Anda di halaman 1dari 21

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

DOSEN PEMBINA:
Prof. Dr. Z. Mawardi, M.Pd.
Dr. Jasrial, M.Pd.

“RISET DAN PENGEMBANGAN KAWASAN DESAIN


TEKNOLOGI PEMBELAJARAN”
Analisis Riset: “Penerapan Kawasan Teknologi Pembelajaran pada Mata
Pelajaran Biologi Kelas X”

Oleh:
ERISA KURNIATI (17169006)
ADE MARTA PUTRA (17169025)

PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya baik itu berupa kekuatan lahiriah, batiniah, maupun ketekunan
selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini walaupun masih
jauh dari kesempurnaan.
Makalah ini disusun sebagai tugas pada mata kuliah Teknologi
Pembelajaran Semester 2 program doktoral (S3) Ilmu Pendidikan Konsentrasi
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Padang tahun akademik 2017/2018.
Pada kesempatan ini juga penulis banyak mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Prof. Dr. Z. Mawardi Effendi, M.Pd. dan Bapak Dr. Jasrial, M.Pd.
sebagai dosen pengampu mata kuliah dan rekan seperjuangan mahasiswa
Doktoral Ilmu Pendidikan Konsentrasi Teknologi Pendidikan yang telah
memberikan sumbang saran sehingga terselesainya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan penambahan ilmu pengetahuan
dan dapat digunakan sebagai reverensi bacaan bagi semua mahasiswa doktoral
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang dan para pembaca pada umumnya.

Padang, 20 Maret 2018

Penyusun,
Erisa Kurniati / 17169006
Ade Marta Putra / 17169025

Page i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
A. Pendahuluan ............................................................................................... 1
B. Langkah-langkah dalam Menentukan Kawasan Desain dalam Riset TP .... 4
C. Analisis Kawasan Desain pada Riset “Penerapan Kawasan Teknologi
Pembelajaran pada Mata Pelajaran Biologi Kelas X” ................................. 10
D. Pembahasan ................................................................................................. 12
E. Penutup ....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

Page ii
Teknologi Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

Penelitian adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik


sistematis, terkontrol, empiris dan berdasarkan pada teori serta hipotesis atau
jawaban sementara.
Penelitian dalam bidang apapun akan sangat dipengaruhi oleh paradigma
yang digunakan tentang substansi yang diteliti. Dalam bidang teknologi
pendidikan banyak pengertian yang mencakup keseluruhan aspek instruk-sional,
mulai dari perencanaan, pengembangan pemanfaatan, penge-lola-an, dan penilain.
Pengertian tersebut mempenyaruhi cakupan penelitian dan pendekatan serta jenis
penelitian, untuk itu pembahasan dalam makalah ini dimulai batasan tentang
teknologi pen-didikan, penelitian tentang teknologi pembelajaran, dan diakhiri
dengan kriteria penentuan pendekatan dan penelitian tentanca teknologi
pendidikan dalam konteks pradigma pendidikan yang baru.
Kawasan penelitian teknologi pendidikan sangat luas sekali bahkan boleh
dikatakan hampir tidak terbatas, sepanjang penelitian itu berkaitan dengan
pemecahan masalah belajar. Dasar pertimbangan kesimpulan ini adalah sebagai
berikut: (Miarso, 2007:204) (1) Belajar dapat dilakukan oleh siapa saja, baik
secara per¬orangan (individu) maupun secara kelompok, (2) Belajar dapat
dilakukan mengenai apa saja, meskipun yang menjadi perhatian utama kita adalah
yang bertujuan, terarah, dan disengaja serta yang sesuai dengan norma dan nilai
dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, (3) Belajar dapat berlangsung
kapan saja, sejak dalam kandungan hingga akhir hayat. (4) Belajar dapat
dilaksanakan dimana saja, di sekolah, di rumah, di tempat kerja, di tempat ibadah,
di masyarakat luas. (5) Belajar dapat berlangsung dengan cara bagaimana saja
(aneka proses), baik dilakukan secara individu maupun secara massal. (6) Belajar
dapat dilakukan dengan rangsangan internal dan eksternal, yaitu dari dalam diri
sendiri atau dari apa dan siapa saja di luar diri (aneka sumber). (7) Belajar dapat
dilakukan untuk kepentingan apa saja, tentunya yang bermanfaat untuk diri
sendiri dan lingkungannya.

