pada tingkat propinsi dan nasional. Ujicoba lapangan utama
ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk dalam konteks populasi. Untuk itu
diperlukan jumlah sampel yang lebih besar yang harus mewakili populasi, baik dalam
jumlah maupun karakteristiknya.
Borg dan Gall (1983) masih mengadakan penyempurnaan pada tahap ini. Pada
tahap ini tidak dilakukan pengujian hasil dengan kelompok kontrol karena tidak diadakan
pengukuran dampak dari penggunaan keterampilan mengajar. Menurut Borg dan Gall
(1983), tujuan dari ujicoba lapangan operasional ini adalah menentukan apakah produk
pendidikan siap digunakan di sekolah tanpa kehadiran pengembangan. Agar siap
digunakan secara operasional, paket produk harus lengkap dan diuji secara keseluruhan
dalam setiap hal. Pada kasus program pelatihan guru, ujicoba lapangan operasinal ini
diatur dan dikoordinasikan oleh staf sekolah secara teratur dan seharusnya mendekati
operasional sekolah. Balikan dari koordinator dan guru yang melaksanakan pembelajaran
dikumpulkan dengan kuesioner. Wawancara dipusatkan pada bagian -bagian
pembelajaran atau materi yang perlu mendapat perhatian sehingga operasional
pembelajaran menjadi lebih efektif.
15
7. Diseminasi dan implementasi
1. Research
2. Design
3. Production
4. Evaluation
1. Define (Pendefinisian)
2. Design (Perencanaan)
3. Develop (Pengembangan)
4. Disseminate (Penyebaran)
1. Define (Pendefinisian)
Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-
syarat pengembangan. Dalam model lain, tahap ini sering dinamakan analisis kebutuhan.
Tiap-tiap produk tentu membutuhkan analisis yang berbeda-beda. Secara umum, dalam
pendefinisian ini dilakukan kegiatan analisis kebutuhan pengembangan, syarat-syarat
pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna serta model penelitian
dan pengembangan (model R & D) yang cocok digunakan untuk mengembangkan
produk. Analisis bisa dilakukan melalui studi literature atau penelitian pendahuluan.
Thiagrajan (1974) menganalisis 5 kegiatan yang dilakukan pada tahap define yaitu:
Pada tahap ini, guru melakukan diagnosis awal untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran.
16
b) Learner analysis
c) Task analysis
Guru menganalisis tugas-tugas pokok yang harus dikuasai peserta didik agar
peserta didik dapat mencapai kompetensi minimal.
d) Concept analysis
a) Analisis kurikulum
Pada tahap awal, peneliti perlu mengkaji kurikulum yang berlaku pada saat itu.
Dalam kurikulum terdapat kompetensi yang ingin dicapai. Analisis kurikulum berguna
untuk menetapkan pada kompetensi yang mana bahan ajar tersebut akan dikembangkan.
Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan tidak semua kompetensi yang ada dalam
kurikulum dapat disediakan bahan ajarnya
Seperti layaknya seorang guru akan mengajar, guru harus mengenali karakteristik
peserta didik yang akan menggunakan bahan ajar. Hal ini penting karena semua proses
pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan untuk mengetahui karakteristik peserta didik antara lain: kemampuan
akademik individu, karakteristik fisik, kemampuan kerja kelompok, motivasi belajar, latar
belakang ekonomi dan sosial, pengalaman belajar sebelumnya, dsb. Dalam kaitannya
dengan pengembangan bahan ajar, karakteristik peserta didik perlu diketahui untuk
menyusun bahan ajar yang sesuai dengan kemampuan akademiknya, misalnya: apabila
tingkat pendidikan peserta didik masih rendah, maka penulisan bahan ajar harus
17
menggunakan bahasa dan kata-kata sederhana yang mudah dipahami. Apabila minat baca
peserta didik masih rendah maka bahan ajar perlu ditambah dengan ilustasi gambar yang
menarik supaya peserta didik termotivasi untuk membacanya.
c) Analisis materi
Analisis materi dilakukan dengan cara mengidentifikasi materi utama yang perlu
diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi yang relevan, dan menyusunnya kembali
secara sistematis
d) Merumuskan tujuan
Sebelum menulis bahan ajar, tujuan pembelajaran dan kompetensi yang hendak
diajarkkan perlu dirumuskan terlebih dahulu. Hal ini berguna untuk membatasi peneliti
supaya tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat mereka sedang menulis bahan
ajar.
