Anda di halaman 1dari 12

SILABUS DAN KURIKULUM

“Makalah Ini Diusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tersetruktur


Mahasiswa Pada Mata Kuliah Pengembangan Silabus PAI”

Dosen Pengampu :
Dr. Budi Sukmawijaya, S.Sos.I., M.Pd.I.

Disusun Oleh :

Disusun Oleh:
Ramdan Permana S 18.03.3487
Mimin Rohimin 18.03.3466
Silfa Dair Mugoffir 18.03.3501

Mahasiswa Semester VI
Fakultas Tarbiyah Pendidikan Agama Islam
Institut Agama Islam Darussalam (IAID)
Ciamis – Jawa Barat
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas terstruktur dari
mata kuliah “Pengembangan Silabus PAI”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Ciamis, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3

A. Pengertian Silabus................................................................................ 3

B. Pengertian Kurikulum .......................................................................... 4

C. Landasan Yuridis Silabus dan Kurikulum............................................ 6

D. Relevansi Silabus dan Kurikulum ....................................................... 7

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak Indonesia merdeka tahun 1945, setidaknya kita telah mengenal 9
kurikulum yang lengkap, yaitu kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1974, 1984,
1994, 2004, dan terakhir 2006. Dari perspektif politis, pergantian kurikulum yang
melaju cepat itu erat kaitan dengan turbulensi di tanah air. Selama 12 tahun pada
1952-1964 kita menerapkan Kurikulum 1952. Waktu yang relatif singkat ini
terjadi karena kurang prioritasnya pendidikan. Selanjutnya Kurikulum 1964 yang
hanya diterapkan 4 tahun, dan beralih ke Kurikulum 1968 karena peralihan
kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru. Kurikulum 1968 diterapkan selama 7
tahun, kemudian muncul Kurikulum 1975 yang cukup komprehensif dari segi
pengembangan kurikulum. Kurikulum 1975 lahir sebagai implikasi atas
keterbukaan dan kerja sama politik dan ekonomi negara kita terhadap Blok Barat
setelah PKI tersingkir dari arena perpolitikan Indonesia. Kemudian, lahir
Kurikulum 1984 sebagai dampak hasil riset pendidikan, inovasi kurikulum, dan
pendidikan di Indonesia, serta perkembangan di negara-negara lain sejak awal
1970-an yang perlu ditampung dalam kurikulum baru.
Tren perkembangan baru dalam dunia global mendorong inovasi dalam
kurikulum. Maka lahir Kurikulum 1994 yang menekankan pendekatan
komunikatif dan belajar aktif siswa, serta penerapan matapelajaran berwawasan
teknologi di sekolah. Dalam kurun waktu 47 atau hampir 50 tahun sejak
kemerdekaan, dari Kurikulum 1947-1994, kita terkonsentrasi pada pengembangan
kurikulum berbasis materi atau pengetahuan (content-based curriculum
development), bukan pada kompetensi seperti sekarang.
Pergantian kurikulum selama 9 kali mensyaratkan bahwa kurikulum
memegang peranan strategis karena berkaitan dengan arah, isi, dan tujuan
pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

1
B. Rumusan Masalah
Dengan meilhat latar belakang masalah di atas, maka penulis mendapatkan
beberapa rumusan masalah.
1. Bagaimana pengertian silabus?
2. Bagaimana pengertian kurikulum?
3. Bagaimana landasan yuridis kurikum dan silabus?
4. Bagamaimana relevansi kurikulum dan silabus?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian silabus.
2. Untuk mengetahui pengertian kurikulum.
3. Untuk mengerahui landasan yuridis kurikulum dan silabus.
4. Untuk mengetahui relevansi kurikulum dan sialabus.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Roymond mengatakan, silabus adalah rumusan tujuan dan pokok isi mata ajar
atau program pengajaran yang meliputi satu mata ajar untuk diajarkan selama satu
semester.
Silabus sebagai Pola Dasar Kegiatan Belajar-Mengajar (PDKBM) atau
Garis-garis Besar Isi Program Pembelajaran (GBIPP) merupakan hasil atau
produk kegiatan pengembangan perencanaan pembelajaran. Menurut Lukmanul
Hakim, silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok, isi atau materi
pembelajaran, hasil penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ingin dicapai, serta pokok-pokok dan uraian materi
pembelajaran yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
Menurut Kurikulum 2013 Pengertian silabus  adalah rencana pembelajaran
pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/ bahan /alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Silabus merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil
belajar https://silabus.org/pengertian-silabus/
Dengan demikian, silabus pada dasarnya membahas kompetensi yang
harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar, materi pembelajaran yang perlu dibahas dan dipelajari
siswa untuk mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, kegiatan