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 1
Teknologi Pembelajaran

Untuk dapat memahami hal ikhwal penelitian dalam TP ada baiknya


dilihat status penelitian TP pada masa lalu, khususnya yang ditulis oleh Hannafin
(1985), seperti disitir oleh Hannafin dan Hannafin, 1991). menemukan bahwa ada
tiga faktor utama yang mempengaruhi perkembangan penelitian TP sebelum
tahun 1985: tradisi penelitian ilmu behavioural, identitas penelitian yang nirfokus,
dan sikap bidang ini terhadap penelitian.
Tradisi dan standar penelitian yang telah dikembangkan dalam sains
beha-vioural yang melingkupi pelaksanaan penelitian bidang ilmu telah
diterapkan dalam penelitian TP karena bidang TP pada hakikatnya berakar pada
sains beha-vioural. Ukuran yang dipakai adalah yang berlaku dalam penelitian
eksperimen-tal. Dapat dikatakan bahwa bidang TP belum memiliki identitas
intelektua! tersendiri. Aki-batnya, jumlah penelitian yang khas TP makin
menurun. Identitas inteiektual khas TP tidak muncul meskipun dasar teoretis kuat
dapat dibangun dari psikologi. Bidang TP masih tetap didominasi oleh penelitian
eksperimental, meskipun sudah ada tawaran paradigma-paradigma lain. Misalnya,
Driscoll (1984), seperti disitir oleh Hannafin & Hannafi (1991) menawarkan 13
model penelitian TP, termasuk model etnografi, penclembangan teknik, dan
efektivitas-biaya. Begitu kuatnya pengaruh dari tradisi sains behavioural, bidang
TP menjadi makin dibentuk oleh R&D yang dihasilkan oleh peneliti di luar
bidang ini.
Hal tersebut menyebabkan melemahnya identitas intelektual bidang TP.
Tidak banyak yang ditulis tentang tema-tema khas TP. Seperti disitir Hannafin
dan Haanafin (1991) dari Sach (1984), hanya sedikit sekali tema-tema khas TP
yang ditemukan dalam literatur, dan relatif sedikit jumiah pakar TP. Bahkan di
antara pakar-pakar yang telah diidnetifikasi, beberapa sebenarnya pakar psikologi
yang memiliki minat kuat terhadap TP, meskipun bukan minat utama ataupun
eksklusif, misalnya David Ausubel, Rodert Gagne, clan Jeremy Bruner. Dari
tinjauan pustakanya, Sach menyimpulkan bahwa para pakar jarang menyitir karya
pakar IT sebelumnya. Beberapa peneliti menggunakan karya dengan kerangka
berpikir mereka sendiri; pengarang sering menerbitkan secara terpisah dari
penelitian yang ada. Jadi identitas intelektual TP saat itu masih sangat lemah.

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 2
Teknologi Pembelajaran

Sampai tahun 1985 para akadernisi TP dapat dikatakan sebagai pemakai


dari pada pelaku penelitian karen berbagai alasan. Kurangnya penelitian TP
meru¬pakan akibat dari ketidakpedulian atau kekurangpahaman terhadap metode
yang ada, tuntutan kompetitif, atau karena tidak bermanat dalam penelitian.
Apa¬pun alasan-nya, yang jelas baru sedikit pakar TP yang melakukan penelitian.
Bebe¬rapa faktor telah memberikan andil pada keadaan ini. Faktor-faktor tersebut
termasuk: kurangnya dukungan lembaga, besarnya beban mengajar, dan tuntutan
layanan untuk program TP tidak proporsional terhadap program akademik
lainnya. Faktor lainnya adalah kurangnya keahlian dalam merencanakan dan
menerbitkan R&D yang asli.