2. Design (Perancangan)
a) Menyusun tes kriteria, sebagai tindakan pertama untuk mengetahui kemampuan awal
peserta didik, dan sebagai alat evaluasi setelah implementasi kegiatan
b) Memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta
didik.
c) Pemilihan bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan media pembelajaran
yang digunakan. Bila guru akan menggunakan media audio visual, pada saat
pembelajaran tentu saja peserta didik disuruh melihat dan mengapresiasi tayangan
media audio visual tersebut.
d) Mensimulasikan penyajian materi dengan media dan langkah-langkah pembelajaran
yang telah dirancang. Pada saat simulasi pembelajaran berlangsung, dilaksanakan juga
penilaian dari teman sejawat
Dalam tahap perancangan, peneliti sudah membuat produk awal (prototype) atau
rancangan produk. Pada konteks pengembangan bahan ajar, tahap ini dilakukan untuk
membuat modul atau buku ajar sesuai dengan kerangka isi hasil analisis kurikulum dan
materi. Dalam konteks pengembangan model pembelajaran, tahap ini diisi dengan
kegiatan menyiapkan kerangka konseptual model dan perangkat pembelajaran (materi,
18
media, alat evaluasi) dan mensimulasikan penggunaan model dan perangkat pembelajaran
tersebut dalam lingkup kecil.
3. Develop (Pengembangan)
a) Validasi model oleh ahli/pakar. Hal-hal yang divalidasi meliputi panduan penggunaan
model dan perangkat model pembelajaran. Tim ahli yang dilibatkan dalam proses
validasi terdiri dari: pakar teknologi pembelajaran, pakar bidang studi pada mata
pelajaran yang sama, pakar evaluasi hasil belajar.
b) Revisi model berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi
19
c) Uji coba terbatas dalam pembelajaran di kelas, sesuai situasi nyata yang akan
dihadapi.
d) Revisi model berdasarkan hasil uji coba
e) Implementasi model pada wilayah yang lebih luas. Selama proses implementasi
tersebut, diuji efektivitas model dan perangkat model yang dikembangkan. Pengujian
efektivitas dapat dilakukan dengan eksperimen atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Cara pengujian melalui eksperimen dilakukan dengan membandingkan hasil belajar
pada kelompok pengguna model dan kelompok yang tidak menggunakan model.
Apabila hasil belajar kelompok pengguna model lebih bagus dari kelompok yang tidak
menggunakan model maka dapat dinyatakan model tersebut efektif. Cara pengujian
efektivitas pembelajaran melalui PTK dapat dilakukan dengan cara mengukur
kompetensi sebelum dan sesudah pembelajaran. Apabila kompetensi sesudah
pembelajaran lebih baik dari sebelumnya, maka model pembelajaran yang
dikembangkan juga dinyatakan efektif.
4. Disseminate (Penyebarluasan)
20
ajar sudah baik maka baru dilakukan pencetakan dalam jumlah banyak dan pemasaran
supaya bahan ajar itu digunakan oleh sasaran yang lebih luas.
1. Analysis (Analisa)
2. Design (Desain / Merancang)
3. Development (Pengembangan)
4. Implementation (Implementasi)
5. Evaluation (Evaluasi / Umpan Balik)
Berikut ini diberikan contoh kegiatan pada setiap tahap pengembangan model atau
metode pembelajaran, yaitu:
1. Analysis
21
dukungan fasilitas untuk diterapkan; (3) apakah dosen atau guru mampu menerapkan
model/metode pembelajaran baru tersebut Dalam analisis ini, jangan sampai terjadi ada
rancangan model/metode yang bagus tetapi tidak dapat diterapkan karena beberapa
keterbatasan misalnya saja tidak ada alat atau guru tidak mampu untuk melaksanakannya.
Analisis metode pembelajaran baru perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan apabila
metode pembelajaran tersebut diterapkan.
2. Design
3. Development
4. Implementation
5. Evaluation
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif.
Evaluation formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan
22
evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan (semester).
Evaluasi sumatif mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran atau tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik
kepada pihak pengguna model/metode. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau
kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh model/metode baru tersebut.
a. Penelitian pendahuluan; dalam studi ini instrumen yang dapat digunakan oleh peneliti
antara lain: angket, wawancara dan dokumentasi.
b. Model konseptual; dalam mengembangkan model konseptual, peneliti harus melalui
beberapa tahap seperti: pengembangan model, serta validasi model. Instrumen
penelitian diperlukan oleh peneliti pada fase validasi model. Instrumen yang dapat
digunakan oleh peneliti dalam validasi model antara lain: angket atau daftar
pertanyaan dalam kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) dan wawancara terstruktur.
c. Uji Coba Model; dalam kegiatan uji coba model, peneliti harus mempersiapkan
beberapa instrumen untuk mengevaluasi proses dan hasil eksperimen yang dilakukan.
Dalam evaluasi proses peneliti dapat menggunakan angket (kuantitatif) jika peneliti
bermaksud menggali lebih dalam tentang informasi dalam evaluasi proses maka
peneliti dapat juga melakukan triangulasi dengan wawancara dan bahkan observasi
partisipan.