3
pembelajaran yang seharusnya direncanakan oleh guru sehingga siswa mampu
berinteraksi dengan sumber-sumber belajar, indikator yang harus dirumuskan
untuk mengetahui ketercapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, dan
cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan indikator sebagai acuan
dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.
B. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum merupakan terjemahan dari
kata curriculum dalam bahasa Inggris, yang berarti “rencana pelajaran”. Kata
ini berasal dari kata Latin dari kata kerja, currere, yang berarti berlari cepat,
merambat, tergesa-gesa. Currere berasal dari kata cursus yang lazim di-
Indonesiakan menjadi “kursus”.
Secara semantik, kurikulum senantiasa terkait dengan aktivitas
pendidikan. Hal ini dinyatakan dengan jelas dalam UU No 20 Tahun 2003.
Kurikulum menurut undang-undang ini didefinisikan sebagai “seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.” Di sini terkandung dua komponen
utama: pertama, seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran; kedua, seperangkat pedoman mengenai cara penyelanggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dengan demikian, KTSP berisikan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai kompetensi yang dibakukan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional; dan seperangkat pedoman mengenai cara melaksanakan rencana tersebut
supaya siswa berhasil memiliki kompetensi yang diharapkan disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan daerah dan sekolah. Dalam KTSP kurikulum disusun
dan dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan.
Selain definisi kurikulum dalam UU Sisdiknas tersebut yang menjadi
patokan dalam proses pendidikan nasional, de facto, kita juga menemukan aneka
definisi dengan penekanan berbeda. VK Rao, misalnya, melihat kurikulum dari
aspek pengalaman belajar anak (experiences of children). Rao mengatakan,
kurikulum adalah “the sum total of all of the experiences provided or used by the

4
school in its education of children.” Menurut Rao, selalu ada hubungan antara
pengalaman belajar di sekolah dan di luar sekolah. Motivasi aktivitas belajar di
sekolah berhubungan dengan aktivitas lain di lingkungan sosial yang luas. Karena
itu, guru, orang tua, dan negara harus bekerja sama dan menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif agar pembentukan pribadi anak menjadi utuh. Kurikulum
yang efektif pertama-tama ditujukan kepada anak didik.
Pengertian kurikulum terkait pengalaman belajar ditegaskan oleh Robert
Doll. Doll menyatakan, “Commonly accepted definition of the curriculum has
changed from content of courses of study and list of subjects and courses to all
the experiences which are offered to learners under the auspices or direction of
the school.” Pengalaman belajar menjadi konsentrasi kegiatan di sekolah. Isi
materi bukan merupakan esensi kegiatan, tetapi pengalaman yang dilakukan untuk
memperoleh pengetahuan dan pemahaman, mengembangkan keterampilan, sikap,
penghargaan, dan nilai.
Hilda Taba, ahli pendidikan kajian sosial dan seorang di antara deretan
pakar kurikulum terbesar dewasa ini, memandang kurikulum secara berbeda.
Kurikulum ditinjau dari keluasan cakupannya. Kurikulum, lanjut Taba, berkenaan
dengan cakupan tujuan isi dan metode yang lebih luas atau umum, sedangkan
yang lebih sempit dan khusus menjadi tugas pengajaran guru di sekolah.
Kontribusi Taba adalah analisis struktur isi, pengembangan konsep, proses belajar
induktif, dan strategi pengajaran untuk membentuk pemikiran kritis siswa.
Gagasannya mengenai kurikulum menekankan dimensi continuum; kurikulum
terletak pada ujung tujuan umum atau jangka panjang, sedangkan pengajaran
tujuan khusus atau jangka pendek.
Semua pengertian kurikulum di atas sesungguhnya lebih akomodatif
terhadap tuntutan aktual dan kebutuhan belajar siswa. Tujuan universal
pendidikan adalah membentuk pola pikir dan mengubah perilaku, dan kurikulum
memegang kedudukan sentral demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan
pegangan tentang lingkup, urutan isi, dan proses pendidikan. Di samping itu,
kurikulum juga merupakan suatu bidang studi yang ditekuni oleh para ahli atau
spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan

5
landasan-landasan teoretis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi
pendidikan.
Jadi, secara umum, ada tiga konsep kurikulum: kurikulum sebagai
substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi. Sebagai substansi, kurikulum
dipandang sebagai “rencana” kegiatan belajar bagi siswa di sekolah, atau sebagai
perangkat tujuan yang ingin dicapai. Sebagai sistem, kurikulum merupakan
bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat.
Kurikulum sebagai bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan
bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.
C. Landasan Yuridis Silabus dan Kurikulum
Landasan yuridis adalah landasan hukum atau landasan undang-undang
yang dijadikan tempat berpijak atau dasar dari pengembangan kurikulum tersebut.
Oleh karena itu, kalau kita berbicara tentang landasan hukum, maka kita
berbicara tentang undang-undang yang dijadikan acuan pokok untuk
pengembangan kurikulum tersebut.
1. Landasan Yuridis Silabus
Landasan pengembangan silabus adalah Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17
Ayat (2) dan Pasal 20 yang berbunyi  sebagai berikut.
Pasal 17 (2) Sekolah  dan komite sekolah,  atau madrasah  dan komite
madrasah, mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
silabusnya  berdasarkan  kerangka dasar  kurikulum dan standar kompetensi 
lulusan,  di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung  jawab di
bidang  pendidikan  untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang
menangani urusan pemerintahan  di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan
MAK.
Pasal 20 Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar.