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 3
Teknologi Pembelajaran

BAB II
RISET DAN PENGEMBANGAN KAWASAN DESAIN TP

A. ANALISIS RISET: “PENERAPAN KAWASAN TEKNOLOGI


PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X”

Kawasan teknologi pendidikan meliputi teori dan praktik dalam


merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola dan menilai proses,
sumber dan sistem belajar. Pemecahan masalah belajar secara empirik dapat
dilakukan dengan berbagai cara, strategi dan prosedur.
Kawasan pertama teknologi pembelajaran adalah desain atau perancangan
yang mencakup penerapan berbagai teori, prinsip dan prosedur dalam melakukan
perencanaan atau mendesain suatu program atau kegiatan pembelajaran yang
dilakukan secara sistemik dan sistematik. Yang dimaksud dengan desain disini
adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan
strategi dan produk (Seels & Richey, 2000 dalam Bambang Warsito, 2008: 22).
Strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum, dan pada
tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul.
Desain didefinisikan sebagai “proses untuk menentukan kondisi belajar”
(Seels dan Richey, 1994: 32). Kawasan desain meliputi desain sistem
pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, karakteristik peserta didik.
Tujuan desain adalah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro,
seperti program dan kurikulum, dan pada tingkat mikro seperti pelajaran dan
modul.
Kawasan desain ini meliputi beberapa hal, yaitu: Perbedaan individu,
karakteristik siswa, strategi dan taktik pembelajaran, interaksi perlakuan, bakat,
dan desain pesan.

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 4
Teknologi Pembelajaran

B. LANGKAH-LANGKAH DALAM MENENTUKAN KAWASAN


DESAIN DALAM RISET TP
kawasan desain ini meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek,
yaitu: (1)desain sistem pembelajaran; (2) desain pesan; (3) strategi pembelajaran;
dan (4) karakteristik pembelajar.
1. Desain Sistem Pembelajaran
Desain sistem pembelajaran yaitu prosedur yang terorganisasi, meliputi:
1) Penganalisaan (proses perumusan apa yang akan dipelajari
2) Perancangan (proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya
3) Pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi
bahan-bahan pelajaran
4) Pelaksanaan dan aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi) dan
5) Penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran).
2. Desain Pesan
Desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari
pesan agar terjadikomunikasi antara pengirim dan penerima, dengan
memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya tangkap.
Fleming dan Levie membatasi pesan pada pola-pola isyarat, atau simbol
yang dapat memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psikomotor.
Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti: bahan visual,
urutan, halaman danlayar secara terpisah. Desain harus bersifat spesifik,
baik tentang media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung makna
bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda, bergantung pada jenis
medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi
keduanya(misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer). Juga apakah
tugas belajarnya tentang pembentukan konsep, pengembangan sikap,
pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan.
Ada tiga langkah pokok dalam mendesain pesan bila menggunakan
pendekatan system,yaitu: menentukan masalah, mengembangkan
alternative pemecahan masalah dan menilai pelaksanaan alternative yang

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 5
Teknologi Pembelajaran

dipilih untuk di revisi. Penyususnan rancangan pesandihubungkan dengan


pertemuan tatap muka untuk pencapaian tujuan belajar tertentu saja.
Langkah-langkah desain pesan pembelajaran menurut Jerrord E.
Kemp terdiri dari delapan langkah, yaitu:
1) Pertimbangkan dahulu tujuan program pendidikan diarahkan untuk
mecapai tujuan tersebut.3erdasarkan kurikulum, pilihlah topik-topik yang
akan diberikan, untuk masing-masing topik perlu dirumuskan tujuan
umum pengajarannya secara eksplisit
2) Pelajari Karakteristik Siswa
3) Rumusan tujuan belajar yang harus dicapai dengan menggunakan kriteria
tingkah laku yang dapat diamati dan diukur
4) Membuat daftar perincian isi pembelajaran yang dapat mendukung
tercapainya tujuan.
5) Mengembangkan alat ukur pendahuluan untuk menentukan latar belakang
siswa dan tingkatan pengetahuan siswa untuk topik yang akan diajarkan
6) Menentukan dan memilih kegiatan belajar mengajar dan sumber-sumber
pembelajaran yang akan digunakan untuk mengolah isi pengajaran
sehingga siswa dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan
7) Koordinasikan hal-hal yang dapat memberikan dukungan dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya, seperti dana,
ketenagaan, fasilitas, peralatan, dan jadwal untuk melaksanakaan kegitan
pembelajaran
8) Menilai belajar siswa dikaitkan dengan seberapa jauh mereka telah
mencapai tujuan pembelajaran dengan disertai pandagan bahwa rencana
yang sudah direncanakan perlu diperbaiki bila diperlukan berdasarkan
masukan atau feedback yang diperoleh dari pelaksanaan penilaian yang
telah dilakukan
3. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam dalam
suatu mata pelajaran (Seels / Richey). Teori tentang strategi pembelajaran