23
2. Langkah Pengembangan Instrumen
a. Terlebih dahulu harus memahami pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur
sifat atau perilaku yang menjadi objek penelitian;
b. Melakukan kajian bahan bacaan terkait topik penelitian kemudian melakukan diskusi
dengan teman sebaya (peer review) yang membahas pendekatan yang akan dilakukan
untuk mengukur masing-masing variabel penelitian;
c. Bertanya pada beberapa orang yang ahli (profesional) dibidang yang akan dikaji untuk
meninjau item yang dibuat, mulai dari keterbacaan, pemaknaan, tingkat kebiasan, dan
tingkat kerumitan;
d. Menentukan sampel kecil yang sama dengan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian sebenarnya, kemudian diujicobakan. Sehingga dapat diketahui validitas dan
reliabilitas instrumennya.
e. Melakukan revisi, pengurangan, perubahan dan bahkan penambahan item jika
diperlukan, tergantung hasil dari uji coba instrumen.
Pengembangan
Observasi 1. Deskripsi proses pembelajaran
Model
(persiapan, pelaksanaan, evaluasi)
2. Partisipasi guru dan siswa
24
3. Validasi Instrumen
Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data dikumpulkan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis data:
a. Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik
dengan tabel, bagan, atau grafik.
b. Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan
c. Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif.
d. Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal- hal yang bersifat faktual, dengan tanpa
interpretasi pengembang, sehingga sebagai dasar dalam melakukan revisi produk.
e. Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan dengan
permasalahan yang diajukan, dan produk yang akan dikembangkan.
f. Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa dan
disesuaikan dengan konsumen, atau calon pemakai produk.
E. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian dan Pengembangan (R&D)
1. Kelebihan R&D
a. Penelitian dan pengembangan (R&D) mampu menghasilkan suatu produk/model
yang memiliki nilai validasi tinggi, karena produk tersebut dihasilkan melalui
serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi oleh ahli.
b. Penelitian dan pengembangan (R&D) akan selalu mendorong proses inovasi
produk/model yang tiada henti atau memiliki nilai suistanibility (penguatan) yang
cukup baik sehingga diharapkan akan ditemukan produk-produk / model-model
yang selalu aktual sesuai dengan tuntutan kekinian.
c. Penelitian dan pengembangan (R&D) merupakan penghubung antara penilitian
yang bersifat teoritis dengan penilitian yang bersifat praktis.
d. Penelitian dan pengembangan (R&D) cukup komprehensif, mulai dari metode
deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.
25
2. Kelemahan R&D
a. Pada prinsipnya penelitian dan pengembangan (R&D) memerlukan waktu yang
relatif panjang/lama, karena prosedur yang harus ditempuh relatif kompleks.
b. Penelitian dan pengembangan (R&D) dikatakan sebagai penelitian “here and
now”, Penelitian dan pengembangan (R&D) tidak mampu digeneralisasikan
secara utuh, karena pada dasarnya penelitian R&D pemodelannya pada sampel
bukan pada populasi.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
27
DAFTAR PUSTAKA
Borg, W.R. and Gall, M.D. (1983). Educational Research: An Introduction. London:
Longman, Inc.
Creswell, J.W. (2012). Educational Research, Planning, Conducting, and Evaluating
Quantitative and Qualitative Research. Fourth Edition. New Jersey: Pearson
Education.
Dick, W. And Carey, L. (1996). The Systematic Design of Instruction. New York: Harper
Collin Publishers.
Kempp, J.E. (1977). Instructional Design. Belmont: Fearon Tilman Publishers, Inc.
MC. Millan, J.H. & Schumacher, S. (2001). Research in Education, A Conceptual
Introduction. Fifth. New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Richey, R. C., & Klein, J. D. (2010). Design and development research: Methods, strategies
and issues. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.
Santyasa, I Wayan. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan
Modul. Makalah disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP,
SMA, dan SMK, Bali 12-14 Januari 2009. Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-5.
Bandung: CV.
Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Program Pascasarjana
UPI dan PT Remaja Rosdakarya.
Tessmer, M. (1998). Planning and Conducting Formative Evaluations. Philadelphia: Kogan
Page.
Tim Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Depdiknas.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Prestasi
Pustaka.
Van den Akker J. (1999). Principles and Methods of Development Research. Pada J. van den
Akker, R.Branch, K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp (eds), Design
Approaches and Tools in Education and Training (pp. 1-14). Dortrech: Kluwer
Academic Publishers.
Walter Dick, Lou Carey and James O. Carey. (2005). The Systematic Design of Instruction.
Boston: Pearson.
Wierma, W. 1995. Research Methods in Education: An Introduction, Allyn and Bacon,
Boston.
28
SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN R & D
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis (Produk yang akan dihasilkan)
A. Langkah-langkah Penelitian
B. Metode Penelitian Tahap I
1. Populasi sampel sumber data
2. Teknik pengumpulan data
3. Instrumen penelitian
4. Analisis data
5. Perencanaan desain produk
6. Validasi desain
C. Metode Penelitian Tahap II
1. Model rancangan eksperimen untuk menguji produk yang telah dirancang
2. Populasi dan sampel
29
3. Teknik pengumpulan data
4. Instrumen penelitian
5. Teknik analisis data
A. Kesimpulan
B. Saran Penggunaan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA
30