6
2. Landasan Yuridis Kurikulum
Dibawah ini tercantum beberapa landasan yuridis kurikulum pendidikan
sebagai berikut:
a. Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
D. Relevansi Silabus dan Kurikulum
Hubungan kurikulum dan silabus terlihat jelas dalam PP 19 tahun 2005
pasal 17 ayat 2 di atas. Di situ dikatakan bahwa pengembangan silabus
berdasarkan atas kerangka dasar kurikulum. Dengan demikian, silabus adalah
bagian dari kurikulum. Hal ini dipertegas oleh Sulistiyono dkk yang menyatakan
salah satu komponen kurikulum adalah silabus.
Silabus merupakan penjabaran kurikulum ke dalam materi pokok, kegiatan
pembelajaran, dan pengembangan penilaian. Kurikulum lebih luas dari silabus,
kurikulum dapat mencakup silabus akan tetapi silabus tidak dapat mencakup
kurikulum.
Dengan demikian, kurikulum, khususnya KTSP 2006 hanya berisi rencana
pembelajaran yang masih bersifat umum. Kurikulum nasional yang biasa disebut
Standar Isi hanya berisikan standar kompetensi  dan kompetensi dasar. Supaya
dapat dipakai sebagai pedoman bagi guru dalam mengelola pembelajaran,
kurikulum tersebut perlu dijabarkan atau dikembangkan menjadi silabus.

7
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Silabus pada dasarnya membahas kompetensi yang harus dicapai siswa
sesuai dengan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar, materi pembelajaran yang perlu dibahas dan dipelajari siswa untuk
mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, kegiatan pembelajaran
yang seharusnya direncanakan oleh guru sehingga siswa mampu berinteraksi
dengan sumber-sumber belajar, indikator yang harus dirumuskan untuk
mengetahui ketercapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, dan cara
mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan indikator sebagai acuan dalam
menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.
Kurikulum menurut undang-undang ini didefinisikan sebagai “seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.”
Landasan yuridis adalah landasan hukum atau landasan undang-undang
yang dijadikan tempat berpijak atau dasar dari pengembangan kurikulum tersebut.
Silabus merupakan penjabaran kurikulum ke dalam materi pokok, kegiatan
pembelajaran, dan pengembangan penilaian. Kurikulum lebih luas dari silabus,
kurikulum dapat mencakup silabus akan tetapi silabus tidak dapat mencakup
kurikulum.

8
DAFTAR PUSTAKA

S. Belen, Sejarah Kurikulum SD di Indonesia, dari Belajar Tradisional ke Belajar


Aktif, (Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementrian Pendidikan Nasional, 2010), hlm. 1.
Ibid. Tujuan pendidikan nasional terumus secara eksplisit dalam UU No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II Pasal 3.
[Benny Susetyo, Politik Pendidikan Penguasa (Yogyakarta: LkiS, 2005), hlm. 24.
Lih. UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I Pasal
1.
Standar Isi (SI) dijabarkan dengan lengkap dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No 22 Tahun 2006.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dijabarkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006.
VK Rao, Principles of Curriculum, (New Delhi: SB Ningia, 2008)
Gaudencio V. Aquino, Curriculum Planning for Better Schools, 2th edition,
(Philippines: Rex Book Store, 1998), hlm.718; diadaptasi dari Ronald C.
Doll, Curriculum Improvement: Decision Making and Process, 5th edition,
(Boston: Allyn and Bacon, 1982),
Richard J. Altenbaugh (ed.), Historical Dictionary of American Education, (USA:
Greenwood Press, 1999)
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Bagian I, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 94.
 http://afdalsy.files.wordpress.com/2008/04/kata-pengantar.pdf, diakses pada 2
Maret 2021 pukul 08:43
Roymond H Simamora, Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan, (Jakarta:
EGC, 2009)
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima,
2008), hlm. 173-175.
https://silabus.org/pengertian-silabus/ diakses pada 2 Maret 2021 pukul 08:43
Anung Haryono, “Penyusunan Silabus,” Manuskrip, Jakarta: Universitas
Indraprasta PGRI Jurusan P-IPS, 2011.

Anda mungkin juga menyukai