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 6
Teknologi Pembelajaran

meliputi situasi belajar dan komponen belajar/mengajar. Seorang desainer


menggunakan teori atau komponen strategi pembelajaran sebagai prinsip
teknologi pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu strategi
pembelajaran bergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar
yang dikehendaki. Dalam menerapkan strategi pembelajaran ada beberapa
komponen yang harus diperhatikan agar dalam kegiatan pembelajaran
tercapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Dick and Carey menyebutkan adanya 5 komponen strategi
pembelajaran yakni:
1) Kegiatan pembelajaran pendahuluan
2) Penyampaian informasi
3) Partisipasi siswa
4) Tes
5) Kegiatan lanjutam
Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Gagne and Briggs,
komponen dalam strategi pembelajaran adalah:
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian.
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.
4) Memberi stimulus (masalah, topik, konsep).
5) Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari).
6) Menimbulkan penampilan siswa.
7) Memberi umpan balik.
8) Menilai penampilan.
9) Menyimpulkan.
10) Karakteristik Pembelajar
Berdasarkan rumusan komponen strategi pembelajaran yang
dikemukakan para ahli secara garis besar dapat dikelompokkkan menjadi:
1) Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran mengurutkan
kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 7
Teknologi Pembelajaran

kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus


memulainya, menyajikannya dan menutup pelajaran.
 Sub komponen pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam
pembelajaran. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memberikan
motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa
mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan juga
mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siswa
sebelumnya dan berkaitan dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah
memberikan gambaran singkat tentang isi pelajaran, penjelasan
relevansi isis pelajaran baru, dan penjelasan tentang tujuan
pembelajaran.
 Sub komponen penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan
belajar mengajar. Dalam kegiatan ini pembelajar akan ditanamkan
pengetahuan baru dan pengetahuan yang telah dimiliki dikembangkan
pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi
pelajaran,memberikan contoh dan memberikan latihan yang
disesuaikan dengan materi pelajaran.
 Sub komponen penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan
kegiatan pembelajaran.Dilaksanakan untuk memberikan penegasan
atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran
yang telah diberikan.
2) Komponen kedua yaitu metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar
dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada pembelajar dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru harus dapat memilih
metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat
dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk
pelajaran yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan
menggunakan metode-metode pembelajaran mana yang akan digunakan

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 8
Teknologi Pembelajaran

dan disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan karakteristik


siswa. Macam-macam metode pembelajaran adalah:
 Metode ceramah
 Metode demonstrasi
 Metode simulasi
 Metode studi kasus
 Metode discover
 Metode diskusi
 Metode bermain peran
3) Komponen ketiga yaitu media yang digunakan.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Media dapat berbentuk orang/guru,
alat-alat elektronik, media cetak,dsb. Hal-hal yang harus dipertimbangkan
dalam memilih media adalah:
 Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
 Dukungan terhadap isi pelajaran
 Kemudahan memperoleh media
 Keterampilan guru dalam menggunakannya
 Ketersediaan waktu menggunakannya
 Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
4) Komponen keempat adalah waktu tatap muka.
Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam
menyelesaikan pembelajaran dan waktu yang digunakan pengajar dalam
menyampaikan informasi pembelajaran. sehingga proses pembelajaran
berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
5) Komponen kelima adalah pengelolaan kelas.
Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan
sosio-emosional. Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan
kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan saranaatau alat-alat lain, dan
ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional
meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 9
Teknologi Pembelajaran

hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal


agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar
4. Karakteristik Pembelajar
Analisis karakteristik pembelajar merupakan suatu pendekatan
psikologis dalam rangka menggambarkan keadaan pembelajar. Karakter
yang dimiki dapat berupa usia, jeniskelamin, tingkat pendidikan, tingkat
pengalaman, pengalaman yang relevan, persepsi,kebutuhan yang
dirasakan, dan berbagai kemugkinan yang lain terkait dengan pembelajar.
Karakteristik pembelajar yaitu aspek latar belakang pengalaman
pembelajar yangmempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya.
Karaketeristik pembelajar mencakup keadaan sosio-psiko-fisik
pembelajar. Secara psikologis, yang perlu mendapat perhatian dari
karakteristik pembelajar yaitu berkaitan dengan kemampuannya (ability),
baik yang bersifat potensial maupun kecakapan nyata dan kepribadiannya,
seperti, sikap, emosi, motivasi sertaaspek-aspek kepribadian lainnya.

C. ANALISIS KAWASAN DESAIN PADA RISET “PENERAPAN


KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PADA MATA
PELAJARAN BIOLOGI KELAS X”
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan profil
penerapan lima (5) kawasan teknologi pembelajaran pada pelajaran
Biologi di SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif.
Data diperoleh dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari teknik pengumpulan data
tersebut kemudian dilakukan triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran guru Biologi dan kegiatan guru
mata pelajaran Biologi di SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak
menerapkan lima (5) kawasan teknologi pembelajaran yang meliputi
kawasan desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan
pengelolaan dan kawasan penilaian.

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 10
Teknologi Pembelajaran

a. Karakteristik Siswa, Perbedaan Individu dan Bakat


Karakteristik pembelajar yaitu aspek latar belakang pengalaman
pembelajar yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya.
Karaketeristik pembelajar mencakup keadaan sosio-psiko-fisik pembelajar.
Secara psikologis, yang perlu mendapat perhatian dari karakteristik
pembelajar yaitu berkaitan dengan kemampuannya (ability), baik yang
bersifat potensial maupun kecakapan nyata dan kepribadiannya, seperti,
sikap, emosi, motivasi serta aspek-aspek kepribadian lainnya.
Analisis karakteristik pembelajar merupakan suatu pendekatan
psikologis dalam rangka menggambarkan keadaan pembelajar. Karakter
yang dimiki dapat berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat
pengalaman, pengalaman yang relevan, persepsi, kebutuhan yang
dirasakan, dan berbagai kemugkinan yang lain terkait dengan pembelajar.
Analisis karakteristik pembelajar merupakan titik awal dalam
mempreskripsikan strategi pembelajaran. Bila tidak, maka teori-teori dan
prinsip pembelajaran yang dikembangkan sama sekali tidak akan ada
gunakanya bagi pelaksanaan pembelajaran (Degeng, 1991 dalam Bambang
warsito 2008). Oleh karena itu, karakteristik pembelajar sebagai satu
fariabel yang paling berpengaruh dalam pengembangan strategi
pembelajaran (Reigeluth, 1983 dalam bambang Warsito 2008).
Dalam karakteristik peserta didik tentunya diiringi oleh perbedaan
individu, individual” menyangkut tentang variasi yang terjadi, baik variasi
pada aspek fisik dan psikilogis. Perbedaan Individual menurut Chaplin
(1995:244) adalah “sebarang sifat atau perbedaan kuantitatif dalam suatu
sifat, yang bisa membedakan satu individu dengan individu lainnya”.

b. Strategi, Taktik Pembelajaran dan Interaksi perlakuan


Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk manyeleksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu
pelajaran (Seels dan Richey, 1994: 34). Pengaplikasian suatu strategi

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 11
Teknologi Pembelajaran

pembelajaran tergantung pada situasi belajar, sifat materi, dan jenis belajar
yang dikehendaki (Prawiradilaga, 2012: 49).
Strategi pembelajaran yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam dalam
suatu mata pelajaran (Seels & Richey). Teori tentang strategi pembelajaran
meliputi situasi belajar dan komponen belajar/mengajar. Seorang desainer
menggunakan teori atau komponen strategi pembelajaran sebagai prinsip
teknologi pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu strategi
pembelajaran bergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar
yang dikehendaki.

c. Desain Pesan
Desain pesan meliputi “perencanaan untuk merekayasa bentuk
fisik dari pesan” (Grabowski dalam Seels dan Richey, 1994: 33). Desain
pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, mengenai bahan visual, urutan,
halaman, dan layar secara terpisah. Desain pesain bersifat spesifik, baik
tentang media maupun tugas belajarnya. (Prawiradilaga, 2012: 49).
Desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik
dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan
memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya tangkap.
Fleming dan Levie membatasi pesan pada pola-pola isyarat, atau simbol
yang dapat memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psikomotor.
Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti : bahan
visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah. Desain harus bersifat
spesifik, baik tentang media maupun tugas belajarnya. Hal ini
mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda,
bergantung pada jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau
kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer).
Juga apakah tugas belajarnya tentang pembentukan konsep,
pengembangan sikap, pengembangan keterampilan, strategi belajar atau
hafalan.

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 12
Teknologi Pembelajaran

Dalam penelitian ini desain pesan tergambar dalam kerangka


terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima pesan, ditunjukkan guru
dengan menyampaikan materi disertai pemberian motivasi, apersepsi,
penyampaian KKM dan penyiapan bahan visual yang disusun secara
berurutan.
d. Pembahasan
Pengamatan terhadap guru Biologi SMA Asisi pada kawasan
desain. Dalam kerangka menerapkan kawasan teknologi pembelajaran
dalam penelitian ini guru telah merencanakan desain pembelajaran,
melaksanakan pengembangan teori dan praktik teknologi pembelajaran,
melakukan pemanfaatan teknologi pembelajaran, mengelola pembelajaran
dan melakukan penilaian terhadap pebelajar.
Mencermati hasil strategi desain pembelajaran dan produk desain,
maka penelitian ini menunjukkan guru telah memiliki: program tahunan,
program semester, daftar hadir pebelajar, dokumen silabus, dokumen RPP,
jadwal pembelajaran, agenda pelaksanaan pembelajaran, penentuan KKM,
kalender pendidikan, daftar nilai, program remedial dan pengayaan serta
analisis ulangan harian. Tetapi, ia tidak memiliki modul sebagai produk
desain pembelajaran. Penelitian ini menunjukkan pelaksanaan prosedur
pembelajaran, guru memiliki analisis terhadap proses yang akan dipelajari,
menjabarkan cara untuk memperlajari materi, penyiapan slide powerpoint
dan menentukan pengembangan penilaian.
Dalam kerangka terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima
pesan, ditunjukkan guru dengan menyampaikan materi disertai pemberian
motivasi, apersepsi, penyampaian KKM dan penyiapan bahan visual yang
disusun secara berurutan. Dalam kerangka menciptakan strategi
pembelajaran, penelitian ini menunjukkan guru menentukan model
pembelajaran, menentukan strategi belajar dan membeikan pembelajaran
dengan salah satu tahapnya berupa elaborasi. Guru tidak mendata
kemampuan awal pebelajar sebagai bagian dari penciptaan pengalaman
belajar pebelajar.

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 13
Teknologi Pembelajaran

Dalam penelitian ini, sebanyak 32 pebelajar dalam satu kelas X


MIA diobserbasi. Pengamatan pebelajar untuk mencermati penerapan
kawasan desain dan pengembangan. Hasil pengamatan menunjukkan
aktivitas pebelajar yaitu: mendengarkan pemberian motivasi dan apersepsi
oleh guru, pebelajar melaksanakan pembelajaran menurut urutan peristiwa
belajar. Pada kawasan pengembangan, pebelajar mendapatkan buku paket
yang diterbitkan oleh penerbit, pebelajar memerhatikan slide powerpoint
yang dikembangkan oleh guru SMA Asisi. Pebelajar juga mengerjakan
LKS yang didesain dan dikembangkan oleh guru SMA Asisi.
Dengan teknik pengambilan data wawacara, penilitian ini
melakukan wawancara terhadap guru Biologi SMA Asisi dan kepala
sekolah serta pebelajar sebanyak tiga (3) orang yang merupakan
representasi dari kelas X MIA. Hasil wawacara tersebut sebagai berikut.
Penelitian ini menunjukan hasil wawancara terhadap guru Biologi SMA
Asisi untuk mencermati kawasan desain dan pengembangan. Guru telah
memiliki perangkat mengajar, menentukan KKM, mendesain LKS,
menentukan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi dan motivasi.
Guru juga mendesain proses pembelajaran menggunakan media
pebelajaran berupa gambar yang tersimpan dalam laptop.
Penelitian ini juga mewawancarai pebelajar. Hasil wawancara
untuk mencermati penerapan kawasan desain, pebelajar mendengarkan
pemberian motivasi berupa penjelasan awal dan apersepsi, guru SMA
Asisi mengurutkan peristiwa belajar dengan menyampaikan pendahuluan,
kegiatan inti dan penutup. Guru juga mendesain pengetahuan awal
pebelajar dengan mangajukan pertanyaan dan tes diakhir pembelajaran
untuk mengetahui penguasaan materi pebelajar.
Sedangkan, kegiatan pebelajar yang tercantum dalam RPP guru
Biologi SMA Asisi yang mencerminkan penerapan kawasan desain.
Penerapan kawasan desain pada penelitian ini, pebelajar melaksanakan
prosedur pembelajaran secara teroganisir terdiri dari kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, pebelajar

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 14
Teknologi Pembelajaran

mencatat penejelasan awal, pemberian motivasi dan apersepsi. Kegiatan


inti meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasikan
dan mengomunikasikan. Kegiatan penutup, pebelajar menjawab soal-soal
tes di akhir pembelajaran.
Secara ringkas, yang ditunjukan dalam penelitian ini dari
pengamatan, wawancara dan analisis RPP sebagai berikut. Guru Biologi
telah memenuhi kiteria dalam kawasan desain. Pada subkawasan desain
pembelajaran guru Biologi telah melaksanakan desain pembelajaran pada
tingkat makro dan mikro. Pada tingkat makro, guru Biologi telah memiliki
dokumen kurikulum sekolah dan silabus pembelajaran Biologi kelas X,
meski mengikuti kurikulum dan silabus dari pemangku kebijakan. Selain
itu, guru Biologi juga memiliki produk dan desain lainnya, misalnya
kalender pendidikan. Guru Biologi juga telah melakukan desain pesan dan
mengatur strategi pembelajaran dengan melaksanakan pendekatan saintifik
serta merancang penilaian terhadap pebelajar.Guru Biologi telah
mengembangkan media pembelajaran berupa powerpoint dan
mengembangkan sumber untuk belajar bagi pebelajar berupa lembar
kegiatan siswa (LKS).
Dalam memanfaatkan media pembelajaran, guru Biologi
memanfaatkan media pembelajaran berupa powerpoint tersebut untuk
disampaikan kepada pebelajar melalui LCD proyektor dan perangkat
mikroprosessor yang berupa laptop. Guru Biologi juga memanfaatkan
sumber belajar lain berupa buku paket pembelajaran Biologi tetapi buku
paket sebagai sumber belajar tersebut tidak dibuat atau diterbitkan oleh
guru Biologi bersangkutan. Selain itu, guru Biologi juga memanfaatkan
sumber untuk belajar lain dari pebelajar kelas X dalam diskusi kelompok.
Guru Biologi mengelola pembelajaran menggunakan lembar kegiatan
siswa (LKS) dan mengelola diskusi kelompok.
Guru memanfaatkan media pembelajaran berupa LKS dan
powerpoint. Guru memanfaatkan buku paket untuk menyediakan sumber
belajar. Guru memberikan proyek pembelajaran menggunakan LKS. Guru

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 15
Teknologi Pembelajaran

mengelola pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Dalam mengelola


pembelajaran guru Biologi telah melakukan perencanaan, pemantauan dan
pengendalian sistem pelayanan sumber.

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 16
Teknologi Pembelajaran

BAB III
PENUTUP

Guru Biologi telah mendesain pembelajaran pada tingkat makro berupa


kepemilikan program pembelajaran dan silabus yang disediakan oleh pemangku
kebijakan. Hal ini juga ditemukan Budin (2011) di SMPN Sungai Raya, namun
pada tingkat mikro guru SMA Asisi telah mendesain lembar kegiatan siswa (LKS)
dan mendesain powerpoint pembelajaran. Tetapi, keduanya belum mendesain
modul pembelajaran. Keduanya telah mendesain sistem pembelajaran, desain
pesan dan strategi pembelajaran. Kedua guru tersebut memiliki kesamaan berupa
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup serta memberikan motivasi dan apersepsi.
Guru SMA Asisi telah mendesain penilaian terhadap pebelajar. Perbedaannya
adalah pada metode, media dan sumber belajar.
Pada kawasan desain, penelitian ini telah mencakup setiap subkawasan
teknologi pembelajaran, terdapat desain sistem pembelajaran, desain pesan,
strategi pembelajaran, tetapi masih lemah dalam menentukan karakteristik
pebelajar.

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 17
Teknologi Pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Harjali.2000.Teknologi Pendidikan.Jakarta:PT Rineka Cipta

Prawiradilaga,Dewi Salma.2012.Wawasan Teknologi Pendidikan.Jakarta:


Kencana Prenada Media Group

Seels, Barbara B. & Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
Kawasannya. Terjemahan oleh Dewi S. Prawiradilaga, Raphael Raharjo
dan Yusufhadi Miarso. 1994. Jakarta: IPTPI.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Erisa Kurniati (17169006)


Ade Marta Putra (17169025) Page 18

Anda mungkin juga menyukai